WayanEko

CSRA: Strategi EMA Pullback

Pembelian
IDX:CSRA   CISADANE SAWIT RAYA TBK
Strategi EMA pullback adalah strategi buy on weakness atau beli saat terjadi koreksi.
Koreksi diukur dengan EMA 20 dimana koreksi dianggap terjadi jika harga berada dibawah EMA 20 dengan kondisi EMA 20 uptrend.

Selain itu, saham yang dipilih juga berdasarkan dua kriteria tambahan yaitu:
Harga berada dalam major uptrend atau diatas MA 200 yang mengarah ke atas.
Secara fundamental terjadi peningkatan yang diukur dari penjualan dan EPS.

Pada chart CSRA harga sudah berada diatas MA 200 yang mengarah ke atas.

Sedangkan untuk kinerja keuangan, berikut adalah rangkumannya per 2021 di tiap kuartalnya :
Revenue (miliar)
Q1 176
Q2 389
Q3 653
Q4 895

EPS (rupiah)
Q1 21
Q241
Q3 89
Q4 127

Dalam grafik akan terlihat jika kinerja CSRA meningkat yang diakibatkan oleh kenaikan harga kelapa sawit. Kasus yang sama pada analisa LSIP dan DSNG dibawah

Price action:
Berada dalam fase major uptrend. Pembelian akan dilakukan menggunakan EMA 20 dimana buy on weakness dilakukan.

Buy on weakness sendiri dilakukan jika harga berada dibawah EMA 20 atau terjadi EMA pullback

Posisi harga saat ini sudah berada dibawah EMA 20. Sehingga pembelian dilakukan saat ini.

Kenapa EMA 20 dan MA 200?
Penggunaan dua MA ini memiliki logika atau alasannya sendiri.

MA 200 digunakan karena ini adalah indikator MA jangka panjang yang paling sering digunakan oleh pelaku pasar. Dengan kata lain, banyak orang menggunakan indikator ini. Ini sesuai dengan Self fulfilling fallacy pada teknikal analisis. Penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ini sudah saya tulis dulu dalam analisa PGAS.

Sedangkan EMA 20 digunakan karena 10-30 dikatakan merupakan periode jangka pendek dalam penggunaan MA. 20 digunakan sebagai pilihan diantara 10-30

Sedangkan EMA dipilih karena dalam jangka pendek, harga lebih fluktuatif dan EMA lebih sensitif terhadap fluktuasi karena rumus EMA yang menekankan perhitungannya pada close terakhir tidak menyamaratakan semua close seperti indikator MA.

Dengan kata lain, EMA lebih sensitif dari MA. Kesensitifan nya ini lah yang kemudian digunakan untuk mencari titik beli dari pullback. Pullback yang dari sebuah trend bullish jangka panjang yang digambarkan oleh indikator MA 200.

Untuk lebih memahami strategi ini secara sederhana mari kita umpakan ada sebuah kereta api cepat.
Kereta ini berjalan dengan kecepatan, anggap saja 200 km per jam. Laju kecepatan per jam ini adalah MA 200.

Lalu ada saat dimana kereta ini berhenti di stasiun untuk menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang. Kita anggap saja kereta berhenti distasiun setiap menempuh jarak 20 km. Jadi stasiun ini adalah EMA pullback.

Distasiun akan ada penumpang yang turun, tetap di kereta, dan ada penumpang baru.
Penumpang yang turun adalah mereka yang menjual
Penumpang yang tetap di kereta adalah mereka yang tidak menjual sahamnya
dan penumpang yang naik di stasiun adalah pembeli baru yang berharap kereta akan melanjutkan perjalanannya.

Lalu bagaimana dengan kualitas kereta? yup ini adalah fundamental dari CSRA yaitu pertumbuhan kinerja yang saya rangkum dalam grafik diatas

Ini adalah psikologi dari strategi EMA pullback yang digambarkan dalam sebuah analogi kereta api

Analisa adalah opini bukan rekomendasi.

Pernyataan Penyangkalan

Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.