Januari dalam pasar saham identik dengan "Januari Effect" sebuah fenomena di mana diyakini setiap bulan Januari harga saham akan melonjak.
Awalnya fenomena ini ditemukan oleh Professor Donald Keim di mana dia menemukan bahwa pasar saham pada bulan Januari cenderung naik dibanding bulan lainnya.

Terkait Januari effect ini ada banyak teori di balik dalang dari Januari effect
(1) Para Fund manager melakukan window dressing alias mempercantik porto mereka yang tentunya agar performa akhir tahun meningkat dimana ini berpotensi menarik lebih banyak klien.
(2)Kedua, beberapa perusahaan biasanya menyampaikan outlook atau kinerja mereka di akhir tahun
(3)Ketiga, banyak orang mendapatkan bonus akhir tahun yang mana bonus ini digunakan untuk membeli saham

Terlepas dari 3 asumsi prematur di atas, yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah January Effect itu benar atau sekedar mitos?
Berikut adalah data return IHSG per bulannya selama 2007–2021
cuplikan
Dari data di atas, pada bulan Januari IHSG memang cenderung memberikan imbas hasil positif pada bulan Januari. Dari total 15 bulan Januari di atas, ada 8 bulan yang memberikan imbas hasil positif dan hanya 3 bulan yang memberikan imbas hasil negatif.

Bulan dengan imbas hasil negatif terbanyak ada di November di mana dari total 15 Bulan November, 10 mengalami penurunan dan 5 kenaikan.
Jadi January effect itu kemungkinan besar nyata karena memang 53% dari total 15 bulan Januari dari tahun 2007–2021 mengalami kenaikan.

Namun jika dilihat lagi di atas, Bulan Desember justru menjanjikan peluang return yang lebih besar di mana dari 15 bulan Desember di atas, ke 15 nya mengalami kenaikan alias SETIAP BULAN DESEMBER DARI TAHUN 2010–2021 IHSG SELALU NAIK.
cuplikan
Penyebabnya mungkin karena pelaku pelaku pasar sudah mengetahui akan January effect dan takut ketinggalan kereta alias FOMO sehingga mereka memborong saham di bulan Desember. Mungkin saja, ini murni pendapat saya.

Tapi jika kita lebih kritis melihat data di atas, bulan November justru saat yang bagus untuk membeli saham karena:
Bulan November adalah bulan di mana IHSG paling sering mengalami penurunan sehingga ini merupakan peluang besar untuk membeli saham dengan harga murah.

Seperti dilihat di atas, Desember dan Januari adalah bulan di mana IHSG cenderung naik. Jadi jika kita membeli saham saat IHSG jatuh di bulan November, maka kita kemungkinan akan mendapat untung yang lebih besar dibanding membeli saham di bulan Desember atau Januari.
cuplikan

Kesimpulannya? Januari Effect itu hanya sekedar mitos karena pada bulan Januari selama rentang 2007–2021, IHSG tidak selalu memberikan imbas hasil positif. dari total 15 bulan, hanya 8 bulan Januari yang mengalami kenaikan.
Desember justru adalah bulan di mana IHSG selalu naik (meskipun Desember 2020 adalah tahun pandemi).

Bulan November, adalah bulan dimana IHSG lebih sering memberikan imbas hasil negatif sebelum memberikan imbas hasil positif 2 bulan selanjutnya. Jadi peluang sebenarnya untuk menikmati Januari effect mungkin ada di November dan Desember karena di bulan November IHSG mengalami koreksi dan Desember IHSG mengalami rally tertinggi.

Namun ini semua hanya data masa lalu yang mungkin orang orang sudah banyak tahu dan belum tentu akan terulang lagi karena apa yang terjadi di masa lalu belum tentu terjadi lagi di masa depan.

Referensi
en.wikipedia.org/wiki/January_effect
Catatan
Potensi kenaikan akibat January effect kemungkinan kecil. karena di masa lalu, hanya 53% IHSG mengalami kenaikan di bulan Januari.

Plus tahun ini inflasi terancam masih tinggi
Kecuali jika inflasi turun, mungkin IHSG bisa mengalami sedikit rally
Inflasi suku bunga crossover
Beyond Technical Analysis

test
Juga di:

Publikasi terkait

Pernyataan Penyangkalan