Tentang BuybackBuyback adalah sebuah aksi korporat dimana perusahaan membeli sendiri sahamnya.
Alasan pembelian macam macam tapi secara umum buyback dilakukan karena perusahaan menganggap harga sahamnya terlalu murah dan kurang dihargai pasar.
Buyback bisa menjadi indikasi bahwa sebuah saham bagus dan dijual dengan harga yang murah sehingga ada potensi tinggi di masa depan.
Kenapa bagus? Karena perusahaan sebagai pemilik tentu sudah mengetahui kondisi luar dalam sehingga membuat mereka berani membeli saham mereka sendiri.
Namun buyback biasanya dilakukan dalam periode yang cukup lama, bisa berbulan bulan. Penggunaan strategi buyback lebih cocok dilakukan investor dengan time frame panjang dan pembelian berkala.
Secara price action, jika terjadi buyback, price action akan membentuk sideways. Kenapa sideways? karena buyback biasanya dilakukan dengan mencicil bukan pembelian besar.
Kenapa dicicil?
Bayangkan anda memiliki uang 100 miliar untuk membeli saham perusahaan anda di pasar. Harga di pasar misal 1000 rupiah per lembar. Menurut anda ini terlalu murah karena saham ini harusnya dihargai setidaknya 1500
Dengan uang 100 milliar, anda dapat mengguncang pasar dan menarik minat investor lain membeli saham ini. Harga akan naik dan anda tidak bisa lagi membeli di harga murah.
Cara terbaik adalah membeli secara berkala.Pembelian secara berkala dalam rentang waktu lama ini lah yang membuat harga bergerak sideways atau mendatar.
Butuh kesabaran kuat untuk membeli saham yang mengalami buyback sehingga ini lebih cocok dilakukan oleh investor jangka panjang.
Pilihan lain adalah membeli saat breakout. Namun jika ini dilakukan, potensi keuntungan lebih sedikit karena harga sudah naik. Tapi dalam kasus ini anda tidak menunggu lama.
Semua punya kelebihan dan kekurangan.
Contoh buyback
Buyback yang pernah saya ikuti adalah saham HRUM. Awalnya saya sudah membeli di harga 900-1000. Namun seperti saya bilang, saham saham buyback bergerak sideways dalam waktu lama. Saya tidak sabar dan melepas harum dengan kerugian sangat sedikit.
Namun saya masih yakin akan prospek saham ini karena selain melakukan buyback, perusahaan ini juga sangat minim hutang dan berencana berekspansi ke nickel.
Setelah mencapai, di 1500an saya membeli lagi HRUM dengan 30% modal dan jual di 4000an.
Apa yang terjadi selanjutnya, HRUM menembus harga 10 ribu kalo tidak salah.
Dengan harga saham yang mencapai 10 ribu dan HRUM sudah melakukan buyback, tentunya HRUM bisa menjual saham hasil buyback ini atau yang kita sebut dengan saham treasury dengan harga tinggi. Ini lah salah satu keuntungan buyback bagi perusahaan.
berkaca dari kasus HRUM, kita akan melihat dampak dari buyback terhadap jumlah saham beredar dimana saham beredar adalah saham yang berada di pasar atau saham yang diperjual belikan.
Jika terjadi buyback, maka saham beredar akan berkurang. Sekarang mari kita gunakan salah satu indikator dalam Tradingview untuk mendeteksi jumlah saham beredar.
Caranya:
1.Buka chart
2.Masuk ke indikator fundamental
3.Pilih total saham beredar/Total common share outstanding
4.Pilih kuartal atau tahun
Jika jumlah saham beredar menurun, maka ini artinya ada buyback atau akumulasi oleh perusahaan pemilik saham.
Sekarang perhatikan chart HRUM.
Anda bisa lihat jika jumlah saham beredar menurun dari 2016 hingga 2020. Dari yang awalnya 13. 2 Miliar menjadi 12.6 miliar
Namun di 2021 akhir jumlah saham bertambah lagi menjadi 13 milliar lembar. Ini terjadi karena HRUM melakukan stock untuk membuat sahamnya menjadi lebih likuid atau lebih mudah dijual. (mungkin ingin menjual saham treasury nya)
Jadi buyback mampu membawa harga saham naik tapi dalam waktu yang cukup lama. Sekarang kembali ke profile resiko masing-masing saja. Jika anda membeli saham yang ada program buyback nya, kuatkah anda menunggu sampai buyback itu selesai?
Atau jika tidak kuat, ada baiknya menunggu saham tersebut breakout tentu dengan keuntungan yang lebih sedikit.
Tulisan selanjutnya akan menganalisa salah satu saham yang masih rugi dari awal pandemi sampai sekarang namun sudah melakukan buyback beberapa kali yang terdeteksi dari indikator jumlah saham beredar di Tradingview yang terus menurun
Atau dengan kata lain, meskipun perusahaannya merugi, manajemen malah membeli sahamnya sendiri.
Semoga tulisan ini membantu
Ide komunitas
TIPS MEMBUAT JURNAL TRADING YANG LEBIH PROFESIONALMelanjutkan ide saya sebelumnya yaitu “MEMBUAT TRADING PLAN UNTUK PEMULA (BAGIAN 1)” setelah kamu punya cukup gambaran tentang konsep atau aturan dasar dalam membuat trading plan selanjutnya kamu bisa mulai membuat jurnal trading khususnya jurnal untuk trading plan (bukan jurnal transaksi). Membuat jurnal trading sebenarnya opsional, kamu bisa membuatnya atau tidak tergantung prefrensi kamu namun dengan membuat jurnal trading ada beberapa kelebihan yang bisa kamu dapat seperti membuat trading plan kamu lebih terstruktur dan profesional serta nantinya kamu juga bisa membuat jurnal tersebut untuk bahan evaluasi dan mengukur progress hasil trading atau kemampuan analisamu.
Note: diatas adalah contoh jurnal trading plan yang aktif saya pakai, kamu bisa melihat contoh trading jurnal saya via Google Sheet disini bit.ly
LANGKAH MEMBUAT JURNAL TRADING PLAN
1. MEMILIH PLATFORM
Memilih platform atau app/software yang akan kamu gunakan adalah tahap awal dalam membuat jurnal trading. Ada banyak platform yang bisa kamu gunakan misal software spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Google Sheet namun jika kamu punya kemampuan programing tentu kamu bisa membuat app mu sendiri dari awal atau jika kamu cukup "malas" atau sibuk kamu juga bisa mendownload template jurnal trading plan yang banyak tersebar di internet. Disini kita hanya fokus menggunakan software spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Google Sheet, kamu bebas memilih mau menggunakan software yang mana karena pada dasarnya sama saja tapi saya secara personal menggunakan Google Sheet karena berbasis cloud sehingga bisa lebih mudah digunakan pada banyak perangkat atau kamu juga bisa menggunakan Microsoft Excel via Office 365 yang juga berbasis cloud namun berbayar.
Jika kamu ingin menggunakan Google Sheet kamu bisa buka disini bit.ly atau kamu juga bisa mendownload android app via playstore namun jauh lebih mudah kalau kamu menggunakan PC atau Laptop untuk tahap pembuatan dari awal daripada smartphone, saya hanya menggunakan smartphone sebagai viewer atau mengisi sedikit data jika terpaksa.
2. MENYUSUN DATA
Selanjutnya adalah menentukan data apa saja yang akan kamu tampilkan dalam jurnal trading-mu, tapi perlu kamu ingat disini kita hanya membuat jurnal untuk trading plan bukan jurnal transaksi sehingga kamu tidak perlu memasukan data pembelian. Ada cukup banyak opsi data yang bisa kamu tampilkan namun base data yang kamu perlukan antara lain:
Nama saham (code/ticker)
Harga entry, SL dan TP
Risk to Reward Ratio (opsional)
Harga saham (realtime)
Status trading plan (open, close, running .dll)
Pot. %G/L atau posisi persentase gain/loss
Strategi yang kamu pakai (opsional)
Tanggal open dan close (opsional)
Tips: semua data diatas kamu bisa singkronisasikan dengan “formula” sehingga bisa berjalan semi-otomatis kemudian untuk data saham-saham indonesia seperti harga saham kamu bisa mengambil data menggunakan formula “GOOGLEFINANCE” dengan formula “GOOGLEFINANCE” kamu bisa seluruh data saham indonesia mulai dari data fundamental seperti net income, EPS, PER .dll sampai data teknikal seperti OHLC saham bahkan kamu bisa membuat membuat chart saham sendiri. Untuk melihat formula google finance secara lengkap kamu bisa cek disini bit.ly
3. MEMBUAT FORMULA DAN MENGATUR TAMPILAN
Ini adalah tahap yang paling seru karena disini kamu akan menentukan bagaimana tampilan trading jurnal kamu. Back to the topic, kamu bisa memulai dengan membuat base data seperti ini namun kembali lagi ini sangat tergantung prefrensimu, kamu bebas membuatnya seperti apa, be creative!
Setelah kamu memiliki base data, selanjutnya kamu bisa memasukan formula atau fitur lain seperti dropdown list, format bersyarat .dll untuk dropdown list saya gunakan untuk menampilkan status trading plan seperti OPEN , RUNNING , HIT TP/SL , MANUAL TP/SL , WAIT , CLOSE BEP dan PLAN CLOSE dan strategi trading yang saya gunakan seperti SD (Supply Demand) , FR (Fibonacci Retracement) , VV (Volume and Volatility) , Market Structure (MS) dan TI (Technical Indicator) sedangkan untuk format bersyarat saya gunakan untuk menunjukan warna yang berbeda untuk tiap status trading plan dan posisi gain/loss sehingga memudahkan untuk dilihat dan membuat jurnal kamu lebih "eye catching" untuk langkahnya detailnya tidak akan saya jelaskan disini kamu bisa browsing google atau youtube, caranya simpel kok!
Tips: kamu bebas menggunakan istilah apapun yang kamu rasa cocok seperti status trading plan saya gunakan istilah RUNNING untuk menandakan trading plan sudah tereksekusi dan sedang berjalan, kamu bisa mengganti dengan istilah lain. Begitu juga dengan warna format bersyarat dan istilah strategi yang kamu pakai, kamu bebas menentukan ingin seperti apa atau bahkan memilih tidak menggunakannya sama sekali.
Tips: bagian strategi ini salah satu bagian yang penting karena kamu bisa mengukur strategi mana yang paling profitable buat mu, kamu bisa mulai mensortir beberapa strategi utama yang akan kamu gunakan dan mulai konsisten menggunakannya.
Selanjutnya kamu tinggal memasukan formula, langkah ini tergantung seberapa rumit jurnal yang kamu buat namun disini saya akan mencoba mencontohkan yang dasar. Sisanya kamu bisa browing google atau youtube lagi, ada banyak formula yang bisa membuat jurnal tradingmu menjadi sangat berguna dan menarik disana. Bedasarkan base data diatas yang wajib kamu beri formula yaitu harga saham (realtime) dan Pot. %G/L sisanya kamu perlu isi secara manual saja. Contoh formulanya saya jelaskan dibawah:
Harga saham (realtime) =GOOGLEFINANCE("A1";"price") A1 merupakan sel yang berisi nama saham (code/ticker). Namun perlu kamu ingat kadang ada nama saham (code/ticker) yang juga ada dibursa luar sehingga harga sahamnya tidak sesuai sehingga untuk saham yang seperti itu kamu perlu merubah formulanya menjadi =GOOGLEFINANCE("IDX:TRIS";"price") IDX merupakan kode Bursa Efek Indonesia.
Tips: setelah kamu menerapkan formula diatas untuk keseluruhan kolom, kamu bisa menambahkan formulanya menjadi =IF(ISBLANK(A1);"";GOOGLEFINANCE("A1";"price")) sehingga harga saham tidak menjadi #N/A ketika kamu belum mengisi nama saham (code/ticker)
Untuk Pot. %G/L atau posisi profit atau loss secara realtime trading plan-mu dalam persen, kamu bisa menggunakan rumus (harga sekarang - harga beli) / harga bel i sehingga jika sesuai base data sebelumnya formulanya menjadi =(F3-B3)/B3
Terakhir, kamu bisa menambahkan chart apapun mulai dari bar, circle atau line sesuai prefrensi kamu namun sebelumnya kamu perlu mengisi datamu terlebih dahulu minimal sampai 5-10 baris sehingga chart-mu nantinya tidak kosong karena belum memiliki data. Selanjutnya kamu bisa melakukan revisi berkala sembari berjalan menyesuaikan ide baru yang datang dan ilmu spreadsheet baru yang kamu dapat.
Tips: walaupun ini hanya untuk jurnal trading plan namun kamu juga bisa menambahkan data lain seperti jumlah pembelian dan Pot. G/L dalam rupiah untuk membuat jurnal transaksi sehingga kamu bisa melihat performa trading kamu dengan lebih detail dan tentunya membuat trading-mu menjadi lebih profesional mengingat data trading summary yang disediakan app OTS sekuritas rata-rata tidak detail.
Note: setelah semua selesai yang kamu perlukan adalah konsistensi mengisinya, ini tahap yang paling paling paling sulit tapi saya yakin kamu pasti bisa. Ingat kalau kamu ingin hasil yang konsisten action-mu juga harus konsisten, semangat!
Non Cyclical dan Relative StrengthSektor non cyclical adalah adalah sektor dimana produk dari perusahaan ini biasanya dibutuhkan baik saat ekonomi berekspansi atau berkontraksi.
