Membangun Sistem Trading yang TerkalkulasiSetelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia trading, saya mulai menyadari bahwa fokus berlebihan pada pergerakan harga justru membuat kita melewatkan aspek-aspek fundamental lain yang sama pentingnya. Banyak trader pemula yang terjebak dalam analisis teknikal semata, padahal trading yang profitable membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan terstruktur.
Ketika kita berbicara tentang trading, kebanyakan orang langsung berpikir tentang candlestick, support resistance, atau indikator teknikal. Namun sebenarnya, ada elemen tersembunyi yang jarang diperhatikan namun memiliki dampak signifikan terhadap konsistensi profit kita. Salah satunya adalah historical data yang bukan sekadar digunakan untuk melihat pola, tetapi untuk membangun ekspektasi yang terkalkulasi berdasarkan probabilitas.
Mari kita ambil contoh penggunaan Fibonacci retracement yang sangat populer di kalangan trader. Kebanyakan dari kita menggunakan level 38.2%, 50%, atau 61.8% sebagai area entry atau target tanpa benar-benar mengetahui seberapa konsisten level-level tersebut bekerja pada instrumen yang kita tradingkan. Apakah di EURUSD level 61.8% lebih sering tertembus dibanding 38.2%? Berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan harga untuk mencapai level tersebut? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini jarang sekali kita jawab dengan data konkret.
Inilah yang saya maksud dengan historical data sebagai fondasi ekspektasi terkalkulasi. Ketika kita menggali data historis secara mendalam, kita bisa menemukan pola berulang yang memberikan kita edge statistik. Misalnya, setelah menganalisis 100 setup terakhir pada timeframe H4 GBPJPY, kita mungkin menemukan bahwa 70% dari breakout terjadi pada sesi London, dengan rata-rata durasi 8 jam sebelum mencapai target pertama. Data seperti ini memberikan kita gambaran probabilitas yang jauh lebih akurat daripada sekadar mengandalkan feeling atau analisis visual.
Konsep ini sebenarnya berkaitan erat dengan algorithmic trading, namun tidak berarti kita harus membuat sistem yang rumit dengan ratusan parameter. Yang kita butuhkan justru satu sistem sederhana yang konsisten dan tidak berubah-ubah. Sistem yang baik memiliki aturan entry yang jelas, manajemen risiko yang terkalkulasi, dan exit strategy yang sudah ditentukan sebelumnya. Lebih penting lagi, sistem tersebut harus sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup kita sebagai trader.
Tantangan terbesar dalam membangun sistem seperti ini adalah disiplin untuk tidak mengubah aturan di tengah jalan. Banyak trader yang sudah memiliki sistem bagus, tetapi kemudian memodifikasinya setelah mengalami beberapa loss berturut-turut. Padahal, setiap sistem memiliki drawdown period yang merupakan bagian normal dari trading. Yang membedakan trader profitable dengan yang tidak adalah kemampuan untuk tetap konsisten menjalankan sistem meski sedang dalam periode sulit.
Historical data juga membantu kita memahami karakteristik instrumen yang kita tradingkan. Setiap pair forex, saham, atau komoditas memiliki perilaku unik yang bisa kita pelajari dari data masa lalu. Volatilitas rata-rata, jam-jam aktif, reaksi terhadap news, dan seasonal pattern adalah informasi berharga yang bisa kita ekstrak untuk meningkatkan akurasi trading kita.
Membangun sistem trading yang terkalkulasi memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun investasi waktu ini akan terbayar dengan konsistensi profit jangka panjang. Mulailah dengan satu strategi sederhana, kumpulkan data performanya, dan terus evaluasi berdasarkan fakta, bukan emosi. Ingat, trading bukan tentang prediksi sempurna, tetapi tentang mengelola probabilitas dengan disiplin yang konsisten.
Ide komunitas
permulaan bagus opsi long bullpoin 110.500 sudah terkoreksi dan beberapa signal(x) sudah mulai terlihat ini saat yg bagus long bullish seperti paparan analis ini sbb.
Dave the Wave, analis yang menggunakan nama samaran, telah membagikan analisisnya kepada 148.500 pengikutnya di platform media sosial X. Ia menggunakan kanal Gaussian, sebuah indikator tren yang membantu mengidentifikasi puncak dan dasar harga. Dari grafik yang dipaparkan, Dave the Wave memperkirakan bahwa Bitcoin (BTC) akan mencapai target harganya pada Desember 2025, saat garis median dari kanal Gaussian mencapai puncaknya.
Kanal Gaussian tidak hanya membantu dalam memprediksi pergerakan harga jangka panjang, tetapi juga memberikan wawasan tentang volatilitas pasar. Meskipun Bitcoin (BTC) mengalami fluktuasi harga yang signifikan, analis ini yakin bahwa volatilitas tersebut tidak menghalangi kemungkinan kenaikan harga.
Dave the Wave juga mengaitkan pergerakan harga saat ini dengan koreksi yang terjadi pada Agustus 2024. Pada waktu itu, Bitcoin (BTC) turun hingga level Fibonacci 0,382 sebelum memulai kenaikan harga baru. Alat retracement Fibonacci sering digunakan oleh trader untuk menentukan titik masuk dan keluar berdasarkan rasio Fibonacci.
Penggunaan alat ini menunjukkan bahwa setiap koreksi dalam harga Bitcoin (BTC) bukan merupakan akhir dari potensi kenaikannya. Sebaliknya, koreksi-koreksi tersebut seringkali diikuti oleh rally harga yang kuat. Analis ini percaya bahwa penurunan harga yang dalam akan menjadi panggung untuk rally Bitcoin (BTC) menuju sekitar $180.000 di akhir tahun.
Mengapa Kripto Anjlok? Panduan TraderMengapa Kripto Anjlok? Panduan Trader tentang Aksi Jual Baru-Baru Ini 📉
🚨 Jika Anda mengamati pasar hari ini, Anda pasti melihat lautan merah. Bitcoin, Ethereum, dan altcoin utama telah mengalami penurunan sementara (pullback) yang signifikan, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang penyebabnya.
Meskipun penurunan tajam bisa meresahkan, bagi trader strategis, ini adalah momen kritis untuk dianalisis, bukan untuk panik. Penurunan saat ini tidak terjadi secara acak; ini didorong oleh konvergensi faktor geopolitik, teknis, dan makroekonomi yang jelas.
Berikut adalah rincian tentang apa yang terjadi di balik grafik:
1. Ketidakpastian Geopolitik 🌐
Pertemuan diplomatik tingkat tinggi sedang berlangsung yang melibatkan para pemimpin AS, UE, dan Ukraina untuk membahas kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Pasar pada dasarnya tidak menyukai ketidakpastian. Sambil menunggu hasil yang jelas, banyak trader mengurangi risiko portofolio mereka, yang menyebabkan tekanan jual pada aset seperti mata uang kripto.
2. Reset Pasar yang Sehat 📊
Pasar kripto baru saja mengalami reli yang kuat di mana banyak aset mengalami kenaikan 50-100%. Kenaikan pesat ini menyebabkan penumpukan posisi dengan leverage tinggi. Penurunan hari ini memaksa "pembersihan leverage" (leverage flush), melikuidasi trader yang terlalu terekspos. Meskipun menyakitkan bagi sebagian orang, ini adalah mekanisme pasar standar yang membersihkan ekses spekulatif dan sering kali menciptakan fondasi yang lebih stabil untuk pertumbuhan di masa depan.
3. Pergeseran Arus Makroekonomi 📉
Baru seminggu yang lalu, pemotongan suku bunga pada bulan September dianggap sebagai kepastian. Sekarang, data ekonomi terbaru sedikit menurunkan kemungkinan tersebut. Pasar keuangan, termasuk kripto, sangat sensitif terhadap kebijakan bank sentral. Pasar sekarang memperhitungkan pergeseran ekspektasi yang kecil namun signifikan ini, yang berkontribusi pada tekanan ke bawah.
Perspektif Trader: Peluang dalam Volatilitas 💡
Jadi, apa artinya semua ini? Ini menggarisbawahi prinsip inti dari trading yang sukses: volatilitas memiliki sumber.
Bagi trader yang siap, ini bukan sinyal untuk meninggalkan kapal. Ini adalah sinyal untuk berkonsultasi dengan strategi Anda. Inilah lingkungan di mana perkiraan yang jelas dan berbasis data menjadi sangat berharga.
