SRIUS : Yield ID 10Yr Naik Sebagai Technical ReboundSRIUS : Yield ID 10Yr Naik Sebagai Technical Rebound
SRIUS : Strategi Investasi Untuk Semua 251112
Kenaikan Yield Indonesia 10Yr atau TVC:ID10Y dari sejak mid Okt'25 di 5.9% terindikasi sebagai Technical Rebound yang belum mengganggu Downtrend yang tengah terjadi. Bullish di pasar obligasi masih utuh sampai maksimal di 6.3%. Kenaikan Yield di atas level tersebut dapat mematahkan tren penurunan Yield dan membuka peluang Yield memasuki tren kenaikan (Bearish Market pada pasar obligasi).
Kami melihat Yield masih berpeluang naik sedikit mendekati 6.2% - 6.3% sebelum kembali turun menuju 5.9% lagi.
Salah satu katalis utama adalah Cut Rate Cycle di tahun 2026 akan kembali berlanjut.
Kami setuju dengan para Ekonom bahwa masih ada ruang bagi The Fed (AS) dan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di tahun 2026.
Obligasi Pemerintah
Yield SUN 10Yr Breakout 6.38% Bukan Pertanda BaikYield SUN 10Yr Breakout Resistance dari Down Trendline di 6.38% dan hal ini menandakan akhir dari Downtrend dari sejak Oktober 2022. Akhir dari Downtrend berarti Bullish di pasar obligasi akan berakhir dan Bearish mungkin akan segera dimulai.
Masih ada harapan untuk tetap Bullish selama Yield tidak melewati level Resistance dari High di April 2022 yaitu di rentang 6.46% - 6.55%. Apabila terjadi Breakout Resistance tersebut, Yield berpotensi terus naik sampai Resistance berikut di 7%. Kenaikan menuju 7% akan membuat harga SUN turun lebih dalam.
Let's see.
SRIUS : Aset Paling Aman Di Dunia Kembali Diincar InvestorSRIUS : Aset Paling Aman Di Dunia Kembali Diincar Investor
SRIUS : Strategi Investasi Untuk Semua 251016
Obligasi negara AS alias US Treasury dianggap sebagai surat berharga yang paling aman di dunia keuangan. Investornya bukan hanya manusia dan perusahaan tapi juga negara.
Sejak awal tahun 2025, Yield US Treasury dengan tenor 10Yr ( TVC:US10Y ) terus turun yang artinya harga obligasinya naik terus. Dengan kata lain, Investor banyak membeli obligasi tersebut.
Padahal, Yield US Treasury 10Yr sedang dalam tren naik dari sejak tahun 2020 dari level 0.36% menjadi 4.02% (saat ini). Bahkan di pertengahan 2023, Yield sempat berada di level 5.021%.
Sejak jangka panjang, 3 - 5 tahun ke depan, kami masih melihat Yield US 10Yr masih daalm tren naik menuju 5% bahkan sampai 5.29% (Highest sejak Juni 2007) yang berarti Investor sedang membuang obligasi AS. Namun untuk jangka pendek, ada kemungkinan Yield sedang turun menuju 3.86% dari level 4.02% saat ini. Dilalah, penurunan saat ini membatalkan Up Trendline yang kami tarik dari sejak 2H22 yang berarti ada potensi tren jangka panjang menuju 5% BATAL. Namun kami akan terus pantau terutama ketika nanti Yield berada di level 3.8% tersebut.
Implikasi dari penurunan Yield US 10Yr adalah bahwa Investor kembali membeli aset ini dan menghindari aset - aset lain yang berisiko. Dengan kata lain, penurunan Yield US 10Yr bisa menjadi tanda bahwa Investor khawatir dengan kondisi ekonomi sehingga membeli surat berharga teraman di dunia (sampai saat ini).
Kalau kita cocokan dengan penurunan suku bunga (baik dari AS maupun di negara - negara lain seperti Indonesia), ekonomi global terancam resesi sehingga perlu dukungan moneter yaitu suku bunga rendah. Apabila tidak ada dukungan moneter, mungkin banyak negara akan memasuki Resesi ekonomi.
Nah, penurunan Yield US 10Yr ini juga sedikit banyak mencerminkan kekhawatiran Investor terhadap Resesi sehingga mereka menjual aset saham dan membeli aset ini.
Tapi tentu ceritanya akan berbeda dan kami masih sedang mengamati dari pergerakan jangka pendek.
We'll see.
Divergence RSI pada IHSG dan Yield Indonesia 10YrPada IDX:COMPOSITE , kami melihat adanya Bearish Divergence pada RSI 14.
Di saat IHSG terus membentuk All Time High, RSI 14 yang awalnya di level 80, saat ini di level 70an.
Untuk TVC:ID10Y , kami melihat adanya Bullish Divergence pada RSI 14 yang mengindikasikan Yield dapat naik (yang berarti Bearish pada aset Obligasi).
Di saat Yield sebenarnya Rebound dari level yang sama di 6.3% (Support), RSI 14 membentuk level yang lebih tinggi (30 vs 40). Yield yang Rebound dari level Support di 6.3% pun dapat diindikasikan sebagai pola Bullish Reversal Pattern (Double Bottom?).
Memasuki Oktober 2025, rasanya akan kurang bagus untuk pasar modal.
ID10Y Berada di Area Kritis, Bagaimana Proyeksi ke Depannya?Dalam timeframe weekly , ID10Y saat ini masih berada di area kritis. Area kritis di sini adalah neckline dari pola cup & handle yang berada di level 7.2%. Jika level tersebut berhasil ditembus dan ID10Y berkonsolidasi sehat di atasnya, terbuka ruang kenaikan yang lebih tinggi lagi. Penembusan tersebut juga mengkonfirmasi pola CnH yang ada. Konfirmasi pola inverted cup and handle membuka ruang untuk tren naik yang cukup tajam
Target teknikal berdasarkan Fibonacci, ID10Y bisa menuju 7.5% – 7.8%. Namun jika melihat target minimal dari pola (panah hitam), ID10Y berpotensi menuju 8.215%. Dengan begitu range kenaikan berada di level 7.8% - 8.215% (kotak hijau). Range tersebut juga merupakan upper band standar deviasi +3 dari tren sejak 2014. Support kuat terlihat di area 6,2% – 6,5%, yang menahan yield selama beberapa tahun terakhir.
