IHSGIHSG berpotensi membentuk inverted cup and handle, dengan target penurunan di area demand 6644-6660. Pantau di area ini untuk buy on weakness saham-saham dengan fundamental yang baik, seperti big bank, ataupun saham lainnya.
*disclaimer
Analisa ini diposting oleh Juliaty Lie sebagai analis independen. Seluruh hasil analisa merupakan pertimbangan dan riset pribadi penulis, bukan perintah jual atau beli , dan setiap rekomendasi tidak dapat dijamin sesuai dengan kondisi market.
Segala keputusan yang diambil pelaku pasar dan segala risiko yang timbul dari aktivitas jual dan beli merupakan tanggung jawab masing-masing.
Ide-ide trading COMPOSITE
Index Harga saham Gabungan Terlihat menguat Beli Sebelum TelatSeperti yang kita bisa lihat Index Harga saham Gabungan atau IHSG dalam pola bearish namun di sini kita bisa lihat ada pola dimana Harga sudah tidak membentuk Lower Low melainkan Higher Link dan ada potensi dimana jika harga masuk area demand maka IHSG akan berbalik arah dan naik ke area resistance buat yang nunggu mau akumulasi bisa di lakukan di area demand menurut kami itu area yang cocok untuk melakukan pembelian
IHSG Tertahan Resisten Kuat, Bagaimana Peluangnya?Kenaikan IHSG saat ini masih tertahan area trendline yang juga berdekatan dengan MA200 di 6960 (garis hitam). Bagaimana peluang pergerakan IHSG kedepan?
Jika IHSG mampu menembus dan bertahan di atas MA200-nya di level 6960, maka ada peluang bagi IHSG untuk kembali ke atas level 7126 (box hijau).
Namun, bagaimana jika ternyata IHSG tidak mampu menembus MA200-nya? Maka IHSG masih berpeluang besar untuk berkonsolidasi di area 6739 - 6960.
Dengan melihat kondisi saat ini, kami melihat IHSG masih berada di fase konsolidasi.
Pastikan Anda mengikuti parameter teknikal IHSG beserta saham-saham di dalamnya menggunakan indikator Profit Trader Module (PTM) di akun tradingview masing-masing.
Disclaimer ON
ihsg bentuk pola bullish falling wedgeihsg baru saja menembus trendline falling wedge. diharapkan ihsg bergerak dalam jalur bullishnya menuju resisten terdkatnya pada harga tertingginya. target minimal hingga akhir tahun sekitar 7800an. target hingga 2024 pertengahan dan 2025 kita akan lihat perkembangan ekonomi dan pasar saham lagi
Mengenal Framing EffectBayangkan seorang guru bertemu dengan orang tua murid dimana si murid ini diketahui sedikit lambat atau bodoh dalam bidang matematika
Ada dua kalimat yang bisa digunakan si guru untuk menyampaikan pesan ini:
1. Anak anda lambat di bidang matematika
2. Anak anda perlu belajar lebih giat lagi dalam Matematika
Dua pesan yang sebenarnya sama tapi cara penyampaiannya berbeda. no 1 lebih menekankan pada kualitas si murid dan no 2 meskipun sama juga menekankan pada kualitas si anak secara tidak langsung juga memberikan solusi.
Orang tua si murid kemungkinan besar akan lebih bisa menerima ucapan yang kedua dibanding ucapan yang pertama.
Jadi ini adalah cara penyampaian pesan dengan sudut pandang berbeda yang kemudian mempengaruhi persepsi orang tua. Ini disebut dengan framing effect.
Sekarang ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh dua psikolog terkenal Kahneman dan Tversky dalam buku behavioral finance berjudul "Thinking fast and slow"
Skenarionya begini:
Dunia sedang mengalami wabah pandemi. Nyawa 600 orang jadi taruhan. Namun ada dua solusi yang bisa dilakukan dimana masing masing solusi ini memiliki konsekuensi: A dan B
Solusi A dengan 200 orang selamat
Solusi B dengan 66% dari 600 orang meninggal
Mayoritas responden paling banyak memilih solusi A: 200 orang selamat walaupun sebenarnya solusi B sama karena 66% dari 600 adalah 400. Karena 400 orang yang meninggal, maka 200 orang yang selamat. Sama dengan solusi A.
Lalu dengan kondisi awal yang sama. solusi nya berubah:
Solusi A dengan 400 orang meninggal
Solusi B 33% dari 600 orang selamat
Mayoritas responden kali ini memilih B: 33% dari 600 orang selamat dimana 33% dari 600 orang adalah 198. yang artinya 402 orang meninggal. Mirip dengan solusi A.
Menurut para peneliti, perubahan pilihan terjadi hanya karena mengganti kata SELAMAT dengan kata MENINGGAL.