Dengan memahami akar penyebab aksi jual, Anda dapat lebih baik mengantisipasi struktur pasar, mengelola risiko, dan mengidentifikasi zona support (dukungan) potensial di mana "smart money" mungkin mulai mengakumulasi kembali.
Di sinilah perbedaan antara trader profesional dan pemula menjadi jelas. Trader berpengalaman menyambut setiap koreksi atau penurunan sementara di pasar, melihatnya sebagai peluang untuk masuk kembali dan mendapat untung dari gelombang naik berikutnya. 📈
Oleh karena itu, alih-alih khawatir dan stres, alihkan fokus Anda untuk menemukan titik-titik pembalikan kunci dan menentukan zona masuk (Watchboxes) baru untuk trading di masa depan dengan harga yang lebih menarik. Lihat koreksi harga ini sebagai peluang strategis, bukan ancaman. 🚀
Apa pendapat Anda tentang penurunan sementara ini? Apakah Anda melihatnya sebagai risiko atau peluang? Mari kita diskusikan di kolom komentar. 👇
Bertransaksilah dengan Cerdas!
Navid Jafarian
Area Abu-abu Trading: Mengapa Tidak Ada Jawaban Hitam dan PutihHari ini saya ingin berbagi pemikiran tentang salah satu realitas paling mendasar dalam dunia trading yang sering kali membuat frustrasi para pemula, yaitu ketiadaan kepastian absolut atau jawaban yang tegas dalam setiap keputusan trading.
Ketika pertama kali terjun ke dunia trading, kebanyakan dari kita berharap bisa menemukan formula ajaib atau indikator sempurna yang akan memberikan sinyal jelas kapan harus beli dan kapan harus jual. Kita mencari jawaban yang hitam putih, tegas, dan tidak meninggalkan ruang untuk keraguan. Namun kenyataannya, trading adalah permainan probabilitas yang penuh dengan area abu-abu di mana tidak ada jawaban yang mutlak benar atau salah.
Bayangkan trading seperti meramal cuaca. Meteorolog bisa memberikan prediksi bahwa besok akan hujan dengan probabilitas 70%, tapi mereka tidak bisa memberikan kepastian 100%. Begitu juga dengan trading, kita hanya bisa menganalisis kemungkinan pergerakan harga berdasarkan data historis, pola chart, dan kondisi fundamental, namun tidak pernah bisa memastikan dengan tepat apa yang akan terjadi di menit atau jam berikutnya.
Ambil contoh sederhana ketika kita melihat support level yang telah teruji beberapa kali. Sebagian trader mungkin melihatnya sebagai area yang kuat untuk membeli karena harga selalu memantul dari level tersebut. Namun trader lain mungkin justru waspada karena semakin sering support diuji, semakin besar kemungkinan untuk break. Kedua pandangan ini sama-sama valid dan memiliki logikanya masing-masing, tapi tidak ada yang bisa memastikan mana yang akan terjadi.
Hal yang sama berlaku untuk indikator teknikal. RSI oversold bisa menjadi sinyal beli yang bagus di trending market, tapi di sideways market justru bisa menjadi jebakan. Moving average crossover yang bekerja sempurna di satu kondisi market bisa memberikan banyak false signal di kondisi yang berbeda. Ini bukan berarti indikator tersebut buruk, melainkan konteks dan kondisi market yang menentukan efektivitasnya.
Di sini letak pentingnya risk management dan position sizing. Karena kita tidak bisa memastikan hasil dari setiap trade, maka kita harus mempersiapkan diri untuk kedua kemungkinan, baik profit maupun loss. Trader yang sukses bukan mereka yang selalu benar, melainkan mereka yang bisa mengelola risiko dengan baik dan tetap profitable meskipun tidak semua trade menguntungkan.
Pemahaman tentang area abu-abu ini sebenarnya bisa menjadi kekuatan tersendiri. Ketika kita menerima bahwa tidak ada kepastian mutlak, kita menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan kondisi market. Kita tidak akan terlalu terpaku pada satu skenario dan lebih siap untuk beradaptasi ketika market bergerak tidak sesuai ekspektasi.
Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola ketidakpastian tersebut. Dengan mengembangkan sistem trading yang konsisten, menerapkan risk management yang ketat, dan terus belajar dari setiap pengalaman trading, kita bisa tetap profitable meski beroperasi di area abu-abu yang penuh ketidakpastian.
Trading mengajarkan kita untuk nyaman dengan ketidakpastian dan membuat keputusan terbaik dengan informasi yang tersedia. Inilah yang membedakan trading dengan gambling, di mana kita tetap menggunakan analisis dan strategi meskipun tidak ada jaminan kepastian.
Keep learning, keep growing, dan ingat bahwa setiap trader profesional pun menghadapi ketidakpastian yang sama. Yang membedakan adalah bagaimana mereka mengelolanya.
123 Kiat Cepat Belajar Trading - Kiat #7123 Kiat Cepat Belajar Trading - Kiat #7
Kekuatan Ganda Matematika: ✅ Logika untuk Analisis, ✅ Tekad untuk Kemenangan
✅ Seorang trader yang ideal adalah gabungan dari seorang analis yang tajam dan seorang pejuang yang tangguh.
Untuk berhasil di pasar keuangan, Anda memerlukan pengambilan keputusan yang logis dan tekad untuk tetap berada di jalur yang benar.
Matematika adalah sarana yang sempurna untuk mengembangkan kedua keterampilan kunci ini secara bersamaan.
Dari sudut pandang logis, matematika mengubah pikiran Anda menjadi alat analisis yang kuat. Ini mengajarkan Anda cara memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengenali pola, dan membangun strategi trading Anda dengan pemikiran langkah demi langkah.
Inilah keahlian yang Anda butuhkan untuk memahami probabilitas secara mendalam dan menghitung rasio risiko terhadap imbal hasil secara akurat. 🧠
Namun kekuatan matematika tidak berhenti pada logika. Bergulat dengan masalah yang sulit dan tidak menyerah membangun semangat juang yang sekuat baja. Kekuatan mental ini membantu Anda tetap tenang selama drawdown dan berpegang teguh pada rencana trading Anda.
"Analisislah dengan presisi seorang ahli matematika dan tradinglah dengan semangat juang seorang ahli matematika 👨🏻🎓,
bukan dengan kegembiraan seorang penjudi 🎲."
Navid Jafarian
Setiap kiat adalah langkah untuk menjadi trader yang lebih disiplin.
Nantikan kiat berikutnya! 🌟
Jika Anda ingin konten saya diterjemahkan ke dalam bahasa Anda lagi dan diposting di sini, pastikan untuk menyukai postingan ini.
Postingan saya di masa mendatang akan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa di mana saya menerima paling banyak suka dari bahasa tersebut.
Berbahagia dan BerbagilahTulisan ke-19 kali ini merupakan sebuah pengalaman sekaligus bagaimana membuat trading menjadi lebih "Hidup", boleh saling berbagi jika teman-teman trader memiliki pengalaman sendiri.
Setelah kita memiliki suatu mindset, setup, cara entri dan exit yang baik serta mendapatkan hasil yang diharapkan, maka langkah yang penting adalah bagaimana itu semua dapat menciptakan suatu kebahagiaan. Secara umum, pengertian Kebahagiaan adalah keadaan emosi yang dirasakan seseorang ketika hidupnya terasa bermakna, memuaskan, dan penuh harapan. Namun tentu saja, makna kebahagiaan bisa berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada nilai, pengalaman, dan tujuan hidup masing-masing.
Secara umum, kebahagiaan bisa meliputi:
1. Kesenangan sesaat (hedonis)
Misalnya: menikmati makanan favorit, tertawa bersama teman, atau menerima hadiah
2. Kepuasan jangka panjang (eudaimonis)
Misalnya: merasa hidup punya tujuan, menjalani hubungan bermakna, atau berkembang secara pribadi
3. Keseimbangan emosi positif dan negatif
Tidak berarti hidup bebas dari kesedihan, tapi lebih kepada bisa mengelola emosi dengan sehat dan tetap menemukan makna di dalamnya
4. Rasa syukur dan Penerimaan
Banyak orang merasa bahagia bukan karena hidupnya sempurna, tapi karena ia mampu menerima dan bersyukur atas apa yang ada.