Ingat, yield naik berarti harga bond turun. Lalu apa kira-kira penyebab ID10Y naik? beberapa kemungkinan diantaranya adalah
Ketidakpastian Fiskal & Defisit Anggaran: Jika pasar melihat bahwa APBN Indonesia berpotensi melebar defisitnya atau tidak disiplin fiskal (misalnya karena belanja subsidi, bansos, Makan Bergizi Gratis, atau kurangnya pendapatan pajak), maka risiko fiskal naik → yield obligasi naik untuk mengkompensasi risiko tersebut.
Kenaikan Risiko Global / Outflow Asing: Yield US Treasury naik → investor asing keluar dari SBN → harga turun → yield naik. Ketegangan geopolitik atau kekhawatiran terhadap stabilitas USD juga bisa berdampak pada pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Ekspektasi Inflasi Domestik: Jika ada tekanan inflasi dari harga pangan, energi, atau depresiasi rupiah → investor menuntut imbal hasil lebih tinggi. Yield naik sebagai kompensasi atas potensi kehilangan daya beli.
Pelemahan Rupiah: Investor akan meminta yield lebih tinggi jika nilai tukar rupiah berpotensi melemah, untuk menutup risiko kurs. Ini sering kali terjadi saat dolar AS menguat tajam atau ketika Bank Indonesia terlihat tertahan dalam menaikkan suku bunga.
Kurangnya Daya Tarik Real Yield : Jika suku bunga riil (nominal - inflasi) makin tipis, investor asing bisa mencari alternatif lain, memaksa Indonesia menawarkan yield lebih tinggi untuk menarik minat beli.
Jika level 7,2% berhasil ditembus, ada kemungkinan besar yield naik ke level 8%, terutama jika:
Ada gejolak global yang memicu capital outflow dari pasar obligasi emerging markets .
Ketidakpastian fiskal memburuk, misalnya wacana stimulus besar tanpa pendanaan jelas.
BI tidak segera menaikkan suku bunga sementara inflasi dan USD naik.
Sebaliknya, jika pemerintah dan BI bisa jaga kepercayaan fiskal & moneter dengan baik, pola ini bisa gagal dan yield akan kembali stabil di bawah 7%.
Apakah berpengaruh ke pasar saham? Tentu. Pasar saham akan mengalami derating .
Rumus simpel valuasi saham adalah dengan mencari present value dari cash flow (CF) di masa depan. CF tersebut didiskontokan menggunakan rate .
PV = CF/r
Discount Rate (Cost of Equity) = Risk-Free Rate + Equity Risk Premium × Beta
Risk-Free Rate : Biasanya pakai yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun (misal: FR series).
Equity Risk Premium (ERP): Tambahan kompensasi risiko dari saham dibanding obligasi.
Beta: Sensitivitas saham terhadap pasar.
Apa yang Terjadi Kalau Yield Naik?
Risk-Free Rate Naik → Langsung menaikkan discount rate , karena jadi lebih mahal untuk mendiskon arus kas di masa depan.
DCF Value Turun → Karena arus kas yang sama didiskon dengan rate lebih tinggi, maka NPV (valuasi saham) jadi lebih kecil.
Tekanan Khusus untuk Saham Growth → Growth stocks (yang cashflow -nya banyak di masa depan) paling kena dampaknya.
Asumsikan sebuah perusahaan menghasilkan CF sebesar Rp 100 setiap tahun.
Jika r = 7%, PV = ~1429
Tapi jika r naik menjadi 8.2%, maka PV = ~1220
Valuasinya turun sekitar 15%.
Jadi apakah IHSG makin suram? Bagaimana menurut kamu?
US03MY, Sebuah Indikator "Leading" untuk FFR (Fed Rate)Penentuan suku bunga oleh The Fed biasanya dilakukan saat FOMC ( Federal Open Market Committee ) meeting . FOMC selanjutnya bakal dilaksanakan hari Kamis tanggal 8 Mei jam 1 dini hari WIB atau sekitar 29 hari lagi.
Lalu kira-kira, The Fed bakal potong suku bunga gak ya?🤔
Nah cara gampang untuk liat apakah bakal cut atau hold adalah dengan melihat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah US bertenor 3 bulan. Kode di TradingView adalah US03MY. Biasanya yield tersebut leading sekitar 1 hingga 2 bulan sebelum pemotongan terjadi. Kalau dilihat dari data terakhir, suku bunga Fed masih berpeluang ditahan (FFR: 4.330% vs US03MY: 4.307%).
Kemudian coba kita bandingkan dengan data dari CME FedWatch Tool , yang menunjukkan the likelihood that the Fed will change the Federal target rate at upcoming FOMC meetings, according to interest rate traders . Terlihat terdapat probabilitas 74.1% Fed akan menahan suku bunga. Tidak jauh berbeda dengan US03MY bukan?
Jadi jika ingin tahu proyeksi FFR ke depannya, bisa cek US03MY aja di Tradingview
ID10Y: cenderung turun ke arah 6,85-6,75- Setelah terjadi rejection kuat dari trendline pola sejak Oct2018, yield SUN benchmark tenor 10 tahun cenderung turun ke arah 6,85-6,75.
- Area 6,85-6,75 ini adalah area support trendline pola upchannel Aug2024-Apr2025.
- Jika yield masih alami penurunan hingga kebawah level 6,85-6,75 ini, maka selanjutnya potensi penurunan ke 6,55-6,4.
- Sentimen akan berbalik arah jika terjadi kenaikan yield diatas 7,1 bahkan diatas 7,32.
M. Alfatih, CFTe, CTA, CTAD, CSA, CIB
Samuel Sekuritas
ID10Y-US10Y: Selisih yield SUN vs UST mengecil- Yield spread antara Obligasi SUN vs US Treasury tenor 10 tahun cenderung mengecil setelah terjadi rejection dari resistance 3.109, jarak yield terbesar sejak Mei2023.
- Kecenderungan ini menunjukkan potensi lebih cepatnya yield SUN turun dibanding UST, dalam beberapa minggu yang akan datang.
