Buyback adalah sebuah aksi korporat dimana perusahaan membeli sendiri sahamnya.
Alasan pembelian macam macam tapi secara umum buyback dilakukan karena perusahaan menganggap harga sahamnya terlalu murah dan kurang dihargai pasar.
Buyback bisa menjadi indikasi bahwa sebuah saham bagus dan dijual dengan harga yang murah sehingga ada potensi tinggi di masa depan.
Kenapa bagus? Karena perusahaan sebagai pemilik tentu sudah mengetahui kondisi luar dalam sehingga membuat mereka berani membeli saham mereka sendiri.
Namun buyback biasanya dilakukan dalam periode yang cukup lama, bisa berbulan bulan. Penggunaan strategi buyback lebih cocok dilakukan investor dengan time frame panjang dan pembelian berkala.
Secara price action, jika terjadi buyback, price action akan membentuk sideways. Kenapa sideways? karena buyback biasanya dilakukan dengan mencicil bukan pembelian besar.
Kenapa dicicil?
Bayangkan anda memiliki uang 100 miliar untuk membeli saham perusahaan anda di pasar. Harga di pasar misal 1000 rupiah per lembar. Menurut anda ini terlalu murah karena saham ini harusnya dihargai setidaknya 1500
Dengan uang 100 milliar, anda dapat mengguncang pasar dan menarik minat investor lain membeli saham ini. Harga akan naik dan anda tidak bisa lagi membeli di harga murah.
Cara terbaik adalah membeli secara berkala.Pembelian secara berkala dalam rentang waktu lama ini lah yang membuat harga bergerak sideways atau mendatar.
Butuh kesabaran kuat untuk membeli saham yang mengalami buyback sehingga ini lebih cocok dilakukan oleh investor jangka panjang.
Pilihan lain adalah membeli saat breakout. Namun jika ini dilakukan, potensi keuntungan lebih sedikit karena harga sudah naik. Tapi dalam kasus ini anda tidak menunggu lama.
Semua punya kelebihan dan kekurangan.
Contoh buyback
Buyback yang pernah saya ikuti adalah saham HRUM. Awalnya saya sudah membeli di harga 900-1000. Namun seperti saya bilang, saham saham buyback bergerak sideways dalam waktu lama. Saya tidak sabar dan melepas harum dengan kerugian sangat sedikit.
Namun saya masih yakin akan prospek saham ini karena selain melakukan buyback, perusahaan ini juga sangat minim hutang dan berencana berekspansi ke nickel.
Setelah mencapai, di 1500an saya membeli lagi HRUM dengan 30% modal dan jual di 4000an.
Apa yang terjadi selanjutnya, HRUM menembus harga 10 ribu kalo tidak salah.
Dengan harga saham yang mencapai 10 ribu dan HRUM sudah melakukan buyback, tentunya HRUM bisa menjual saham hasil buyback ini atau yang kita sebut dengan saham treasury dengan harga tinggi. Ini lah salah satu keuntungan buyback bagi perusahaan.
berkaca dari kasus HRUM, kita akan melihat dampak dari buyback terhadap jumlah saham beredar dimana saham beredar adalah saham yang berada di pasar atau saham yang diperjual belikan.
Jika terjadi buyback, maka saham beredar akan berkurang. Sekarang mari kita gunakan salah satu indikator dalam Tradingview untuk mendeteksi jumlah saham beredar.
Caranya: 1.Buka chart 2.Masuk ke indikator fundamental 3.Pilih total saham beredar/Total common share outstanding 4.Pilih kuartal atau tahun
Jika jumlah saham beredar menurun, maka ini artinya ada buyback atau akumulasi oleh perusahaan pemilik saham.
Sekarang perhatikan chart HRUM.
Anda bisa lihat jika jumlah saham beredar menurun dari 2016 hingga 2020. Dari yang awalnya 13. 2 Miliar menjadi 12.6 miliar
Namun di 2021 akhir jumlah saham bertambah lagi menjadi 13 milliar lembar. Ini terjadi karena HRUM melakukan stock untuk membuat sahamnya menjadi lebih likuid atau lebih mudah dijual. (mungkin ingin menjual saham treasury nya)
Jadi buyback mampu membawa harga saham naik tapi dalam waktu yang cukup lama. Sekarang kembali ke profile resiko masing-masing saja. Jika anda membeli saham yang ada program buyback nya, kuatkah anda menunggu sampai buyback itu selesai?
Atau jika tidak kuat, ada baiknya menunggu saham tersebut breakout tentu dengan keuntungan yang lebih sedikit.
Tulisan selanjutnya akan menganalisa salah satu saham yang masih rugi dari awal pandemi sampai sekarang namun sudah melakukan buyback beberapa kali yang terdeteksi dari indikator jumlah saham beredar di Tradingview yang terus menurun
Atau dengan kata lain, meskipun perusahaannya merugi, manajemen malah membeli sahamnya sendiri.
Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.