Makna itulah yang mungkin tiap-tiap trader berbeda satu dengan yang lain, tapi pastikan bahwa Anda memperoleh bahagia yang diharapkan, cukupkan dengan hasil yang sudah diperoleh dan yang utama menurut kami adalah mulailah berbagi dengan orang lain, berbagi dengan penuh ketulusan tanpa pamrih. Berbagi bisa dalam bentuk material maupun immaterial. Dengan selalu bebahagia dan berbagi dengan sesama semoga trading yang dilakukan bisa memiliki suatu makna yang baik dan baik pula untuk psikologi trading kita.
Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan ingatan bagi kami serta teman-teman trader yang lain.
Salam Berkah dan Profit.
Kenapa Trading Mirip Jatuh Cinta? Psikologi di Balik Ketagihan Market
Kali ini saya jelaskan psikologi trading menggunakan analogi yang mudah dipahami, yaitu cinta :).
Pernah ngerasa deg-degan lihat market gerak liar? Atau susah berhenti trading meski loss terus?. Itu karena trading dan cinta sama-sama main di emosi, dan kadang bikin kita lupa logika.
Trading = Cinta Monyet yang Toxic
Market itu kayak gebetan yang PHP. Kadang ngasih profit, kadang bikin kesel. Justru karena nggak bisa ditebak, kita makin ketagihan. Dopamine keluar pas kita dapet surprise reward, kayak gebetan yang tiba-tiba perhatian lagi.
Satu Trade Lagi = Mungkin Kali Ini Dia Berubah
Udah bilang “trade terakhir hari ini”, tapi malah buka posisi baru?. Itu persis kayak nunggu gebetan berubah padahal udah sering disakitin. Otak kita suka ketidakpastian. Makanya market dan cinta yang dramatis bisa sama-sama bikin kecanduan.
Revenge Trading = Ngambek Pas Putus
Loss gede, lalu tiba-tiba naikin lot atau main asal-asalan?. Itu bukan strategi, tapi emosi. Sama kayak abis putus, langsung update story biar mantan nyesel. Padahal kita tahu itu nggak bikin keadaan lebih baik.
FOMO = Takut Jomblo
Lihat orang lain profit, langsung FOMO masuk market. Padahal belum tentu cocok sama strategimu. Sama kayak buru-buru jadian karena takut sendiri. Hasilnya? Salah pilih, nyesel belakangan.
Kenapa Kita Suka Market yang Drama?
Market sideways = bosen. Market volatile = tegang. Dan otak kita suka rasa tegang itu. Sama kayak orang yang nggak bisa betah di hubungan yang damai-damai aja. Tapi kalau ditanya tujuannya ? bakal bilang cari profit, padahal sebenernya lagi cari sensasi.
Self-Sabotage: Takut Bahagia
Udah profit, eh malah overtrade dan habis. Atau lagi aman di relationship, tapi kita sendiri yang mulai cari masalah. Ini bentuk sabotase diri. Karena di dalam hati, kita ngerasa nggak layak untuk bahagia... atau untung. :)
Cara Ngatur Emosi saat Trading
Sadar dulu : kamu trading karena analisa atau cuma pelarian?
Bikin aturan : max 3 posisi, stop kalau loss 2%. Sama kayak relationship, kamu butuh batasan.
Cari hiburan lain : jangan andalkan market buat kasih sensasi hidup. live a life! , lakukan hobi selain di depan layar :)
Trading dan cinta sama-sama soal emosi. Dan dua-duanya bisa jadi toxic kalau kamu nggak belajar ngontrol diri.
Ingat : trader yang sukses itu kayak pasangan yang dewasa, nggak butuh drama, yang penting sabar, konsisten, dan ngerti diri sendiri.
Percayalah Terhadap Setup SendiriPada tulisan ke-18 ini, judul selengkapnya adalah : Percaya Setup Sendiri Jauh Lebih Penting dibandingkan Ragu Karena Setup Orang Lain, judul ini sangat menginspirasi dan semoga sobat trader juga demikian.
Setup dalam trading sangat tergantung pada masing-masing trader. Adapun beberapa setup yang biasa dipakai oleh seorang trader adalah sebagai berikut:
1. Arah tren (misalnya: uptrend, downtrend)
2. Level support/resistance
3. Sinyal candlestick (seperti pin bar, engulfing)
4. Indikator teknikal (misalnya: moving average crossover, RSI overbought/oversold)
5. Volume perdagangan
6. Konfirmasi tambahan (misalnya pola chart, breakout, dll).
Terkait setup, kami memiliki Pola: Candle Break, Fibonacci Retracement, Area Entri, dan Area Sell.
Variasi dari pola tersebut sangat beragam. Latihan dan pembelajaran lebih lanjut akan dijelaskan dalam sesi yang berbeda. Kami tidak pernah mengatakan bahwa setup inilah yang terbaik. Kami menggunakan setup tersebut semata-mata untuk mendapatkan profit dan membentuk kondisi "Trading Tanpa Modal" dengan sistem locking.
Tentu saja, alasan kami percaya diri menggunakan setup tersebut adalah karena kami telah melakukan backtest selama 3 tahun dengan hasil lebih dari 80%. Baik atau tidaknya suatu setup tergantung pada trader yang mempercayai setup tersebut, dan tentu saja, tergantung pada tujuan yang hendak dicapai dari proses trading masing-masing trader.
Percaya terhadap setup sendiri yang telah disusun jauh lebih baik daripada menerima sinyal dari trader lain. Ini adalah salah satu pengalaman dari kami. Oleh karena itu, kami tekankan: setiap setup yang diberikan, pastikan sesuai atau selaras dengan setup yang dimiliki oleh para trader, sebagai suatu perbandingan/komparasi. Tujuan akhir dari setup tersebut adalah supaya mendapatkan entri yang terbaik serta exit yang tepat, sehingga akhirnya memperoleh profit yang diharapkan.
Jika melihat setup orang lain terkadang lebih akurat dibandingkan dengan setup yang kita buat, mungkin itu hanyalah bagian dari setup yang work/tepat saja. Bagian setup yang tidak work/tepat mungkin ada, atau mungkin tidak ditampilkan. Oleh karena itu, saran kami: selalu lakukan riset, dan kemudian percayalah dengan setup yang telah dibuat.
Semoga tulisan ini bisa menginspirasi dan bermanfaat dalam kegiatan trading, sehingga kita tidak terjebak dalam kondisi Fear of Missing Out (FOMO) yang sangat berbahaya bagi psikologi trading kita.
Salam Profit.
Setup Sebelum Big News (BN)?Tulisan ke-17 ini merupakan tulisan khusus dalam kita menghadapi Big News (Berita besar yang sangat berpengaruh terhadap Market), karena kami menggunakan Tehnikal, sedangkan Big News cenderung kepada Fundamental dan Sentimental, maka pembahasan Big News kali ini akan menarik terkait Tehnikal yang berpengaruh kepada Fundamental dan Sentimental, kami tidak anti Fundamental dan Sentimental, terkadang hal tersebut kami gunakan sebagai konfirmasi dan memperkuat dari setup tehnikal.
Namun sebelum pembahasan lebih detail, sebaiknya kita mengenal Big News atau kita singkat BN saja. BN adalah berita penting atau berdampak besar yang dapat menyebabkan pergerakan harga pasar yang signifikan, terutama dalam waktu singkat. Contoh BN dalam Trading:
1. Data Ekonomi Utama: Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat, Inflasi (CPI, PPI), Suku bunga (rate hike/cut) oleh bank sentral, GDP (produk domestik bruto).