- Selisih yield SUN vs UST dalam dua tahun terakhir sebenarnya cenderung flat antara 2.2-3.1.
- Sentimen positif untuk Obligasi Indonesia ini, akan terancam jika spread naik di atas 3.109.
M. Alfatih
Technical Trading Course
star.id
US10Y: Pola Head & Shoulders- Yield US Treasury (US10Y) sejak Aug2024-Apr2025 membentuk pola Head & Shoulders.
- Penurunan mempunyai target penurunan teoritis ke sekitar 3.6%, dengan kemungkinan pullback jangka pendek ke 4.15%.
- Arah selanjutnya tergantung reaksi market di 3.6% atau di 4.15%. Jika market tembus ke bawah 3.6%, maka kemungkinan penurunan selanjutnya ke 3.43%
US 10year bond created new high ? dilihat dari structure US BOND telah membuat New High, lepas dari fase down trendnya yg sangat lama. akan kah ini signal pertanda adanya kenaikan suku bunga US yg berimbas kepada seluruh ekonomi global ?
-hanya analisa pribadi, silahkan kaji ulang sesuai analisis masing-masing
Inflasi US terjaga, Suku Bunga Menurun - US 10YJika US 10Y mampu membentuk lower high kembali maka potensi melanjutkan penurunan setidaknya menuju moving averagenya dan jangka panjang turun hingga 1,7% saja.
Akankah kebijakan suku bunga murah era kepemimpinan trump menarik untuk inflasi dan suku bunga.
ANALISIS US YIELD 10 YEARSUS 10Y saat ini mengalami pelemahan dikarenakan data inflasi US yang cenderung menurun. Jika secara teknikal, terdapat celah (GAP) pada chart US 10Y di tanggal 25 September 2023 hal ini terlihat jelas pada time frame 4H. Maka, besar kemungkinan dalam waktu dekat celah Yield di 4.43% - 4.45% ini akan tertutup.
US10YImbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik melampaui angka 4,3%, mendekati level tertinggi dalam 15-tahun sebesar 4,34% yang dicapai pada tanggal 22 Agustus karena bukti lebih lanjut mengenai ketahanan perekonomian AS memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan biaya pinjaman membatasi untuk jangka waktu yang lama. Inflasi produsen di Amerika Serikat jauh melampaui ekspektasi pada bulan Agustus, sehingga memperbesar laporan CPI yang lebih tinggi dari perkiraan sehingga menghapus persepsi disinflasi bulan lalu. Selain itu, penjualan ritel yang kuat menggarisbawahi ketahanan konsumen, dan klaim pengangguran mendekati posisi terendah dalam beberapa bulan sehingga mengkonsolidasikan ketatnya pasar tenaga kerja. Akibatnya, pasar keuangan menunjukkan konsensus luas bahwa Federal Reserve tidak akan menghentikan siklus pengetatan bulan ini. Secara historis, Obligasi Pemerintah Amerika Serikat 10Y mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 15,82 pada bulan September 1981.
(Hallo gaess... Untuk enter saya mohon silahkan untuk di petakan sendiri ya karena itu strategi masing-masing dan Harap diperhatikan bahwa ini hanya sebatas skenario/map saja jadi utamakan ilmu pengetahuan yang anda miliki karena itu penting dan jangan lupa gunakan Ocscilator kesayangan anda untuk memperoleh informasi .
Best regard
Disclaimer on)
Tanda Market Crash pada Spread Yield US 10Yr dengan 2Yr?Halo Investor dan Trader,
Spread Yield adalah selisih antara Yield Obligasi. MMD menampilkan chart Spread Yield dari Yield US Treasury 10Yr dengan Yield US Treasury 2Yr. Selisih tenor ini seringkali digunakan untuk memprediksi apakah terjadi Resesi di AS atau tidak.
Berdasarkan histori, ketika Spread Yield keluar dari area negatif ke area positif, 3 - 6 bulan kemudian TVC:SPX mengalami Crash!
So far, Spread Yield masih di area negatif yang cukup dalam (lebih dalam dari krisis AS tahun 1989 dan 2000).
Nah, masalahanya, MMD melihat ada indikasi AKHIR dari tren penurunan Spread Yield dari sejak 2021. Artinya adalah Spread Yield berpotensi naik dari level -1.08% dan menuju -0.4%. Setelah itu Spread Yield akan naik terus menuju area positif. ~6 bulan kemudian, bila History Repeats Itself again, S&P500 akan Crash.
Well, let see di tahun 2024.
Pasar obligasi Indonesia berpotensi melemah sesaatHalo Investor dan Trader,
Melihat pergerakan dari Yield SUN 10Yr, 20Yr, 5Yr dan 3Yr, ada potensi perlemahan pada pasar obligasi di Indonesia. Bahkan ada indikasi pembalikan arah dari Downtrend menjadi Uptrend sehingga akan merubah kondisi pasar obligasi dari Bullish menjadi Bearish (ingat bahwa Yield itu berbanding terbalik dengan Harga).
Yield SUN 10Yr yang menjadi acuan mungkin melemah ke level 6.4% - 6.5%.
Perlemahan harga obligasi dapat menjadi katalis pada pasar saham.
Kenapa?
Nantikan di posting selanjutnya y.
Inverted Yield CurveKurva yield atau yield curve adalah sebuah grafik yang menunjukkan bagaimana hasil (yield%) dari obligasi berubah seiring dengan waktu investasi. Biasanya, obligasi dengan jangka waktu lebih lama seharusnya memberikan hasil atau yield yang lebih tinggi dibandingkan obligasi dengan jangka waktu lebih pendek.
Ini karena investor ingin mendapatkan bayaran lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko tambahan yang diambil dengan menahan investasinya lebih lama.
Namun ketika kurva yield terbalik, atau yang disebut yield curve,seperti yang terjadi belakangan ini, artinya obligasi jangka pendek memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi jangka panjang.
Ini berarti investor yang memiliki obligasi jangka pendek mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan investor yang memiliki obligasi jangka panjang. Ini juga mengindikasikan bahwa para investor khawatir tentang situasi ekonomi saat ini.
Mari kita lihat kurva yield untuk obligasi US Treasury pada tanggal 29 Maret 2023 sebagai contoh.