Solusi A dengan 200 orang SELAMAT — menjadi pilihan mayoritas
Solusi A dengan 400 orang MENINGGAL— bukan pilihan mayoritas
Padahal keduanya sama saja:
200 orang selamat artinya 400 orang meninggal.
400 orang meninggal artinya 200 orang selamat.
Namun cara penyampaian yang berbeda memberikan hasil yang juga berbeda.
Contoh di penelitian lain adalah dua jenis daging. Daging pertama dengan label 99% bebas lemak dan daging kedua 1% lemak.
Menurut anda mana yang lebih banyak dipilih? jawabannya adalah pilihan pertama meskipun keduanya sama saja. 1% lemak vs 1% lemak
Sekarang pilihan nya diganti:
Pilih yang mana: 98% bebas lemak atau 1% lemak?
Mayoritas memilih yang pertama (98% bebas lemak) meskipun pada kenyataannya pilihan yang pertama lebih banyak lemaknya! 2% lemak vs 1% lemak.
Contoh framing effect lain:
Pilihan A: … dengan harga Rp.100.000,— dengan ongkos kirim sebesar Rp.30.000,-.
Pilihan B: … dengan harga Rp.130.000,— tanpa ongkos kirim.
Pelanggan bisa jadi akan memilih pilihan B karena mereka ingin membeli apapun tanpa ongkos kirim. Padahal harganya sama (termasuk ongkos kirim).
Framing effect dalam investasi
Mengingat penyampaian pesan yang berbeda dapat mempengaruhi persepsi, maka salah satu contoh framing effect adalah:
1. Saham A turun 50% dari harga all time high nya. Jika anda dulu membeli saham ini 100 juta, maka uang anda tersisa 50 juta.
2. Saham A turun 50% dari harga All time high nya, terdapat potensi kenaikan 100% di masa depan
Pesan kedua jelas lebih baik karena terdapat pesan yang menyampaikan potensi keuntungan di masa depan yang kemudian berpotensi merubah persepsi investor.
Namun membeli hanya karena ada potensi keuntungan tinggi di masa depan adalah hal yang salah. Harusnya pembelian dilakukan juga berdasarkan analisa (kenapa saham turun tersebut sampai 50%?) bukan hanya potensi keuntungan di masa depan.
Melawan framing effect
Bagaimana menghadapi framing effect? Satu hal yang bisa dilakukan sebagai investor/trader adalah melakukan analisa sendiri. Analisa lainnya sebaiknya diperlakukan sebagai referensi tambahan bukan keputusan jual maupun beli.
Berita-berita riset kemungkinan berisi banyak opini dan bias. Coba baca lagi berita-berita tersebut dengan seksama. Jangan hanya berpatokan pada cerita , tapi juga angka dan analisa.
Kesimpulan:
Framing effect sederhananya hanya cara penyampaian yang berbeda namun ide yang disampaikan masih sama. Perbedaan cara penyampaian ini lah yang akan mempengaruhi pola pikir manusia meskipun sekali lagi, ide yang disampaikan adalah SAMA
Intinya, kita harus menyadari bahwa setiap pesan dalam kehidupan sehari hari kemungkinan memiliki elemen framing effect didalamnya. Entah itu dalam analisa chart, berita ekonomi atau politik atau bahkan saat berbelanja.
4 Big Banks Indo vs IHGSMelihat pergerakan 4 saham big banks vs IHSG sejak Jan 2022
Kenaikan saham BBCA dan BBRI paling lagging dibandingkan BBNI dan BMRI.
Namun Volatilitas BMRI dan BBNI ke IHSG lebih menarik dari BBCA dan BBRI.
Prefer urutan entry:
#BBRI
#BBCA
#BMRI
#BBNI
Disclaimer On - BCA Sekuritas
view IHSG monthlyIHSG mulai mendekati area demand (6480-6550).
Secara daily dan weekly mulai mendekati area oversold juga sehingga berpotensi short term dcb (dead cat bounce).
Selama foreign masih outflow, watchout jika breakdown dari area demand, karena IHSG berpotensi menuju area demand berikutnya 6200-6300.
Bearish scenario jika breakdown area demand (6200-6300) yang sekaligus merupakan area support neckline. Maka level 5735 merupakan area yang menarik untuk BOW, terutama jika stochastic monthly mulai masuk area oversold, seperti tahun 2015 dan 2020.