Pertumbuhan sektor ini juga cenderung lambat atau defensif sehingga cocok untuk trader atau investor yang konservatif.
Produk-produk dari sektor ini biasanya berupa makanan, minuman atau kebutuhan rumah tangga dan dan kebutuhan pokok.
Beberapa contoh saham-saham sektor ini adalah UNVR, MYOR, ICBP,AMRT.
Mengingat saat ini kondisi ekonomi sedang berkontraksi karena naiknya inflasi yang melebihi target, maka sektor ini bisa dijadikan pilihan menarik mengingat sifatnya yang defensif.
Dalam analisa kali ini, 3 saham dari sektor ini akan dipilih dan dibandingkan untuk kemudian dipilih satu saja
Pembanding akan menggunakan:
Chart dari sektor, UNVR, ICBP dan MYOR (4 chart yang kemudian dijadikan satu)
Indikator custom dari Tradingview yaitu Mansfield relative strength
Mansfield relative strength sendiri adalah sebuah indikator yang membandingkan sesama aset atau indeks pasar yang disarankan penggunaanya pada timeframe mingguan.
Indikator ini menggunakan batas 0 sebagai acuan dimana jika sebuah aset melewati titik 0, maka trend aset itu bisa dikatakan kuat atau outperform. Namun jika trend sebuah aset berada dibawah 0 atau minus, maka trend dari aset itu lemah.
Jika dianalogikan, dengan balap kuda, maka indikator ini membantu anda memilih kuda dengan lari tercepat atau kuda yang berada paling depan.
Berikut adalah chart mingguan sektor Non cyclical dengan indikator Mansfield relative strength dari MYOR, ICBP dan UNVR.
Seperti bisa dilihat sektor non cyclical berada dalam koreksi dari minor rallynya yang belum mampu menembus resistance.
Di bagian Relative strength, terdapat 3 garis: UNVR merah, ICBP Hijau dan MYOR hijau. Garis hitam adalah garis 0 sehingga trend dikatakan kuat jika posisi Relative strength ada di atas garis ini.
Dari 3 saham tersebut, hanya MYOR yang berada di atas garis 0 atau tepatnya di 0.6853. Sedangkan ICBP dan MYOR masih berada di bawah garis 0 atau minus.
Dengan ini , maka pilihan jatuh kepada MYOR. Analisa selanjutnya adalah analisa lanjutan dari MYOR.
Psikologi Trading: Sunk Cost fallacyBayangkan anda menjadi seorang direktur perusahaan pembuat pesawat dimana anda diberikan dana sebesar 10 juta USD untuk membuat sebuah pesawat yang tidak terdeteksi radar atau dengan kata lain, pesawat siluman.
30% dana sudah digunakan namun ternyata perusahaan saingan sudah selesai membuat pesawat siluman dimana pesawat mereka ternyata lebih cepat dan lebih irit dibanding pesawat rancangan perusahaan anda.
Menurut perhitungan tim anda, sangat susah mengalahkan pesawat tersebut mengingat pesawat tersebut lebih baik, lebih murah dan sudah dipasarkan terlebih dahulu.
Pertanyaanya. Maukah anda menghabiskan sisa dana anda untuk melanjutkan pembuatan pesawat siluman anda?
Lebih dari 80% responden menjawab MAU. Mereka akan menghabiskan sisa dana untuk melanjutkan pembuatan pesawat tersebut meskipun pesawat lain ternyata jauh lebih baik dan sudah dipasarkan.
Sekarang skenario berubah.
Bayangkan anda baru ditunjuk menjadi direktur sebuah perusahaan pembuat pesawat. Sebelum anda menjabat, proyek pembuatan pesawat siluman sudah berjalan dan sudah menghabiskan 30% dana. Salah satu karyawan anda mengatakan bahwa proyek ini sebaiknya dilanjutkan dengan menggunakan sisa dana yang ada. Namun menurut perhitungan dan data data yang disediakan, sangat susah dan hampir tidak mungkin membuat pesawat yang jauh lebih baik dan bersaing dalam penjualan dengan kompetitor perusahaan anda. Ditambah lagi perusahaan saingan sudah memasarkan pesawat mereka.
Sebagai direktur maukah anda menggunakan sisa dana untuk menyelesaikan proyek tersebut?Hampir 80% responden mengatakan bahwa mereka tidak mau mengikuti saran bawahan mereka untuk menghabiskan dana tersebut. Pertanyaan nya sama, namun kenapa keputusan yang dihasilkan justru berbeda?
Semua ini karena sudut pandang. Di cerita pertama anda adalah direktur yang memulai proyek tersebut. anda menghabiskan waktu, uang dan tenaga untuk proyek tersebut sehingga jika anda menghentikan proyek tersebut, semua usaha anda sia sia.
Di cerita kedua, anda bukan lah direktur yang memulai proyek tersebut. anda hanya seorang direktur yang baru menjabat. anda tidak menghabiskan dana, tenaga dan waktu sebagaimana direktur di cerita pertama. Ini membuat anda lebih objektif dalam mengambil keputusan mengingat anda tidak memiliki ikatan emosional dalam proyek tersebut.
Dalam hal ini, direktur di cerita pertama mengalami salah satu bias dalam psikologi yang disebut Sunk Cost fallacy.
Contoh lain adalah saat anda membeli sebuah makanan namun setelah dimakan rasanya tidak enak. Tapi karena sudah mengeluarkan uang untuk menghabiskan makanan tersebut, anda memaksakan diri untuk makan.
Dalam kasus investasi, sunk cost fallacy merujuk pada keadaan dimana seseorang tetap setia pada suatu saham meskipun tesisnya sudah berubah.
Kesetian ini diakibatkan oleh banyak nya tenaga dan waktu yang sudah dikeluarkan untuk menganalisa saham ini dan semua tenaga dan waktu tidak ingin terbuang sia sia. Ini mirip dengan keadaan dimana anda sudah menjalin hubungan lama dengan pasangan anda namun pada titik tertentu si pasangan ternyata ketahuan selingkuh beberapa kali dan sifatnya sudah jauh berubah.
Merasa bahwa anda sudah terlalu bersama menghabiskan waktu bersama pasangan anda ini, anda tetap mau melanjutkan hubungan ini meskipun anda harus menahan sakit hati.Dengan kata lain, sunk cost fallacy bisa dikatakan sebagai “bucin” dalam dunia investasi ataupun trading.
Tentang InflasiIbu budi hendak membeli kebutuhan pokok di warung dekat rumah. Dia benar benar memperhitungkan apa yang akan dibeli dan memastikan hanya membeli apa yang penting saja.
Ini karena belakangan ini harga harga barang dan jasa rata-rata naik.Kenaikan ini disebut dengan inflasi.
Akibat inflasi, ibu budi jadi berbelanja lebih sedikit. Sekali lagi ini karena harga rata rata naik.
Ini baru satu ibu budi, masih banyak ibu-ibu lain, terutama di ekonomi menengah ke bawah yang berbelanja lebih sedikit akibat adanya inflasi.
Akibat menurunya daya belanja masyarakat, produsen barang dan jasa juga terpengaruh. Karena sedikit yang berbelanja, pendapatan jadi menurun. Pendapatan menurun, laba pun ikut turun.
Sekarang mari kita beralih ke pak Andi seorang fund manager atau manajer investasi.
Sebagai manajer investasi, pak Andi dan timnya mengelola dana ratusan miliar atau mungkin triliunan.
Melihat inflasi yang tinggi, seperti cerita di atas, Pak Andi dan timnya memproyeksikan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan maupun laba. Maka atas dasar ini, pak Andi memutuskan untuk menjual beberapa saham saham yang dia miliki.
Transaksi yang dilakukan pak Andi bukan lagi bernilai jutaan, tapi miliaran.
Saat pak Andi menjual sahamnya sebanyak miliaran atau puluhan miliar, ini tentu sangat mempengaruhi pergerakan harga.
Sekarang bayangkan jika ada manajer investasi lain yang berpikir seperti pak Andi. Apa yang terjadi? Tentu saja akan ada tekanan jual yang lebih kuat dari pemilik atau pengelola dana besar yang membuat indeks terkoreksi dalam.
Dari pak Andi kita beralih ke Toni. Toni adalah trader retail dengan dana mungkin masih puluhan atau ratusan juta.
Saat Toni melihat chart indeks, Toni yakin bahwa indeks akan mengalami koreksi karena harga yang turun menembus support. Guna mengamankan diri, Toni memutuskan menjual rugi.
Sekarang bayangkan ada ribuan trader seperti Toni yang melakukan jual rugi. Apa yang terjadi? Tekanan jual bertambah kuat lagi.
Dari sini terlihat bagaimana inflasi membuat indeks terkoreksi. Sebenarnya yang membuat indeks terkoreksi bukanlah inflasi. Tapi antisipasi dari inflasi yaitu penurunan pendapatan Dan laba perusahaan di masa depan akibat kenaikan harga. Kenaikan harga kemudian menurunkan daya beli masyarakat.
Inflasi Indonesia sendiri terakhir dilaporkan mencapai 4.35%. Atau dengan kata lain, harga secara rata-rata naik 4.35%.
Negara-negara lain dilaporkan juga mengalami inflasi namun hanya beberapa negara yang mengalami inflasi hingga dua digit seperti Turki yang mencapai 73.5% atau yang disebut hiperinflasi. Untuk memahami apa itu hiperinflasi, mari kita ke salah satu negara Afrika yang mengalami hiperinflasi bertahun-tahun yaitu Zimbabwe.
Hiperinflasi Zimbabwe
Pada tahun 1980 Zimbabwe memperoleh kemerdekaannya dan penguasa pertamanya adalah Robert Mugabe dimana kekuasaan ini dikatakan diraih dengan intimasi dan kekuatan militer.
Mugabe bisa dikatakan miss manage atau salah kelola dalam mengelola Zimbabwe dimana salah satu keputusannya yang paling kontroversial adalah menyita seluruh aset milik ras kulit putih untuk dibagikan kepada ras kulit hitam, atau warga asli Zimbabwe. Mugabe beralasan aset tersebut sebenarnya adalah aset dari warga kulit hitam yang diambil saat masa penjajahan.
Tindakan ini berdampak pada sanksi internasional dan yang paling parah, Ekonomi Zimbabwe melemah hampir 30%. Pelemahan ini terjadi karena orang orang kulit hitam yang mengelola aset dari orang kulit putih tidak mampu mengelola aset tersebut.
Akibat ketidakmampuan mengelola aset, alih mendapatkan uang dari aset tersebut, aset tersebut, aset tersebut malah dijual untuk mendapatkan uang. Maka secara garis besar, yang terjadi akibat ketidakmampuan pengelolaan aset adalah:
1.Produksi menurun.
2.Barang semakin sedikit
3.Harga mulai naik (karena barang sedikit)
4.Terjadi panic buying karena jumlah barang sedikit
5.Panic buying menyebabkan harga semakin naik
6.Pemerintah mengatasi dengan mencetak uang lebih banyak lagi
Beredarnya uang yang lebih banyak diiringi produksi yang menurun (barang yang lebih sedikit) inilah menyebabkan terjadi hiperinflasi mencapai 50% lebih.
Logikanya, barang semakin sedikit, uang semakin banyak, maka orang orang lebih rela membayar dengan harga mahal.`
Berikut adalah perbandingan inflasi Zimbabwe, Amerika dan Indonesia
Dari gambar diatas,inflasi terakhir Indonesia adalah 4.35%, Amerika 8.6% dan Zimbabwe 191.6%
Salah satu akibat dari hiperinflasi di Zimbabwe adalah banyaknya jumlah 0 dalam selembar mata uang Zimbabwe
Sebenarnya hiperinflasi tidak sederhana ini, masih banyak faktor lain yang patut diperhitungkan. Namun ini adalah penjelasan hiperinflasi secara sederhana.
Semoga tulisan ini sedikit mencerahkan tentang hiperinflasi serta inflasi dan dampaknya terhadap ekonomi, dan bursa saham.
Psikologi Kinerja Trading: Bagian 1Semakin besar kesulitannya, semakin besar kebanggaan dalam mengatasinya. Pilot yang terampil mendapatkan reputasi mereka dari badai dan topan.
- Epictetus.
Hei semuanya 👋
Minggu ini, kami rasa akan menjadi menarik untuk membahasa topik yang jarang diperbincangkan: psikologi kinerja - dan membahas bagaimana ini berhubungan dengan Trading. Secara spesifik, kami akan mengacu pada pertanyaan berikut ini: Apa yang sebenarnya mendorong kinerja yang lebih baik dari satu trader ke trader lainnya?
Dari sudut pandang proses, terdapat banyak hal yang dapat diambil oleh calon trader dari disiplin kinerja lainnya (seperti olahraga) untuk lebih memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Mari kita bahas!
Waktu adalah elemen umum untuk keahlian ⏰
Penguasaan dibangun dari waktu ke waktu. Pertama melalui eksplorasi, kemudian membangun pengetahuan, kemudian praktik yang terstruktur dengan baik.
Untuk menginvestasikan banyak waktu dan usaha yang diperlukan untuk penguasaan, seorang individu biasanya terikat secara emosional dengan bidangnya, menciptakan hubungan jangka panjang.