Yield dari obligasi dengan jangka waktu 2 tahun adalah 4,09%
Yield dari obligasi dengan jangka waktu 5 tahun adalah 3,7%,
Dan yield dari obligasi dengan jangka waktu 10 tahun adalah 3,6%.
Hal ini tidak biasa, karena investor biasanya menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi jika mereka memliki obligasi dengan jangka waktu yang lebih lama. Hal ini disebabkan karena masa jatuh tempo yang lebih panjang lebih mungkin dipengaruhi oleh perubahan dalam ekonomi dan peristiwa lain yang dapat merugikan ekonomi secara keseluruhan. Sebagai contoh, kemungkinan GDP suatu negara mengalami koreksi dalam sepuluh tahun ke depan lebih tinggi dibandingkan dalam dua tahun ke depan.
Di pasar saat ini, dimana obligasi jangka 2 tahun memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan obligasi jangka 5 tahun dan 10 tahun mungkin mengindikasikan bahwa pelaku pasar mungkin sedang mengambil tindakan yang disebut "flight to quality" dengan menempatkan uang mereka dalam investasi yang lebih aman dan berisiko lebih rendah, dalam hal ini obligasi pemerintah.
Ini karena mereka khawatir tentang prospek jangka pendek ekonomi dan ingin melindungi uang mereka, meskipun harus menerima imbal hasil yang lebih rendah. "Flight to quality" ibaratnya pengemudi yang melambat dan berkendara lebih hati-hati dalam cuaca buruk untuk menghindari kecelakaan, meskipun itu akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan mereka namun setidaknya si pengemudi lebih aman!
Dalam ilmu ekonomi, situasi ini disebut dengan trade-off. Ini adalah ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan atau lebih yang saling bertentangan, di mana memilih salah satu pilihan akan mengorbankan pilihan yang lain. Dalam kasus pengemudi diatas, saat cuaca buruk, pengemudi dapat memilih:
Mengemudi lebih cepat dengan resiko kecelakaan yang lebih tinggi akan tetapi akan lebih cepat sampai tujuan
Atau
Mengemudi lebih lambat saat cuaca buruk dengan resiko yang lebih rendah tetapi akan sampai tujuan lebih lama.
Jadi si pengemudi rela lebih lama sampai tujuan asal resiko dia mengalami kecelakaan lebih rendah.
Dalam kasus inverted yield, maka pelaku pasar mengorbankan imbas hasil yang lebih tinggi demi mendapatkan keamanan dari uang mereka
Kita akan mencoba melihat data histori dari 3 inverted yield curve terakhir yaitu di bulan Februari 2000, January 2006 dan August 2019 sebagai berikut:
Dan ini adalah data jumlah bulan setelah dimana resesi terjadi setelah inverted yield curve
Jadi mengingat secara histori inverted yield berhasil mengindikasikan resesi, maka inverted yield saat ini, mungkin memang menunjukan akan kuatnya potensi resesi dalam waktu dekat atau dalam beberapa bulan.
Kesimpulannya, inverted yield curve terjadi ketika obligasi jangka pendek memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi jangka panjang, dan ini mengindikasikan pelaku pasar yang khawatir tentang situasi ekonomi saat ini. Dalam situasi inverted yield, pelaku pasar mengorbankan imbal hasil yang lebih tinggi demi mendapatkan keamanan dari uang mereka. Data histori menunjukkan bahwa inverted yield curve berhasil mengindikasikan resesi dalam beberapa bulan setelah terjadi, sehingga inverted yield saat ini dapat menunjukkan potensi resesi dalam waktu dekat.
2USDNOTE - Potensi shifting market sentiment?Analisis Fundamental / Macro:
Market yang saat ini telah mengasumsikan adanya potensi kenaikan besaran suku bunga FED sebesar 50bps pada bulan Desember nanti mencirikan semakin kuatnya potensi perubahan sentimen dalam pasar secara keseluruhan.
Pivoting FED, adalah istilah yang mungkin saat ini cukup sering kita dengarkan. Namun, apakah saat FED melakukan pivoting market akan langsung menganggap bahwa risk sentiment telah usai? Tentu tidak.
Terkadang untuk dapat sebuah sentimen yang telah berjalan selama hampir 2 tahun berubah, diperlukan lebih dari satu macam katalis sehingga market akan yakin bahwa kondisi secara keseluruhan sudah cukup baik untuk mereka melakukan pemilihan pada risky asset kembali.
Karenanya, sampai ke katalis tersebut dianggap telah "cukup", instrumen-instrumen dengan karakteristik yang relatif "safe" akan berpotensi mendapat kan traksi hingga sentimen yang ada benar-benar menunjukkan perubahannya.
Salah satu instrumen yang dapat dikatakan "safe" adalah treasury bond/obligasi, dimana aset ini dapat memberikan imbal balik yang konsisten (yield) per tahunnya meski harganya mengalami perubahan sekalipun.
Dengan mengingat bahwa saat ini US treasury yield berada dalam posisi yang hampir sama tingginya dengan yield pada tahun 2006, instrumen ini akan menjadi suatu pilihan yang menarik bagi para partisipan pasar. dimana per tulisan ini dibuat, yield yang ditawarkan oleh instrumen ini berada di angka 4.463% (US02Y). Ini berarti, setiap pembelian bond yang dilakukan, investor akan mendapatkan annual return sebesar 4.463% tanpa harus memperdulikan perubahan harga dari instrumennya.
Namun pertanyaannya sekarang, apakah ini momen yang tepat untuk melakukan pembeliannya? Untuk menjawab hal tersebut kita simak analisis teknikal dibawah ini.
Analisis Teknikal:
Melihat pada chart, harga masih belum mencirikan adanya potensi yang meyakinkan akan terjadinya reversal kearah atas. Area konfluens antara sebuah marking horizontal (biru) dengan trendline (triple line) akan berperan sebagai sebuah area resisten yang mana akan juga berfungsi sebagai marking penting pada penentuan timing entrinya.
Saat harga berhasil menembus keatas area konfluens tersebut, potensi role reversal akan terjadi dan area konfluens yang sebelumnya adalah sebuah resisten akan berfungsi sebagai killzone bagi para partisipan pasar untuk dapat melakukan pembelian dengan probabilitas keberhasilan yang cukup besar.
