Mana yang harus diikuti? Fundamental? Sentimen? atau Teknikal?Saya pernah berada di titik di mana semua analisis terasa bertentangan. Dari metode ICT, chart menunjukkan buy. Tapi saat membaca berita fundamental, semua mengarah ke sell. Lalu, ketika mengecek sentimen retail, justru mayoritas trader ada di sisi sell. Akhirnya? Bingung, dan yang lebih parah, malah loss karena mencoba mengikuti semuanya.
Dari pengalaman itu, saya menyadari satu hal: terlalu banyak input tanpa filter adalah musuh besar keputusan trading.
Lalu bagaimana cara saya keluar dari lingkaran ini?
Saya mulai dengan memilih satu pendekatan utama yang menjadi dasar keputusan trading. Misalnya, saya memutuskan untuk menjadikan ICT sebagai "peta jalan" utama. Analisis fundamental dan retail sentimen hanya sebagai konfirmasi atau filter tambahan.
Ketika sinyal bertentangan, saya bertanya: mana yang paling masuk akal dalam kondisi saat ini? Jika fundamental mendukung sell, tetapi ICT memberi skenario buy, saya akan fokus pada konfirmasi tambahan dari price action, bukan mencoba mengikuti keduanya sekaligus.
Salah satu jebakan terbesar adalah keinginan untuk selalu mengambil keputusan yang benar. Padahal, tugas kita adalah membuat keputusan yang konsisten dengan rencana, bukan yang sempurna.
Dalam kondisi ambigu, saya mengurangi ukuran posisi. Dengan begitu, jika hasilnya salah, kerugian tetap terkendali.
Sekarang, setiap kali analisis terasa acak, saya kembali ke rencana sederhana: pilih arah utama, ikuti logika price action, dan abaikan kebisingan. Saya tidak selalu benar, tapi hasilnya jauh lebih konsisten.
Apa kamu pernah menghadapi situasi seperti ini? Bagaimana caramu mengatasinya?
Analisis Fundamental
Hindari Perilaku Berjudi dan Pentingnya KetidaktahuanSebagai trader, kita semua memiliki kecenderungan alami untuk berjudi di pasar keuangan. Ini seringkali disebabkan oleh dorongan psikologis untuk mencari sensasi dan kepuasan instan. Namun, penting bagi kita untuk memahami bahaya dari perilaku ini dan mencari solusi untuk mengatasinya.
Kenapa Kita Berjudi di Pasar Keuangan?. Yang sering dilakukan kebanyakan orang adalah Overtrading, Melakukan terlalu banyak transaksi tanpa analisis yang memadai; Chasing Losses, Berusaha mengembalikan kerugian dengan mengambil risiko yang lebih besar; Overconfidence, Merasa terlalu percaya diri setelah beberapa transaksi berhasil, sehingga mengabaikan analisis yang lebih mendalam.
Solusi yang saya bagikan di postingan kali ini mungkin tidak pernah dibagikan oleh analis atau trader lainnya, namun dengan memahami hal ini lah, anda mungkin dapat lebih bertahan di pasar keuangan.
Pertama adalah mengakui Batasan Pengetahuan dan menyadari bahwa anda tidak tahu segalanya sehingga membuat anda lebih berhati-hati. Dengan kesadaran akan hal itu, saya rasa tidak akan ada yang namanya over confidence?. Seperti takdir, dengan memahami bahwa anda tidak tahu apa yang akan terjadi 1 hari dari sekarang, anda tidak mungkin membelanjakan semua uang anda setelah gajian, bukan?.
Kedua adalah Penelitian dan Analisis. Karena Trading tanpa pengetahuan yang cukup sama dengan berjudi. Memang, untuk beberapa hal, kadang saya menggunakan bahasa 'main' atau 'bermain' untuk trading. Namun hal itu oleh kebanyakan orang malah dianggap sebagai permainan analisa. Padahal tujuan saya agar trading itu sendiri mudah dicerna karena sejauh ini, trading masih tetap dianggap sebagai pekerjaan tersulit - padahal tidak sesulit itu jika terbiasa mengelola psikologi. Intinya, Selalu lakukan riset dan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan.
Untuk Strategi Mengurangi Risiko, saya rasa tidak perlu banyak penjelasan, cukup Diversifikasi dan Manajemen Risiko dengan tidak menaruh semua dana dalam satu aset, Menggunakan stop-loss dan limit orders untuk mengontrol kerugian, Menggunakan Posisi Kecil dan meningkatkannya seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman. Selalu menggunakan Akun Demo untuk berlatih/mencari edge dari sebuah strategi sebelum bertransaksi dengan uang sungguhan untuk memahami dinamika pasar tanpa risiko finansial.
Jadi, Kesimpulannya tendensi untuk berjudi di pasar keuangan adalah sesuatu yang alami, tetapi dapat dikendalikan. Dengan mengakui dan menyadari bahwa sebenarnya anda tidak tahu banyak di pasar keuangan dan menggunakan risiko terkecil yang mampu anda tanggung kerugiannya, anda akan paham bahwa itu adalah kunci untuk menghindari kerugian besar. Selain itu pertimbangkan untuk selalu mengedukasi diri secara terus-menerus dan menggunakan manajemen risiko yang baik untuk meningkatkan peluang sukses di pasar keuangan.
Dengan pemahaman yang tepat dan disiplin dalam menerapkan strategi ini, anda bisa menjadi trader yang lebih bijak dan sukses. Jangan ragu untuk berbagi pandangan Anda di kolom komentar. Selamat trading, dan semoga beruntung! 🚀📈
Mitos dan Kenyataan: Imbal Hasil 9% per Bulan dalam TradingHalo Teman TradingView,
Hari ini, saya ingin berbicara tentang salah satu mitos yang sering muncul dalam dunia trading: mencapai imbal hasil 9% per bulan. Banyak trader baru mungkin tergoda oleh ide menghasilkan pengembalian yang tinggi dalam waktu singkat, tetapi ada beberapa kenyataan penting yang perlu dipertimbangkan.
1. Variabilitas Kinerja
Perlu diingat bahwa kinerja trading sangat bervariabel. Ada trader yang mungkin mencapai 9% atau lebih dalam satu bulan, tetapi bisa saja mengalami kerugian dalam bulan berikutnya. Konsistensi adalah tantangan utama dalam trading.
2. Manajemen Risiko
Trader yang berhasil dalam jangka panjang biasanya memiliki strategi trading yang baik dan efektif dalam mengelola risiko. Manajemen risiko yang kuat adalah kunci keberhasilan trading jangka panjang.
3. Penggunaan Leverage
Beberapa trader mungkin mencapai hasil tinggi dengan menggunakan leverage (pinjaman modal). Leverage dapat meningkatkan potensi pengembalian, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian yang signifikan.
4. Instrumen Perdagangan
Tingkat pengembalian yang dapat dicapai dalam trading tergantung pada jenis instrumen yang diperdagangkan. Perdagangan saham mungkin memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, sedangkan forex memiliki volatilitas yang lebih tinggi tetapi juga risiko yang lebih besar.
5. Pengalaman dan Pendidikan
Trader yang sukses sering memiliki pendidikan dan pengalaman yang kuat dalam analisis pasar dan strategi trading. Mereka juga mengikuti rencana trading yang solid.
6. Kondisi Pasar
Kinerja trader dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar yang berubah-ubah, berita ekonomi, atau peristiwa geopolitik. Dalam kondisi tertentu, mencapai imbal hasil 9% per bulan mungkin menjadi lebih sulit.
Kesimpulan:
Mencapai imbal hasil 9% per bulan dalam trading bukanlah norma, dan bahkan trader berpengalaman pun tidak selalu mencapai tingkat pengembalian yang konsisten. Kunci untuk sukses dalam trading adalah memiliki ekspektasi yang realistis, manajemen risiko yang baik, dan rencana trading yang disiplin. Trading adalah aktivitas yang berisiko, dan perlu diingat bahwa kerugian juga merupakan bagian dari permainan ini :).
Semoga posting ini membantu menjernihkan beberapa mitos seputar trading. Selalu berdagang dengan bijak dan selalu perhatikan manajemen risiko Anda.
Semoga Beruntung! Selamat Trading!
Bisa menerapkan 5W+1H dalam analisa market? (Part 2/2)Ternyata 5W+1H yang biasanya kita gunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam keseharian kita bisa diterapkan juga loh dalam melakukan analisa pasar dan mengambil action dalam pasar.
----------
Sumber penulisan ini adalah dari beberapa sumber yang sebelumnya sudah pernah dibaca, dilihat, didengar ataupun dialami sendiri.
Sehingga jika kalian yang membaca merasa "wah ini saya yang bilang nih" atau "wah ini materi saya nih, saya yang buat",
mohon ijin ya saya share ulang, karena mungkin saja saya juga belajar dari kalian.
----------
So, how?
yuk semangat belajar dan latihan bersama :)
Terima kasih :)
IMAS: Membaca Price actionDalam membaca price action, terdapat 3 struktur trend: uptrend, sideways dan downtrend.
Uptrend adalah saat terbentuk struktur HIGHER HIGH dan HIGHER LOW
Downtrend adalah saat terbentuk struktur LOWER LOW dan LOWER HIGH
Sideways adalah struktur high dan low tidak teratur
Transisi dari perubahan trend, downtrend ke uptrend biasanya terindikasi saat:
Struktur lower high berubah. Dimana high terakhir lebih tinggi dari high rata rata atau berada di atas downtrend line (Trendline breakout)
Struktur lower low berubah. Dimana low terakhir lebih tinggi dari low sebelumnya. atau dengan kata lain, lower low sudah tidak lagi menjadi lower low.
Dua indikasi ini bisa menjadi sinyal bahwa trend sudah mulai berubah.
IMAS
Kita perhatikan chart IMAS dimana area dalam chart dibagi menjadi dua: kanan dan kiri
Pada area kiri, struktur yang terbentuk adalah LOWER HIGH dan LOWER LOW atau downtrend
Sedangkan pada area kanan, struktur yang terbentuk adalah HIGHER HIGH dan HIGHER LOW.