2. Pernyataan Bank Sentral: Contoh: Ketua The Fed (misalnya: Jerome Powell) memberi sinyal hawkish atau dovish.
3. Geopolitik dan Krisis Global: Perang, ketegangan politik, atau sanksi ekonomi besar.
4. Berita Keuangan Besar: Kebangkrutan bank besar, bailout, krisis likuiditas.
5. Berita yang Tidak Terduga (Surprise Event): Contoh pandemi, serangan teroris, bencana alam besar.
Apa dampak BN? Dampak BN diantaranya :
1. Volatilitas tinggi (harga bisa naik-turun tajam dalam hitungan menit)
2. Spread melebar (terutama di broker market maker)
3. Risiko dan peluang trading meningkat tajam
4. Bisa memicu stop loss dan margin call jika tidak hati-hati.
Bagaimana dari sudut kami (Tehnikal) terkait dengan BN tersebut? (Ini yang menarik), bagi kami gerakan BN seringkali (tidak selalu) bahkan sebagian besar merupakan konfirmasi dari setup yang ada, sehingga dalam beberapa kesempatan BN kami melakukan suatu setup limit dari setup yang telah kami buat, selain setup limit, kami juga sering menempatkan take profit (TP) pada kondisi tertentu, sehingga terkadang, kami lebih memilih tidak memantu BN tersebut dan melakukan setup tadi (limit maupun TP) sesuai dengan setup awal yang sudah terkonfirmasi. Tanpa mengurangi bagaimana efek dari hasil BN yang mempengaruhi Fundamental dan Sentimental, dengan Tehnikal seringkali beriringan, bahkan sebagai konfirmasi dari suatu setup yang sudah ada sebelumnya.
Demikian pandangan kami dalam menghadapi BN, semoga bisa memberikan gambaran bagaimana metode kami dalam menghadapi BN tersebut.
Semoga Bermanfaat, Salam Profit.
BeTa Team
Target dalam Trading: Bukan Profit, Tujuan SebenarnyaHari ini saya mau ajak kalian berpikir ulang soal tujuan kita trading. Banyak yang fokus ke pertanyaan “Hari ini mau profit berapa?”, padahal yang lebih penting justru “Untuk apa saya trading?”
Kedengarannya filosofis, tapi ini yang membentuk semuanya. Kalau tujuan kita jelas, cara kita ambil keputusan juga jadi lebih terarah. Mulai dari disiplin, risk management, waktu yang kita pakai, sampai cara kita ngatur emosi.
Kenapa Tujuan Lebih Penting dari Profit?
Saya sering lihat orang ngaku scalper tapi ngejar ratusan pip. Atau ngaku day trader tapi buka posisi tiap menit. Gaya dan label nggak nyambung. Tanpa sadar, mereka bertindak berlawanan dengan cara kerja yang mereka klaim.
Kalau kita punya tujuan yang jelas, keputusan kita juga lebih konsisten. Misalnya, ada trader yang targetnya cuma 5–10 pip per sesi dengan risiko maksimal 0.25%. Filosofinya beda jauh dengan yang asal buka posisi dan ngejar big win tanpa rencana cadangan. Yang satu fokus ke konsistensi dan ketahanan akun. Yang satu rawan overtrading dan kena mental sendiri.
Dua Pendekatan yang Sama-Sama Sah
Dalam trading, nggak ada satu pendekatan yang paling benar. Yang penting cocok sama diri kita.
Pendekatan pertama, cari profit kecil tapi stabil. Eksekusi rapi, risiko dijaga ketat. Cocok buat yang mau bangun equity pelan-pelan dan tahan dari drawdown besar.
Pendekatan kedua, nunggu setup besar dan nggak trading setiap hari. Cocok buat yang ngerti kapan market bisa bergerak besar dan siap sabar.
Keduanya valid selama kita sadar kita cocoknya yang mana.
Kenapa Banyak Trader Gagal
Bukan cuma karena psikologi. Banyak yang gagal karena nggak ngerti apa sebenarnya tujuan mereka. Mau profit besar, tapi nggak punya sistem. Mau cuan cepat, tapi nggak siap rugi. Akhirnya masuk ke siklus capek sendiri dan akun makin boncos.
Padahal, kunci utamanya bukan seberapa besar kita bisa menang. Tapi seberapa jelas kita tahu kenapa kita mau menang.
Gimana Menemukan Tujuan Trading?
Coba tanya ke diri sendiri
Saya trading buat apa?
Buat nambah penghasilan? Buat bangun kekayaan jangka panjang? Atau cuma iseng tapi pengin cuan juga?
Gaya kerja mana yang cocok sama saya?
Gimana cara saya jaga mental dan akun dalam jangka panjang?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu yang jadi pondasi. Tanpa itu, strategi sehebat apa pun nggak akan banyak membantu.
Trading itu bukan sprint. Ini maraton. Yang bertahan adalah yang tahu arah dan tujuan.
Semoga sharing ini bisa jadi bahan refleksi. Terus belajar, terus berkembang. Semua trader hebat pernah jatuh. Bedanya, mereka tahu kenapa mereka bangkit.
Jaga Modal, Ambil Profit, Tambah Modal Secara PeriodikTulisan kami yang ke-16 ini merupakan penjelasan lebih detail terkait Money Management (MM) dalam suatu trading atau investasi. Dalam pengambilan sikap bijak bertrading, sebaiknya temen-temen membaca tulisan kami sebelumnya supaya lebih komprehensif dalam mengikuti kami di Belajar Trading.
Menjaga modal atau equity itu sangat penting, sebagian trader menganggp bahwa modal ini harus besar di awal, supaya mendapatkan profit yang besar. Mungkin jika anda seorang trader profesional atau keuangan anda "tidak terbatas" silakan saja, namun bagi trader yang memiliki keterbatasan modal maupun kesempatan, hal tersebut mungkin sulit dilakukan. Bagi sebagian orang, modal besar maupun kecil itu relatif, sehingga manajemen tentang modal ini penting menurut kami.
Dalam setiap kesempatan, selalu MM itu akan kami tekankan, karena hal tersebut sangat terkait dengan modal, setelah kita mengkalkulasi modal kita, pastikan kita memiliki suatu mode setup dalam MM, berapa lot yang akan kita gunakan dalam setiap entri, total lot dalam setiap setup, serta toleransi modal yang bisa dijaga dalam setiap trading. Setelah mindset Jaga Modal itu semua ditegakkan, masuk ke Ambil Profit .
Mengambil profit yang dimaksud adalah bagaimana kita bisa melakukan Exit yang baik dalam setiap setup, exit atau mengambil profit yang dimaksud tidak selalu sesuai dengan target awal yang dicanangkan, terkadang jika dirasa sudah cukup, ambil sebagian dan lakukan Stop Loss Plus (SL+) secara bertahap, tujuannya adalah tetap mendapatkan profit jika kemungkinan pergerakan pasar berubah dari analisa, sekaligus menjaga modal dan tentunya psikologi trading kita.
Terakhir dari tulisan ini adalah Penambahan Modal secara bertahap, meskipun ini hal sederhana, tetapi dengan periodik menambah modal, maka pola trading atau investasi kita akan semakin bertambah dalam menghasilkan profit, seiring bertambahnya modal, penambahan jumlah entri dan lot dapat dilakukan, jangan menambah entri dan lot secara "Brutal", pastikan dalam hal perhitungan yang baik, kalau kita memiliki "Modal Tak Terbatas" silakan saja, namun dengan modal yang terbatas sebaiknya jangan "Overlot" maupun "Overtrade", hal tersebut sangat berbahaya dan yang pasti merusak psikologi trading kita. Kembali ke penambahan modal secara bertahap, di kami, kami akan melakukan penambahan itu minimal atau paling cepat 3 bulan, mengapa demikian? karena harapannya dalam 3 bulan sudah terbentuk pola trading yang diharapkan, pola trading inilah yang penting bagi seorang trader, tapa memiliki pola, seorang trader bisa terjebak ke dalam aktivitas yang tidak diharapkan dan hasil yang jauh dari harapan.
Pastikan dalam MM kita untuk menjaga modal, ambil profit secara disiplin dan menambah modal rutin, sehingga dapat membantu membentuk pola trading yang baik bagi para trader.
Semoga bermanfaat. Salam Profit.
Sering Kena Loss? Trik Buat Keluar Dari Kebiasaan LossKerugian Itu Penting
Kita sering lihat orang pamer profit. Tapi jarang yang ngomongin soal kerugian. Padahal, justru dari loss itu kita belajar paling banyak.
Trading itu kayak belajar naik sepeda. Pasti jatuh dulu. Tapi dari jatuh itu kita belajar jaga keseimbangan. Sama juga di market... setiap kali rugi, ada pelajaran penting. Bukan dari teori, tapi dari pengalaman langsung.
Kenapa Loss Itu Krusial?
Loss bikin kita sadar pentingnya risk management . Kita jadi lebih hati-hati tentuin size dan pasang stop loss . Kita belajar realita market: gak semua bisa kita prediksi.