Sebaliknya, jika harga tidak mampu menembus area konfluens tersebut dan malah menembus low terdekat sebelumnya (lingkaran biru) maka timing untuk melakukan pembeliannya perlu untuk direvisi kembali sesuai dengan price action serta data-data baru yang akan kita dapatkan pada minggu ini dari sisi fundamentalnya.
Key message:
Harap diingat bahwa trading bukanlah hanya sekedar melakukan pembelian/penjualan didalam pasar. Bagaimana anda bersabar dan menunggu hingga peluang keberhasilan anda semakin membaik juga menjadi kunci sukses didalam melakukan trading yang konsisten.
Semoga ini dapat bermanfaat.
Cara meningkatkan trading dengan melihat suku bunga: Bagian 4Hai semuanya! 👋
Bulan ini, kami ingin mengeksplorasi topik suku bunga; apa itu, mengapa itu penting, dan bagaimana anda dapat menggunakan informasi suku bunga dalam trading anda. Ini adalah topik yang biasanya diabaikan oleh para trader baru ketika memulai, jadi kami berharap ini adalah seri yang bermanfaat dan dapat dilakukan bagi orang-orang baru yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang makroekonomi dan analisis fundamental!
Anda dapat memikirkan suku bunga pasar dalam tiga dimensi.
1.) Absolut
2.) Relatif
3.) Sepanjang Waktu
Dengan kata lain;
1.) Bagaimana suku bunga diperdagangkan secara absolut? AKA, apakah mereka menawarkan risiko/imbalan yang menarik bagi investor?
2.) Bagaimana suku bunga diperdagangkan secara relatif? AKA, apa yang membedakan harga obligasi antar negara yang berbeda?
3.) Bagaimana harga diperdagangkan sepanjang waktu? AKA, apa itu "Kurva Hasil"?
" Dalam postingan pertama kami , kami melihat bagaimana menemukan informasi suku bunga di TradingView, dan bagaimana tingkat fluktuasi di pasar terbuka.
Dalam postingan kedua kami , kami membahas beberapa pengambilan keputusan yang harus dilakukan investor saat berinvestasi dalam obligasi (suku bunga) vs. aset lainnya.
Di postingan ketiga kami , kami melihat suku bunga secara relatif antar negara."
Dalam postingan terakhir kali ini, kita akan melihat bagaimana suku bunga diperdagangkan sepanjang wakkita cari tahu!
Sebagai referensi, pertama-tama mari kita lihat Kurva Hasil:
Chart ini berisi beberapa aset yang berbeda, jadi mari kita uraikan dengan cepat.
Area putih/biru adalah suku bunga yang anda terima untuk obligasi 2 tahun saat anda membelinya
Garis oranye adalah suku bunga yang anda terima untuk obligasi pemerintah 5 tahun saat anda membelinya
Garis biru muda adalah suku bunga yang anda terima untuk obligasi pemerintah 7 tahun saat anda membelinya
Garis kuning adalah suku bunga yang anda terima untuk obligasi pemerintah 10 tahun saat anda membelinya
Garis ungu adalah suku bunga yang anda terima untuk obligasi pemerintah 30 tahun saat anda membelinya
Seperti yang anda lihat, jatuh tempo yang berbeda untuk obligasi memberi imbal hasil yang berbeda dari waktu ke waktu.
Jika anda membeli obligasi 2 tahun di awal tahun 2021, anda akan mendapatkan imbal hasil 0,15% PER TAHUN.
Pada saat yang sama, jika anda membeli obligasi 30 tahun di awal tahun 2021, anda akan mendapatkan imbal hasil 1,85% PER TAHUN.
Situasi telah berubah sejak saat itu. Saat ini:
Jika anda membeli obligasi 2 tahun, anda mendapatkan imbal hasil 3,56% PER TAHUN.
jika anda membeli obligasi 30 tahun, anda mendapatkan imbal hasil 3,45% PER TAHUN.
Dengan kata lain, situasinya benar-benar terbalik.
Mengapa ini terjadi?
Ada beberapa alasan, terkait dengan banyak topik yang telah kita bahas di beberapa postingan terakhir. Mari kita bahas.
1.) Risiko Suku Bunga Keuangan Bank Sentral
2.) Risiko Inflasi
3.) Risiko Kredit
4.) Risiko Pasar
Untuk memulai, dari awal 2021 hingga sekarang, bank sentral telah menaikkan suku bunga dana secara material. Ini berarti bahwa obligasi pemerintah harus melihat peningkatan imbal hasil mereka. Mengapa meminjamkan uang kepada pemerintah jika anda mendapatkan lebih banyak uang tunai di rekening tabungan?
Kedua, inflasi telah meningkat. Ini merupakan akibat dari guncangan pasokan di seluruh dunia untuk komoditas & jasa. Karena defisit telah muncul dan permintaan stabil atau meningkat, kenaikan harga barang sehari-hari telah menyebabkan obligasi jangka pendek "Mengejar" imbal hasil obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama.
Ketiga, karena PDB telah menyusut selama dua kuartal terakhir, risiko bahwa pemerintah AS tidak akan mampu membayar kembali utangnya melalui penerimaan pajak dan penerbitan obligasi meningkat.
Terakhir, seperti yang kami katakan di postingan kedua:
Ketika saham mengungguli obligasi, permintaan institusional untuk saham lebih tinggi, menunjukkan bahwa orang merasa cukup baik dan ingin mengambil risiko. Ketika obligasi mengungguli saham, ini bisa menjadi indikasi bahwa orang lebih suka memegang alat pembayaran bunga 'bebas risiko' daripada ekuitas di perusahaan dengan prospek ekonomi yang memburuk.
Permintaan obligasi ini terjadi di seluruh Kurva Hasil. Permintaan untuk aset 'bebas risiko' meningkat seiring memburuknya prospek ekonomi, yang berarti bahwa Kurva Hasil menunjukkan bagaimana pelaku pasar memikirkan situasi pasar akan berlangsung selama periode waktu tertentu. Jika hasil untuk obligasi 2 tahun lebih tinggi dari obligasi 10 tahun, maka pelaku pasar melalui pembelian dan penjualan mereka mengartikan bahwa mereka mengharapkan dua tahun ke depan memiliki risiko ekonomi yang lebih besar daripada sepuluh tahun berikutnya. Dengan kata lain, mereka mengharapkan semacam perlambatan ekonomi.