Perubahan struktur ini mengindikasikan bahwa trend sudah berubah.
Sesuai dengan prinsip perubahan trend no 1 diatas :
“Struktur lower high berubah. Dimana high terakhir lebih tinggi dari high rata rata atau berada di atas downtrend line”
Maka struktur ini dapat kita lihat pada (1) pada chart IMAS yang sekaligus menjadi trendline breakout.
Lalu lanjut ke prinsip no 2
“Struktur lower low berubah. Dimana low terakhir lebih tinggi dari low sebelumnya. atau dengan kata lain, lower low sudah tidak lagi menjadi lower low.”
Aplikasi dari prinsip ini adalah area (2) di chart IMAS. low 700 kemudian menjadi 740.
Dari low ini, (720) terjadi rally hingga ke 920. Ini menjadi garis awal dan akhir untuk Fibonacci retracement.
Catatan tambahan:
konsistenlah dalam menggunakan Fibonacci retracement, jika anda mulai dari low, maka akhiri dengan high. Jika anda mulai dari close terendah, maka akhiri juga dengan close tertinggi. Prinsip ini berlaku juga dalam membuat trendline. Perhatikan trendline pada IMAS. garis ditarik dari high ke high dan dari low ke low.
Area (3) adalah retracement dari Rally 740 ke 920.
Apakah retracement ini kemudian menjadi area beli?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan coba rangkum definisi dari retracement yang baik dari salah satu buku Technical analysis tertua terbitan tahun 1930 an karangan Richard W. Schabacker yang menurut saya masih relevan semenjak sekitar 92 tahun sejak buku itu diterbitkan.
Schabacker dalam bukunya, yang dikutip dari Dow Theory mengatakan bahwa retracement idealnya di antara ⅔ atau ½ tinggi rally. Dengan kata lain, batas maksimal retracement yang sehat adalah ½ body rally.
Jika gunakan Fibonacci retracement, maka batas retracement yang sehat adalah Fibonacci 50%.
Jika retracement lebih dari 50%, maka hal ini patut lebih diwaspadai mengingat indikasi yang diberikan lebih ke potensi trend reversal bukan trend continuation.
Sekarang kita lihat kembali area (3) atau retracement pada IMAS.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, Fibonacci retracement pada IMAS dihitung dari low 740 hingga ke high 920.
Dari 920 kemudian terjadi retracement yang masih berada < Fibonacci retracement 50%.
Dengan kata lain, retracement pada IMAS masih bisa dibilang sehat dah merupakan indikasi trend reversal.
Selama harga masih mampu retrace > 50% fibonacci retracement, maka pembelian bisa dilakukan.
Katalis IMAS
Penjualan mobil nasional secara wholesales per Juni 2022 meningkat jika dibandingkan Juni 2021. Di Juni 2021 penjualan mobil mencapai 72720 unit/ Sedangkan per Juni 2022 penjualan mobil 79168 unit. Terjadi peningkatan penjualan sebesar 8%.
Namun jika kita bandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu Mei 2021 yang sebesar 49453 unit, maka penjualan mobil meningkat sebesar 60%
IMAS adalah perusahaan distributor penjualan, suku cadang, dan perakitan beberapa merek seperti Suzuki, Nissan, dan Hino yang juga mencicipi larisnya penjualan mobil. Suzuki menjadi merek ke-5 dengan penjualan terbanyak, mencapai 41.413 unit, sedangkan Hino menduduki posisi ke-8 paling laris dengan total penjualan sebanyak 12.426 unit.
Katalis peningkatan penjualan mobil ini sudah tercermin dalam kinerja keuangan IMAS dimana di awal tahun ini EPS IMAS konsisten naik dan positif.
Jika penjualan masih membaik, maka ini berpotensi menaikkan kinerja IMAS. Sebagai tambahan, pada kuartal ke 3, EPS IMAS hanya sebesar -37. Jika kemudian terjadi peningkatan kinerja di kuartal ke 3 tahun ini, maka IMAS berpotensi mengalami turn around atau dari rugi menjadi untung. Sebuah kondisi yang biasanya cukup kuat menarik minat pasar.
Cut Loss jika koreksi dibawah FIbonacci retracement 50% atau jika EPS IMAS di kuartal ke 3 di bawah menurun.
3 Index, Suku bunga dan Normalcy bias.Baru-baru ini, bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga menjadi 5%. Ini merupakan kenaikan suku bunga tertinggi sejak tahun 2006. Selain itu, suku bunga diprediksi masih akan naik sekali lagi dalam waktu dekat.
Hal ini memunculkan beberapa pertanyaan tentang dampak kenaikan suku bunga pada pasar saham dan bagaimana pengaruhnya pada indeks-indeks saham. Saya akan melihat pengaruhnya pada 3 indeks:
1.Indeks S&P 500 yang merupakan indeks saham dari 500 perusahaan besar di Amerika Serikat. Indeks ini dianggap sebagai salah satu indikator utama kesehatan pasar saham di AS dan sering dijadikan patokan untuk kinerja pasar saham global. S&P 500 mencakup perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, energi, keuangan, dan lain-lain.
Chart analysis:
Sejak penguman kenaikan suku bunga sebesar 25bps, SPX memang turun, Namun penurunan ini tidaklah signifikan dimana harga masih belum menembus mother bearish candle
2. Hong Kong Shanghai Index (HSI) adalah indeks saham dari 50 perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong. Indeks ini sering dijadikan acuan oleh investor karena Hong Kong dikenal sebagai pusat keuangan Asia dan menjadi jembatan antara pasar saham Asia dan Barat. HSI mencakup perusahaan-perusahaan dari sektor keuangan, real estate, properti, energi, dan lain-lain.
Chart analysis
Berita kenaikan suku bunga justru menaikkan HSI sebesar 2.45%. Namun terjadi doji didekat downtrendline yang bisa menjadi sinyal jika akan ada potensi koreksi.
3.MSCI Emerging Market Index yang mencakup saham-saham dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang di seluruh dunia, seperti China, India, Brasil, dan Rusia. Indeks ini dianggap sebagai barometer kinerja pasar saham negara-negara berkembang dan dijadikan referensi oleh banyak investor global. Indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor seperti teknologi, konsumen, keuangan, dan lain-lain.
Chart analysis
Hampir mirip dengan HSI dimana setelah pengumuman suku bunga, Indeks ini naik sebesar 1.24%. Terdapat bearish candle namun belum cukup kuat untuk menurunkan indeks ini cukup dalam.
________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3 indeks ini tidak menunjukan penurunan signifikan selepas pengumuman kenaikan suku bunga.
Ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa pelaku pasar sudah mulai terbiasa dengan kenaikan suku bunga.
Dari sudut padang behavioral economic ini disebut dengan normalcy bias. Normalcy bias terjadi ketika orang meremehkan kemungkinan atau dampak dari bencana atau krisis.
Contoh:
Orang yang setiap hari mengalami hujan akan menganggap hujan normal dan cenderung menganggap remeh dampak dari hujan terus-menerus seperi banjir sehingga dia tidak menyiapkan diri akan dampak dari banjir.
Dalam hal ini, pasar saham mungkin sudah terbiasa dengan kebijakan kenaikan suku bunga, sehingga menganggap bahwa kebijakan tersebut normal dan tidak akan berdampak signifikan pada indeks saham di masa depan.
Dengan kata lain, kenaikan suku bunga mungkin tidak akan berdampak signfikan lagi di masa depan.
Namun normalcy bias memiliki dampak negatif.
Seperti yang sebut diatas, normalcy bias adalah kecenderungan manusia untuk menganggap bahwa segala sesuatu akan berjalan normal dan tidak terjadi perubahan yang signifikan.
Ketika seseorang mengalami normalcy bias terhadap kenaikan suku bunga, maka orang tersebut cenderung meremehkan dampak yang lebih besar dan jangka panjang dari kenaikan suku bunga terhadap pasar dan ekonomi riil. Hal ini bisa terjadi karena suku bunga mungkin tidak langsung turun dan akan bertahan di level yang sama untuk sementara waktu.
Bertahannya suku bunga di level yang sama bisa saja memiliki dampak negative yang signifikan terhadap pasar.
Jadi, normalcy bias dapat membuat orang tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari kenaikan suku bunga dan mengabaikan dampak yang lebih besar dari perubahan pasar dan ekonomi yang terjadi secara alami. Oleh karena itu, penting bagi untuk tetap waspada dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi perubahan pasar dan ekonomi, termasuk kenaikan suku bunga, yang dapat memengaruhi kondisi ekonomi.
Untuk sementara sepertinya sentiment kenaikan suku bunga memang masih belum kuat karena ada sentiment lain yang lebih kuat dari dari perbankan global seperti SVB, Credit Suisse, dan Deutsche Bank.
Namun jika kita menyadarai normalcy bias, ada baiknya kita tidak lebih waspada terhadap sentiment dari suku bunga.
"Moral Hazard" dalam setiap ide yang terpublishsebagai seorang yang telah bergabung dengan tradingview selama 3 tahun ini saya ingin membagikan sebuah pemikiran, sering saya mengamati tentang adanya potensi resiko moral hazard disetiap ide yang di publish para penulis ide, maka saya ingin sedikit mengulas tentang moral hazard ini.
Moral hazard adalah konsep yang merujuk pada kecenderungan seseorang atau suatu entitas untuk mengambil risiko yang lebih besar karena adanya jaminan atau perlindungan dari kerugian atau konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Dalam dunia keuangan, moral hazard sering terjadi ketika pihak yang memiliki informasi lebih banyak atau memiliki kontrol lebih besar terhadap suatu situasi mengambil risiko yang lebih besar karena mereka tahu bahwa kerugian yang timbul tidak sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab mereka.
Moral hazard juga dapat terjadi ketika seorang penulis ide di TradingView menulis ide trading yang dapat mempengaruhi perilaku trader. Jika seorang penulis ide memberikan sinyal trading atau rekomendasi yang berpotensi menguntungkan, para trader dapat menjadi terlalu percaya diri dan mengambil risiko yang lebih besar daripada yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena para trader menganggap bahwa ide trading yang disediakan oleh penulis ide dapat memberikan jaminan keuntungan atau perlindungan dari kerugian.
