ERAJAYA TBK
Pembelian

ERAA: Aplikasi ATR dan Volume Profile

Dalam analisa ERAA kali ini dua faktor akan digunakan: Fundamental dan teknikal.

Fundamental akan mengukur pertumbuhan ERAA dari sisi revenue dan EPS sepanjang 202, per kuartal serta faktor makro terkait bisnis ERAA.

Teknikal akan menggunakan price action, dan dua indikator berupa ATR atau average true range dan indikator eksklusif dari Tradingview yaitu Volume Profile. Perlu diingat dua indikator ini bukan penentu sinyal beli melainkan hanya alat bantu konfirmasi dan risk management.

Fundamental
Secara fundamental ERAA merupakan sebuah perusahaan ritel yang mendistribusikan perangkat elektronik dan memiliki portofolio bisnis di sektor lainnya.

Sekarang untuk mengukur kinerja bisnis ERAA, maka pertumbuhan revenue dan EPS sepanjang 2021 adalah sebagai berikut:
cuplikan

Dari grafik diatas terlihat bahwa pendapatan/revenue dan EPS meningkat sepanjang 2021.
Di awal tahun, revenue ERAA tercatat sebesar 10.8 T dengan EPS 17 Rupiah

Per Q3, revenue sudah tumbuh menjadi 31 T atau meningkat. Jadi revenue meningkat sebesar 187%

Sedangkan EPS yang dari awalnya 17 rupiah meningkat menjadi 45 Rupiah atau tumbuh sebesar 164%.

Ini menjadi indikasi bahwa performa bisnis ERAA pada 2021 mengalami peningkatan.

Teknikal
cuplikan
Dari sisi teknikal, ERAA terkonfirmasi mengalami pola reversal double bottom dimana setelah terjadi breakout harga terkonsolidasi di area neckline.

Pembelian pertama akan dilakukan di area ini (590-575)

Namun jika harga mengalami koreksi lagi maka pembelian selanjutnya akan dilakukan di area X (560-550)

Alasan pemilihan area X terkait dengan indikator yang digunakan yaitu volume profile.

Volume profile sendiri adalah sebuah indikator yang mengukur volume di area harga tertentu.

Pada chart ERAA, area X adalah area dengan volume tertinggi yang artinya di area ini banyak terjadi pembelian (perhatikan bar biru yang lebih dominan dari bar kuning)

Maka jika harga ternyata terkoreksi hingga ke area ini, pembelian akan dilakukan lagi karena di area ini lah banyak terdapat pembeli.

Jika harga ternyata turun melewati area ini, maka cutloss akan dilakukan. Alasan cutloss selain indikator profile volume adalah indikator ATR atau Average True Range

ATR adalah sebuah indikator yang mengukur rentang-rentang rata dari fluktuasi harga.

Sebuah saham dengan harga 2000 memiliki ATR berada di angka 100, maka fluktuasi harga rata rata adalah 100 atau 5%

Aturan dasar pada ATR adalah penjualan jika harga turun setara dengan 2-3 kali ATR

Contoh
Jika saham dengan harga 500 memiliki ATR 20, maka cutloss akan dilakukan jika harga turun 2 kali ATR.

2 kali ATR dari 20 adalah 40.

Maka cutloss akan dilakukan jika harga 500 mengalami penurunan hingga 40 rupiah atau turun 9%

Prinsip dari ATR adalah sederhana yaitu penurunan dibawah rata-rata dianggap penurunan yang tidak biasa sehingga exit plan perlu dilakukan karena harga sudah turun dibawah nilai rata-rata.

Dalam kasus ERAA, harga terakhir adalah 580
ATR terakhir adalah 19.

Cutloss dilakukan di ATR 2 x, maka cutloss akan dilakukan jika harga turun 38 rupiah (19 x 2)

Sekarang perhatikan chart ERAA diatas lagi. Cutloss dilakukan dibawah area X yaitu di 540

Jika kita kurangi harga terakhir (580) dengan harga cutloss (540) maka hasil yang didapat adalah:
580-540= 40

Nilai 40 sudah melebihi 2 kali ATR yaitu 38 (19 x 2)

Sekali lagi saya tekankan bahwa penggunaan dua indikator ini bukanlah sinyal jual dan beli utama. Keputusan jual dan beli didasarkan pada fkator fundamental dan price action, Indikator hanya sebagai tambahan konfirmasi dan risk
management

Dengan membaca tulisan ini anda setuju bahwa analisa ini adalah opini bukan rekomendasi.

Penjelasan tambahan mengenai indikator volume profile ada pada tautan berikut:
id.tradingview.com/support/solutions/43000502040/
Fundamental AnalysisTechnical IndicatorsTrend Analysis

test
Juga di:

Publikasi terkait

Pernyataan Penyangkalan