Ini sangat berguna untuk beberapa jenis trader:
Ekuitas terkait dengan ekonomi - jika suku bunga mengatakan sesuatu tentang prospek ekonomi, maka sebaiknya perhatikan, karena dapat memberi tahu anda proses pemilihan aset / gaya trading anda
FX terkait erat dengan suku bunga - jika suku bunga bergerak, FX pasti akan terpengaruh.
Crypto telah menunjukkan korelasi terbalik yang tinggi secara historis dengan indeks "kemudahan uang/ease of money". Jika suku bunga naik, maka crypto yang tidak memberi keuntungan menjadi kurang menarik.
Demikianlah seluruh seri kami mengenai Suku Bunga!
Terima kasih banyak telah membacanya dan selamat menikmati akhir pekan anda.
- Tim TradingView ❤️
Cara meningkatkan trading dengan melihat suku bunga: Bagian 3Hai semuanya! 👋
Bulan ini, kami ingin mengeksplorasi topik suku bunga; apa itu, mengapa itu penting, dan bagaimana anda dapat menggunakan informasi suku bunga dalam trading anda. Ini adalah topik yang biasanya diabaikan oleh para trader baru ketika memulai, jadi kami berharap ini adalah seri yang bermanfaat dan dapat dilakukan bagi orang-orang baru yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang makroekonomi dan analisis fundamental!
"Dalam postingan pertama kami, kami telah membahas bagaimana menemukan informasi suku bunga di TradingView, dan bagaimana fluktuasi suku bunga di pasar terbuka.
Dalam postingan kedua kami , kami membahas beberapa pengambilan keputusan yang harus dilakukan investor saat berinvestasi dalam obligasi (suku bunga) vs. aset lainnya."
Hari ini, kita akan melihat bagaimana investor global memahami suku bunga, menggunakan tiga contoh konkret.
Mari dalami!
Seperti yang kami sebutkan terakhir kali, dalam hal memahami suku bunga di wilayah mana pun, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan:
1.) Risiko Suku Bunga Keuangan Bank Sentral
2.) Risiko Inflasi
3.) Risiko Kredit
Pertama, mari kita bahas Risiko Kredit. 💥💥
Risiko kredit adalah sesuatu yang terjadi ketika ada risiko bahwa anda mungkin tidak mendapatkan kembali uang yang anda pinjamkan ke entitas tertentu. Untuk seri ini, karena kami hanya melihat obligasi pemerintah, ini berarti risiko bahwa pemerintah tidak akan membayar anda kembali.
Pelajarannya: Semua hal dianggap sama, semakin banyak entitas (Perusahaan, Negara) harus membayar untuk meminjam uang, semakin tidak 'stabil' mereka di mata investor.
Selanjutnya, mari kita bahas Risiko Inflasi. 💸💸
Risiko Inflasi adalah sesuatu yang terjadi ketika ada risiko bahwa diri anda mungkin kehilangan daya beli dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada suku bunga, karena tingkat inflasi.
Sebagai contoh, perhatikan chart ini:
Pada warna Biru/Putih, anda dapat melihat imbal hasil obligasi 1 tahun Turki. Pada warna hijau, anda dapat melihat imbal hasil obligasi 1 tahun AS. Perhatikan perbedaan suku bunga - obligasi Turki membayar 14%, dan obligasi AS membayar 3%. Sementara AS adalah ekonomi yang lebih besar dan lebih maju (sehingga memberikan risiko "kredit" yang lebih rendah), beberapa perbedaan dalam imbal hasil berasal dari tingkat inflasi yang berbeda secara drastis dalam perekonomian.
Pada warna merah, anda dapat melihat tingkat inflasi di Amerika Serikat, dan pada warna kuning anda dapat melihat tingkat inflasi di Turki. Dengan asumsi nilai tukar yang stabil, karena Lira Turki membeli barang dan jasa yang relatif semakin sedikit dari waktu ke waktu vs. Dolar AS, investor akan menuntut lebih banyak imbal hasil untuk mencegah hilangnya daya beli.
Pelajarannya: Arah suku bunga memberitahu anda bagaimana investor berpikir inflasi mungkin berkembang dalam jangka waktu tertentu.
Terakhir, mari kita lihat Risiko Keuangan Bank Sentral. 🏦🏦
Risiko keuangan bank sentral adalah sesuatu yang terjadi ketika Bank Sentral melakukan perubahan suku bunga.
Perhatikan chart ini:
Ini adalah chart yang sama dengan chart sebelumnya, namun alih-alih tingkat inflasi yang ditambahkan pada suku bunga, kali ini kami menambahkan suku bunga Bank Sentral saat ini ke chart.
Ingat, suku bunga Bank Sentral adalah suku bunga yang anda dapatkan dari bank tanpa "mengunci" uang anda menjadi pinjaman kepada pemerintah.
Risiko suku bunga Bank Sentral memainkan peran terbesar dalam penetapan harga obligasi, karena anda dapat melihat bahwa suku bunga dan imbal hasil bergerak bersama relatif dekat, terutama karena ini hanya obligasi 1 tahun (kita akan melihat kurva imbal hasil minggu depan).
Oleh karena itu, mengingat bahwa Bank Sentral di seluruh dunia biasanya diberi mandat untuk mencoba dan menciptakan harga yang stabil bagi konsumen, tindakan mereka sering beriringan dengan inflasi. Terkadang bank akan menaikkan suku bunga terlalu banyak dan menciptakan deflasi. Terkadang bank akan menaikkan suku bunga terlalu kecil dan akan berada "di belakang" inflasi (seperti yang diyakini banyak orang saat ini).
Pelajarannya: Suku bunga merupakan indikasi kebijakan Bank Sentral, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan kata lain - suku bunga dapat menggambarkan kesehatan suatu perekonomian. Terlalu "Tinggi", dan Bank Sentral mungkin kehilangan kendali. Terlalu "Rendah", dan ekonomi mungkin akan stagnan. Ini adalah generalisasi, namun ini adalah tempat yang bagus untuk mulai membandingkan wilayah secara relatif.