Sebagai penulis ide di TradingView, menurut saya penting untuk memastikan bahwa ide trading yang diberikan tidak menimbulkan moral hazard pada para trader. Sebaiknya, penulis ide harus memberikan informasi yang cukup dan obyektif tentang pasar yang memungkinkan para trader untuk membuat keputusan trading mereka sendiri berdasarkan risiko dan potensi keuntungan yang ada.
saya sangat berharap para penulis ide pada platform ini juga menulis ide secara komprehensif, objektif dan tidak terkontaminasi oleh bias-bias tertentu,
saya pribadi merasakan ketakutan dan tekanan yang cukup besar ketika apa yang saya tulis ternyata menjadi kenyataan dan mempengaruhi banyak pihak, seperti yang terjadi pada saham bank mandiri dan merdeka copper gold. namun saya memilih untuk tetap menulis ide tersebut agar dapat memberikan early warning terhadap trader retail yang menjadi bagian dari komunitas tradingview. itu juga alasan saya banyak menulis ide tentang saham karena saya tidak memiliki saham diperusahaan manapun yang menghindarkan saya untuk terpapar bias-bias tertentu dan menjadikan tulisan saya tetap objektif. mungkin terlihat seperti pahlawan kesiangan, perlu digarisbawahi bahwa menjadi penulis ide tidak mendapatkan keuntungan material, dan satu satunya keuntungan saya mendapatkan tempat untuk melatih skill copywriter.
Tingkat pengangguran dan inflasiTingkat pengangguran dan inflasi
Saat ini, tingkat pengangguran di Amerika turun atau makin banyak orang yang bekerja.
Meskipun inflasi belakangan juga sudah turun, namun penurunan tingkat pengangguran ini justru bisa membuat inflasi meningkat dan membatalkan langkah bank sentral untuk menahan kenaikan suku bunga.
Ini bisa menjadi katalis negatif bagi indeks saham
Pada daily chart SPX, close sudah dibawah trendline.
Potensi penurunan lanjutannya sepertinya masih akan terjadi
Lalu pada IHSG
Terlepas terjadinya gap, gap ini justru diakhiri dengan tekanan jual yang kuat yang terlihat dari candle shooting star
Potensi penurunan lanjutan pada IHSG ke area 6826-6811
Analisa adalah opini bukan rekomendasi.
Tutor USDT.D Fair Value Gap/ImbalanceSetiap Trader mungkin sudah akrab dengan konsep ini yang mana sering disebut FVG (Fair Value Gap) atau disebut juga Imbalance/Kesenjangan Nilai Wajar.
Disini saya hanya mengulang dasar-dasar tentang apa itu Celah Nilai Wajar, menunjukkan beberapa contoh Candle chart FVG/Imbalance.
Sebelum kita masuk ke cara menggunakan indikator Fair Value Gap dalam trading Anda, mari kita bahas apa itu Fair Value Gap.
Fair Value Gap adalah Kesenjangan Nilai Wajar paling umum digunakan di kalangan pedagang aksi harga dan didefinisikan sebagai kejadian di mana terdapat ketidakefisienan,
atau ketidakseimbangan harga di pasar. 'Ketidakseimbangan' ini hanya menunjukkan bahwa jual beli tidak sama. Kesenjangan Nilai Wajar dibuat dalam urutan tiga
lilin dan biasanya divisualisasikan pada grafik sebagai lilin besar yang sumbu atas dan bawah lilin tetangganya tidak sepenuhnya tumpang tindih dengan lilin besar.
yang mana candle tercipta dengan naik atau turunnya secara signifikan, kebiasaan hal ini terjadi karena ada nya Very Good/Bad News dilapangan.
Alasan mengapa SEBAGIAN trader mungkin banyak tertarik untuk melakukan Price action diarea FVG ini, karena hal ini terjadi hanyalah karena ketidakseimbangan
yang bersifat hanya sementara, yang mana trader anggap ini akan menciptakan magnet harga di masa depan yang akan kembali menyatu ataupun menutup kembali
ketidakseimbangan harga tersebut.
baiklah, semoga kita semua bisa memahami penjelasan yang sudah kita pelajari diatas.
kita akan langsung lihat contoh praktek/tutorial pada chart Time Frime Daily USDT.D
#Salam Sehat, Salam Cerdas#
#Borneo Indo Trade#
Strategi Investasi untuk Pemula: Mulailah Hari Ini Berinvestasi bisa menjadi prospek yang menakutkan, terutama jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana. Tetapi tidak harus mengintimidasi atau membebani. Jika Anda ingin mulai berinvestasi, ada beberapa strategi sederhana yang dapat membantu Anda dalam perjalanan Anda. Ikuti langkah-langkah di bawah ini, dan Anda akan segera menjadi ahli investasi.
Tetapkan Tujuan Sebelum Anda Berinvestasi
Sebelum Anda terjun ke dalam investasi, luangkan waktu untuk duduk dan mencari tahu apa yang ingin Anda capai dengan investasi Anda. Apakah Anda hanya menginginkan sedikit penghasilan tambahan? Apakah Anda mencari pertumbuhan modal jangka panjang? Atau apakah Anda memerlukan likuiditas jangka pendek untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat? Setelah Anda mengidentifikasi tujuan Anda, maka Anda dapat memutuskan jenis investasi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Pahami Toleransi Risiko Anda
Salah satu hal terpenting yang perlu dipertimbangkan ketika berinvestasi adalah seberapa besar risiko yang bersedia dan mampu Anda tanggung. Setiap orang memiliki keadaan keuangan yang berbeda, jadi apa yang mungkin dianggap sebagai investasi yang "aman" untuk satu orang mungkin tidak untuk orang lain. Luangkan waktu untuk memahami tingkat risiko yang masuk akal untuk situasi Anda dan pastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan tingkat toleransi risiko tersebut.
Diversifikasi Portofolio Anda
Dalam hal investasi, diversifikasi adalah kuncinya - dan ini berarti lebih dari sekadar menyebarkan aset Anda di antara pasar atau kelas aset yang berbeda (meskipun ini juga penting). Ini juga berarti memiliki campuran berbagai jenis dan panjang investasi di dalam setiap pasar atau kelas aset serta di seluruh pasar atau kelas aset. Ini akan membantu melindungi dari kerugian jika satu kelas aset mengalami penurunan dan memastikan bahwa semua elemen dalam portofolio Anda akan mendapat manfaat dari potensi keuntungan di area lain.
Berinvestasi bisa tampak seperti proses yang mengintimidasi jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi memahami strategi dasar ini dapat membantu menetapkan fondasi yang kuat untuk masa depan keuangan Anda. Ingat - tetapkan tujuan sebelum terjun; pahami toleransi risiko Anda; dan lakukan diversifikasi! Dengan tiga langkah ini, bahkan investor pemula pun dapat mulai membangun kekayaan mereka hari ini. Semoga berhasil!
Trend is Friend, Gunakan data COT dan ikuti arah BIg PlayerHallo, Data COT sangat penting untuk trader dalam memutuskan transaksi di Market. Ikuti trend dengan cara melihat data COT.
Disclaimer : Semua informasi yang di berikan tidak dapat di pastikan keakuratan dalam memberikan Analisa. Analisa bersifat pandangan atau tolak ukur , pengambilan keputusan di lakukan Sendiri.
💸Penyebab dan Efek Inflasi💸Inflasi adalah konsep ekonomi dasar yang memengaruhi semua orang, baik kita menyadarinya atau tidak. Sederhananya, inflasi adalah kenaikan harga-harga umum-harga makanan, barang, jasa, dan barang dan jasa lainnya naik seiring dengan meningkatnya biaya hidup. Hal ini bisa menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik; mari kita lihat lebih dekat beberapa penyebab dan efek inflasi.
Apa Penyebab Inflasi?
Inflasi disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama adalah penawaran dan permintaan; ketika permintaan barang meningkat tetapi penawaran tidak, harga cenderung naik. Faktor lainnya adalah kenaikan biaya seperti upah atau bahan baku; kenaikan ini diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Akhirnya, peningkatan jumlah uang beredar-jumlah uang yang beredar di seluruh perekonomian-juga dapat menyebabkan harga naik karena meningkatnya persaingan untuk sumber daya yang terbatas.
Efek Inflasi
Efek inflasi yang paling jelas adalah kenaikan harga. Ketika harga naik, daya beli turun; ini berarti bahwa orang memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan pada barang dan jasa konsumen. Ini juga berarti bahwa mereka yang berpenghasilan tetap seperti pensiunan mungkin berjuang untuk memenuhi kebutuhan karena kekurangan dana. Selain itu, inflasi dapat menyebabkan devaluasi mata uang karena orang membeli mata uang asing untuk melindungi investasi mereka dari tingkat inflasi yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan efek riak di seluruh pasar global karena investor menarik uang mereka atau mengalihkannya ke investasi yang lebih aman seperti emas atau obligasi.
Kesimpulan:
Inflasi dapat menguntungkan dan merugikan tergantung pada keadaan; secara umum, tingkat inflasi yang rendah lebih disukai karena memungkinkan bisnis untuk tumbuh sambil tetap mempertahankan struktur harga yang stabil bagi konsumen. Namun, jika inflasi naik terlalu cepat, hal itu dapat menyebabkan masalah seperti penurunan daya beli, devaluasi mata uang, dan masalah ekonomi lainnya yang terbukti sulit dikelola tanpa kebijakan yang tepat yang diterapkan oleh pemerintah atau bank sentral. Memahami penyebab dan efek inflasi dapat membantu kita mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk kondisi ekonomi apa pun yang mungkin timbul di masa depan.
Panduan untuk Resesi - Apa Itu?Resesi adalah kata yang menakutkan bagi negara mana pun Resesi ekonomi terjadi ketika ekonomi menyusut. Selama resesi, bahkan bisnis tutup. Bahkan seorang individu dapat melihat hal-hal ini dengan matanya sendiri:
1. Orang kehilangan pekerjaan
2. Investasi kehilangan nilainya
3. Bisnis mengalami kerugian
Catatan: Resesi adalah bagian dari siklus ekonomi.