Hadir di hampir semua pedagang dengan kinerja sangat tinggi adalah cinta intrinsik yang melekat pada perdagangan itu sendiri. Ini berarti kecintaan untuk menganalisis chart, bekerja dengan strategi, melihat pasar, dan mencoba menyatukan potongan-potongan di otak seseorang. Dalam hal ini - Trading bukanlah pekerjaan, ini adalah KEAHLIAN . Jika anda hanya menyukai status, gaya hidup, atau pendapatan, maka kemungkinan besar anda tidak akan mencapai tingkat tertinggi profesi yang sebenarnya. Trader dengan kinerja tertinggi menghabiskan berjam-jam mengerjakan trade mereka; bukan karena mereka INGIN, tapi karena mereka CINTA.
Menemukan keunikan ❤️
Orang-orang hebat tidak menjadi hebat dengan bekerja keras; mereka bekerja keras karena mereka menemukan keunikan yang pas: bidang yang menangkap bakat, minat, dan imajinasi mereka. Pelempar terbaik di dunia mungkin bisa menjadi pemukul yang buruk.
Jika anda berada di awal perjalanan (atau tersesat), sesuatu yang perlu dipertimbangkan adalah mencoba menemukan keunikan yang benar-benar sesuai dengan anda. Banyak kepentingan ditempatkan pada keunikan dalam profesi lain dan secara institusional dalam keuangan, misalnya rumah sakit dan bank memiliki program rotasi untuk mengekspos pendatang baru ke berbagai jenis pengalaman.
Lalu mengapa, pedagang individu tidak melakukan ini? Cara yang bagus untuk memusatkan pemikiran anda adalah dengan membuat program rotasi untuk diri anda sendiri. Berikut adalah daftar kelas aset & gaya trading paling populer. Cari di google, atau cari ide di sini di TradingView, dan lihat apa yang paling anda sukai. Siapkan diri anda untuk penguasaan jangka panjang dengan benar-benar temukan sesuatu yang anda sukai setiap hari.
Kelas Aset Likuid:
-Saham
-Mata Uang
-Mata Uang Crypto
-Kontrak Berjangka
-Pendapatan Tetap
-Volatilitas
Gaya Trading (Kerangka Waktu)
-Intrahari - menahan posisi dalam detik hingga jam
-Swing - menahan posisi dalam hari hingga minggu
-Position Trading - menahan posisi dalam minggu hingga bulan
Gaya trading mana yang cocok dengan tempramental anda? Topik apa yang anda sukai untuk dipelajari?
Proses Belajar ✅
Dalam trading dan kehidupan, kita sering mendengar bahwa "Latihan menciptakan kesempurnaan". Pepatah yang lebih baik mungkin "Latihan yang sempurna menciptakan kesempurnaan". Bagaimana waktu latihan terstruktur membuat perbedaan antara pemain yang memiliki pengalaman lima tahun dan seseorang yang memiliki pengalaman satu tahun yang diulang lima kali. Jadi; bagaimana seharusnya anda menyusun latihan anda?
Dalam psikologi kinerja, terdapat sebuah konsep yang dikenal sebagai "mengulang pelajaran". Ini memiliki tiga bagian.
Kinerja -> Saran -> Pembelajaran (ulangi).
Ini sangat penting, karena saran adalah kunci untuk peningkatan. Trading adalah olahraga solo, yang berarti menemukan bagaimana menggabungkan proses dalam memberi masukan yang dapat memberikan cerminan tentu saja menjadi hal yang penting.
P/L adalah saran atau masukan, namun mungkin ada beberapa masalah dengannya sebagai mekanisme saran anda. Bahkan trader terbaik yang melakukan perdagangan dengan tampilan terbaik dapat berada di sisi berlawanan dari varians pada hari-hari tertentu. Proses adalah raja. Dapatkan saran dari kinerja anda yang tidak ada hubungannya dengan P/L sehingga anda dapat melacak masukan untuk pengambilan keputusan anda. Beberapa trader membuat catatan, beberapa merekam layar mereka, dan beberapa mencatat data yang tidak terkait P/L (jam tidur, hidrasi, suasana hati, dll).
(kami memiliki fitur catatan yang dapat dibuat ke dalam chart yang dapat anda gunakan untuk tujuan ini.)
Jika anda mengumpulkan semua hal ini untuk menciptakan rencana dalam membangun penguasaan, itu seharusnya terlihat seperti ini:
1.) Temukan apa yang benar-benar anda sukai tentang trading
2.) Jelajahi lebih mendalam
3.) Bertahan dengan itu dengan melewati jangka waktu dan biarkan pikiran anda memotivasi anda melewati pasang surut
4.) Susun kinerja anda melalui waktu itu sedemikian rupa sehingga anda dapat menghasilkan saran atau masukan untuk diri anda sendiri
5.) Gabungkan saran itu untuk terus meningkatkan proses anda. Biarkan pembelajaran berulang menjadi mesin untuk performa jangka panjang anda.
Semoga anda menikmati bacaan ini, dan tetaplah aman di luar sana!
- Tim TradingView
BELAJAR DARI KASUS AKSI KORPORASI RIGHT ISSUE ESTABeberapa hari terakhir ini saya lihat forum atau grup saham entah itu stream Stockbit, Facebook sampai Telegram banyak yang ramai membahas saham ESTA ternyata banyak yang bingung, marah sampai lempar sumpah serapah karena tiba-tiba saham ESTA yang dia pegang minus sampai 50-70% (tergantung average). Sedih dan heran juga kok sampai begitu, entah karena memang tidak tahu tentang right issue atau tidak terlalu peduli dengan aksi aksi korporasi perusahaan. Disini saya bakal coba menjelaskan apa yang sedang terjadi sehingga bisa memberi sedikit pencerahan untuk yang belum paham dan langkah apa yang harus kamu lakukan kalau ternyata kamu sudah terlanjur basah, floating loss.
Apasih Right Issue (RI) itu? Pertama kita mulai dari sini dulu, sederhananya RI adalah aksi korporasi yang berguna untuk menghimpun dana (lagi) dari pasar sama seperti waktu IPO dulu, caranya dengan menerbitkan saham baru yang nantinya akan dilepas ke publik dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) jika investor lama diberi kesempatan untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan atau Private Placement jika saham yang akan diterbitkan akan dilepas secara langsung ke investor baru yang ditunjuk perusahaan. Tujuan RI ini bermacam-macam mulai dari yang paling baik untuk ekspansi bisnis, akuisisi atau modal kerja sampai yang paling buruk yaitu untuk membayar hutang, kamu wajib membaca prospektus RI untuk mencari tahu tujuan emiten tersebut RI untuk apa.
Jika RI melalui skema HMETD nantinya kamu akan mendapatkan right atau hak (ESTA-R) dengan jumlah sesuai dengan rasio saham baru : lama yang nantinya bisa kamu tukar dengan saham induk dengan membayar sesuai harga exercise, tapi bagaimana kalau saya tidak menebus saham barunya? Bisa, tapi persentase kepemilikanmu akan terdilusi karena jumlah saham yang beredar semakin banyak, tapi tidak perlu khawatir kalau kamu trader atau investor biasa kamu tidak terlalu membutuhkan itu lagipula persentase kepemilikanmu seharusnya juga hanya 0,000 sekian %, persentase kepemilikan berguna salah satunya untuk suara voting menentukan langkah perusahaan .dll jadi sangat penting untuk pemegang saham pengendali (PSP).
Tips: kamu bisa memanfaatkan aksi korporasi RI untuk trading, umumnya saham yang akan melaksanakan RI cenderung akan naik hingga RI berlangsung seperti ESTA yang naik sekitar 700% sejak awal tahun. Namun kembali lagi naik atau tidaknya sangat tergantung dengan tujuan dibalik RI dan kepentingan perusahaan atau kepentingan market maker a.k.a bandar jadi tidak akan selalu naik.
BACK TO TOPIC, KENAPA SAHAM ESTA BISA TURUN 65% DALAM SEHARI?
Jawabannya karena adjustment atau penyesuaian harga ke harga teoritis RI. Harga teoritis itu adalah harga yang terbentuk setelah perusahaan melakukan RI, dihitung dari harga sebelum RI yaitu closing harga pada saat cum date kemudian disesuaikan dengan rasio penerbitan saham baru. Nah harga teoritis ini mulai berlaku saat ex date makanya saat ex date harga saham ESTA terlihat turun 65% lebih. Ini sebabnya kamu harus memperhatikan jadwal aksi korporasi yang sedang berlangsung jangan sampai karena kamu malas atau acuh malah bisa membuat kamu repot nantinya. Contoh saham ESTA, detail RI nya saya cantumkan dibawah:
Rasio: 13 (lama) : 33 (baru)
Harga exercise: Rp 100
Cum date: 17/06/2022
Ex Date: 20/06/2022
Recording Date: 21/06/2022
Trading Start: 23/06/2022
Trading End: 29/06/2022
Subscription Date: 29/06/2022
Harga closing cum date (17/06/2022): Rp 1450
Jadi kenapa harga saham ESTA bisa turun dari harga 1450 ke 482 dalam sehari? Seperti yang sudah ku jelaskan tadi bahwa penurunannya bukan karena crash atau ada aksi sell off melainkan karena adjustment harga ke harga teoritis RI, perhitungannya seperti ini:
HARGA TEORITIS RIGHT ISSUE = ((rasio saham lama x harga closing cum date) + (rasio saham baru x harga exercise)) / (rasio saham lama + rasio saham baru) jadi ((13 x 1450) + (33x100)) / (13 + 33) = 482
Nah dari sini seharunya kamu sudah paham kenapa ESTA bisa turun ke harga 482 saat ex date tapi mungkin kamu masih bingung, berarti saya rugi? Jawabannya bisa iya bisa tidak, ingat sesuai penjelasan saya diatas nantinya kamu akan mendapat right/hak yaitu ESTA-R yang bisa kamu tukarkan dengan saham baru jika kamu mau tapi kalau kamu tidak mau entah karena sudah tidak punya uang atau karena alasan apapun kamu juga bisa menjual right/hak (ESTA-R) yang kamu punya pada orang lain. Mari kita coba 2 sekenario tersebut, jika kamu tukarkan saham baru atau jika kamu jual ESTA-R nya. Tapi perhitungan ini sangat bergantung dengan average saham ESTA yang kamu punya, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya, soal ini nanti balik lagi ke market tapi disini kita anggap harga ESTA stabil pada harga teoritis di 482 (walaupun sekarang sudah turun cukup jauh) sedangkan harga ESTA-R kita gunakan harga teori juga yaitu didapat dari harga teoritis - harga exercise jadi 482 - 100 = 382
Misal kamu punya saham ESTA dengan average Rp 1000 dengan jumlah 100 lot jadi total saham ESTA yang kamu punya Rp 10.000.000 nah pada saat ex date dan terjadi adjustment harga ke harga teoritis RI maka portofoliomu akan mengalami penurunan -58% sehingga nilai sahammu sekarang hanya tersisa Rp 4.200.000 diatas kertas kamu rugi Rp 5.800.000 tapi ingat kamu masih punya 2 sekenario yaitu tebus atau jual right/hak (ESTA-R).
JIKA KAMU TEBUS
Dengan contoh yang sama, kamu mendapat sekitar 254 lot ESTA-R (rasio 13 saham lama mendapat 33 saham baru) jika kamu tebus kamu membutuhkan dana Rp 2.540.000 didapat dari harga exercise x jumlah right dengan begitu average kamu turun dari Rp 1000 menjadi Rp 282 karena kamu mendapat 254 lot saham baru diharga Rp 100, masih rugi? Tidak, kamu masih untung Rp 4.719.320 tapi dengan catatan jika harga ESTA berada diharga teoritis Rp 482 sedangkan harga ESTA saat ini masih terus mengalami penurunan.
JIKA KAMU JUAL
Dengan contoh yang sama, kamu mendapat sekitar 254 lot ESTA-R (rasio 13 saham lama mendapat 33 saham baru) jika kamu jual kamu akan mendapat dana Rp 9.072.800 didapat dari (jumlah right x harga right) x 100 lembar, masih rugi? Tidak, dana hasil jual right Rp 9.072.800 + nilai saham Rp 4.200.000 jadi total portofoliomu Rp 13.902.800 kamu masih untung Rp 3.092.800 dari nilai investasi awalmu sebesar Rp 10.000.000
Note: untuk menebus right/hak (ESTA-R) kamu bisa menghubungi CS sekuritas jika sekuritas yang kamu pakai tidak menyediakan fitur exercise pada aplikasi OTS sedangkan untuk menjual right/hak (ESTA-R) kamu bisa menjualnya langsung dipasar reguler dengan mencari kode (ticker) ESTA-R pada aplikasi OTS yang kamu pakai.
JADI MANA YANG LEBIH BAIK, TEBUS ATAU JUAL?
Untuk hal ini sebenarnya complicated karena seperti yang saya sebutkan tadi sangat bergantung dengan harga average pembelianmu, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya tapi jika melihat contoh diatas jika kamu tebus ESTA-R kamu akan untung Rp 4.719.320 sedangkan jika kamu jual ESTA-R kamu akan untung Rp 3.902.800 terlihat diatas kertas masih lebih untung kalau kamu tebus. Untuk menghitung untung atau tidaknya, saya lampirkan file spreadsheet yang bisa kamu isi sendiri dengan menyesuaikan harga average pembelianmu, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya, good luck!