*disclaimer on
IHSG POTENSI BEARISHIHSG telah menembus garis Uptrend sejak Maret 2020, sempat berusaha kembali namun belum berhasil dan justru berpotensi membentuk Pola Double Top. Dengan Fibonacci Retracement terdapat potensi arah harga IHSG di Fibo 38.2 di level 6039, lalu target berikutnya Fibo 50 di level 5633. IHSH terkonfirmasi membentuk pola Double Top jika menembus Support di level 6509, dengan target harga di 5660an.
level support IHSGBerikut adalah target penurunan IHSG berdasarkan level fibo dan area demand. Mudah-mudahan 1-2candle lagi tercapai dan mantul dulu. Sofar foreign masih outflow, dan akan ada rilis data NFP juga. Yang penting masih ada cash untuk siap-siap serok saham-saham dengan fundametal yang kuat. Yang mana? cek aja nanti saham apa yang akan mantul paling cepat. Always choose the market leader.
*disclaimer on
Mitos Januari EffectJanuari dalam pasar saham identik dengan "Januari Effect" sebuah fenomena di mana diyakini setiap bulan Januari harga saham akan melonjak.
Awalnya fenomena ini ditemukan oleh Professor Donald Keim di mana dia menemukan bahwa pasar saham pada bulan Januari cenderung naik dibanding bulan lainnya.
Terkait Januari effect ini ada banyak teori di balik dalang dari Januari effect
(1) Para Fund manager melakukan window dressing alias mempercantik porto mereka yang tentunya agar performa akhir tahun meningkat dimana ini berpotensi menarik lebih banyak klien.
(2)Kedua, beberapa perusahaan biasanya menyampaikan outlook atau kinerja mereka di akhir tahun
(3)Ketiga, banyak orang mendapatkan bonus akhir tahun yang mana bonus ini digunakan untuk membeli saham
Terlepas dari 3 asumsi prematur di atas, yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah January Effect itu benar atau sekedar mitos?
Berikut adalah data return IHSG per bulannya selama 2007–2021
Dari data di atas, pada bulan Januari IHSG memang cenderung memberikan imbas hasil positif pada bulan Januari. Dari total 15 bulan Januari di atas, ada 8 bulan yang memberikan imbas hasil positif dan hanya 3 bulan yang memberikan imbas hasil negatif.
Bulan dengan imbas hasil negatif terbanyak ada di November di mana dari total 15 Bulan November, 10 mengalami penurunan dan 5 kenaikan.
Jadi January effect itu kemungkinan besar nyata karena memang 53% dari total 15 bulan Januari dari tahun 2007–2021 mengalami kenaikan.
Namun jika dilihat lagi di atas, Bulan Desember justru menjanjikan peluang return yang lebih besar di mana dari 15 bulan Desember di atas, ke 15 nya mengalami kenaikan alias SETIAP BULAN DESEMBER DARI TAHUN 2010–2021 IHSG SELALU NAIK.
Penyebabnya mungkin karena pelaku pelaku pasar sudah mengetahui akan January effect dan takut ketinggalan kereta alias FOMO sehingga mereka memborong saham di bulan Desember. Mungkin saja, ini murni pendapat saya.
Tapi jika kita lebih kritis melihat data di atas, bulan November justru saat yang bagus untuk membeli saham karena:
Bulan November adalah bulan di mana IHSG paling sering mengalami penurunan sehingga ini merupakan peluang besar untuk membeli saham dengan harga murah.
Seperti dilihat di atas, Desember dan Januari adalah bulan di mana IHSG cenderung naik. Jadi jika kita membeli saham saat IHSG jatuh di bulan November, maka kita kemungkinan akan mendapat untung yang lebih besar dibanding membeli saham di bulan Desember atau Januari.
Kesimpulannya? Januari Effect itu hanya sekedar mitos karena pada bulan Januari selama rentang 2007–2021, IHSG tidak selalu memberikan imbas hasil positif. dari total 15 bulan, hanya 8 bulan Januari yang mengalami kenaikan.
Desember justru adalah bulan di mana IHSG selalu naik (meskipun Desember 2020 adalah tahun pandemi).
Bulan November, adalah bulan dimana IHSG lebih sering memberikan imbas hasil negatif sebelum memberikan imbas hasil positif 2 bulan selanjutnya. Jadi peluang sebenarnya untuk menikmati Januari effect mungkin ada di November dan Desember karena di bulan November IHSG mengalami koreksi dan Desember IHSG mengalami rally tertinggi.
Namun ini semua hanya data masa lalu yang mungkin orang orang sudah banyak tahu dan belum tentu akan terulang lagi karena apa yang terjadi di masa lalu belum tentu terjadi lagi di masa depan.
Referensi
en.wikipedia.org
IHSGTinggal 1 hari lagi menjelang penutupan akhir tahun. Akankah tahun ini menjadi tahun pertama kalinya IHSG ditutup merah?
IHSG pernah ditutup merah juga pada tahun 2000, bahkan secara yearly minus 38,55%.
Berbeda dengan kondisi sekarang yang secara yearly masih positif 4,16%.