Jika Anda belum membaca artikel itu, Anda dapat memeriksa ide terkait.
Anda dapat menyukai ide saya untuk menunjukkan cinta Anda!
Apa itu Resesi?
-> Dua kuartal berturut-turut dari penurunan produk domestik bruto berturut-turut merupakan resesi. Resesi diikuti oleh fase puncak. Bahkan jika resesi hanya berlangsung beberapa bulan, ekonomi tidak akan mencapai puncaknya setelah beberapa tahun berakhir.
-> Efek pada penawaran & Permintaan - Permintaan barang menurun karena harga mahal. Pasokan akan terus meningkat, dan di sisi lain, permintaan akan mulai menurun. Itu menyebabkan "kelebihan pasokan" dan akan menyebabkan jatuhnya harga.
-> Resesi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, tetapi bisa menyakitkan. Setiap resesi memiliki penyebab yang berbeda, tetapi mereka memiliki alasan utama penyebab resesi.
-> Apa itu depresi? - Resesi mendalam yang berlangsung lama akhirnya mengarah pada depresi.
Selama resesi, tingkat inflasi turun.
-> Bagaimana cara menghindari resesi?
1. Kebijakan Moneter
- Potong suku bunga
- Pelonggaran kuantitatif
- uang helikopter
2: Kebijakan fiskal
- Potongan pajak
- Pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi
3: target inflasi yang lebih tinggi
4: Stabilitas keuangan
Pengangguran: Kita tahu bahwa perusahaan sehat dalam ekspansi, tetapi ada pepatah, "terlalu banyak hal tidak ada gunanya."
Selama puncak,
Perusahaan tidak dapat memperoleh dolar marjinal berikutnya.
Perusahaan mengambil lebih banyak risiko dan hutang untuk mengatur ulang pertumbuhan
Tidak hanya perusahaan, investor dan debitur juga berinvestasi pada aset berisiko.
Mengapa terjadi pemutusan hubungan kerja?
Setelah fase puncak, perusahaan tidak dapat memperoleh dolar marjinal berikutnya. Sekarang, bisnisnya tidak lagi menguntungkan. C Perusahaan mulai mengurangi biaya mereka untuk masuk ke dalam sistem yang menguntungkan. Misalnya - Buruh
Sekarang, Perusahaan bekerja dengan lebih sedikit karyawan. Lebih sedikit karyawan harus bekerja lebih efisien. Jika tidak, mereka mungkin di-PHK oleh perusahaan juga. Bisa dibayangkan beban kerja dan tekanannya.
Anda mungkin berpendapat bahwa mereka harus keluar dari perusahaan! Betulkah? Teman-teman, kita baru saja membahas penurunan tingkat pekerjaan. Bagaimana Anda akan mendapatkan pekerjaan ketika tidak ada pekerjaan? Sekarang, Anda mengerti!
Mari kita asumsikan efek resesi pada orang biasa:
Kondisi 1: Dia mungkin diberhentikan.
Kondisi 2: Mungkin dia akan dipaksa bekerja lebih lama. Perusahaan tidak dapat mempertahankan prospek positif. Lebih sedikit karyawan yang melakukan lebih banyak pekerjaan karena PHK besar-besaran. Gajinya menurun, dan dia tidak memiliki penghasilan.
Akibatnya, tingkat konsumsi berkurang, menghasilkan tingkat inflasi yang lebih rendah. Perlambatan ekonomi disebabkan oleh harga yang lebih rendah, yang menurunkan keuntungan, mengakibatkan lebih banyak pemutusan hubungan kerja.
Empat Penyebab Resesi:
1. Guncangan Ekonomi
2. Kehilangan Konsumen
3. Suku bunga tinggi
4. Kejatuhan pasar saham secara tiba-tiba
1) Guncangan ekonomi - Ketika ada kejutan eksternal atau ekonomi yang dihadapi negara. Misalnya, COVID-19,
2) Kepercayaan konsumen - Persepsi negatif tentang ekonomi dan perusahaan dari konsumen yang kurang percaya diri dalam daya beli mereka. Alih-alih menghabiskan, mereka akan memilih untuk menghemat uang. Karena tidak ada pengeluaran, tidak ada permintaan barang dan jasa. Tidak adanya pengeluaran mengakibatkan kurangnya permintaan akan barang dan jasa.
3) Suku bunga tinggi - Suku bunga tinggi akan mengurangi pengeluaran. Pinjaman itu mahal, jadi hanya sedikit orang yang mengambilnya. Pengeluaran konsumen, penjualan mobil, dan pasar perumahan akan terpengaruh. Tidak akan ada permintaan yang baik jika tidak ada pinjaman. Akan ada penurunan produksi.
4) Tiba-tiba pasar saham jatuh - menghindari kepercayaan orang di pasar saham. Akibatnya, mereka mengingat uang mereka dan emosi membuat mereka gila. Ini juga dapat dianggap sebagai faktor psikologis. Akibatnya, orang tidak akan menghabiskan uang dan PDB akan menurun.
Pengeluaran Konsumen:
Selama resesi, konsumen tidak memiliki pendapatan tambahan yang disebut pendapatan sekali pakai.
Bagian pembelanjaan konsumen
--> Barang tahan lama - Tahan lebih dari satu tahun
--> Barang tidak tahan lama - Berlangsung kurang dari satu tahun
--> Layanan - Akuntansi, hukum, layanan pijat, dll
Peselancar barang tahan lama selama resesi. Barang tidak tahan lama tahan resesi karena fundamental hariannya tidak terpengaruh oleh resesi.
Mari kita ambil contoh dua saham,
Makanan ABC vs mobil ABC
Tapi, apakah Anda akan berhenti membeli makanan karena resesi? Apakah Anda akan mengurangi konsumsi pasta gigi, roti, dan susu?
Jawabannya adalah tidak".
Konsumen membeli jumlah makanan yang sama di saat baik atau buruk, Di sisi lain, konsumen hanya memperdagangkan atau menukar pembelian mobil mereka ketika mereka tidak hanya bekerja tetapi optimis tentang keamanan pekerjaan mereka & yakin bahwa mereka bisa mendapatkan promosi. atau pekerjaan bergaji tinggi dengan majikan lain. dan pendapatan masyarakat diserap selama resesi.
Pengeluaran konsumen adalah titik penting untuk menggantikan resesi.
Penjualan mobil:
Seperti yang telah kita diskusikan, hanya sedikit orang yang membeli mobil selama resesi. Penjualan mobil baru dihitung sebagai pertumbuhan ekonomi. Anda mungkin pernah mendengar tentang pinjaman 0%. Perusahaan memfasilitasi pinjaman 0% untuk meningkatkan penjualan mobil. Kebanyakan orang memperbaiki mobil mereka atau membeli mobil tua selama resesi.
Anda mungkin melihat peningkatan di pasar mobil bekas dan penjualan perusahaan penjualan suku cadang.
Penjualan rumah/pasar perumahan:
Saya punya pertanyaan sekarang!
Mana aset terbesar Anda? Sebagian besar dari Anda akan mengatakan, rumah saya!
Penjualan rumah baru adalah bagian dari pertumbuhan ekonomi. Selain itu, harga rumah memengaruhi perasaan konsumen yang kaya. Semakin tinggi harga rumah, semakin mereka merasa kaya, begitu pula sebaliknya. Ketika harga rumah lebih tinggi, konsumen merasa kaya dan bersedia membelanjakannya. Tapi ketika harga rumah turun, mereka mengurangi pengeluaran/konsumsi.
Jika harga aset terbesar Anda turun, Anda tidak membelanjakan dan ekonomi membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Tarif yang lebih tinggi menghentikan kenaikan harga rumah karena mereka harus membayar lebih banyak EMI. bank sentral menurunkan suku bunga selama resesi, dan suku bunga pasar perumahan meningkat karena pinjaman/EMI murah.
Suku bunga :
Umumnya, suku bunga menurun selama resesi. Bank sentral memotong suku bunga itu sebabnya pinjaman menjadi murah.
Manfaat Suku Bunga Rendah -
-*- Meningkatkan di pasar perumahan.
-*- Meningkatkan penjualan barang tahan lama
-*- Meningkatkan investasi bisnis
-*- Obligasi dan suku bunga memiliki hubungan terbalik. Penurunan ekonomi cenderung membawa investor ke obligasi daripada saham, yang dapat berkinerja baik dalam resesi.
Selama resesi, suku bunga lebih rendah dan bank lebih tinggi kriteria untuk mendapatkan pinjaman, sehingga orang dapat menghadapi abstrak saat meminjamkan uang.
Pasar saham:
Saya ingin mengklarifikasi bahwa, pasar saham bukanlah ekonomi. Siklus ekonomi tertinggal dari siklus pasar dan siklus sentimen. Ini membuat saya merinding sebagai analis teknis dan momen sedih sebagai pecinta ekonomi. Kadang di depan, kadang di belakang. Resesi = pasar beruang .
Industri Anti Resesi:
* Bahan pokok konsumen
* Kesenangan bersalah
* Keperluan
* Kesehatan
* Teknologi Informasi
* Pendidikan
Saya akan menulis tentang ini di masa mendatang, tetapi untuk saat ini, mari kita kembali ke analisis teknis .
Cawan Suci Investor - Siklus Bisnis/EkonomiSiklus bisnis menggambarkan bagaimana ekonomi berkembang dan berkontraksi dari waktu ke waktu. Ini adalah pergerakan ke atas dan ke bawah dari produk domestik bruto bersama dengan tingkat pertumbuhan jangka panjangnya.
Siklus bisnis terdiri dari 6 fase/tahapan:
1. Ekspansi
2. Puncak
3. Resesi
4. Depresi
5. Bawah
6. Pemulihan
1) Ekspansi
Sektor yang Terpengaruh: Teknologi, Kebijaksanaan konsumen
Ekspansi adalah tahap pertama dari siklus bisnis. Perekonomian bergerak perlahan ke atas, dan siklus dimulai.