Link spreadsheet: bit.ly
Note: jangan lupa bahwa tiap 95 saham baru yang kamu tebus kamu juga akan mendapatkan 13 warant seri 1 yang artinya jika memakai contoh diatas kamu bisa mendapatkan sekitar 351 warant seri 1 (ESTA-W). Nantinya ESTA-W ini bisa kamu tebus ke saham induk atau kamu jual, tentu ini bisa berpotensi menambah untungmu. Untuk cara perhitungan konsepnya sama dengan perhitungan RI tadi, kamu coba saja!
Bagaimana untuk gagal sebagai seorang traderHai Semua! 👋
Selama beberapa minggu terakhir, kami telah melihat beberapa cara terbaik untuk meningkatkan trading anda, termasuk belajar menyesuaikan diri dengan kondisi pasar , membangun mindset trading yang tepat , dan banyak lagi. Hari ini, kami pikir akan menyenangkan untuk melakukan yang sebaliknya. Alih-alih mencoba membantu komunitas membangun praktik trading yang solid dan profesional - mari kita coba merancang trader yang rugi dari bawah ke atas! Atribut/keputusan apa yang harus kita dorong untuk mendapatkan kerugian?
Secara teori, pasar hanyalah permainan probabilitas. Bagaimana kita menjamin trader kita akan mengalami kerugian? Ternyata, ada beberapa perilaku mudah yang dapat kita gabungkan untuk memastikan bahwa hasil yang rugi adalah kesimpulan yang sudah pasti.
Nomor 1: Mereka tidak pernah mengukur risiko 🤷🏼♂️
Dalam trading, orang sering mengatakan hal-hal tentang "Manajemen risiko", "Mengukur risiko anda" atau "Menentukan di mana harus keluar", namun terkadang sulit untuk menentukan, sebagai trader baru, apa yang dibicarakan orang-orang itu. Menentukan risiko saya? Bagaimana? Apa yang anda bicarakan? Apa arti sebenarnya?
Secara sederhana, mengukur risiko adalah proses dalam mengetahui *dimana* apakah anda berada pada trade/investasi yang salah.
Untuk trader aktif, ini bisa sesederhana memilih harga terendah atau tertinggi saat ini, dan mengatakan "Jika harga ini tercapai, maka saya keluar dari perdagangan. Pembacaan jangka pendek adalah kepemilikan yang saya miliki pada aset ini tidak lagi valid. Saya tidak berpikir bahwa saya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya." Untuk seseorang yang lebih dari seorang positioning trader, dapat sesederhana mengatakan "Saya tidak ingin kehilangan lebih dari 10% (atau beberapa persen) dari modal saya pada titik mana pun ketika saya berada di posisi ini. Saya pikir saya telah memilih entri saya dengan cukup baik sehingga penurunan 10% (atau x%) akan berarti bahwa, untuk beberapa alasan atau lainnya, tesis saya tidak lagi valid."
Dari sudut pandang pengelolaan keuangan / portofolio, menentukan risiko anda memiliki dimensi lain: Seberapa banyak dari total modal anda yang berpotensi hilang dalam skenario terburuk? Haruskah setiap trade merisikokan 50% dari modal? 20%? 5%? 1%? Seberapa banyak dari total uang yang anda rela untuk hilang sebelum anda berhenti?
Dalam rangka untuk memastikan bahwa kita akan mendapatkan seorang trader yang rugi, ini penting bahwa mereka tidak memiliki rencana dalam meletakkan posisi trading, mengatur stop loss, atau mengatur stop loss akun. Dengan cara ini, mereka tidak akan memiliki konsistensi dan akan mengalami kerugian yang tidak dapat dihindari dan akan membuat mereka tersingkir dari permainan selamanya.
Nomor 2: Mereka banyak menggunakan leverage 🍋
Jika digabungkan dengan Nomor 1, menggunakan banyak leverage adalah cara yang bagus untuk mempercepat proses kehilangan uang. Mengingat bahwa menggunakan strategi yang memenangkan 50% secara statistik akan menghadapi 7 kekalahan beruntun dalam 100 trade berikutnya, meningkatkan ukuran trading dan menggunakan leverage adalah cara yang bagus untuk memastikan bahwa ketika nasib buruk menyerang, anda kehilangan semua modal anda. Membiarkan perdagangan melewati berapa banyak kerugian yang anda harapkan adalah cara yang bagus untuk mempercepat proses ini, karena dengan tambahan leverage, kerugian hanya perlu menghampiri anda 50%, 20%, 10%, dll, sebelum anda dimusnahkan . Anda tidak dapat mengambil risiko ke nol.
Mempertimbangkan bahwa hedge fund paling agresif di dunia biasanya tidak menggunakan leverage lebih dari 5-8x, bahkan dalam perdagangan FX, kita akan membutuhkan setidaknya leverage 10-20x untuk trader yang rugi untuk mempercepat kehancuran mereka.
Nomor 3: Mereka sering berganti strategi 🐰
Bruce lee pernah mengatakan, "Saya tidak takut dengan orang yang berlatih 10,000 tendangan satu kali, tapi saya takut dengan orang yang berlatih satu tendangan 10,000 kali."
Dalam contoh ini, berpegang pada satu strategi, meskipun kurang optimal, adalah orang yang telah berlatih satu tendangan berkali-kali. Trader yang sering berganti strategi adalah orang yang telah mencoba hampir setiap tendangan di luar sana, tetapi tidak menguasainya. Untuk memastikan bahwa trader kita adalah trader yang merugi, kita perlu memastikan bahwa mereka tidak pernah mengembangkan penguasaan apa pun dan terus beralih dari satu strategi ke strategi lainnya. Kita perlu terus-menerus memberikan strategi, indikator, atau gaya trading baru secara konstan di depan trader kita. Jadi, apa pun strategi yang dipilih trader, mereka akan kekurangan waktu yang diperlukan untuk melakukan apa pun kecuali eksekusi perdagangan yang kurang optimal, selera pasar yang buruk secara keseluruhan, dan kurangnya nuansa & pemahaman secara umum.
Dengan menggabungkan nomor 1 dan nomor 2, maka akan menjadi mustahil bagi trader ini untuk menjadi trader yang profitable.
Jadi, itulah; 3 cara untuk memastikan trader akan gagal. Apakah anda mengenali salah satunya?
Harapan kami dalam menulis ini bukan untuk mengecilkan hati siapa pun untuk terlibat dalam pasar, melainkan untuk terus menyoroti beberapa kebiasaan buruk yang bisa kita temui saat memulai. Menghindari kesalahan pemula dan praktik buruk yang dapat menghambat karier sebagai trader & menciptakan kebiasaan buruk - tentu tidak! Beri tahu kami jika anda menikmatinya, dan kami akan terus membuat lebih banyak postingan seperti ini yang memuat beberapa "praktik terbaik" trading.
Selamat berakhir pekan!
-Tim TradingView ❤️
Menjaga ekspektasiSeorang trader berpotensi mengalami kerugian dan salah. Dua hal ini tidak bisa dihindari sepintar apapun seorang trader dan sebagus apapun analisanya. Tidak ada ada hal yang mampu menghindari kita dari kerugian di pasar. Pasar terlalu acak dan liar untuk diprediksi dan ada terlalu banyak faktor yang perlu dipertimbangkan bagi seorang trader untuk mendapatkan profit dan menjadi benar.
Apa yang sebenarnya dialami oleh seorang trader ketika dia mengalami kerugian? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada ekspektasi dari trader itu sendiri. Mari kita coba bandingkan dua trader, Budi dan Agus.
Budi percaya bahwa dalam trading tidak ada yang bisa mencegahnya mengalami kerugian. Kerugian adalah bagian dari trading itu sendiri.Pola pikir Budi sama seperti pola pikir pengusaha yang menganggap bahwa dalam menjalankan usaha, selalu ada pengeluaran.
Jika kemudian Budi sudah bisa menerima kerugian dan percaya bahwa jika dia bisa untung maka dia bisa juga rugi, maka kecil kemungkinan Budi akan kecewa jika dia nantinya benar-benar mengalami kerugian. Dia juga kan lebih dengan mudah melangkah ke posisi selanjutnya karena sekali lagi, kerugian ini sudah diantisipasi sehingga dia tidak akan berpikir lama lama mengenai kerugian ini. Ini seharusnya adalah pola pikir dan sikap yang ideal dari seorang trader.
Sedangkan Agus adalah kebalikan dari Budi.Dia tidak menganggap bahwa kerugian adalah resiko dalam trading. Dengan kata lain, Budi tidak mengantisipasi kerugian. Dari sudut pandang ini, jika kemudian Budi salah dan mengalami kerugian, maka ada kecenderungan bagi Budi untuk menyalahkan pasar dan menganggap bahwa pasar tidak berpihak kepadanya. Padahal kita tahu, pasar tidak pernah berpihak pada siapapun dan apalagi bekerja sesuai analisa kita. Jika ekspektasi Budi tidak terjadi, Budi akan merasakan rasa sakit mental.
Ekspektasi sendiri merupakan perwujudan mental tentang bagaimana masa depan yang kita inginkan. Jika kemudian terlalu banyak energi dicurahkan ke dalam sebuah ekspektasi, maka jika ekspektasi ini kemudian tidak terjadi, maka rasa sakit secara mental yang dialami akan lebih keras.
Sekarang, di antara Budi dan Agus, mana yang kira-kira adalah trader pemula? Tentu Budi. Hanya trader yang berpengalamanlah yang bisa mengantisipasi dan menerima kerugian serta menyadari bahwa pasar tidak bekerja sesuai dengan analisa apalagi ekspektasinya.
Ketidakmampuan menerima kerugian akan menekan mental. Jika kita selalu menyalahkan pasar atas kerugian yang terjadi, kita menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab terhadap analisa kita sendiri dan parahnya lagi, tidak mau mengevaluasi apa yang salah dari analisa kita.
Sebaliknya, menerima kerugian dan mengakui kesalahan berarti bertanggung jawab menerima kenyataan bahwa jika kita bisa benar maka kita juga bisa salah. Sekali lagi, trader yang berpengalaman mampu segera lanjut ke trade selanjutnya karena kerugian dari awal sudah diantisipasi.
Perbedaan dua ekspektasi ini adalah salah satu pembeda antara trader pemula dan trader berpengalaman. Trader pemula cenderung percaya bahwa ekspektasi mereka di pasar akan selalu terjadi sedangkan trader berpengalaman percaya jika ekspektasi mereka bisa terjadi dan maka ekspektasi tersebut bisa juga tidak terjadi.
10 KESALAHAN FATAL YANG PEMULA DALAM TECHNICAL ANALYSIS1. TECHNICAL ANALYSIS ADALAH TENTANG MEMBACA PSIKOLOGI PASAR
Tidak seperti persepsi kebanyakan orang tentang teknikal analisis (TA), sebenarnya TA bukan merupakan ilmu tarik garis dan menghafal pola seperti pelajaran anak TK atau menggunakan banyak serta “fancy” indikator supaya terlihat keren. Semua konsep atau metode dalam TA mulai dari yang paling sederhana seperti supply demand (support resisten) pada dasarnya berkaitan erat dengan human psycohologi and behaviour. Pergerakan market secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh psikologi dan kebiasaan manusia seperti fear and greed serta optimise dan pesimisme. Seluruh emosi dan tindakan manusia ini tergambar dalam chart, ketika kamu melakukan TA yang sebenarnya kamu lakukan adalah mencoba membaca dan mengerti psikologi pasar dan manusia.
Tips: ketika kamu sudah dapat menginterpretasikan psikologi dan kebiasaan manusia yang tecermin dalam pergerakan harga (chart) maka kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam technical analysis.
Note: contoh gambaran psikologi market secara umum bedasarkan fase market, untuk konsep yang lebih mendasar bentuk sebuah candlestick juga bisa mencerminkan psikologi pasar.
2. MENGGUNAKAN TERLALU BANYAK INDIKATOR DAN ANALISIS
Salah satu kebiasaan yang umum pemula lakukan dalam TA adalah dengan memakai banyak indikator bahkan indikator yang sebenarnya tidak mereka mengerti, memang terlihat keren tapi ini keliru. Banyak indikator yang memiliki konsep sama sehingga berjalan searah misal indikator seperti RSI, Stochastic dan MACD jadi kamu tidak perlu gunakan 3 indikator tersebut secara bersamaan dan ada juga indikator yang bergerak berlawanan sehingga tidak mengkonfirmasi satu sama lain. Dengan banyaknya indikator yang kamu tampilkan membuat analisamu menjadi terlalu rumit dan memiliki terlalu banyak parameter sehingga bisa menimbulkan kebingungan.
Selain menghindari menggunakan terlalu banyak indikator kamu juga harus konsisten menggunakan 1 metode analisis yang kamu rasa cocok dan secara historis profitable buatmu ditambah beberapa metode analisis lain sebagai subtitusi jika kondisi market tidak cocok dengan strategi utama yang kamu pakai. Menggunakan terlalu banyak metode analisis bisa membuat performa trading-mu menjadi tidak konsisten. Ingat jika kamu ingin hasil yang konsisten, action-mu juga harus konsisten.
Tips: dalam prosesnya kamu mungkin akan mencoba banyak indikator dan metode analisis, terus belajar dan mencoba sampai kamu menemukan indikator dan metode analisis yang cocok buatmu. Menggunakan beberapa indikator sebagai konfirmasi memang perlu namun ingat jangan terlalu banyak, pahami lalu gunakan seperlunya, buat analisamu sesederhana mungkin.