Sayangnya, foreign masih tercatat outflow sampai hari ini, yang membuat kita jadi bertanya-tanya, apakah januari effect juga tidak ada di tahun 2023?
Top Foreign inflow tgl 26-29 des:
INCO, UNVR, ITMG, BUKA, PGAS, AKRA
Broker accum 26-29des:
NISP, BSDE, UNVR, AKRA
*disclaimer on
Kenaikan IHSG Tertahan Resisten Kuat, Bagaimana Kondisinya?Sesuai dengan ulasan teknikal sebelumnya: 'IHSG di Ujung Tanduk, Bullish Or Bearish?' IHSG sempat berhasil menembus area resist line 6854 (garis hitam), dan kenaikannya tertahan rangkaian moving averagenya di 6963 - 7038 (box biru).
Namun, jika ternyata berhasil dilampaui dan bertahan di atas resisten kuatnya (box biru), maka ada peluang IHSG kembali menguat menuju 7374 dengan minor target 7140.
Bagaimana peluang teknikalnya?
Selama pergerakannya tidak mampu menembus dan bertahan ke atas area moving average-nya, maka IHSG masih berada dalam range konsolidasi dalam range 6747 - 7038.
Ada skenario lain? Jika tidak mampu bertahan di atas support kuatnya (kotak merah), maka target penurunan selanjutnya berada di 6509 dengan minor target 6572.
Apakah ada window dressing tahun ini? Atau malah sudah libur duluan? Ikuti parameter teknikal IHSG dan saham-saham pilihan di RS Module dan Profit Trader Module Anda.
Disclaimer ON
IHSG dan potensi Window Dressing.Window dressing adalah sebuah istilah dalam pasar saham yang mengacu pada strategi Fund manajer atau pengelola dana untuk mempercantik portfolio mereka guna menarik minat nasabah/klien baru.
Para manajer investasi biasanya akan menjual saham dengan posisi rugi dan menggantinya dengan saham saham yang anak naik atau naik daun.
Kenaikan akibat sentimen window dressing biasanya terjadi pada bulan Desember.
Untuk itu, di bawah ini terlampir pergerakan harga IHSG secara bulanan dari 2010-2021.
Periode yang akan diamati adalah setiap bulan Desember dari tahun 2010-2021 di mana harga di bulan ini akan dilihat apakah bullish atau bearish.
Kesimpulannya, selama 10 tahun, setiap bulan Desember, IHSG selalu mengalami kenaikan.
Kenaikan tertinggi adalah di bulan Desember 2017 (+6.78%) dan kenaikan terendah adalah di bulan Desember 2013 (+0.42%)
Secara chart bulanan, IHSG belum mampu menembus high sebelumnya yaitu high di bulan April 2021 di mana candle terakhir menunjukkan lemahnya tekanan beli berupa spinning top.
Potensi penurunan bisa saja menjadi nyata jika ancaman resesi global dari Amerika benar benar terjadi.
Ini kemudian bisa membuat IHSG mengalami koreksi di bulan Oktober-November untuk kemudian bisa saja rally lagi di bulan Desember akibat window dressing.
Oleh karena itu, jika Oktober-November terjadi koreksi, ini bisa menjadi kesempatan untuk buy low sell high di saham blue chip atau berfundamental bagus.
Analisa adalah opini bukan rekomendasi.
IHSG Di Ujung Tanduk, Bullish Or Bearish?Penurunan IHSG saat ini tertahan di area support swing low-nya di level 6747. Jika kita melihat konsolidasi yang terjadi saat ini, IHSG cenderung membentuk pola pennant. Bagaimana peluang IHSG kedepannya?
Skenario Moderate:
Selama IHSG mampu bertahan di atas support swing low 6747, maka IHSG berpotensi berkonsolidasi di area 6747 - 6855 (area resist line).
Skenario Optimistis:
Jika ternyata IHSG mampu melampaui dan bertahan di atas resist line-nya di 6855 (garis hitam), maka IHSG berpeluang untuk kembali ke area moving average-nya di 6963 - 7050.
Skenario Pesimistis:
Namun, bagaimana jika ternyata IHSG tidak mampu bertahan di atas support swing low 6747? Maka IHSG berpeluang turun lebih dalam lagi menuju support kuat 6509 dengan minor target 6572.
Kami melihat, IHSG masih berada dalam range skenario moderate. Jadi, coba cek saham-saham yang ada di portfolio kamu, pastikan hanya simpan saham yang masih berada di atas level support.
Dengan IHSG berkonsolidasi, ada beberapa saham yang cocok untuk swing trading, jadi pastikan Anda ikuti parameter teknikal saham-saham seperti ini di Profit Trader Module Anda.
Disclaimer ON