Pemerintah memperkuat ekonomi:
Menurunkan pajak
Tingkatkan pengeluaran.
- Saat pertumbuhan melambat, bank sentral menurunkan suku bunga untuk mendorong bisnis meminjam.
- Saat ekonomi berkembang, indikator ekonomi cenderung menunjukkan sinyal positif, seperti lapangan kerja, pendapatan, upah, keuntungan, permintaan, dan penawaran.
- Peningkatan lapangan kerja meningkatkan kepercayaan konsumen meningkatkan aktivitas di pasar perumahan, dan pertumbuhan menjadi positif. Tingkat permintaan yang tinggi dan pasokan yang tidak mencukupi menyebabkan kenaikan harga produksi. Investor mengambil pinjaman dengan suku bunga tinggi untuk mengisi tekanan permintaan. Proses ini berlanjut sampai ekonomi menjadi menguntungkan untuk ekspansi.
2) Puncak:
Sektor yang Terkena Dampak: Keuangan, energi, material
- Tahap kedua dari siklus bisnis adalah puncak yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Mengidentifikasi titik akhir dari suatu ekspansi adalah tugas yang paling rumit karena dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
- Fase ini menunjukkan pengurangan tingkat pengangguran. Pasar melanjutkan pandangan positifnya. Selama ekspansi, bank sentral mencari tanda-tanda tekanan harga bangunan, dan kenaikan suku bunga dapat berkontribusi pada puncak ini. Bank sentral juga mencoba melindungi ekonomi dari inflasi pada tahap ini.
- Karena tingkat tenaga kerja, pendapatan, upah, keuntungan, permintaan & penawaran sudah tinggi, tidak ada peningkatan lebih lanjut.
- Investor akan menghasilkan lebih banyak untuk mengisi tekanan permintaan. Dengan demikian, investasi dan produk menjadi mahal. Pada saat ini, investor tidak akan mendapatkan pengembalian karena inflasi. Harga jauh lebih tinggi bagi pembeli untuk membeli. Dari situasi ini, resesi terjadi. Ekonomi berbalik dari tahap ini.
3) Resesi:
Sektor Terdampak : Utilitas, layanan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen
- Dua kuartal berturut-turut dari penurunan berturut-turut dalam produk domestik bruto merupakan resesi.
- Resesi diikuti oleh fase puncak. Pada fase ini indikator ekonomi mulai mencair. Permintaan barang menurun karena harga mahal. Pasokan akan terus meningkat, dan di sisi lain, permintaan akan mulai menurun. Itu menyebabkan "kelebihan pasokan" dan akan menyebabkan jatuhnya harga.
4) Depresi:
- Dalam penurunan yang lebih berkepanjangan, ekonomi memasuki fase depresi. Periode malaise disebut depresi. Depresi tidak sering terjadi, tetapi ketika itu terjadi, tampaknya tidak ada stimulus kebijakan yang dapat mengangkat konsumen dan bisnis keluar dari kemerosotan mereka. Ketika Perekonomian menurun dan jatuh di bawah pertumbuhan yang stabil, tahap ini disebut depresi.
- Konsumen tidak meminjam atau membelanjakan karena mereka pesimis tentang prospek ekonomi. Ketika bank sentral memangkas suku bunga, pinjaman menjadi murah, tetapi bisnis gagal memanfaatkan pinjaman karena mereka tidak dapat melihat gambaran yang jelas kapan permintaan akan mulai meningkat. Akan ada lebih sedikit permintaan untuk pinjaman. Bisnis akhirnya duduk di inventaris & mengurangi produksi, yang sudah mereka produksi.
- Perusahaan memberhentikan lebih banyak karyawan, dan tingkat pengangguran melonjak dan kepercayaan menyanjung.
5) Bawah:
- Ketika pertumbuhan ekonomi menjadi negatif, prospeknya terlihat tidak ada harapan. Penurunan lebih lanjut dalam permintaan dan penawaran barang dan jasa akan menyebabkan lebih banyak penurunan harga.
- Ini menunjukkan situasi negatif maksimum saat ekonomi mencapai titik terendahnya. Semua indikator ekonomi akan lebih buruk. Mantan. Tingkat pengangguran tertinggi, dan Tidak ada permintaan barang dan jasa (terendah), dll. Setelah selesai, waktu yang baik dimulai dengan fase pemulihan.
6) Pemulihan
Sektor yang terkena dampak: Industri, material, real estat
- Sebagai akibat dari harga yang rendah, ekonomi mulai pulih dari tingkat pertumbuhan negatif, dan permintaan serta produksi keduanya mulai meningkat.
- Perusahaan berhenti memecat karyawan dan mulai mencari untuk memenuhi tingkat permintaan saat ini. Akibatnya, mereka terpaksa menyewa. Seiring berlalunya bulan, ekonomi sekali dalam ekspansi.
- Siklus bisnis penting karena investor berusaha untuk memusatkan investasi mereka pada hal-hal yang diharapkan berhasil dengan baik pada waktu tertentu dalam siklus tersebut.
- Pemerintah dan bank sentral juga mengambil tindakan untuk membangun ekonomi yang sehat. Pemerintah akan meningkatkan pengeluaran dan juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi.
Setelah fase pemulihan, perekonomian kembali memasuki fase ekspansi.
Surga yang aman/Saham Bertahan - Ini mempertahankan atau mengantisipasi nilainya selama krisis, lalu melakukannya dengan baik. Kami bahkan dapat mengharapkan pengembalian yang baik di kelas aset ini. Mantan. utilitas, perawatan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen, dll. ("KITA AKAN MEMBAHAS LEBIH LANJUT DI ARTIKEL MENDATANG KARENA PANJANG ARTIKEL.")
Maafkan saya atas hambatan komunikasi.
@Money_Dictators
Kupas Tuntas Inflasi dan Cara Menang Melawannya 🔥💸🔥
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga, yang dapat diterjemahkan sebagai penurunan daya beli dari waktu ke waktu.
2. Pengertian Deflasi
Deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah.
3. Apakah Inflasi akan Terus terjadi?
Tidak karena dalam beberapa masa ada kondisi dimana suatu negara mengalami Deflasi yaitu kebalikan dari inflasi.
4. Penyebab Inflasi
Peningkatan Supply uang adalah akar dari inflasi, meskipun hal ini dapat terjadi melalui mekanisme yang berbeda dalam perekonomian. Supply uang suatu negara dapat ditingkatkan oleh otoritas moneter dengan cara :
Mencetak dan memberikan lebih banyak uang kepada warga (Bantuan Sosial Seperti saat covid)
Meminjamkan uang baru sebagai kredit rekening cadangan melalui sistem perbankan dengan membeli obligasi pemerintah dari bank di pasar sekunder
Mekanisme bagaimana hal ini mendorong inflasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
Demand-Pull Effect : Ketika upah meningkat dalam sistem ekonomi, orang akan memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan untuk barang-barang konsumsi.situasi di mana tidak ada cukup produk atau layanan yang diproduksi untuk memenuhi permintaan, menyebabkan harga mereka meningkat.
Cost-Push Effect : kenaikan harga pada barang-barang mentah yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa. terjadi ketika biaya produksi produk dan jasa meningkat, memaksa bisnis untuk menaikkan harga mereka.
Built-in Inflation : inflasi yang dihasilkan dari peristiwa masa lalu dan berlanjut hingga saat ini.terjadi ketika pekerja menuntut upah yang lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Hal ini pada gilirannya menyebabkan bisnis menaikkan harga mereka untuk mengimbangi kenaikan biaya upah mereka, yang mengarah ke putaran upah dan kenaikan harga yang memperkuat diri sendiri.
5. Jenis Indeks Harga
Indeks harga untuk melihat apakah ekonomi suatu negara itu inflasi atau deflasi Terbagi Menjadi 3 yang umum orang tau adalah CPI lalu ada WPI dan terakhir PPI
CPI : alat ukur untuk menilai perubahan rata-rata atas suatu harga barang dan jasa
WPI : indeks yang mengukur dan melacak perubahan harga barang pada tahap sebelum tingkat eceran
PPI : mengukur perubahan rata-rata harga yang diterima produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan
Setiap Bulan biasanya CPI akan rilis dan itu menjadi acuan kita kalau ternyata Turun di era saat ini maka itu akan membuat currency atau mata uang tersebut melemah tapi jika CPI menguat maka currecy tersebut akan menguat.
6. Keuntungan Dan Kerugian Inflasi
Keuntungan :
Kenaikan gaji pegawai
Inflasi meningkatkan pertumbuhan
Para pengusaha akan diuntungkan
Harga Property Naik
Orang yang berutang di bank bisa mengambil keuntungan (selama Bunganya Fix Rate)
Kerugian :
Pembeli harus membayar lebih untuk produk dan layanan
Mendorong beberapa harga naik terlebih dahulu dan yang lainnya kemudian (bisa di bilang gaji belum naik tp harga sudah naik duluan)
Jatuhnya gaji yang sebenarnya (nilai jika tidak sesuai degan inflasi)
Berkurangnya nilai tabungan (karena bunga bank tidak berbanding lurus dengan inflasi)
Ketika Inflasi tinggi susah mendapatkan pinjaman
7.Cara Pemerintah Mengendalikan Inflasi
Mendorong pembelian produk dalam negri
Menaikkan suku bunga (Semacam Kebijakan yang wajib di lakukan ketika Inflasi)
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan Non-fiskal dan Non-moneter
8. Cara Menang melawan Inflasi
Gold/Emas
Reksadana
Obligasi Misalkan Obligasi Negara bisa juga korporasi
Property karena Keuntungan Setiap tahun sekitar 10-50% tergantung faktor yang mempengaruhi tapi umumnya 5-10%.