Semua itu ngebentuk mental dan sistem trading kita. Trader sukses gak kebal dari rugi. Mereka cuma beda di cara merespon:
Evaluasi.
Catat kesalahan.
Perbaiki strategi.
Bukan balas dendam ke market.
Hindari Revenge Trading
Rugi → emosi naik → masuk lagi tanpa mikir → rugi lebih besar.
Itu bukan trading. Itu judi.
Stop. Tinjau ulang. Tanya diri sendiri:
Salah analisa?
Gak disiplin?
Ada faktor fundamental yang kelewat?
Data Adalah Guru
Catat semuanya:
Entry, exit.
Alasan masuk.
Emosi saat itu.
Dari sana kita lihat pola. Kita tahu apa yang harus diperbaiki.
Edge Datang dari Konsistensi
Bukan dari prediksi yang selalu benar, tapi dari disiplin jalankan sistem yang sudah teruji. Edge dibangun lewat pengalaman. Termasuk pengalaman kalah. Yang penting itu bertahan. Jangan biarkan satu dua loss hancurkan semuanya.
Loss itu bagian dari permainan. Yang penting:
Modal aman.
Emosi stabil.
Tetap belajar.
Market itu guru yang keras, tapi adil. Semua trader dapat pelajaran yang sama. Tinggal siapa yang mau belajar. Jadi, kalau kamu lagi rugi, anggap itu biaya sekolah. Bangun edge kamu—satu pelajaran, satu langkah, satu progress.
Stay sharp. Stay humble. Keep building.
Naga di Balik Random Walk TheoryApakah pergerakan harga benar-benar bisa diprediksi melalui sebuah pola?
Random Walk Theory menyatakan bahwa pergerakan harga aset di pasar keuangan bersifat acak (random) dan tidak dapat diprediksi secara konsisten. Teori ini berasal dari dunia statistik dan diperkuat oleh para ekonom seperti Burton Malkiel, yang menyebutkan bahwa "Seekor monyet yang matanya ditutup lalu melempar anak panah ke halaman keuangan di koran bisa saja memilih portofolio yang hasilnya sama bagusnya dengan pilihan para ahli."
Jika pasar benar-benar random, maka setiap candle yang kita lihat hanyalah bagian dari chaos teratur, tidak ada pola, tidak ada arah pasti, hanya gerakan acak yang tampak seperti “berpola” karena otak manusia suka mencari bentuk di mana-mana.
Teori ini juga dibangun di atas fondasi probabilitas, khususnya Proses Markov, yang dikembangkan oleh Andrey Markov, seorang matematikawan Rusia diawal abad ke-20.
Proses Markov menyatakan bahwa "Pergerakan selanjutnya hanya bergantung pada kondisi saat ini, bukan pada jalur yang diambil untuk mencapainya."
Dengan kata lain yang lebih sederhana: pergerakan harga kemarin tidak memengaruhi arah hari ini. Grafik harga seperti melempar koin, tidak peduli apa lemparan terakhir, lemparan berikutnya tetap 50:50.
Lihat gambar naga yang melintang di balik grafik BTCUSD. Apakah benar ada naga di balik harga?
Tidak. Itu hanya overlay. Namun otak kita dengan cepat membentuk makna dari visual itu, seolah-olah grafik ini seperti bergerak di atas naga, membentuk ekor, punggung, dan kepala.
Inilah yang sering terjadi dalam analisa teknikal.
Analis teknikal melihat “head and shoulders” , “cup and handle” , atau pola lainnya, namun pengikut Random Walk Theory akan mengatakan:
“Itu semua cuma kebetulan. Tidak ada pola yang bisa diandalkan secara konsisten untuk prediksi masa depan.”
Pertarungan antara analis teknikal dan pendukung teori Random Walk masih menjadi perdebatan klasik di dunia trading.
Di satu sisi, para pendukung analisa teknikal meyakini bahwa harga membentuk pola karena perilaku pasar yang bersifat psikologis dan cenderung berulang. Mereka percaya bahwa dengan membaca pola seperti support-resistance, chart pattern, hingga candlestick, kita bisa memahami arah pergerakan harga.
Namun di sisi lain, pendukung Random Walk Theory berargumen bahwa setelah ratusan studi akademik dilakukan, tidak ada satu pun strategi teknikal yang mampu secara konsisten mengalahkan pasar dalam jangka panjang, apalagi setelah disesuaikan dengan risiko dan biaya transaksi.
Meski demikian, realitanya di lapangan banyak trader profesional tetap mengandalkan pattern recognition dan price action sebagai senjata utama.
Maka timbul pertanyaan: apakah kita harus percaya pada pola teknikal?
Jawaban bijaknya adalah: gunakan analisa teknikal, tetapi jangan memperlakukannya sebagai peta pasti.
Sadari bahwa sebagian besar pola yang kita lihat di grafik sering kali muncul karena otak manusia secara alami ingin menemukan keteraturan dalam kekacauan.
Tetaplah fleksibel dan adaptif, karena perilaku pasar bisa berubah dari rasional menjadi irasional dalam waktu sekejap seperti kibasan ekor naga yang tak terduga.
Hasil backtest pun bukanlah jaminan masa depan. Hanya karena suatu pola berhasil dimasa lalu, bukan berarti pola itu akan selalu berhasil dikemudian hari.
Oleh karena itu, menggabungkan berbagai pendekatan, mulai dari analisa teknikal, fundamental, hingga manajemen risiko yang ketat adalah langkah yang lebih realistis untuk bertahan di pasar yang liar ini.
“Apakah kamu melihat grafik ini akan bullish karena memang ada naga… atau karena kamu ingin melihat naga?”
Di balik setiap pola ada cerita. Tapi tak semua cerita adalah ramalan.
Kadang, itu hanya sebuah pola kepala naga yang dapat mengacaukan pandangan kita.
[EDUCATION] Analisa Teknikal...Atau Narik Garis Kemiskinan?ANDA MELAKUKAN ANALISIS TEKNIKAL ATAU TARIK MENARIK GARIS KEMISKINAN?
Kenyataan Pahit yang 95% Trader Teknikal Tidak Ketahui :(
Mari Kita Mulai!!
Pernahkah Anda melihat chart trading yang dipenuhi garis-garis berwarna-warni seperti lukisan Picasso yang sedang bad mood? Support line di sini, resistance line di sana, trend line ke segala arah sampai chart terlihat seperti peta jalan Jakarta yang kusut. Jika iya, selamat datang di klub "Tarik Menarik Garis Kemiskinan" – sebuah perkumpulan eksklusif trader yang gemar menghias chart tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Jangan salah paham, analisis teknikal adalah seni yang mulia. Tapi seperti kata pepatah, "ada bedanya antara Picasso dengan anak TK yang main crayon." Mari kita kupas tuntas lima kesalahan fatal yang membuat 95% trader teknikal berakhir dengan portfolio yang lebih tipis dari rambut botak.
1. Sindrom "Garis Ajaib" - Menggambar Tanpa Makna
Bayangkan Anda sedang menggambar chart GBPJPY dan tiba-tiba melihatnya sebagai pemandangan pegunungan yang indah. Support level jadi bukit hijau, resistance jadi awan putih mengambang, dan candlestick red jadi matahari terbenam yang romantis. Sounds familiar?
Kenyataan pahitnya: Kebanyakan trader menggambar garis support dan resistance seperti main connect-the-dots tanpa memahami psikologi di baliknya. Mereka lupa bahwa setiap garis yang mereka gambar seharusnya mewakili area dimana jutaan trader di seluruh dunia membuat keputusan buy atau sell.
Contoh kesalahan umum:
- Menghubungkan hanya 2 titik dan langsung menyebutnya "strong support"
- Mengabaikan volume saat harga menyentuh level tersebut
- Tidak mempertimbangkan timeframe dimana level tersebut terbentuk
Yang seharusnya dilakukan: Sebelum menggambar garis, tanyakan pada diri sendiri: "Mengapa harga bereaksi di level ini? Apa yang membuat area ini spesial?" Ingat, chart adalah cerminan emosi manusia, bukan puzzle yang harus diselesaikan dengan menghubungkan titik-titik sembarangan.