Note: contoh ketika kamu menggunakan terlalu banyak indikator, terlihat sangat rumit bukan? Tapi jika dengan kerumitan tersebut kamu merasa lebih nyaman dan profitable silahkan dilanjutkan karena tidak ada yang mutlak benar atau salah dimarket, selama kamu profitable maka itu benar.
3. TIMING MENGGUNAKAN INDIKATOR DAN METODE ANALISIS
Kamu harus tau kapan waktu yang tepat untuk menggunakan sebuah indikator atau metode analisis tertentu, karena indikator atau metode analisis tidak bisa bekerja pada semua waktu atau kondisi. Misal yang paling sering terjadi banyak pemula yang menggunakan indikator RSI, Stohastic dan MACD ketika market sedang trending (bullish/bearish) kemudian menggunakan metode overbought atau oversold, ini salah! Indikator seperti RSI dan Stochastic lebih cocok digunakan ketika market sedang sideways, ketika market trending (bullish/bearish) tidak akan terjadi yang namanya overbought atau oversold, market akan terus bergerak impulsif, sedangkan indikator RSI, MACD, STO hanya akan bergerak mendatar pada zona overbought atau oversold-nya.
Note: contoh kasus indikator Stochastic yang tidak relevan digunakan ketika market sedang trending (uptrend/bullish).
4. ANALISA SESUAI DENGAN APA YANG KAMU LIHAT, BUKAN APA YANG KAMU INGINKAN
Salah satu kesalahan fatal seorang pemula dalam teknikal analisis adalah membuat analisa yang subjektif, kebanyakan kasus terjadi ketika kamu merasa excited, overconfidence terhadap suatu saham atau ketika kamu dalam posisi floating loss kamu cenderung membuat analisa yang subjektif dan mengada-ada dengan mencoba mencari-cari hal positif yang bisa kamu jadikan dasar atau pembenaran dari posisi kerugianmu, dengan membuat analisa positif pada saham yang sedang rugi memang akan membuatmu merasa lebih tenang tapi tidak akan menyelesaikan masalah justru bisa membuat masalahmu menjadi lebih besar karena kerugianmu bisa semakin membesar, jangan berbohong!
Tips: ketika melakukan analisa kamu harus menjadi seperti robot, buang semua emosi yang bisa membuat analisamu menjadi bias dan jangan sampai posisimu mempengaruhi penilaianmu, ingat bahwa posisi selalu menentukan opini.
5. TREND ADALAH TEMANMU, JANGAN KAMU MUSUHI!
Hal utama yang harus kamu perhatikan pertama kali adalah trend baru kemudian kamu bisa melakukan analisa lebih lanjut menggunakan metode analisa andalanmu. Hati-hati, ketika harga dalam trend turun kamu pasti sering berfikir untuk beli karena kamu berfikir harga sudah turun dalam jadi seharusnya harga akan naik tapi ternyata harga malah turun lebih dalam atau ketika harga dalam trend naik kamu takut untuk masuk karena kamu takut harga akan turun karena harga sudah naik tinggi tapi ternyata harga malah terus naik. Pemikiran ini dinamakan Gambler's (Monte Carlo) Fallacy atau Cognitive Bias yang membuatmu akan terus berfikir berlawanan, ini bahaya karena seharusnya trend adalah temanmu, kamu wajib ikuti. Munkin next time saya akan membahas tentang Cognitive Bias.
Note: kamu harus memperhatikan trend ketika ingin melakukan analisa dan membuat trading plan, ketika market sedang uptrend (bullish) akan lebih banyak peluang beli yang akan kamu dapat dengan range kenaikan yang besar berbeda ketika market downtrend (bearish) kamu akan lebih sedikit menemukan peluang beli dengan range kenaikan yang rendah karena kenaikan saat fase downtrend hanya technical rebound atau bahkan dead cat bounce namun jika kamu sudah cukup jago sehingga paham dengan apa yang kamu lakukan, kamu juga bisa melakukan buy the dip atau menangkap pisau jatuh karena strategi ini bisa memberi cuan yang besar dan relatif singkat.
Tips: karena bursa saham Indonesia itu satu arah tentu kamu hanya perlu fokus pada saham yang sedang uptrend (bullish) tidak perlu memaksakan saham yang sedang downtrend (bearish) karena trend itu sulit buat berubah.
6. PERGERAKAN HARGA TIDAK AKAN SELALU MULUS
Kalau kamu berfikir pergerakan harga akan selalu semulus ilustrasi dalam buku, artikel atau seperti dalam video tutorial dan tabel pola chart yang banyak tersebar di internet maka kamu hanya akan kecewa. Market sangat fluktuatif, pergerakannya bisa sangat “jagged” atau volatil. Kalau kamu kira ketika harga menyentuh area support harga akan langsung naik atau pola chart 100% sesuai dengan tabel, itu bisa saja terjadi tapi dalam banyak kasus itu sulit. Misal ketika harga sampai pada area support harga bisa bergerak konsolidasi atau malah membuat false breakout baru kemudian naik, jika kamu tidak sabar, panik dan tidak punya leap of faith maka akan menjadi fenomena “dibeli turun dijual naik”.
Note: ketika harga sampai area support harga tidak selalu akan naik saat itu juga dan ketika harga breakout area support-nya juga tidak akan selalu berakhir turun lebih jauh, complicated? Seperti inilah market, tidak ada yang benar-benar pasti
Tips: berikan ruang gerak pada setiap trading-mu sebagai toleransi, misal dengan menempatkan SL 5% dibawah support, sisanya kamu hanya perlu yakin dengan analisa yang kamu buat tidak perlu panik karena noise.
7. MEMASTIKAN SEBELUM TERJADI
Banyak pemula yang berusaha membuat prediksi dengan menggambar pola chart atau gelombang tertentu bahkan sebelum pola chart atau gelombang tersebut terbentuk padahal setelah sebuah pola atau gelombang terbentuk pun kamu masih perlu konfirmasi dari indikator lain misalnya volumem, setelah pola terbentuk disertai konfirmasi positif pola tersebut juga bisa saja gagal. Kebiasaan memastikan sebelum terjadi selain membentuk persepsi bahwa market akan bergerak sesuai ilustrasi dalam buku atau keinginanmu dan juga bisa membuatmu terjebak perasaan fear of missing out (FOMO) .
Note: contoh kasus ketika kamu terlalu yakin pola tertentu akan terbentuk sampai memastikan sesuatu yang tidak pasti (belum terjadi).
Tips: membuat prediksi tentu sah-sah saja namun sebagai pemula lebih baik kamu menunggu pola atau gelombang tersebut terbentuk baru kemudian membuat kesimpulan atau setup trading, jangan terburu-buru.
8. FOKUS HANYA MENGGUNAKAN 1 TIMEFRAME
Untuk membuat analisis yang lebih mendalam kamu perlu melakukan top down analysis dengan menggunakan multiple timeframe, fungsinya untuk melihat price action pada tiap timeframe karena price action pada timeframe H1 (1 jam) bisa sangat berbeda dengan timeframe D1 (daily). Kamu bisa menggunakan timeframe besar seperti D1 (daily) dan W1 (weekly) untuk menentukan main trend (trend utama) kemudian turun ke timeframe yang lebih rendah misal H4 (4 jam) atau H1 (1 jam) untuk melihat secondary trend dan menentukan area beli. Dengan melakukan multiple timeframe analysis kamu menambah depth dari analisamu.
9. HISTORY DOESN'T ALWAYS REPEAT ITSELF
Salah satu konsep dasar dalam teknikal analisis adalah bahwa hal yang terjadi dimasa lalu mempunyai tendensi akan terjadi lagi dimasa depan, memang benar tapi perlu kamu ingat lagi bahwa market itu dinamis tidak kaku. Terlalu yakin bahwa suatu pola akan berulang bisa membuatmu lengah dan lupa bahwa market itu unpredictable.
10. LAKUKAN ANALISA HANYA KETIKA MARKET SEDANG TENANG
Selain timing menggunakan indikator atau metode analisis kamu juga harus paham timing kapan harus melakukan analisa. Sebenarnya kamu bisa melakukan analisa kapan saja namun hindari waktu tertentu seperti menjelang rilis data ekonomi, data perusahaan, kebijakan moneter terbaru atau ketika ada kondisi tertentu yang bisa membuat market menjadi tidak kondusif atau bergejolak misalnya perang seperti kuartal 1 2022 kemarin. Ketika menjelang rilis data ekonomi dan kebijakan moneter terbaru market bisa menjadi sangat volatil sehingga sangat sulit untuk dianalisa, price action bisa menjadi tidak berguna dan bisa saja harga sudah priced in karena harga sudah menyesuaikan data ekonomi, data perusahaan dan kebijakan moneter terbaru sebelum data atau news tersebut dirilis pada publik karena informasi seperti itu bisa diketahui investor tertentu terutama insider lebih dahulu.
Tips: kamu harus aktif membuka kalender ekonomi, serta membaca berita sehingga kamu bisa mendapat insight tentang jadwal rislis data ekonomi, perusahaan dan kebijakan moneter terbaru serta peristiwa global yang sedang trending. Tidak semua data ekonomi, perusahaan dan kebijakan moneter bisa memberi dampak kuat pada market, kamu bisa mulai mempelajari hal tersebut lebih detail.
MEMBUAT TRADING PLAN UNTUK PEMULA (BAGIAN 1)KONSEP DASAR:
Mungkin kamu pernah merasa bingung mau beli saham apa atau yang paling sering terjadi ketika sudah beli namun ketika saham tersebut naik, turun atau bahkan sideways kamu merasa bingung harus melakukan apa. Kebingungan ini selain membuat psikologis menjadi kacau tentu juga sangat mempengaruhi keputusanmu dalam trading secara negatif karena segala keputusan yang kamu ambil ketika sedang bingung bisa menjadi sangat subjektif, bias dan tidak rasional seperti panic buy/sell sampai Fear Of Missing Out (FOMO) . Untuk menghilangkan hal negatif tersebut kamu harus melakukan preparasi sebelum melakukan trading yaitu dengan membuat trading plan, dengan membuat planning tentunya akan membuat trading-mu akan menjadi lebih terstruktur dan yang paling penting kamu bisa memanajemen resiko dan psikologis, ingat pepatah If You Fail to Plan, You Are Planning to Fail ?
STEP BY STEP MEMBUAT PLAN UNTUK TRADING
1. MEMILIH SAHAM
Pernah merasa bingung mau beli saham apa? kebingungan ini sebenarnya disebabkan karena kamu tidak tau apa yang sedang kamu cari, kamu tidak memiliki parameter apapun. Dalam teknikal analisis ada ratusan strategi dan metode analisa yang bisa kamu pakai namun ingat, kamu tidak perlu menguasai semua strategi tersebut cukup kuasai beberapa strategi kemudian gunakan itu secara kontinyu sehingga hasil trading-mu tidak bias karena terlalu banyak strategi yang kamu pakai, misalnya kamu bisa fokus menggunakan strategi supply demand (support resistance).
Tips: dalam prosesnya mungkin kamu akan mencoba banyak strategi, terus belajar dan mencari sampai kamu menemukan strategi yang paling profitable dan cocok denganmu namun perlu kamu ingat profitable disini bukan berarti kamu punya winning ratio 100% atau tidak pernah salah (loss) ketika menggunakan strategi itu, winning ratio 40-70% sudah sangat baik karena kamu tidak akan bisa selalu benar, ada kalanya kamu melakukan kesalahan atau market bergerak tidak sesuai dengan analisamu, ini normal karena market memang unpredictable .
TEKNIKAL
Setelah kamu menetapkan metode analisis utama yang akan kamu pakai langkah selanjutnya jelas mencari saham yang memiliki kondisi atau parameter teknikal sesuai seperti yang kamu cari. Misalnya kamu fokus menggunakan support resistance tentu kamu akan mencari saham yang sedang berada diarea support atau saham yang berhasil breakout area resistance dengan membuka chart tiap saham yang kamu rasa potensial kemudian kamu analisa. Kelihatan mudah namun mencari kondisi atau parameter teknikal tertentu dari 700 lebih saham yang listing tentu sulit.
Tips: kamu bisa menggunakan fitur screener pada TradingView atau aplikasi OTS sekuritas yang kamu pakai (jika ada) untuk mencari saham dengan sesuai strategi yang kamu pakai secara otomatis, kamu juga bisa melihat forum saham seperti ide-ide pada bagian komunitas TradingView, stream Stockbit atau forum saham di Facebook sampai Telegram untuk mencari refrensi dari trader/investor lain karena bisa saja mereka lebih dulu menemukan apa yang sedang kamu cari.
SIKLUS SEKTORAL
Tidak semua saham bisa naik setiap waktu karena kadang ada waktu tertentu yang biasanya berulang suatu saham atau sektor akan bullish (trending) misal sektor konsumer dan infrastruktur ketika mendekati hari raya, saham big caps ketika musim earning report dan devidend. Sebagai contoh dalam beberapa waktu terakhir sektor energi (batubara, minyak) dan perkapalan (bulk cargo) sedang bullish (trending), kamu bisa fokus mencari disini.
Tips: kamu juga bisa melakukan anallisa teknikal pada indeks sektoral untuk mengetahui trend suatu sektor secara keseluruhan, bullish atau bearish?
2. MENENTUKAN ENTRY & EXIT STRATEGY
Setelah kamu mendapat saham potensial yang akan kamu beli, langkah selanjutnya adalah menentukan entry strategy atau sekenario dan harga dimana kamu akan melakukan pembelian serta exit strategy atau sekenario dan harga dimana kamu akan melakukan profit taking dan stop loss jika ternyata harga bergerak berlawanan dari analisamu.