Saham
Crypto
9. Kenapa Inflasi Sangat Tinggi akhir-akhir ini?
Pandemi COVID-19 di awal tahun 2020 menyebabkan Lockdown dan tindakan pembatasan lainnya yang sangat mengganggu rantai pasokan global, mulai dari penutupan pabrik hingga kemacetan di pelabuhan laut. Pada saat yang sama, pemerintah mengeluarkan pemeriksaan stimulus dan meningkatkan tunjangan pengangguran untuk membantu mengurangi dampak keuangan dari langkah-langkah ini pada individu dan usaha kecil. Ketika vaksin COVID tersebar luas dan ekonomi bangkit kembali dengan cepat, permintaan (sebagian didorong oleh uang stimulus dan suku bunga rendah) dengan cepat melampaui pasokan, yang masih berjuang untuk kembali ke level sebelum COVID.
Intermarket analisisIntermarket analisis adalah cabang dari teknikal analisis dan fundamental analisis yang mencari tahu hubungan atau korelasi antara beberapa aset class seperti saham, mata uang ,obligasi dan komoditas.
Dikatakan teknikal analisis karena korelasi antara aset dilihat dari pergerakan harganya. Lalu dikatakan fundamental analisis karena hubungan antara aset yang berbeda dicari lebih dalam, kenapa bisa saling berhubungan.
Beberapa hubungan yang dirangkum dalam buku tersebut adalah:
1.Saham dan obligasi.
Keduanya memiliki korelasi negatif atau bergerak berlawanan. Ini terjadi karena obligasi merupakan aset yang lebih konservatif atau aman dibanding saham yang lebih agresif. Jadi saat kondisi ekonomi sedang melemah, pelaku pasar kebanyakan akan beralih ke aset aset defensif seperti obligasi dan meninggalkan aset aset agresif seperti saham.
2. Emas dan dollar. hubungan dua aset ini berlawanan dimana saat dollar turun emas naik dan begitu juga sebaliknya.
3. Obligasi dan komoditas
Saat harga komoditas naik, beban produksi perusahaan meningkat yang berpotensi meningkatkan harga jual, Jika peningkatan harga jual terjadi secara menyeluruh, inflasi akan tinggi. Untuk menekan inflasi, suku bunga akan dinaikkan. Kenaikan suku bunga berpotensi meningkatkan bunga obligasi dimana ini akan meningkatkan permintaan obligasi. Jadi hubungannya cenderung positif.
3. USD dan komoditas.
Hubungan keduanya cenderung negatif dimana peningkatan nilai USD akan membuat harga komoditas lebih mahal di mata uang lain sehingga berpotensi menurunkan permintaan komoditas.
Masih banyak korelasi aset kelas lain yang tidak bisa dirangkum satu satu mengingat pasar begitu kompleks dan luas.
Berikut adalah contoh intermarket analisis lainnya
Intermarket analisis dari 3 bursa saham (SPX, IHSG, MSCI emerging market index) dan inflasi dimana penurunan inflasi menjadi sentimen positif bagi indeks saham.https://id.tradingview.com/chart/COMPOSITE/9i3cIozb/
Semen dan batubara dimana penurunan harga batubara akan menjadi sentimen positif bagi semen mengingat beban produksi berpotensi menurun. Dalam hal ini, intermarket analisis digunakan untuk mencari tahu siklus bisnis.
indeks saham di US dengan IHSG dimana saat indeks di US naik, IHSG cenderung juga ikut naik.https://id.tradingview.com/chart/SPX/dvYXzl9z/
Property dan suku bunga. Kenaikan suku bunga belakangan ini menjadi sentimen negatif untuk sektor property
Sektor keuangan dan IHSG. Keduanya berkorelasi erat karena sektor terbesar pada IHSG adalah sektor keuangan.
Semoga edukasi ini membantu. Mohon pemakluman jika ada kesalahan mengingat keterbatasan penulis sebagai pemula.
Yang Membedakan Orang Miskin,Menengah Dan KayaDalam Edukasi ini kami memeriksa pola arus kas orang miskin,menengah dan orang kaya,Edukasi ini terinspirasi oleh buku Rich Dad Poor Dad oleh Robert Kiyosaki.Dalam buku Rich Dad Poor Dad penulis menjelaskan bagaimana orang kaya semakin kaya dengan memperoleh aset dan bagaimana orang miskin tetap miskin dengan Pengeluaran Tanpa adanya Aset.
menurut Robert Kiyosaki aset adalah sesuatu yang menempatkan uang di saku Anda dan Liabilitas adalah sesuatu yang mengambil uang dari saku Anda. filosofi menjadi kaya adalah melakukan satu hal sederhana terus memperoleh aset, kebanyakan orang gagal dalam mengejar kekayaan mereka hanya karena mereka tidak tahu bagaimana membedakan antara Aset dan Liablitas
Orang Miskin
sebagian besar waktu mereka hanya memiliki satu sumber pendapatan yang merupakan gaji dan mereka memiliki banyak pengeluaran/Liabilitas seperti sewa,pajak,makanan,transportasi dll. orang miskin bekerja keras untuk mereka menutupi biaya hidup tidak ada yang tersisa untuk berinvestasi.
Orang Menengah
pendapatan utama mereka adalah melalui gaji mereka sebagai upah. Ketika gaji Meningkat pengeluaran mereka juga meningkat,Hal ini terjadi karena sebelumnya mereka ini dari orang miskin dan kemudian beberapa karena mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi mereka telah memperoleh beberapa kewajiban tambahan seperti tempat tinggal pribadi, mobil, pinjaman Online dan Liabilitas lain yang mengambil uang dari saku mereka setiap bulan. Kelas menengah menghabiskan hidup mereka membeli Liablitias alih-alih aset. pengeluaran mereka cenderung meningkat sebanding dengan kenaikan gaji mereka, alih-alih berinvestasi dalam aset, penghasil pendapatan mereka memperlakukan rumah mereka sebagai aset utama mereka.
Orang Kaya
perbedaan utama antara orang kaya dan orang miskin adalah bahwa orang kaya memiliki aset yang bekerja untuk mereka sehingga mereka tidak bergantung pada gaji. Orang kaya mendedikasikan hidup mereka untuk berinvestasi dalam aset dan meminimalkan Liabilitas,mereka menghasilkan lebih dari cukup pendapatan untuk menutupi biaya dan sisa saldo diinvestasikan kembali ke dalam kolom aset, kolom aset terus tumbuh dan oleh karena itu pendapatan yang dihasilkannya tumbuh dengan itu hasilnya adalah bahwa orang kaya semakin kaya.
Secara Simplenya Orang Miskin Dan Menengah Mereka Cenderung menghabiskan uang mereka sedangkan orang kaya mereka cenderung Melakukan investasi terus menerus yang nantinya akan membuat Uang Bekerja untuk mereka bukan mereka bekerja untuk uang. Tentu ini terdengar Simple tapi sebagai manusia kita semua tau bahwa Berinvestasi itu memerlukan kesabaran dan itu susah terkadang kita merasa lebih baik Menghamburkan uang dan bahagia tanpa tau hari esok dari pada berinvestasi.
Pesan dari kami : Berhati-hatilah dalam mengelola uang Utamakan investasi agar uang bisa bekerja untuk kita dan Kurangi liabilitas perbanyak aset untuk memberikan kalian income secara jangka panjang.
Suku bunga, inflasi dan resesiInflasi adalah topik global ekonomi saat ini. Banyak negara mengalami inflasi cukup tinggi bahkan melebihi konsensus atau perkiraan.
Inflasi sebenarnya adalah hal yang baik jika kenaikannya wajar yaitu di sekitaran 2-3%. Namun inflasi saat ini sudah melebihi batas kewajaran.
Terakhir inflasi Amerika dikabarkan mencapai 8.2%.
Mengingat inflasi yang terlalu tinggi tidak baik, maka pemerintah melalui central bank akan berusaha menurunkan inflasi dengan cara menaikkan suku bunga.
Logikanya:
Suku bunga yang makin tinggi artinya bunga pinjaman makin tinggi, Kemudian masyarakat akan lebih berpikir untuk meminjam uang. Ini kemudian menekan konsumsi yang berpotensi menurunkan inflasi.
Suku bunga yang semakin tinggi juga akan meningkatkan bunga dalam bentuk deposito atau obligasi sehingga masyarakat akan lebih tertarik menyimpan uangnya ketimbang membelanjakan.
Jadi saat terjadi inflasi tinggi, pemerintah akan menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
Pada chart di atas, garis biru adalah inflasi Amerika dan garis merah adalah suku bunga.
Keduanya bergerak beriringan yang terlihat pada “Significant Positive Correlation” pada indikator dibawah.
Keduanya, inflasi dan kenaikan suku bunga bisa menjadi katalis untuk resesi dimana:
1. kenaikan suku bunga akan memperlambat ekonomi (makin sedikit pinjaman yang tersalurkan dan menurunnya konsumsi masyarakat)
2. Pendapatan perusahaan akan menurun akibat menurunnya konsumsi masyarakat. Penurunan pendapatan berpotensi membuat perusahaan untuk menurunkan beban salah satunya dengan PHK yang berkorelasi terhadap jumlah pengangguran.
3. Tingginya tingkat pengangguran kemudian kembali lagi berpotensi menurunkan konsumsi yang kemudian berpotensi lagi menurunkan pendapatan perusahaan (lagi) namun juga berpotensi menurunkan harga atau dengan kata lain menurunkan inflasi.
Langkah ke 2 dan 3 ibarat pil obat pahit untuk menyembuhkan ekonomi, dalam hal ini inflasi yang terlalu tinggi.
Dikatakan pahit karena masyarakat akan mengalami dua hal yang ironis: harga naik tapi malah kehilangan pekerjaan.
Kemudian menurunnya konsumsi masyarakat akan berdampak terhadap GDP karena konsumsi masyarakat berkontribusi 70% terhadap GDP.
Jadi konsumsi menurun GDP turun.
Jika kemudian GDP turun dua kuartal berturut-turut ? Ini kemudian yang disebut resesi.
Kenaikan BBM dan IHSGPresiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan BBM mulai dari pertalite, solar dan pertamax.