2. Multiple Timeframe Amnesia - Lupa Daratan Asal
Pernahkah Anda fokus menganalisis chart M15 sampai mata berair, lalu tiba-tiba buka chart H4 dan bingung kenapa analisis Anda hancur lebur seperti sandcastle kena tsunami? Welcome to the club!
Kenyataan pahitnya: Mayoritas trader teknikal menderita "timeframe tunnel vision" – mereka menganalisis satu timeframe saja dan lupa bahwa market bergerak dalam multiple layers seperti kue lapis Surabaya.
Kesalahan klasik:
- Melihat bullish pattern di M15 sementara Daily chart menunjukkan strong downtrend
- Trading breakout di H1 tanpa cek apakah itu cuma noise di context Weekly
- Menggunakan indicator dengan parameter yang sama di semua timeframe
Analogi sederhana: Bayangkan Anda melihat orang dari jendela lantai 20. Dari atas, orang itu terlihat jalan lurus ke depan. Tapi kalau Anda turun ke lantai dasar, ternyata dia sedang jalan zigzag karena mabuk. That's the difference between Daily chart dan M15 chart.
Solusi: Selalu mulai analisis dari timeframe besar (Weekly/Daily) untuk menentukan big picture, baru turun ke timeframe kecil untuk timing entry. Think of it as Google Maps – zoom out dulu untuk lihat route keseluruhan, baru zoom in untuk detail belokan.
3. Indicator Salad Syndrome - Lebih Banyak Indicator = Lebih Smart?
Ada trader yang chartnya seperti dashboard pesawat tempur – penuh dengan indicator warna-warni yang berkedip-kedip. MACD di bawah, RSI di pojok, Bollinger Bands melilit-lilit, Fibonacci retracement bersilangan seperti jaring laba-laba. Chart asli? Sudah tidak kelihatan tertutup indikator semua.
Kenyataan pahitnya:More indicators doesn't equal more accuracy. Malah seringkali bikin analysis paralysis– kondisi dimana Anda punya terlalu banyak signal yang saling bertentangan sampai bingung mau ngapain.
Fenomena umum:
- RSI bilang oversold, tapi MACD bilang sell signal
- Stochastic crossing up, tapi price masih di bawah moving average
- Bollinger Bands expansion, tapi volume sepi kayak kuburan tengah malam
Realita keras: Semua indicator itu lagging – mereka cuma ngasih tau apa yang sudah terjadi, bukan apa yang akan terjadi. Seperti spion mobil, berguna untuk konteks tapi jangan dipake untuk nentuin arah ke depan.
Philosophy yang benar: "Simplicity is the ultimate sophistication" – Leonardo da Vinci. Pick 1-2 indicator yang benar-benar Anda pahami, bukan koleksi 10 indicator yang bikin chart kayak Christmas tree.
4. Pattern Recognition Disorder - Melihat Gajah di Awan
Pernahkah Anda melihat awan di langit dan bilang "itu kayak gajah!" padahal teman Anda bilang "mana ada, itu kayak bebek!"? Same energy dengan trader yang melihat Head and Shoulders pattern di mana-mana, bahkan di chart yang clearly trending.
Kenyataan pahitnya: Human brain itu expert dalam pareidolia – kecenderungan melihat pattern familiar di tempat yang sebenarnya random. Trader teknikal sering jadi victim syndrome ini, memaksa melihat pattern yang sebenarnya tidak ada.
Contoh kasusnya:
- Melihat "perfect" double top padahal cuma 2 spike biasa
- Mengklaim triangle pattern di sideways market yang sebenarnya cuma choppy
- Forcing head and shoulders pattern di every minor correction
Fun fact: Pernah denger tentang "Jesus toast"? Ada orang yang jual roti bakar seharga $28,000 karena gosongnya mirip wajah Jesus. That's exactly what happens when traders force pattern recognition.
Cara menghindari: Selalu tanyakan "Apakah pattern ini jelas terlihat oleh trader lain?" Kalau Anda harus squint mata atau rotate chart untuk melihat pattern, kemungkinan itu cuma delusi. Good patterns should be obvious, bukan hasil interpretasi kreatif.
5. Backtest Illusion - Ketika Masa Lalu Jadi Dukun Palsu
Ini dia favorite delusion setiap trader teknikal: "Strategy gue profit 80% kalau di-backtest!" Lalu pas live trading, akun jebol dalam seminggu. Kenapa bisa begitu?
Kenyataan pahitnya: Backtesting itu seperti main game dengan cheat code on. Anda sudah tahu ending ceritanya, jadi mudah untuk "adjust" parameter sampai hasilnya bagus. Tapi real market itu live horror movie – Anda nggak tahu monster bakal keluar dari mana.
Bias-bias berbahaya dalam backtesting:
- Hindsight bias: Mudah pilih entry perfect karena sudah tahu harga kemana
- Survivorship bias: Cuma test di market condition yang bagus, skip yang volatile
- Over-optimization: Tweak parameter sampai fit dengan historical data, tapi gagal di future data
Ilustrasi sederhana: Bayangkan Anda belajar nyetir dengan cara nonton video dashcam mobil orang lain. Keliatan mudah kan? Tapi pas praktik langsung baru sadar ada hal-hal yang nggak keliatan di video – traffic yang unpredictable, pedestrian yang tiba-tiba nyebrang, hujan yang bikin licin.
Better approach : Daripada fokus ke historical performance, fokus ke process consistency. Good strategy bukan yang profit 100% di backtest, tapi yang bisa Anda execute consistently dengan emotions dan market pressure yang real.
Kesimpulan: Dari Garis Kemiskinan ke Analisis Sejati
Analisis teknikal sejati bukan tentang menggambar garis sebanyak mungkin atau mengumpulkan indicator seperti Pokemon cards. It's about understanding market psychology dan translating human emotions into actionable trading decisions.
Remember, di balik setiap candlestick ada jutaan keputusan individual traders yang driven by fear, greed, hope, dan despair. Chart itu bukan abstract art – it's a psychological battlefield where fortunes are won and lost every second.
Jadi next time Anda buka chart, jangan langsung ambil crayon dan mulai menggambar. Take a step back, breathe, dan tanyakan: "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Mengapa price bergerak seperti ini? Dan bagaimana saya bisa memanfaatkan psychology crowd untuk keuntungan saya?"
• Final wisdom : Better to be a simple trader who understands what they're doing than a sophisticated trader who's essentially playing expensive lottery with pretty colors.
• Sekarang, mari kita tutup artikel ini dan kembali ke chart – tapi kali ini dengan mata yang lebih jernih dan tangan yang tidak gatal untuk menggambar garis sembarangan. Your future self (and your account balance) will thank you.
Note : Kalau setelah baca artikel ini Anda masih melihat chart GBPJPY sebagai pemandangan pegunungan yang indah, maybe it's time to take a break dan jalan-jalan ke pegunungan yang real. Sometimes the best trading decision is not trading at all ;).
Ujian Sebelum Naik Level dalam Trading: Perspektif PsikologisSaat baca-baca soal psikologi trading, saya nemu konsep menarik: "ujian sebelum naik level". Bukan sesuatu yang mistis, tapi menurut saya sangat relevan buat kita.
Ujian Mental Saat Konsisten
Ketika kita mulai disiplin—ikut sistem, pakai stop loss, hindari overtrading—pasar sering “ngetes”. Misalnya, Anda pasang stop loss, lalu harga balik arah dan kena SL. Ini bukan sial, tapi cara alam bawah sadar dan pasar mengecek apakah Anda sungguh berubah?
Godaan Kebiasaan Lama
Waktu kita mulai tertib, justru kebiasaan lama makin menggoda: revenge trading, ambil profit terlalu cepat, overentry. Ujian sebenarnya adalah: apa kita balik ke pola lama, atau tetap jalan?
Gangguan dan FOMO
Pas lagi konsisten dengan strategi sendiri, muncul godaan: coin yang pump, sinyal dari influencer, strategi baru yang katanya pasti profit. Ini ujian fokus: apa kita bisa fokus pada rencana, atau tergoda cari jalan pintas?
Isolasi dan Noise
Trading butuh fokus, kadang kesendirian. Grup dan berita bisa jadi racun kalau nggak bisa disaring. Ketika Anda mulai abaikan noise dan percaya pada analisis sendiri, justru muncul rasa ragu: “jangan-jangan saya kelewatan info penting?”, bisa jadi itu TRAP!