ENTRY STRATEGY
Sesuai contoh sebelumnya disini kamu menggunakan strategi support resistance, ada beberapa sekenario yang bisa kamu cari seperti buy on breakout atau buy on retest yaitu ketika harga berhasil breakout key level (area supply/resisten). Kamu bisa melakukan entry sesaat setelah breakout terjadi atau menunggu momen retest, jika kamu entry sesaat setelah breakout terjadi tentu kamu tidak akan melewatkan peluang namun jika breakout-nya cukup jauh dari resisten tentu risk-mu menjadi sangat besar jika terjadi false breakout, solusinya kamu bisa menggunakan sekenario buy on retest sehingga kamu melakukan entry ketika harga retest (menguji) breakout yang membuat risk-nya menjadi lebih rendah karena posisi entry dekat dengan potensi support baru (resisten lama) namun ada kemungkinan kamu kehilangan peluang jika ternyata harga langsung rally setelah breakout. Selain itu dalam strategi support resistance juga ada sekenario buy on weakness dan buy on support sampai sell on strenght, konsepnya sama.
EXIT STRATEGY
Stop loss (SL) dalam menentukan area SL kamu bisa mengacu pada pada area demand/support, moving average hingga level fibonacci dengan menempatkan SL 2-5% atau beberapa poin dibawah area demand/support sebagai ruang gerak atau kamu juga bisa menggunakan area SL yang fixed seperti flat dirange -5% atau berdasarkan position sizing sesuai money dan risk management yang kamu tetapkan (more on that later).
Profit taking (TP) dalam menentukan area TP sama seperti ketika kamu menentukan area SL kamu bisa menggunakan area TP dinamis seperti mengacu pada area supply/resistance, moving average hingga level fibonacci atau kamu juga bisa menggunakan area TP yang fixed seperti minimal sebesar 2x risk jadi jika risk atau SL mu berada pada -5% maka fixed TP mu sebesar 10%.
Tips: ketika menentukan SL dan TP kamu wajib memperhitungkan Risk to Reward Ratio (RRR). Gunakan RRR minimal 1:2 atau 1 risk : 2 reward jadi misal jika risk kamu -5% maka reward kamu 10%, semakin tinggi tentu semakin baik karena dalam jangka panjang RRR yang akan menentukan profitabilitas trading-mu, sebagai gambaran dengan RRR 1:2 dalam 10x trading kamu TP 4x dan SL 6x kamu akan tetap profit walaupun winning ratio hanya 40%.
Note: dalam membuat entry dan exit strategy kamu bisa menggunakan tool long/short pada menu drawing untuk membuat trading plan dengan detail yang lengkap langsung pada chart secara realtime.
Tips: setelah membuat trading plan kamu wajib stick to the plan jangan membuat terlalu banyak intervensi diluar planning karena rasa fear dan greed karena akan membuat preparasi dan planning-mu menjadi percuma, biarkan trading-mu berjalan sesuai planning. Jika kamu masih tetap merasa kesulitan mengontrol psikologis, kamu juga bisa menggunkan fitur automatic order untuk mengeksekusi trading-mu sesuai dengan planning yang kamu buat secara otomatis.
Selanjutnya dalam membuat trading plan kamu juga perlu mengatur RISK & MONEY MANAGEMENT yang nantinya akan sangat berkaitan dengan entry dan exit strategy serta kamu juga perlu membuat TRADING JOURNAL yang berisi setiap plan telah kamu buat beserta detailnya, selain berfungsi sebagai jurnal kamu juga bisa mengukur bagaimana performa analisis dan trading-mu secara keseluruhan sehingga kamu bisa melakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk risk dan money management dan trading journal akan saya bahas next time karena kelihatannya tulisan saya sudah terlalu panjang, see you guys!
4 hal yang harus diingat tentang pasar bearishHai Semuanya 👋
Wah, 5 pekan yang cukup menarik. Aset di seluruh bursa menjadi berasap, dengan banyaknya candle monthly yang cukup besar dimana-mana. Untuk trader crypto, Bitcoin, Ethereum, dan beberapa aset crypto lainnya telah mengalami penurunan setengahnya, atau lebih. Meskipun S&P 500 turun hanya 13-14% dari harga tertingginya, namun cukup aman untuk mengatakan bahwa setelah kenaikan besar-besaran di hampir semua hal yang telah kita lihat selama dua tahun terakhir, kita sekarang secara resmi berada di pasar bearish.
Karena ini mungkin hanya kondisi bearish pertama yang dialami oleh banyak orang di komunitas kami, kami rasa akan sangat membantu untuk memberikan sedikit panduan tentang hal penting yang harus diingat tentang pasar yang bearish, untuk membantu memandu orang-orang berada di rezim pasar yang baru ini.
Mari kita mulai!
1.) Volatilitas membuat posisi anda terasa lebih besar dalam hal untung/rugi (P/L)
Pasar yang bearish pada dasarnya membawa volatilitas yang lebih terhadap harga aset dibandingkan dengan pasar yang bullish. Lebih dari 20 hari kita melihat rata-rata pergerakan harian pada indeks sekitar 3%, yang mana lebih besar daripada rata-rata 20 hari yang terjadi di tahun 2021 yang hanya sekitar 0.9%. Dengan jumlah modal yang sama, kenaikan dalam rentang rata-rata ini berarti bahwa dalam hal $$, pergerakan P/L anda kemungkinan besar menjadi jauh lebih besar daripada "normal". Pada bulan Maret 2020, rentang harian rata-rata di S&P 500 lebih dari 5%!
Ini penting untuk diingat, karena P/L dapat berdampak besar pada psikologi trader. Banyak pengelola uang profesional dan hedge fund mengendalikan faktor ini, mengurangi eksposur untuk menjaga volatilitas portofolio harian mendekati target mereka. Beberapa pengelola dana dimandatkan untuk melakukan ini. Meskipun anda bebas melakukan apa yang anda suka dalam mengikuti trading plan anda, ini adalah harapan utama yang harus dipegang! Mengharapkan pergerakan yang lebih besar dari biasanya.
2.) Rata-rata pasar bearish bertahan sekitar 2 tahun 📉
Angka 2 tahun sebagian besar mengacu pada berapa lama rata-rata pasar bearish *saham* berlangsung. Sejauh ini di Crypto, pasar bearish rata-rata telah berlangsung sekitar 9 bulan. Sebagai perbandingan, dalam saham, pasar bullish rata-rata bertahan lebih dari 6 tahun. Jadi, sementara pasar bearish cenderung jauh lebih cepat daripada periode pertumbuhan ekuitas, mereka juga cenderung lebih mudah diingat.
Baru-baru ini, pasar bearish menjadi semakin pendek - pasar bearish terakhir pada tahun 2020 hanya berlangsung beberapa bulan. Beberapa mengaitkan ini dengan langkah The Fed yang semakin banyak, sementara yang lain sering mengklaim bahwa infrastruktur komunikasi yang lebih baik yang sekarang kita nikmati di abad ke-21 memungkinkan informasi disampaikan jauh lebih cepat. Sementara trennya pasti menuju pasar bearish yang lebih pendek dan lebih pendek, mereka seringkali masih bisa bertahan lebih lama dari yang diharapkan. Sesuaikan harapan segera!
3. ) Dana cash adalah posisi 💵
Sementara inflasi USD saat ini cukup tinggi, sekitar 7-10% (tergantung pada angka mana yang anda lihat), daya beli satu Dolar AS sebenarnya tidak banyak berubah, dari hari ke hari. Daya beli satu saham SPY berubah JAUH lebih cepat, per hari, dan, baru-baru ini, kehilangan daya beli JAUH lebih cepat. Hal yang paling penting untuk diingat untuk pasar bearish adalah bahwa tetap hidup adalah hal yang PALING penting. Selama anda tidak meledak, anda bisa hidup untuk bertarung di hari lainnya. Melarikan diri dari aset yang berkinerja buruk untuk dijadikan tunai adalah sebuah pilihan.
Ini telah terjadi baru-baru ini. Jika anda melihat kelas aset utama, orang tampaknya melarikan diri ke uang tunai. Obligasi, Saham, Emas, Crypto - semuanya dijual untuk uang tunai. Dalam lingkungan "Risk off", biasanya pemain konservatif akan beralih dari aset berisiko seperti saham menjadi barang yang "lebih aman" seperti obligasi Treasury. Hal ini mengatakan, dengan kenaikan Fed dan inflasi yang tinggi, tampaknya orang melewatkan hasil 3% yang bisa mereka dapatkan dalam obligasi demi fleksibilitas total yang anda dapatkan dengan uang tunai. Pilihan lain untuk melakukan hedging adalah menjual aset yang menurut anda akan berkinerja buruk, atau membeli penempatan pada portofolio anda (jika tersedia). Anda dapat langsung melihat harga tidur nyenyak di pasar option.
4.) Mencari dasar harga sangat sulit 🎣
Meskipun tugas kita sebagai pedagang untuk menemukan peluang yang memiliki nilai harapan positif, mencari harga di dasar secara historis sangat menantang. Dalam penurunan tahun 2020, banyak hedge fund terkemuka yang under-hedge masuk ke dalam kehancuran, dan yang over-hedge keluar dari itu. Secara efektif, beberapa orang terpintar di dunia melakukan pekerjaan yang buruk dalam mencari di mana kemungkinan harga terbawah.
Kecuali anda memiliki strategi jangka panjang yang memungkinkan anda melakukan penyebaran modal secara konsisten dari waktu ke waktu (DCA), mencoba mengambil posisi terbawah di pasar yang sedang dalam tren turun bisa menjadi strategi low bat rate%.
baiklah, itu saja. 4 hal yang perlu diingat untuk pemula dalam kondisi pasar bearish. Seperti yang telah kami sebutkan, hal yang paling penting untuk dilakukan dalam kondisi pasar yang sulit adalah tetaplah hidup! 🐻
Selamat berakhir pekan! 😄
-Tim TradingView
MENGGUNAKAN CHART RENKO UNTUK CHARTING YANG LEBIH BERSIHKONSEP DASAR:
Renko merupakan salah satu tipe chart selain candlestick, bar, line .dll yang tidak terlalu umum digunakan. Serupa dengan chart heiken ashi, renko juga memiliki karekteristik yang membedakannya dari tipe chart yang umum digunakan seperti candlestick atau bar salah satunya yaitu renko terbentuk hanya bedasarkan pergerakan harga dan tidak terikat dengan rentang waktu. Renko terdiri dari brick/box/kotak yang terbentuk dengan range pergerakan harga tertentu, bisa setiap perubahan harga 10, 20 .dst (nilainya bisa diatur) atau bisa juga bedasarkan level Average True Range (ATR) sehingga renko tidak mempunyai rentang waktu yang tetap, karena tiap brick bisa memerlukan waktu yang berbeda untuk closing. Selain memiliki besar brick yang tetap, renko juga tersusun dengan sudut 45 derajat antar brick sehingga chart renko tersusun sangat rapi.
Note: kamu juga bisa memilih untuk menunjukkan wick/shadow seperti pada candlestick pada pengaturan chart, fungsi wick pada renko sama seperti pada candlestick yaitu untuk menjukkan tekanan bullish/bearish yang berpotensi menjadi trend reversal namun pada renko wick/shadow muncul lebih jarang sehingga jadi lebih mudah untuk kamu identifikasi.
Note: untuk mengatur nilai brick bedasarkan pergerakan harga tertentu, ubah metode penempatan ukuran kotak menjadi "traditional". Namun perlu diingat kamu juga wajib sesuaikan nilai tiap brick sesuai saham yang kamu analisa karena pergerakan Rp 50 pada saham big caps seperti UNVR tentu akan sangat jauh berbeda dengan pergerakan Rp 50 pada saham small caps seperti DSFI
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa renko brick hanya akan closing ketika harga bergerak sesuai dengan nilai brick yang digunakan, misal kamu menggunakan nilai brick Rp 50 kemudian dalam sehari harga bergerak Rp 100 maka akan ada 2 brick baru yang terbentuk dan begitu juga sebaliknya jika dalam satu atau beberapa hari harga tidak bergerak sebesar Rp 50 sesuai nilai brick yang digunakan maka tidak ada brick baru yang akan terbentuk. Metode ini membuat chart renko menjadi smooth karena hanya berfokus pada pergerakan harga dengan mengeliminasi rentang waktu dan volatilitas namun ini bisa menjadi kelemahan utama dari chart renko karena dengan hilangnya aspek waktu dan volatilitas tentu membuat chart renko "miskin" informasi.
MENGGUNAKAN CHART RENKO UNTUK TRADING:
Cara menggunakan chart renko untuk trading sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tipe chart lain terutama candlestick atau bar namun karena chart renko mengeliminasi noise dari volatilitas membuat chart renko menjadi "bersih" sehingga membaca arah trend, area supply demand, level support resistance atau pola chart menjadi jauh lebih mudah dan presisi.
Note: contoh penggunakan renko untuk mengidentifikasi arah trend dan chart pattern. Jika kamu perhatikan sebenarnya konsepnya tidak jauh berbeda dengan tipe chart lain namun yang membuat chart renko berbeda ada pada chart yang lebih "bersih" karena bebas noise sehingga proses identifikasi menjadi lebih mudah bahkan untuk arah trend bisa terlihat sangat jelas karena tersusun dari brick yang satu warna, tidak terlihat noise dari fluktuasi harga.