Harga Pertalite dari Rp 7650 per liter menjadi 10.000 per liter
Harga solar subsidi dari 5150 per liter menjadi 6800 per liter
Harga pertamax dari Rp 12500 per liter menjadi 14500 per liter
Kenaikan BBM ini sudah menjadi wacana yang dikemukakan sebelumnya dimana ini terkait membengkaknya anggaran subsidi energi yang mencapai Rp 502 Triliun serta kenaikan harga minyak dunia.
Jika kenaikan tidak dilakukan, maka anggaran ini akan semakin membengkak.
Disamping itu, pemulihan aktivitas ekonomi pasca pandemi juga turut berkontribusi terhadap membengkaknya alokasi subsidi BBM
Jika kita lihat dari sejarah, kenaikan BBM merupakan kejadian yang biasa terjadi dalam sejarah Indonesia.
Di era Gus Dur dan Megawati kenaikan BBM terjadi 4 kali, Gus Dur dua kali dan Megawati dua kali. Ini terjadi di rentang 2000-2003. Perhatikan kotak 1.
Di periode ini, IHSG bergerak sideways dan terjadi penurunan cukup dalam pada IHSG di tahun 2003 (-42.47%). Namun penurunan ini bukan lah disebabkan oleh kenaikan BBM tapi pengeboman JW Marriot dan Kuningan.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di kotak kedua, di era SBY, 2003-2009 terjadi kenaikan 3 kali yaitu di 2005 dua kali dan sekali di 2008
Kenaikan 2008 adalah imbas dari krisis global Subprime Mortgage.
Koreksi terdalam di periode terjadi di tahun 2008 dimana IHSG turun -61.97% yang merupakan imbas krisis global Subprime Mortgage.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di era Jokowi,dari 2014-2022 terdapat beberapa kali kenaikan harga BBM.
Penurunan terdalam di periode ini terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar -40% yang disebabkan oleh Covid 19.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Jadi berdasarkan 3 kotak di atas dimana terjadi kenaikan harga BBM, penurunan terdalam terjadi karena
Aksi pengeboman JW Marriot dan Kuningan. (-42-47%)
Krisis Global 2008 (-61.97%)
Covid 19 (-40%)
Dengan kata lain, penurunan terdalam IHSG terjadi karena sentimen mengenai isu keamanan dan ekonomi global bukan kenaikan BBM.
Jadi berdasarkan data masa lalu, sentimen kenaikan BBM bukanlah sentimen yang mampu membuat IHSG mengalami penurunan dalam.
Yang perlu lebih diperhatikan adalah sentimen seperti ekonomi global dan regional, inflasi serta kenaikan suku bunga atau mungkin potensi krisis sektor properti China.
Usd/idrSuku bunga berdapak negatif terhadap ihsg
Uang tunai rupiah berdampak positif terhadap ihsg,
Trader atau investor handal dia sabar menunggu moment yg pas, jika sudah saat nya beli dia barani hajar kanan (best offer price), Dan jika waktunya jual dia berani hajar kiri (best bid price).
DISCLAIMER ON.
Non Cyclical dan Relative StrengthSektor non cyclical adalah adalah sektor dimana produk dari perusahaan ini biasanya dibutuhkan baik saat ekonomi berekspansi atau berkontraksi.
Pertumbuhan sektor ini juga cenderung lambat atau defensif sehingga cocok untuk trader atau investor yang konservatif.
Produk-produk dari sektor ini biasanya berupa makanan, minuman atau kebutuhan rumah tangga dan dan kebutuhan pokok.
Beberapa contoh saham-saham sektor ini adalah UNVR, MYOR, ICBP,AMRT.
Mengingat saat ini kondisi ekonomi sedang berkontraksi karena naiknya inflasi yang melebihi target, maka sektor ini bisa dijadikan pilihan menarik mengingat sifatnya yang defensif.
Dalam analisa kali ini, 3 saham dari sektor ini akan dipilih dan dibandingkan untuk kemudian dipilih satu saja
Pembanding akan menggunakan:
Chart dari sektor, UNVR, ICBP dan MYOR (4 chart yang kemudian dijadikan satu)
Indikator custom dari Tradingview yaitu Mansfield relative strength
Mansfield relative strength sendiri adalah sebuah indikator yang membandingkan sesama aset atau indeks pasar yang disarankan penggunaanya pada timeframe mingguan.
Indikator ini menggunakan batas 0 sebagai acuan dimana jika sebuah aset melewati titik 0, maka trend aset itu bisa dikatakan kuat atau outperform. Namun jika trend sebuah aset berada dibawah 0 atau minus, maka trend dari aset itu lemah.
Jika dianalogikan, dengan balap kuda, maka indikator ini membantu anda memilih kuda dengan lari tercepat atau kuda yang berada paling depan.
Berikut adalah chart mingguan sektor Non cyclical dengan indikator Mansfield relative strength dari MYOR, ICBP dan UNVR.
Seperti bisa dilihat sektor non cyclical berada dalam koreksi dari minor rallynya yang belum mampu menembus resistance.
Di bagian Relative strength, terdapat 3 garis: UNVR merah, ICBP Hijau dan MYOR hijau. Garis hitam adalah garis 0 sehingga trend dikatakan kuat jika posisi Relative strength ada di atas garis ini.
Dari 3 saham tersebut, hanya MYOR yang berada di atas garis 0 atau tepatnya di 0.6853. Sedangkan ICBP dan MYOR masih berada di bawah garis 0 atau minus.
Dengan ini , maka pilihan jatuh kepada MYOR. Analisa selanjutnya adalah analisa lanjutan dari MYOR.
Tentang InflasiIbu budi hendak membeli kebutuhan pokok di warung dekat rumah. Dia benar benar memperhitungkan apa yang akan dibeli dan memastikan hanya membeli apa yang penting saja.
Ini karena belakangan ini harga harga barang dan jasa rata-rata naik.Kenaikan ini disebut dengan inflasi.
Akibat inflasi, ibu budi jadi berbelanja lebih sedikit. Sekali lagi ini karena harga rata rata naik.
Ini baru satu ibu budi, masih banyak ibu-ibu lain, terutama di ekonomi menengah ke bawah yang berbelanja lebih sedikit akibat adanya inflasi.
Akibat menurunya daya belanja masyarakat, produsen barang dan jasa juga terpengaruh. Karena sedikit yang berbelanja, pendapatan jadi menurun. Pendapatan menurun, laba pun ikut turun.
Sekarang mari kita beralih ke pak Andi seorang fund manager atau manajer investasi.
Sebagai manajer investasi, pak Andi dan timnya mengelola dana ratusan miliar atau mungkin triliunan.
Melihat inflasi yang tinggi, seperti cerita di atas, Pak Andi dan timnya memproyeksikan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan maupun laba. Maka atas dasar ini, pak Andi memutuskan untuk menjual beberapa saham saham yang dia miliki.
Transaksi yang dilakukan pak Andi bukan lagi bernilai jutaan, tapi miliaran.
Saat pak Andi menjual sahamnya sebanyak miliaran atau puluhan miliar, ini tentu sangat mempengaruhi pergerakan harga.
Sekarang bayangkan jika ada manajer investasi lain yang berpikir seperti pak Andi. Apa yang terjadi? Tentu saja akan ada tekanan jual yang lebih kuat dari pemilik atau pengelola dana besar yang membuat indeks terkoreksi dalam.
Dari pak Andi kita beralih ke Toni. Toni adalah trader retail dengan dana mungkin masih puluhan atau ratusan juta.
Saat Toni melihat chart indeks, Toni yakin bahwa indeks akan mengalami koreksi karena harga yang turun menembus support. Guna mengamankan diri, Toni memutuskan menjual rugi.
Sekarang bayangkan ada ribuan trader seperti Toni yang melakukan jual rugi. Apa yang terjadi? Tekanan jual bertambah kuat lagi.
Dari sini terlihat bagaimana inflasi membuat indeks terkoreksi. Sebenarnya yang membuat indeks terkoreksi bukanlah inflasi. Tapi antisipasi dari inflasi yaitu penurunan pendapatan Dan laba perusahaan di masa depan akibat kenaikan harga. Kenaikan harga kemudian menurunkan daya beli masyarakat.
Inflasi Indonesia sendiri terakhir dilaporkan mencapai 4.35%. Atau dengan kata lain, harga secara rata-rata naik 4.35%.
Negara-negara lain dilaporkan juga mengalami inflasi namun hanya beberapa negara yang mengalami inflasi hingga dua digit seperti Turki yang mencapai 73.5% atau yang disebut hiperinflasi. Untuk memahami apa itu hiperinflasi, mari kita ke salah satu negara Afrika yang mengalami hiperinflasi bertahun-tahun yaitu Zimbabwe.
Hiperinflasi Zimbabwe
Pada tahun 1980 Zimbabwe memperoleh kemerdekaannya dan penguasa pertamanya adalah Robert Mugabe dimana kekuasaan ini dikatakan diraih dengan intimasi dan kekuatan militer.
Mugabe bisa dikatakan miss manage atau salah kelola dalam mengelola Zimbabwe dimana salah satu keputusannya yang paling kontroversial adalah menyita seluruh aset milik ras kulit putih untuk dibagikan kepada ras kulit hitam, atau warga asli Zimbabwe. Mugabe beralasan aset tersebut sebenarnya adalah aset dari warga kulit hitam yang diambil saat masa penjajahan.
Tindakan ini berdampak pada sanksi internasional dan yang paling parah, Ekonomi Zimbabwe melemah hampir 30%. Pelemahan ini terjadi karena orang orang kulit hitam yang mengelola aset dari orang kulit putih tidak mampu mengelola aset tersebut.
Akibat ketidakmampuan mengelola aset, alih mendapatkan uang dari aset tersebut, aset tersebut, aset tersebut malah dijual untuk mendapatkan uang. Maka secara garis besar, yang terjadi akibat ketidakmampuan pengelolaan aset adalah:
1.Produksi menurun.
2.Barang semakin sedikit
3.Harga mulai naik (karena barang sedikit)
4.Terjadi panic buying karena jumlah barang sedikit
5.Panic buying menyebabkan harga semakin naik
6.Pemerintah mengatasi dengan mencetak uang lebih banyak lagi
Beredarnya uang yang lebih banyak diiringi produksi yang menurun (barang yang lebih sedikit) inilah menyebabkan terjadi hiperinflasi mencapai 50% lebih.