Emosi Saat Drawdown dan Profit Besar
Pas market volatile atau drawdown dalam, emosi panik muncul. Profit besar juga bisa bikin rakus. Saya pernah alami drawdown 7% seminggu—rasanya mau quit. Tapi di situlah mental ditempa. Bisa tenang, tetap ikut rencana, itu tanda naik level.
Strategi Lama yang Menggoda
Strategi yang dulu ditinggalkan kadang muncul lagi dengan sinyal "menarik". Mirip mantan yang ngajak balikan. Kalau kita balik ke sana cuma karena sinyal sesaat, tanpa alasan kuat, itu jebakan.
Waspadai Mindset “Ujian” yang Toxic
Kadang konsep "ujian" jadi pembenaran. Misalnya: tetap hold posisi rugi karena "ini ujian kesabaran", padahal market sudah jelas berbalik. Jangan pakai mindset ujian buat menutupi kesalahan.
Cara Sehat Memaknai Ujian
Ujian = proses. Kalau sering overtrade, ujian Anda adalah belajar melewatkan peluang. Kalau sering FOMO, ujian Anda adalah tahan diri. Ini latihan disiplin, bukan drama spiritual.
Naik Level Itu Nyata, Bukan Ajaib
Naik level datang dari:
Evaluasi strategi
Disiplin konsisten
Mental yang matang
Saya sendiri butuh 4 tahun rutin jurnal sebelum hasil stabil. Bukan karena “lulus ujian” tapi karena kebiasaan berubah.
Kalau Anda merasa sedang “diuji”, itu pertanda Anda sedang berkembang. Tapi jangan salah kaprah—gunakan tantangan sebagai refleksi, bukan pembenaran. Evaluasi. Adaptasi. Lanjutkan!
Mengapa Tools Terbaik Tidak Menjamin Kesuksesan Trading?Pernah lihat trader yang udah pakai platform premium kayak Bloomberg Terminal ($24.000/tahun) atau JP Morgan, tapi tetap boncos?
Itu seperti naik Ferrari tapi nyasar karena nggak bisa baca peta. Tools-nya mewah, tapi nggak tahu arah.
Sebagai trader yang masih terus belajar, saya sering lihat ini di sekitar. Banyak yang mengira teknologi canggih bisa gantiin skill. Padahal, realitanya jauh dari itu.
Bloomberg memang kasih data real-time, insight makro, fitur lengkap. Tapi tetap aja: semua itu cuma alat bantu.
Punya pisau chef terbaik bukan jaminan masakan enak kalau nggak tahu cara masak, kan?
Yang bikin trader konsisten untung itu bukan seberapa mahal tools-nya. Tapi:
Seberapa jago dia baca market
Seberapa disiplin dia kelola risiko
Seberapa tenang dia hadapi loss dan FOMO
Trader berpengalaman bisa profit pakai TradingView biasa. Sebaliknya, newbie bisa rugi walau pakai platform sekelas institusi.
Bahkan, info berlebihan justru bisa jadi jebakan. Terlalu banyak indikator bikin bingung. Seperti GPS yang kasih 10 rute, tapi malah bikin kita bingung di perempatan.
Platform sederhana udah cukup. Yang penting: strateginya jelas, disiplin, dan terus dievaluasi.
Pasar nggak peduli tools apa yang kalian pakai. Pasar cuma respon keputusan yang tepat.
Jadi, daripada kejar platform canggih, lebih baik:
➡️ Asah skill analisis
➡️ Bangun sistem risiko
➡️ Kuasai emosi
Trading itu maraton. Bangun fondasi dulu. Tools bisa upgrade belakangan, seiring jam terbang dan modal.
Tingkat Keberhasilan Nyata dari Falling Wedge dalam PerdaganganTingkat Keberhasilan Nyata dari Falling Wedge dalam Perdagangan
Falling wedge adalah pola grafik yang sangat dihargai oleh para pedagang karena potensinya untuk pembalikan bullish setelah fase bearish atau konsolidasi. Efektivitasnya telah dipelajari dan didokumentasikan secara ekstensif oleh berbagai analis teknis dan penulis terkemuka.
Statistik Utama
Keluar dari Bullish: Dalam 82% kasus, keluar dari rising wedge adalah ke atas, menjadikannya salah satu pola yang paling dapat diandalkan untuk mengantisipasi pembalikan positif.
Target Harga Tercapai: Target teoritis pola (dihitung dengan memplot tinggi wedge pada titik breakout) tercapai dalam sekitar 63% hingga 88% kasus, tergantung pada sumbernya, menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mengambil untung.
Pembalikan Tren: Dalam 55% hingga 68% kasus, rising wedge bertindak sebagai pola pembalikan, menandakan akhir dari tren turun dan awal dari fase bullish baru.
Pullback: Setelah breakout, pullback (kembali ke garis resistensi) terjadi pada sekitar 53% hingga 56% kasus, yang dapat memberikan peluang entri kedua tetapi cenderung mengurangi kinerja pola secara keseluruhan.
False Breakout: False exit mewakili antara 10% dan 27% kasus. Namun, false bullish breakout hanya menghasilkan true bearish breakout pada 3% kasus, sehingga sinyal bullish menjadi sangat kuat.
Kinerja dan Konteks
Bull Market: Pola ini berkinerja sangat baik ketika muncul selama fase korektif tren naik, dengan target keuntungan tercapai pada 70% kasus dalam waktu tiga bulan.
Potensi Keuntungan: Potensi keuntungan maksimum dapat mencapai 32% pada setengah kasus selama bullish breakout, menurut studi statistik di pasar ekuitas.
Waktu Pembentukan: Semakin lebar wedge dan semakin curam garis tren, semakin cepat dan semakin dahsyat pergerakan naik pasca-breakout.
Ringkasan Perbandingan Tingkat Keberhasilan:
Kriteria Tingkat / Frekuensi yang Diamati
Keluar dari Bullish 82%
Target Harga Tercapai 63% hingga 88%
Pola Pembalikan 55% hingga 68%
Penarikan Kembali Setelah Penembusan 53% hingga 56%
Penembusan Palsu (Keluar Palsu) 10% hingga 27%
Penembusan Palsu Bullish yang Menuju Penurunan 3%
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Falling wedge adalah pola yang langka dan sulit diidentifikasi dengan benar, memerlukan setidaknya lima titik kontak agar valid.
Kinerja terbaik adalah ketika penembusan terjadi sekitar 60% dari panjang pola dan ketika volume meningkat pada saat penembusan.
Penarikan kembali, meskipun sering terjadi, cenderung melemahkan momentum bullish awal.
Kesimpulan
Falling wedge memiliki tingkat keberhasilan yang luar biasa, dengan lebih dari 8 dari 10 kasus menghasilkan keluar dari bullish dan target harga tercapai dalam sebagian besar kasus. Namun, tetap penting untuk memvalidasi pola tersebut dengan sinyal teknis lainnya (volume, momentum) dan tetap waspada terhadap penembusan palsu, meskipun nilainya relatif rendah. Jika dikuasai, pola ini terbukti menjadi alat yang berharga bagi para pedagang yang mencari titik masuk yang optimal pada pembalikan bullish.
Untuk Trading Disarankan Menggunakan Uang DinginTulisan ke-15 kali ini mungkin lebih ringan dibandingkan tulisan-tulisan sebelumnya, meskipun demikian, jika Anda belum membaca 14 tulisan sebelumnya, disarankan untuk membacaranya terlebih dahulu.
Trading merupakan kegiatan pertukaran atau jual beli sesuatu antara penjual dan pembeli. Secara prinsip keduanya mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Seiring perkembangan zaman, banyak sekali perubahan situasi dan kondisi trading sampai dengan zaman digital saat ini, namun sebagai seorang trader, prinsip dasar dari kemanfaatan trading haruslah didapatkan, yaitu Profit, bukan sebaliknya.
Dalam Trading, profit merupakan hal yang diharapkan oleh seorang trader, namun sebagian besar kesulitan dalam mencapai hal tersebut, bahkan orang yang sukses dalam trading forex misalnya, hanya kurang dari 10%, artinya banyak dari trader yang masih mengalami Loss dibandingkan Profit. Oleh karena itu perlu strategi dari Mindset, Money Management, Setup, Entri dan Exit yang baik dalam trading.