Dan anda telah mendapatkannya! Beberapa contoh nyata dan pelajaran yang dapat dipetik dari melihat pergerakan langsung di pasar. Memahami dinamika ini dapat sangat membantu untuk membangun strategi trading yang lebih komprehensif. Dengan kata lain, jika anda trading FX, sangat penting untuk mengetahui perbedaan suku bunga antar negara, bersamaan dengan pendorong yang mendasari suku bunga tersebut. Demikian pula, jika anda ingin berinvestasi di sebuah perusahaan, melihat imbal hasil obligasi perusahaan itu dapat memberi tahu anda seberapa besar risiko yang menurut investor dimiliki oleh perusahaan dalam kewajiban membayar imbal hasil.
Minggu depan, kita akan melihat Kurva Imbal Hasil, dan memasukkan beberapa pelajaran lainnya tentang bagaimana anda dapat menggunakan informasi itu untuk mulai memproyeksikan harga dan ekonomi secara keseluruhan.
- Tim TradingView ❤️❤️
Cara meningkatkan trading dengan melihat suku bunga: Bagian 2Hai semuanya! 👋
Bulan ini, kami ingin mengeksplorasi topik suku bunga; apa itu, mengapa itu penting, dan bagaimana anda dapat menggunakan informasi suku bunga dalam trading anda. Ini adalah topik yang biasanya diabaikan oleh para trader baru ketika memulai, jadi kami berharap ini adalah seri yang bermanfaat dan dapat dilakukan bagi orang-orang baru yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang makroekonomi dan analisis fundamental!
Minggu lalu kita sudah melihat bagaimana menemukan harga obligasi di platform kami, serta beberapa tip cepat untuk memahami bagaimana dan mengapa suku bunga bergerak. Jika anda ingin penyegaran cepat, klik tautan di bagian bawah postingan ini. Minggu ini, mari kita lihat mengapa memahami suku bunga penting untuk trading anda, dan bagaimana anda dapat menggunakan informasi ini untuk keuntungan anda
Anda dapat memikirkan suku bunga pasar dalam tiga dimensi.
1.) Absolut
2.) Relatif
3.) Sepanjang Waktu
Dengan kata lain;
1.) Bagaimana suku bunga diperdagangkan secara absolut? AKA, apakah mereka menawarkan risiko/imbalan yang menarik bagi investor?
2.) Bagaimana suku bunga diperdagangkan secara relatif? AKA, apa yang membedakan harga obligasi antar negara yang berbeda?
3.) Bagaimana suku bunga diperdagangkan sepanjang waktu? AKA, apa itu "Kurva Hasil"?
Ada baiknya melihat sedikit lebih dalam pada masing-masing dimensi ini dan bagaimana cara kerjanya. Minggu ini kita akan mulai dengan melihat suku bunga dari sudut pandang 'Absolut' .
Ketika melihat obligasi sebagai sarana investasi secara langsung ini, investor di pasar yang lebih luas biasanya akan melihat seberapa menarik obligasi dari perspektif hasil / imbal balik total vs. kelas aset lainnya, seperti ekuitas, komoditas, dan mata uang crypto.
Ketika mempertanyakan untuk mengukur imbal balik total ini, tiga risiko utama penting untuk diketahui yaitu:
1.) Risiko Suku Bunga Keuangan Bank Sentral
2.) Risiko Inflasi
3.) Risiko Kredit
Dengan kata lain;
1.) Apakah suku bunga bank sentral akan bergerak sedemikian rupa sehingga suku bunga yang saya terima dari obligasi menjadi tidak kompetitif?
2.) Obligasi adalah pinjaman dengan jangka waktu. Apakah inflasi akan menggerogoti dana pokok saya dalam hal daya beli lebih cepat daripada kompensasi yang saya terima?
3.) Dapatkah pihak lainnya membuat obligasinya terpenuhi saat mencapai masa tenggat?
Untuk Amerika Serikat, pertanyaan ketiga biasanya "diabaikan" karena meminjamkan uang kepada pemerintah AS seringkali dipandang sebagai "bebas risiko", namun dalam semua skenario memahami daya tarik imbal hasil obligasi selama jangka waktu tertentu vs. suku bunga dan inflasi adalah sebuah pertanyaan besar.
Selain itu, risiko/imbalan absolut untuk suku bunga perlu dibandingkan dengan kelas aset lainnya. Jika S&P 500 menghasilkan 2%, dibayarkan dari pendapatan perusahaan terbesar di negara tersebut, lalu bagaimana risiko memegang ekuitas dibandingkan dengan risiko memegang obligasi? Memahami bagaimana institusi menilai keputusan ini seringkali dapat diukur dengan melihat pergerakan suku bunga di pasar terbuka. Ketika saham mengungguli obligasi, permintaan institusional untuk saham lebih tinggi, menunjukkan bahwa orang merasa baik dan ingin mengambil risiko. Ketika obligasi mengungguli saham, ini bisa menjadi indikasi bahwa orang lebih suka memegang sarana pembayaran bunga 'bebas risiko' daripada ekuitas di perusahaan dengan prospek ekonomi yang memburuk.
Ini adalah cara paling mudah untuk melihat suku bunga - bagaimana perbandingannya dengan risiko absolut di pasar, dan bagaimana perbandingannya dengan aliran "imbal hasil" lainnya? Apakah mereka cukup masuk akal dari perspektif risiko/imbalan?
Satu hal terakhir - Jika suku bunga meningkat, maka tingkat pengembalian yang diperlukan untuk "mengkompensasi" dalam mengambil risiko perlu menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi, atau aset lain seperti ekuitas mulai terlihat tidak kompetitif. Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi berarti bahwa arus kas masa depan bernilai lebih rendah, mengingat bahwa sebagian besar perhitungan valuasi bergantung pada "suku bunga bebas risiko".
Sebagai contoh, ledakan ini terjadi akhir tahun lalu, ketika orang mulai menjual obligasi dan suku bunga mulai naik. Saat suku bunga naik, saham yang memiliki harga dengan "nilai" yang bagus di masa depan mendapat pukulan paling keras, karena nilai arus kas tersebut secara riil turun.