Logikanya, barang semakin sedikit, uang semakin banyak, maka orang orang lebih rela membayar dengan harga mahal.`
Berikut adalah perbandingan inflasi Zimbabwe, Amerika dan Indonesia
Dari gambar diatas,inflasi terakhir Indonesia adalah 4.35%, Amerika 8.6% dan Zimbabwe 191.6%
Salah satu akibat dari hiperinflasi di Zimbabwe adalah banyaknya jumlah 0 dalam selembar mata uang Zimbabwe
Sebenarnya hiperinflasi tidak sederhana ini, masih banyak faktor lain yang patut diperhitungkan. Namun ini adalah penjelasan hiperinflasi secara sederhana.
Semoga tulisan ini sedikit mencerahkan tentang hiperinflasi serta inflasi dan dampaknya terhadap ekonomi, dan bursa saham.
BELAJAR DARI KASUS AKSI KORPORASI RIGHT ISSUE ESTABeberapa hari terakhir ini saya lihat forum atau grup saham entah itu stream Stockbit, Facebook sampai Telegram banyak yang ramai membahas saham ESTA ternyata banyak yang bingung, marah sampai lempar sumpah serapah karena tiba-tiba saham ESTA yang dia pegang minus sampai 50-70% (tergantung average). Sedih dan heran juga kok sampai begitu, entah karena memang tidak tahu tentang right issue atau tidak terlalu peduli dengan aksi aksi korporasi perusahaan. Disini saya bakal coba menjelaskan apa yang sedang terjadi sehingga bisa memberi sedikit pencerahan untuk yang belum paham dan langkah apa yang harus kamu lakukan kalau ternyata kamu sudah terlanjur basah, floating loss.
Apasih Right Issue (RI) itu? Pertama kita mulai dari sini dulu, sederhananya RI adalah aksi korporasi yang berguna untuk menghimpun dana (lagi) dari pasar sama seperti waktu IPO dulu, caranya dengan menerbitkan saham baru yang nantinya akan dilepas ke publik dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) jika investor lama diberi kesempatan untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan atau Private Placement jika saham yang akan diterbitkan akan dilepas secara langsung ke investor baru yang ditunjuk perusahaan. Tujuan RI ini bermacam-macam mulai dari yang paling baik untuk ekspansi bisnis, akuisisi atau modal kerja sampai yang paling buruk yaitu untuk membayar hutang, kamu wajib membaca prospektus RI untuk mencari tahu tujuan emiten tersebut RI untuk apa.
Jika RI melalui skema HMETD nantinya kamu akan mendapatkan right atau hak (ESTA-R) dengan jumlah sesuai dengan rasio saham baru : lama yang nantinya bisa kamu tukar dengan saham induk dengan membayar sesuai harga exercise, tapi bagaimana kalau saya tidak menebus saham barunya? Bisa, tapi persentase kepemilikanmu akan terdilusi karena jumlah saham yang beredar semakin banyak, tapi tidak perlu khawatir kalau kamu trader atau investor biasa kamu tidak terlalu membutuhkan itu lagipula persentase kepemilikanmu seharusnya juga hanya 0,000 sekian %, persentase kepemilikan berguna salah satunya untuk suara voting menentukan langkah perusahaan .dll jadi sangat penting untuk pemegang saham pengendali (PSP).
Tips: kamu bisa memanfaatkan aksi korporasi RI untuk trading, umumnya saham yang akan melaksanakan RI cenderung akan naik hingga RI berlangsung seperti ESTA yang naik sekitar 700% sejak awal tahun. Namun kembali lagi naik atau tidaknya sangat tergantung dengan tujuan dibalik RI dan kepentingan perusahaan atau kepentingan market maker a.k.a bandar jadi tidak akan selalu naik.
BACK TO TOPIC, KENAPA SAHAM ESTA BISA TURUN 65% DALAM SEHARI?
Jawabannya karena adjustment atau penyesuaian harga ke harga teoritis RI. Harga teoritis itu adalah harga yang terbentuk setelah perusahaan melakukan RI, dihitung dari harga sebelum RI yaitu closing harga pada saat cum date kemudian disesuaikan dengan rasio penerbitan saham baru. Nah harga teoritis ini mulai berlaku saat ex date makanya saat ex date harga saham ESTA terlihat turun 65% lebih. Ini sebabnya kamu harus memperhatikan jadwal aksi korporasi yang sedang berlangsung jangan sampai karena kamu malas atau acuh malah bisa membuat kamu repot nantinya. Contoh saham ESTA, detail RI nya saya cantumkan dibawah:
Rasio: 13 (lama) : 33 (baru)
Harga exercise: Rp 100
Cum date: 17/06/2022
Ex Date: 20/06/2022
Recording Date: 21/06/2022
Trading Start: 23/06/2022
Trading End: 29/06/2022
Subscription Date: 29/06/2022
Harga closing cum date (17/06/2022): Rp 1450
Jadi kenapa harga saham ESTA bisa turun dari harga 1450 ke 482 dalam sehari? Seperti yang sudah ku jelaskan tadi bahwa penurunannya bukan karena crash atau ada aksi sell off melainkan karena adjustment harga ke harga teoritis RI, perhitungannya seperti ini:
HARGA TEORITIS RIGHT ISSUE = ((rasio saham lama x harga closing cum date) + (rasio saham baru x harga exercise)) / (rasio saham lama + rasio saham baru) jadi ((13 x 1450) + (33x100)) / (13 + 33) = 482
Nah dari sini seharunya kamu sudah paham kenapa ESTA bisa turun ke harga 482 saat ex date tapi mungkin kamu masih bingung, berarti saya rugi? Jawabannya bisa iya bisa tidak, ingat sesuai penjelasan saya diatas nantinya kamu akan mendapat right/hak yaitu ESTA-R yang bisa kamu tukarkan dengan saham baru jika kamu mau tapi kalau kamu tidak mau entah karena sudah tidak punya uang atau karena alasan apapun kamu juga bisa menjual right/hak (ESTA-R) yang kamu punya pada orang lain. Mari kita coba 2 sekenario tersebut, jika kamu tukarkan saham baru atau jika kamu jual ESTA-R nya. Tapi perhitungan ini sangat bergantung dengan average saham ESTA yang kamu punya, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya, soal ini nanti balik lagi ke market tapi disini kita anggap harga ESTA stabil pada harga teoritis di 482 (walaupun sekarang sudah turun cukup jauh) sedangkan harga ESTA-R kita gunakan harga teori juga yaitu didapat dari harga teoritis - harga exercise jadi 482 - 100 = 382
Misal kamu punya saham ESTA dengan average Rp 1000 dengan jumlah 100 lot jadi total saham ESTA yang kamu punya Rp 10.000.000 nah pada saat ex date dan terjadi adjustment harga ke harga teoritis RI maka portofoliomu akan mengalami penurunan -58% sehingga nilai sahammu sekarang hanya tersisa Rp 4.200.000 diatas kertas kamu rugi Rp 5.800.000 tapi ingat kamu masih punya 2 sekenario yaitu tebus atau jual right/hak (ESTA-R).
JIKA KAMU TEBUS
Dengan contoh yang sama, kamu mendapat sekitar 254 lot ESTA-R (rasio 13 saham lama mendapat 33 saham baru) jika kamu tebus kamu membutuhkan dana Rp 2.540.000 didapat dari harga exercise x jumlah right dengan begitu average kamu turun dari Rp 1000 menjadi Rp 282 karena kamu mendapat 254 lot saham baru diharga Rp 100, masih rugi? Tidak, kamu masih untung Rp 4.719.320 tapi dengan catatan jika harga ESTA berada diharga teoritis Rp 482 sedangkan harga ESTA saat ini masih terus mengalami penurunan.
JIKA KAMU JUAL
Dengan contoh yang sama, kamu mendapat sekitar 254 lot ESTA-R (rasio 13 saham lama mendapat 33 saham baru) jika kamu jual kamu akan mendapat dana Rp 9.072.800 didapat dari (jumlah right x harga right) x 100 lembar, masih rugi? Tidak, dana hasil jual right Rp 9.072.800 + nilai saham Rp 4.200.000 jadi total portofoliomu Rp 13.902.800 kamu masih untung Rp 3.092.800 dari nilai investasi awalmu sebesar Rp 10.000.000
Note: untuk menebus right/hak (ESTA-R) kamu bisa menghubungi CS sekuritas jika sekuritas yang kamu pakai tidak menyediakan fitur exercise pada aplikasi OTS sedangkan untuk menjual right/hak (ESTA-R) kamu bisa menjualnya langsung dipasar reguler dengan mencari kode (ticker) ESTA-R pada aplikasi OTS yang kamu pakai.
JADI MANA YANG LEBIH BAIK, TEBUS ATAU JUAL?
Untuk hal ini sebenarnya complicated karena seperti yang saya sebutkan tadi sangat bergantung dengan harga average pembelianmu, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya tapi jika melihat contoh diatas jika kamu tebus ESTA-R kamu akan untung Rp 4.719.320 sedangkan jika kamu jual ESTA-R kamu akan untung Rp 3.902.800 terlihat diatas kertas masih lebih untung kalau kamu tebus. Untuk menghitung untung atau tidaknya, saya lampirkan file spreadsheet yang bisa kamu isi sendiri dengan menyesuaikan harga average pembelianmu, harga saham ESTA dan harga ESTA-R nantinya, good luck!
Link spreadsheet: bit.ly
Note: jangan lupa bahwa tiap 95 saham baru yang kamu tebus kamu juga akan mendapatkan 13 warant seri 1 yang artinya jika memakai contoh diatas kamu bisa mendapatkan sekitar 351 warant seri 1 (ESTA-W). Nantinya ESTA-W ini bisa kamu tebus ke saham induk atau kamu jual, tentu ini bisa berpotensi menambah untungmu. Untuk cara perhitungan konsepnya sama dengan perhitungan RI tadi, kamu coba saja!