Note: contoh penggunaan renko untuk mengidentifikasi level support resistance dan area supply demand, terlihat jauh lebih "bersih" bukan?
Untuk metode analisis lain tidak ada yang berbeda dengan ketika kamu menggunakan chart candlestick atau bar, semua metode analisis seperti elliott wave, harmonic, divergence atau indikator teknikal seperti moving average, ichimoku cloud, sampai fibonacci retracement bisa diterapkan pada chart renko sehingga tidak perlu saya jelaskan lebih detail disini.
BRPT: 3 JENIS TRENDLINEJika kita melihat sebuah chart,mata kita akan menemukan bahwa pergerakan harga mengikuti sebuah pola kasat mata. Pola ini yang kemudian disebut trend.
Jika garis dibuat dari titik puncak pertama dan titik puncak selanjutnya yang lebih rendah maka akan terbentuk downtrend line
Jika garis dibuat dari titik dasar pertama ke titik tertinggi kedua yang lebih tinggi maka akan terbentuk uptrend line.
Posisi harga yang menyentuh trendline bisa dijadikan sinyal, baik jual maupun beli.
Secara umum trendline dibagi menjadi 3 jenis
1.Internal trendline
garis trend dimana harga sempat menembus melewati garis trend.
2.External trendline
Garis trend dimana harga masih berada tidak menembus melewati garis trend.
3.Curved trendline
Garis trend yang melengkung.
Dalam chart BRPT ada 4 pola falling wedge.
Pada bagian atas dari falling wedge 1 terbentuk sebuah internal trendline. Area 1A adalah penembusan trendline oleh harga namun harga kembali masuk ke trendline.
Lalu area 1B adalah penembusan kembali namun di penembusan ini terjadi breakout dan harga lanjut menjadi rally atau membentuk trend baru.
Hal yang sama terjadi pada falling wedge 2. Namun terdapat sedikit perbedaan dimana setelah terjadi breakout pada 1B harga langsung rally hampir tanpa konsolidasi atau koreksi.
Sedangkan pada breakout 2B, setelah breakout harga mengalami konsolidasi namun TIDAK MAMPU TURUN KEBAWAH TRENDLINE.
Kesimpulannya: Jika setelah breakout dari trendline harga terkonsolidasi dan tidak mampu turun kembali ke bawah trendline,maka pertahankan posisi.
Kasus yang sama terjadi pada breakout 3A dari external trendline pada falling wedge 3.Terjadi konsolidasi setelah breakout namun harga tidak mampu turun kebawah trendline.Maka pertahankan posisi.
Pada falling wedge 4, terjadi breakout 4A dan juga curved trendline. Pembelian kemudian akan dilakukan disini dengan target di resistance 2 atau titik puncak dari curved trendline.
Jika harga kemudian turun ke bawah batas toleransi maka cutloss akan dilakukan.
TEKNIKAL STOP VS MENTAL STOP“Stop” di sini mengacu pada cutloss atau kapan saat menjual untuk meminimalisir kerugian.
Teknikal stop adalah stop yang diputuskan sebelum melakukan pembelian dan diputuskan berdasarkan pergerakan harga secara historis. Contohnya adalah sebelum membeli,cutloss jika harga menembus support.
Sedangkan mental stop mengacu pada stop yang didasarkan atas evaluasi dari apa yang terjadi saat harga mencapai titik tertentu. Contoh paling sederhana adalah saat harga turun hingga 15% dan ternyata setelah diperhatikan kinerja perusahaan menurun.
Atau saat harga mencapai penurunan tertentu yang membuat seseorang tidak nyaman dengan penurunan tersebut sehingga mengganggu tidur dan aktivitas malam bersama istri
Untuk pemahaman yang lebih jelas, mari bayangkan seseorang bernama Budi. Budi suka dengan seorang cewek bernama Wati dan hendak menjadikan Wati pacarnya. Sebelum mengajak Wati pacaran, Budi sudah berjanji bahwa nanti jika Wati ketahuan selingkuh maka Budi akan langsung memutuskan Wati. Ini adalah teknikal stop.
Sedangkan di skenario lain, jika nanti Wati ternyata selingkuh setelah mereka jadian, maka Budi akan intropeksi diri. Apa penyebab Wati selingkuh? Mungkin saja ini bukan salah Wati tapi salah Budi yang kurang perhatian, masih miskin dan kurang memuaskan. Budi mengevaluasi rasa yang pernah ada untuk Wati. Ini adalah mental stop.
Kedua stop memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing:
Teknikal stop memberikan kesempatan untuk disiplin dan tanpa perlu memantau lagi kondisi atau berita berita dan sosial media.
Di samping itu, penggunaan teknikal stop menghindari seseorang dari salah satu bias yaitu confirmation bias, kecenderungan manusia untuk mencari pembenaran. Contoh sederhana adalah saat harga turun, kita mencari berita berita baik atau mendadak mempelajari laporan keuangan perusahaan untuk menguatkan diri agar tidak menjual saham tersebut.
Jadi jika cutloss sudah ditetapkan misal dibawah support dan langsung dieksekusi saat kondisi tersebut tercapai, maka confirmation bias tidak terjadi karena sudah cutloss terlebih dahulu dan bukannya mencari pembenaran.
Berikutnya, jika hendak masuk lagi, analisa bisa jadi lebih objektif karena tidak memiliki keterikatan di saham tersebut.
Sedangkan mental stop memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas. Saat harga bergerak pada titik tertentu dan kemudian setelah dievaluasi, kondisi perusahaan masih baik baik saja dan penurunan disinyalir karena indeks yang mengalami koreksi, maka mereka yang menggunakan mental stop tidak akan menjual rugi. Dengan kata lain, mental stop memberikan ruang untuk fluktuasi harga.
Namun mental stop membutuhkan keyakinan yang kuat. Dalam kasus fundamental, kondisi perusahaan atau makro mungkin harus dipahami guna menguatkan keyakinan.
Dalam analisa SAME di bawah, risk management akan dilakukan dalam bentuk mental stop: keputusan jual rugi nantinya akan ditentukan dari hasil evaluasi penurunan harga di masa depan.
Chart SAME
1. Terbentuk struktur Higher high dan Higher low (ABCDEFG)
AB, CD dan EF adalah rally atau impulse. BC, DE, EF adalah koreksi atau retracement.
2. Trend belum patah karena low tidak mampu turun ke bawah low sebelumnya. Dalam kasus ini, G tidak mampu turun kebawah E.
3. B dan D merupakan area supply. ini ditandai dengan matching high atau apa yang disebut Tweezer top pada B dan upper shadow yang melebih panjang body pada D atau apa yang disebut shooting star.
4. C adalah low yang menjadi reversal. Pada titik ini terjadi false break (spring). Harga turun dari support kuat X. Support ini dikatakan kuat karena sebelumnya support ini tertahan oleh 4 X matching low yang mana ini menjadi area demand.
5. E merupakan support kuat yang sekaligus menjadi area demand. Alasan support ini disebut support kuat karena terbentuk juga 4 low yang sama seperti di area C.
6. G adalah koreksi dengan potensi pembalikan arah karena low membentuk struktur higher low.
Maka dari itu pembelian dilakukan di koreksi saat ini dan cut loss akan dilakukan setelah pergerakan harga akibat penurunan dievaluasi.
Analisa adalah opini bukan rekomendasi.
VOLUME ANALYSIS UNTUK PEMULA (BAGIAN 1)KONSEP DASAR:
Volume adalah jumlah saham (dalam lembar) yang diperdangkan dengan perhitungan total trade-by-trade, standarnya volume berbentuk histogram atau bar dengan tiap bar menunjukkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan (volume) tiap periode waktu tertentu sesuai dengan timeframe yang dipakai.
Note: salah satu miskonsepsi dalam volume adalah, warna bar volume hijau menandakan jumlah buyer lebih banyak dari seller atau sebaliknya, ini keliru karena warna bar volume mengikuti warna candle-nya jika closing candle hijau maka warna bar volume akan hijau dan begitupun sebaliknya.
Dalam teknikal analisis volume lebih banyak digunakan sebagai konfirmasi trend/price movement/chart pattern karena pada dasarnya candlestick hanya menunjukkan sebagian informasi, sisanya ada pada volume. Konsepnya volume analisis digunakan untuk menilai "kesehatan" trend/price movement/chart pattern berdasarkan tekanan atau momentum buyer dan seller, dalam konsep yang lebih luas volume analysis juga berkaitan dengan teknik smart money dan bandarmologi.
Ada banyak indikator volume yang bisa dipakai dari yang standar sampai kustom, disini saya hanya fokus pada indikator standar, seperti:
- Volume
- OBV (On Balance Volume)
- VWAP (Volume Weighted Average Price)
VOLUME ANALYSIS:
1. HIGH VOLUME UP > TREND CHANGING
Volume selalu berkolerasi positif dengan trend, ketika market trending (uptrend/downtrend) volume akan cenderung tinggi dibanding ketika market dalam keadaan sideways (trendless). Ketika perubahan trend akan terjadi biasanya akan diawali dengan anomali berupa kenaikan volume yang signifikan, ini bisa disebabkan karena buyers menjadi agresif (impulsive) atau "smart money" yang mulai masuk dengan alasan tertentu, dengan masuknya smart money bisa menjadi indikasi perubahan arah trend menjadi bullish reversal. Kuncinya disini adalah kemampuan untuk menemukan perubahan volume sebelum terjadi perubahan trend yang signifikan sehingga bisa masuk lebih awal.
Diatas adalah contoh high volume up sebelum bullish reversal yang terjadi pada saham ADRO dan SMMT, harga berada dalam fase sideways kemudian terjadi kenaikan volume signifikan dibanding dengan volume rata-rata sebelumnya karena terjadi perubahan momentum.
Note: untuk kasus perubahan arah trend menjadi bearish reversal konsepnya sama namun sebaliknya.
2. VOLUME AS CONFIRMATION
Ketika harga breakout area resisten diikuti volume yang tinggi dibanding volume rata-rata bisa menjadi konfirmasi breakout yang valid sehingga harga memiliki tendensi untuk bergerak lebih tinggi, teorinya karena breakout dengan volume yang tinggi membawa tekanan/momentum bullish dan partisipasi buyer yang tinggi sedangkan breakout dengan volume rata-rata bahkan rendah memiliki tendensi menjadi false breakout karena tekanan/momentum bullish dan partisipasi buyer yang rendah secara psikologi pasar kenaikan volume membawa opsimisme karena pelaku pasar akan cenderung berfikir breakout tersebut valid sehingga akan mebawa lebih banyak buyer dan begitupun sebaliknya.
Diatas adalah contoh konfirmasi ketika harga breakout resisten diikuti dengan kenaikan volume yang berakhir dengan bullish reversal pada saham ASII.
Diatas adalah contoh konfirmasi breakout pola double bottom dengan diikuti volume yang tinggi pada saham EXCL.
Note: ada banyak teknik untuk mengkonfirmasi sebuah pola chart atau bahkan pola candlestick menggunakan volume, mungkin akan saya jelaskan next time.
3. CONFUSED VOLUME
Confused volume terjadi ketika volume turun signifikan pada area key level seperti support atau resisten ditengah volume yang besar. Secara psikologis confused volume terjadi ketika harga mencapai level penting kemudian investor merasa ragu atau bingung harga akan bergerak kemana, keraguan ini menyebabkan banyak investor yang "wait and see" sehingga volume turun signifikan. Confused volume juga bisa digunakan untuk memberi indikasi awal terjadinya perubahan momentum.
Diatas adalah contoh confused volume pada saham SCMA, terlihat volume tiba-tiba turun signifikan kemudian diikuti big move (up/down).
4. NORMAL VOLUME
Normal volume terjadi saat jumlah saham yang diperdagankan berada dalam titik kesetimbangan (equilibrium). Dalam kondisi ini volume tidak memberi clue apapun, biasanya kondisi seperti ini bisa ditemukan saat market berada dalam fase sideways ketika tidak ada sentimen apapun atau memang karakteristik saham terutama market maker saham tersebut memang seperti itu.
Diatas adalah contoh normal volume pada saham MIKA, walaupun harga sangat fluktuatif namun volume cenderung stagnan sehingga tidak memberi tanda atau clue apapun.
5. LOW VOLUME AFTER IMPULSIVE (UP/DOWN) OR HIGH UP VOLUME
Low volume after impulsive move (up/down) biasanya terjadi karena market exhaustion, secara psikologis market beristirahat setelah pergerakan impulsive yang kuat, kondisi volume seperti ini bisa menjadi indikasi pola bullish continuation.
Diatas adalah contoh market exhaustion pada saham BBNI yang ditandai dengan volume yang slowing down setelah pergerakan impulsive yang kemudian diikuti pola bullish continuation.
Note: karena sudah terlalu panjang jadi sepertinya saya akhiri penjelasan mengenai analisis volume hanya sampai indikator volume standar, untuk OBV dan VWAP akan saya jelaskan next time serta seperti biasa sebagai bahan refrensi akan saya lampirkan beberapa ide saya sebelumnya yang berkaitan dengan volume analysis.
3 tips untuk membangun mindset trading profesional 🎯Hei Semuanya 👋
Hari ini, kami akan berbicara tentang membangun mindset trading profesional. Topik ini telah lama menjadi subjek dari buku dan literatur trading yang tak tehitung selama bertahun-tahun, kami pikir ini akan menjadi sangat berguna untuk menjabarkan beberapa hal penting yang dapat kita ambil dari komunitas TradingView. Langsung saja!