Dalam Money Management, salah satu hal pokok menurut kami adalah penggunaan Equity atau modal untuk trading dengan uang yang "Dingin", uang dingin artinya uang yang jika habis atau hilang tidak mempengaruhi kebutuhan pokok atau dasar semisal tempat tinggal, makan, sekolah atau pendidikan serta bisa diganti dengan cepat atau mudah terekoveri/tertutup. Jangan sampai modal yang digunakan untuk trading adalah uang pokok atau uang untuk kebutuhan pokok, uang hutang atau uang yang sulit untuk terkover ketika uang itu hilang, sering kita sebut sebagai uang "Panas". Mengapa demikian?
Prinsip dasar dalam bertrading bagi kami adalah Investasi, dimana keuntungan yang didapatkan belum tentu dalam waktu singkat atau praktis, ada kalanya perlu waktu atau jangka waktu tertentu, bahkan jika tidak sabar atau greedy (ingin cepat kaya) menyebabkan Loss yang banyak bahkan hilang semua modalnya. Selain itu, ketenangan berfikir, kecermatan dalam menganalisa sangat diperlukan dalam bertrading. Uang "Panas" sering menyebabkan pikiran menjadi terburu-buru, takut kehilangan moment (FOMO) bahkan stress berlebihan sebelum memasuki market, sebaliknya jika menggunakan Uang "Dingin" kejadian tersebut cenderung lebih rendah, oleh karena itu dari kami di Belajar Trading menyarankan selalu berinvestasi atau bertrading menggunakan uang "Dingin", dengan harapan mendapatkan keuntungan secara psikologis maupun fisik yang lebih baik dibandingkan dengan uang "Panas". Bertrading dengan mempertaruhkan semua modal yang ada misalnya atau "Berjudi" sangat tidak disarankan di kami Belajar Trading. Tradinglah dengan bijak dan gunakan Money Management yang baik.
Semoga bermanfaat. Salam Profit.
Paska CtC dan Terbreakout, apakah bisa digunakan untuk Setup?Tulisan ini adalah tulisan yang ke-14, dan merupakan salah satu konsep dasar dari Setup BeTa. Namun sebaiknya, sebelum masuk ke dalam pembahasan tulisan ke-14, sebaiknya Anda membaca 13 tulisan kami terdahulu :
1. Cara Memilih Pair dalam Trading
2. Money Management (MM) by Belajar_Trading
3. Mindset SL dan TP
4. Cara Entri Market
5. Bagaimana Memulai Trading
6. Pola Base to Base, Menciptakan Trading Tanpa Modal
7. Total Candle yang Terbreakout Apakah Valid?
8. Trading for Living Versi BeTa
9. Beberapa Candle to Candle Pattern yang Valid untuk Setup BeTa
10. Bagaimana jika Setup Limit sudah Berjalan 50% ke Arah TP2?
11. Bagaimana Bangkit dari Keterpurukan dalam Trading versi BeTa?
12. Sabar dengan Floting Loss, Konsisten dengan Setup
13. Menangis Saat Tidak Mendapatkan Entri di Setup Limit?
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas salah satu "Core" dari Setup BeTa yang kami gunakan selama ini, adanya Candle to Candle (CtC) yang terbreakout. Setup ini dilandasi bahwa Teori Candle yang terbrekout menjadi salah satu acuan untuk menyatakan terjadinya Reversal. Syarat suatu candle terbrekout adalah minimal ada 3 candle setelah candle yang terbreakout, sangat disarankan candle yang membreakout adalah candle counternya, misalnya : Candle yang dibreakout adalah Candle Bullish, maka minimal ada 3 Candle Bearish yang mengikutinya sampai dengan closing terakhir membreakout Candle Bullish tersebut, begitu pula sebaliknya.
Setup dan pengalaman kami menggunakan dasar teori breakout tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi sebagai salah satu indikator dalam pembalikan trend atau reversal. Dengan terbreakoutnya suatu candle, atau terjadinya reversal, maka kemudian mencari dimana area entry dan exit yang dapat digunakan untuk melanjutkan setup breakout tersebut. Secara umum kami menggunakan Fibonacci Retracement. Penjelasan secara umum dan variabilitasnya akan kami bahas dalam topik khusus.
Semoga dapat membantu memahami salah satu pola reversal dan setup yang digunakan di Belajar Trading (BeTa) kami. Salam Profit selalu.
Bagaimana Cara Melatih Kesabaran Sebagai Trader?Hari ini saya akan membahas salah satu keterampilan terpenting dalam trading yang sering diabaikan: KESABARAN.
Kenapa Kesabaran itu Penting?
Bayangkan seorang anak kecil yang ditawari permen lolipop dan ice cream. Anak itu bisa makan sekarang atau menunggu besok dan mendapat 2 permen dan ice cream. Kebanyakan anak bakal susah menunggu kan? Nah, trading juga begitu! Pasar tidak selalu memberikan peluang bagus setiap saat. Kadang kita harus menunggu berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu untuk setup yang sempurna dan sesuai strategi kita.
Cara Melatih Kesabaran dalam Trading
Melatih kesabaran dimulai dari hal-hal kecil. Jangan langsung terjun ke situasi sulit. Mulailah dengan menahan keinginan mengecek chart setiap beberapa menit, batasi jumlah trade harian (misalnya maksimal 3 trade), dan biasakan untuk selalu menunggu konfirmasi sebelum masuk pasar. Perubahan kecil ini dapat membangun fondasi kesabaran yang lebih baik.
Otak kita membutuhkan panduan yang jelas, jadi buatlah aturan tertulis yang spesifik. Tuliskan dengan jelas kondisi apa yang HARUS terpenuhi sebelum kamu masuk pasar, berapa lama kamu akan menunggu setup, dan kapan kamu boleh keluar dari posisi. Ini seperti membuat "perjanjian" dengan diri sendiri yang membantu kita tetap disiplin.
Latihan yang sangat efektif adalah dengan memainkan "game menunggu". Identifikasi setup potensial, tapi alih-alih langsung trading, tuliskan prediksimu di buku. Tunggu dan lihat hasilnya, lalu analisis: apa yang terjadi jika kamu masuk? Apakah hasilnya rugi atau untung? Latihan ini membantu kita melihat nilai dari menunggu tanpa risiko kehilangan uang sungguhan.
Terlalu fokus pada chart dapat membuat kita irasional. Isi waktu menunggu dengan aktivitas bermanfaat seperti membaca materi edukasi, menganalisis trade sebelumnya, olahraga ringan, atau meditasi singkat. Kegiatan-kegiatan ini mengalihkan kita dari keinginan untuk selalu bertindak dan membantu kita tetap tenang.
Saya suka menggunakan analogi "Pemburu vs Pemancing" untuk menjelaskan perbedaan gaya trading. Pemburu aktif mengejar mangsanya, seperti trader yang selalu mencari setup (atau bahkan memaksa agar setupnya ada hahaha). Sedangkan pemancing duduk tenang menunggu ikan menghampiri umpannya, seperti trader sabar yang menunggu setup sempurna. Jadi? Jadilah pemancing dalam trading! 🎣
Tanda-tanda Kesabaran Mulai Terbentuk
Kamu akan tahu kesabaranmu mulai terbentuk ketika kamu mulai nyaman dengan "tidak trading". Kualitas trade-mu akan meningkat, ditandai dengan win rate yang naik dan drawdown yang berkurang. Keputusan trading akan lebih objektif dan tidak emosional. Yang paling penting, tingkat stresmu akan menurun karena kamu tidak lagi merasa harus selalu "beraksi" di pasar.
Penutup
Kesabaran tidak terbentuk dalam semalam. Butuh latihan konsisten dan komitmen untuk mengubah kebiasaan. Ingatlah bahwa market akan selalu ada besok. Yang penting bukan seberapa sering kamu trading, tapi seberapa TEPAT kamu mengambil peluang.
Pernah dengar kata-kata: "Kesabaran bukanlah kemampuan untuk menunggu, tapi kemampuan untuk tetap positif selama menunggu"? Nah, itu intinya! Trading yang sukses lebih tentang menunggu dengan sabar dan bertindak dengan tepat, bukan tentang keaktifan bertransaksi.
Jika anda punya tips lain untuk melatih kesabaran, share di komentar ya. Semoga membantu!
Salam profit,
Aga Tarigan