Harga emas terus mengalami tekanan jual untuk mengambil keuntungan dalam konteks meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Banyak investor yang melewatkan reli besar emas baru-baru ini dan akan terjun ke pasar saat harga turun seperti ini. Risiko geopolitik di seluruh dunia masih sangat besar dan sewaktu-waktu dapat memicu kenaikan harga emas di pasaran.
Investor sedang menunggu rilis data produk domestik bruto AS kuartal pertama akhir pekan ini serta laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan Maret, yang merupakan ukuran rekomendasi inflasi yang disukai oleh Federal Reserve (Fed) AS. Data ekonomi yang lebih kuat akan membuat The Fed semakin yakin akan rencananya untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Skenario itu akan menyebabkan harga emas terus turun.
Dengan anjloknya harga emas ini, menurut analisa teknikal, hal tersebut hanyalah penyesuaian setelah emas mengalami kenaikan sekitar 22% dalam 2 bulan terakhir. Koreksi ini berada dalam tren naik jangka panjang emas.
Namun, jika emas terus turun lebih lanjut pada minggu ini, kemungkinan besar emas akan menciptakan puncak jangka pendek. Saat ini, harga emas belum menembus ambang batas 2.300 USD/ounce, sehingga emas kemungkinan akan segera naik lagi berkat permintaan yang mencapai titik terendah untuk tren naik jangka panjang.
Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.