1.) Mulailah berpikir tentang Probabilitas
Mari kita lihat salah satu konsep terpenting dalan Trading dan kehidupan: Nilai yang Diharapkan.
Nilai yang Diharapkan hanyalah angka yang menunjukkan, berdasarkan probabilitas, nilai eksekusi tindakan tertentu. Itu bisa positif atau negatif. Akankah perdagangan ini menghasilkan uang? Haruskah saya mengubah karir? Haruskah saya menikah dengan pasangan saya? Semuanya berujung pada Nilai yang Diharapkan. Sekarang - Apa yang membentuk Nilai yang Diharapkan? 2 hal: % Bat Rate dan Menang / Kalah.
Bat Rate adalah persentase kemenangan vs total hasil. Menang / Kalah adalah ukuran rata-rata kemenangan dibagi dengan ukuran rata-rata kekalahan. Dengan kata lain; Apa peluang ini berhasil? Seberapa besar kemenangan? Seberapa besar kekalahan? Saat anda menggabungkan angka-angka ini, anda dapat lebih memahami dengan jelas apakah tindakan tertentu masuk akal atau tidak.
Katakanlah, misalnya, bahwa ide trading tertentu memiliki peluang 50% untuk berhasil. Kemenangan menghasilkan $2, sedangkan kerugian kehilangan $1. Haruskah anda mengambil trading ini?
Mari kita cari tahu. Dalam contoh ini, anda mengambil trading ini 100 kali. 50 kali, anda memenangkan $2, dan 50 kali Anda kehilangan $1. Anda akan mendapatkan total keuntungan $50! ((50x2)-(50x1)). Jelas, trading ini memiliki nilai ekspektasi positif! Jadi, bahkan jika anda mengambil perdagangan dan berakhir dengan kerugian, anda masih membuat keputusan yang tepat, dari sudut pandang EV .
Masalah rumit dengan Nilai yang Diharapkan adalah Bat Rate dan Menang / Kalah bukanlah angka yang pasti. Mereka adalah perkiraan. Jadi, membangun perasaan akan kemungkinan terjadinya sesuatu, dan membangun pemahaman tentang amplitudo kemenangan dan kekalahan adalah keterampilan utama yang harus dibangun untuk trading dan kehidupan. Cara mudah untuk mengkalibrasi antena anda dengan lebih baik adalah dengan membuat catatan tentang apa yang anda harapkan terjadi di jurnal trading anda. Setelah banyak pengulangan, kemampuan anda untuk menebak hasil akan meningkat.
2.) Kesadaran diri 😵💫
Dalam trading, tindakan semua pelaku pasar setiap saat didorong oleh 2 ketakutan: Takut ketinggalan dan takut rugi . Dengan kata lain, ketakutan dan keserakahan. Masalahnya, tergantung pada kimia otak dan pengalaman hidup anda, kemungkinan salah satu ketakutan ini berdampak lebih kuat pada anda daripada yang lain.
Pikirkan skenario berikut: Anda melakukan trading, dan posisi mulai bergerak ke arah anda. Aset kemudian mulai sideways. Mari kita periksa dua cara ini bisa terjadi:
a - anda menutup posisi anda. Kemudian, aset mulai bergerak ke arah anda sekali lagi, tiga kali lipat harganya. Anda telah melewatkan pergerakan ekstra ini, sekarang anda telah mengambil posisi untuk keuntungan kecil.
b - anda tidak menutup posisi, dan aset berputar kembali ke stop loss anda, dan anda mengalami kerugian pada trading ini.
Manakah dari skenario ini yang lebih menyakitkan bagi anda? Tidak ada jawaban *benar* atau *salah*, namun penting untuk mengetahui rasa takut mana yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan di otak anda. Jika anda menemukan bahwa anda lebih rentan terhadap FOMO, maka cobalah mencari strategi di mana anda dapat menekan setiap tetes terakhir dari trading yang menang. Jika anda lebih rentan terhadap rasa takut kehilangan, maka cobalah untuk mencari strategi di mana kemungkinan terhadap kerugian besar atau konsisten jauh lebih kecil.
3.) Kecocokan strategi sangat penting ✅
Tip ini mendukung tip sebelumnya tentang kesadaran diri, dan benar-benar menggarisbawahi pentingnya konsistensi dalam berinteraksi dengan pasar.
Saat anda berinteraksi dengan pasar, memiliki rencana perdagangan yang tertulis dan mudah dipahami adalah kunci kesuksesan. Hedge fund terbesar dan paling elit di dunia memiliki mandat investasi yang jelas, praktik terbaik, dan rencana bisnis. Apa yang membuatmu berpikir bahwa kamu tidak membutuhkan rencana?
Yang mengatakan, tidak semua rencana perdagangan dibuat sama, dan bahkan rencana terbaik pun masih ada peluang kesialan dan kecelakaan...dll.
Saat merancang rencana trading, banyak trader baru atau menengah hanya fokus pada aspek menghasilkan uang. Seperti, 'strategi mana yang akan memberi saya jumlah keuntungan tertinggi selama periode waktu tertentu.' Bagaimana saya bisa mendapatkan beberapa keunggulan? Biasanya backtest, penelitian fundamental, visi, dan lainnya berperan dalam membantu menentukan kriteria untuk strategi yang menguntungkan.
Namun, trader ahli tahu bahwa ada sesuatu yang lebih penting daripada menentukan keunggulan anda; .memastikan konsistensi .
Misalnya, katakanlah anda menemukan strategi trading sempurna yang secara teori, di masa depan, memungkinkan anda trading dengan sangat efisien. Rencana tersebut menjabarkan satu set kriteria yang sempurna untuk membeli di harga bawah pasar, dan menjual di harga atas pasar. Untuk pemula, ini adalah cawan suci. Namun, hanya karena anda *mengerti* suatu strategi tidak berarti anda akan dapat *mengeksekusi* strategi tersebut.
Anda dapat menguji strategi yang sempurna ini dalam kehidupan nyata, dan jika anda tidak dapat mengeksekusi sejumlah aturan yang telah anda buat untuk diri sendiri dengan berpikir jernih karena alasan psikologis anda, maka tidak peduli seberapa besar keunggulan yang dimiliki strategi. Anda tidak dapat mengeksekusinya.
Dengan demikian, menemukan strategi yang dapat anda lakukan sendiri dengan konsistensi, apa pun yang terjadi di pasar, adalah sangat penting.
Dalam hal nilai yang diharapkan dan kesadaran diri, memiliki strategi yang 30% efisien namun anda dapat mengeksekusinya dengan 100% jauh lebih berharga daripada strategi yang 70% efisien yang hanya dapat anda jalankan secara akurat sekitar 40%.
Tidak stres karena kerugian adalah skill yang sebenarnya. Buatlah untuk mencegah kesalahan, bukan kerugian.
Baiklah, terima kasih telah membaca, dan selamat berakhir pekan! Beri tahu kami dengan komentar di bawah jika anda telah mempelajari sesuatu, dan kami akan membuat seri penuh dalam mengaplikasikan psikologi trading.
Salam!
- Tim TradingView
Scenario Pergerakan ETHERIUM di MAJOR TIME FRAMEIni bukan ajakan Jual beli ya teman2. Ini merupakan Video Analisa pergerakan Eth. Disini saya menentukan area Support Resisten saja.
Jika kalian suka maka saya akan coba rutin membuat video lainnya seputar update Crypto. Namun buka video utk signal jual beli ya hehehe. Bisa dikatakan sebagai Roadmap Analysis.
Jika kalian punya pendapat lain silahkan komen dan ramaikan dengan diskusi untuk menambah ilmu
Apa sih pola BtcUsd SekarangUntuk mengetahui pola suatu chart digunakan garis diagonal atau lebih dikenal dengan garis trend.
Garis trend ditarik dari dua puncak tertinggi atau terendah.
Untuk mengetahui sebuah pola pada grafik maka dibutuhkan dua buah garis trend yang berada di atas dan di bawah grafik.
Cara menggambar garis trend yg atas adalah dengan menarik dari titik awal menuju titik akhir, seperti yg ditunjukkan pada gambar (garis bagian atas).
Cara menggambar garis trend yg bawah adalah dengan menarik dari titik awal menuju titik akhir, seperti yg ditunjukkan pada gambar (garis bagian bawah).
Karena kedua garis tersebut sejajar, maka pola yang terbentuk adalah berupa channel.
Berdasarkan kemiringannya pada ujung garis sebelah kanan yg lebih tinggi dari pada ujung garis yang sebelah kiri, maka pola chart memiliki kecenderungan untuk bullish.
Maka pola pada BTCUsd saat ini dikenal dengan sebutan Bullish Channel.
Karena harga masih bergerak dalam pola Bullish Channel, maka sesungguhnya saat ini BtcUsd masih dalam gerak yg Sideway, belum masuk ke Uptrend atau pun Downtrend.
PRICE ACTION STRATEGY: IMPULSIVE & CORRECTIVE MOVEKONSEP DASAR:
Impulsive dan corrective move (selanjutnya disebut ICM) termasuk kedalam metode analisis price action terutama waves theory (elliott wave .dll) dan analisis trend. Konsep dasar dari ICM adalah ketika harga bergerak dalam trend (bullish/bearish) atau ketika awal perubahan trend selalu diawali dengan pergerakan impulsive kemudian dilanjut pergerakan corrective sehingga dalam sebuah trend harga tidak akan bergerak lurus namun bergerak stagging yaitu pergerakan turun/sideways dalam trend bullish (uptrend) dan sebaliknya, secara psikologi market pergerakan itu disebabkan exhaustion > rest jadi ketika harga telah bergerak impulsive harga akan cenderung melambat hingga konsolidasi karena kelelahan. Nah fase corrective atau konsolidasi ini bisa digunakan sebagai fase re-accumulation untuk mengumpulkan momentum untuk pergerakan impulsive selanjutnya atau malah menjadi fase distribusi yang akan berakhir menjadi trend reversal.
Diatas adalah contoh impulsive > corrective move dalam trend bullish (uptrend) untuk fase bearish (downtrend) berlaku kebalikan, impulsive move terjadi ketika harga swing down dan corrective move saat harga rebound (naik) hingga konsolidasi.
Dalam metode analisis supply demand ICM serupa dengan pola Rally Base Rally (RBR) dan dalam metode analisis chart pattern ICM serupa dengan continuation pattern seperti bullish pennant, falling wedge .dll atau bearish pennant, bearish rising wedge .dll
MENGGUNAKAN IMPULSIVE > CORRECTIVE MOVE DALAM TRADING:
Dalam trading kamu bisa menggunakan impulsive > corrective move untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya impulsive/rally/swing selanjutnya, step-nya saya jelaskan dibawah:
STEP 1
Memprediksi impulsive/rally/swing yang pertama itu sulit karena unpredictable jadi disini hanya mencoba memprediksi potensi impulsive/rally/swing yang kedua dan setelahnya. Pertama cari saham yang telah membuat impulsive move dengan cara melihat data top gainers kemudian fokus pada saham yang baru naik secara impulsive untuk yang pertama kali dengan kenaikan minimal 15% hingga ARA (25-35%) selanjutnya masukan watchlist terlebih dahulu untuk memantau apakah saham tersebut melakukan corrective move yang valid atau tidak.
Untuk melihat data top gainers bisa dengan menggunakan tradingview versi PC kemudian pilih menu pasar > saham > pelaba tertinggi atau bisa gunakan platform trading sekuritas masing-masing.
STEP 2
Pertama, perhatikan konfirmasi volume ketika terjadi impulsive move harus diikuti kenaikan volume yang tinggi dibanding volume rata-rata sebelumnya kemudian volume kembali turun ketika corrective move, dengan asumsi saat corrective move big money atau bandar tidak mendistribusikan sahamnya yang telah mereka akumulasi selama impulsive move, untuk memastikan kamu juga bisa melihat data broker summary.
Kedua, perhatikan seberapa jauh penurunan setelah impulsive move terjadi, untuk ini kamu bisa gunakan tool fibonacci retracement atau pakai SNR/SND. Untuk fibonacci retracement pastikan penurunan tidak lebih dari fibo 0.786, umumnya corrective move terjadi pada FR level 0.5, 0.618 dan yang terjauh 0.786 jika melewati FR 0.786 maka formasi impulsive > corrective menjadi tidak valid.
STEP 3
Setelah semua syarat terpenuhi langkah terakhir adalah membuat trading plan, caranya seperti biasa entri pada area konsolidasi, stop loss letakan dibawah lowest level konsolidasi dengan catatan risk masih dikisaran 5% kemudian untuk target profit minimal pada highest level impulsive move yang pertama namun jika breakout tendensinya bisa menjadi formasi bullish continuation atau minimal bisa bergerak swing lebih tinggi.
NOTE:
Sebagai refrensi saya lampirkan beberapa analisis saya sebelumnya yang menggunakan strategi yang serupa.
EMA clueIndiktor ini sangat mudah utk dipahami,karena hanya menggunakan 3 jenis indikator EMA 13,21,55
Cara membacanya , apa bila terjadi moment persilangan antar 3 EMA,,
Garis paling atas EMA 13
Garis di posisi tengah EMA 21
Garis paling bawah EMA 55
Maka kita siap untuk posisi LONG (Strategi ini hanya khusus utk SPOT MARKET)