Suku bunga dapat banyak membantu dalam menempatkan pergerakan besar di pasar ke dalam perspektif.
Itu saja untuk minggu ini! Minggu depan, kita akan melihat bagaimana risiko kredit dan risiko FX berperan dalam penetapan harga obligasi relatif, dan bagaimana obligasi negara yang berbeda mungkin atau tidak tampak menarik satu sama lain secara relatif. Minggu terakhir kami akan melihat kurva hasil, dan bagaimana risiko dari waktu ke waktu mempengaruhi permintaan untuk suku bunga.
Salam
-Tim TradingView
Ini adalah postingan minggu lalu jika anda belum membacanya:
Cara meningkatkan trading anda dengan melihat suku bunga?Hai semuanya! 👋
Bulan ini, kami ingin mengeksplorasi topik suku bunga; apa itu, mengapa itu penting, dan bagaimana anda dapat menggunakan informasi suku bunga dalam trading anda. Ini adalah topik yang biasanya diabaikan oleh para trader baru ketika memulai, jadi kami berharap ini adalah seri yang bermanfaat dan dapat dilakukan bagi orang-orang baru yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang makroekonomi dan analisis fundamental!
Pertanyaan pertama ketika berhadapan dengan suku bunga adalah bagaimana melihat informasi di TradingView. Meskipun anda selalu dapat mengklik tab "Obligasi" di bawah "Pasar" dan menavigasi ke tabel "Kurs", cara yang lebih mudah untuk melihat suku bunga di seluruh dunia adalah dengan menggunakan terminal 'pencarian' dan mengetikkan "10Y". Kemudian, klik "Ekonomi", dan anda akan dapat melihat semua pasar suku bunga 10 tahun global:
Konfigurasi ini akan memberi anda suku bunga "10 tahun", namun anda bisa mendapatkan obligasi jatuh tempo yang berbeda dengan menggunakan ticker lain. Misalnya, anda dapat melihat suku bunga 3 bulan Amerika Serikat dengan mengetik "US03M", atau suku bunga Brasil 10 tahun dengan mengetik "BR10Y". Semua suku bunga pasar di sistem kami mengikuti standar ticker ini. Cobalah salah satu! Itu mudah.
Bagi orang yang tidak terbiasa, inilah penjabaran tentang cara kerja suku bunga.
Suku bunga berfluktuasi di pasar terbuka seperti saham atau mata uang crypto; mereka bergerak terbalik terhadap harga obligasi pemerintah. Dengan cara ini, anda cukup melihat harga obligasi pemerintah untuk mengetahui bagaimana kinerja suku bunga -> mereka akan bergerak ke arah yang berlawanan.
Alasan di balik ini adalah bahwa ketika obligasi diterbitkan, mereka diterbitkan dengan "nilai par" dan "suku bunga kupon". Katakanlah nilai nominal untuk obligasi pemerintah adalah $1.000, dan suku bunga kupon adalah 2%. Ini berarti bahwa setiap tahun, penerbit obligasi akan membayar pemilik obligasi $20.
Permasalahannya, setelah obligasi diterbitkan, mereka dapat diperjualbelikan secara bebas di pasar terbuka. Katakanlah obligasi $1.000 meningkat nilainya dan mulai diperdagangkan pada $1.030 karena ada permintaan yang signifikan untuk beberapa alasan. Karena $20 yang dibayarkan kepada pemegang obligasi adalah tetap, "suku bunga" aktual yang diperoleh pembeli ketika mereka membayar $1.030 untuk obligasi sedikit lebih rendah dari 2% -> 1,94% tepatnya.
Jadi, perubahan harga obligasi mengubah "suku bunga" real time di pasar!
Satu hal yang perlu diperhatikan: Suku bunga obligasi Pemerintah berbeda dari suku bunga "keuangan" yang ditetapkan Pemerintah, yang diputuskan oleh bank sentral suatu negara.
Minggu depan di bagian 2, kita akan melihat apa yang mendorong penawaran dan permintaan obligasi pemerintah / suku bunga, dan bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi semua aset yang anda perdagangkan. Plus, bagaimana anda dapat menggunakan informasi ini untuk keuntungan anda!
Sampai jumpa minggu depan!
- Tim TradingView ❤️❤️
US TRESAURY BERSIAP TERBANG PASCA JACKSON HOLEHalo trader pecinta pair komoditas baik itu Gold atau Silver....
Melihat hasil KTT Jackson Hole yang di luar ekspektasi pasar yang menginginkan Jerome Powell untuk menegaskan waktu pelaksanaan Tapering Off namun hasilnya masih terlihat meragukan. Powell hanya mengisyaratkan tahun ini akan di laksanakan tapering off. Pernyataan ini menjadi bias dan bola liar di market.
Namun, jika kita perhatikan chart pada US Tresaury yang belakangan ini cukup mempengaruhi pergerakan harga komoditas. Dan memang US Tresaury inilah yang akan menjadi impact terbesar saat tapering off di umumkan. Dan pada chart di atas kita dapat melihat US Tresaury berapa di zona strong support sekaligus zona demand.
Memang setelah Powell tidak memberikan kepastian waktu pelaksanaan tapering, Us tresaury mengalami koreksi tajam hampir mencapai 4% pada jumat lalu. Tapi, jika di perhatikan seksama apa yang di sampaikan powell adalah signal bahwa tapering off akan segera dilaksanakan di tahun ini. Dan jika kita perhatikan lebih detail apa yang di sampaikan oleh Powell, kuncinya ada pada sektor tenaga kerja. So, Menurut pengamatan pribadi saya momen ADP & NFP pada bulan september akan jadi penentuan untuk mengambil keptusan pasti pelaksanaan tapering off....
Dan dari chart Us tresaury yang berada di zona support dan demand, us tresaury berpotensi naik mendekati level 1.600 sebelum tapering off di umumkan.
Melihat chart ini, untuk gold sebaiknya mencari peluang posisi sell terbaik.... Target long realistis berada di zona 1650 (Sebelum Tapering).
DISCLAIMER ON!!!






















