IHSG di Simpang Jalan, Bagaimana Peluangnya?IHSG terus bergerak turun lumayan dalam dan kita bisa melihat penurunan IHSG saat ini sudah menembus area support psikologis MA200nya. Lalu bagaimana dengan peluang IHSG kedepan? Disini tim GaleriSaham melihat terdapat 3 skenario untuk IHSG:
Best Scenario :
Jika kita melihat historis IHSG sebelumnya, IHSG selalu rebound setelah tertahan dan berkonsolidasi di area MA200 (cek lingkaran hijau). Jika IHSG mampu berkonsolidasi kembali di area MA200-nya dan penurunannya tidak lebih rendah dari uptrend line (garis hitam), maka ada peluang bagi IHSG untuk kembali ke area previous high 7376 dengan minor target di 7027 - 7128 (area moving average).
Worst Scenario :
Bagaimana jika IHSG kembali turun, menjauh dari MA 200 dan menembus uptrend line-nya? Ini membuat IHSG memiliki kecenderungan untuk membentuk pola triple top dengan area support kuat di 6572 (box merah). Hati-hati jika tidak mampu bertahan di atas area support kuatnya, maka ada kecenderungan IHSG terus mengalami pelemahan menuju 6305.
Moderate Scenario :
Disini kami melihat IHSG cenderung akan mengalami range konsolidasi yang cukup lebar dimana area konsolidasinya berada di sekitar 6570 - 7200.
Dengan melihat kondisi IHSG saat ini, IHSG berpeluang berada di skenario moderate. Lalu portfolio kita harus diapakan? Pastikan Anda hanya menyimpan saham-saham yang bertahan di atas support.
Anda bisa ikuti parameter teknikal IHSG beserta saham-saham di dalamnya menggunakan indikator Profit Trader Module (PTM) di akun Tradingview masing-masing.
Disclaimer ON
Ide trade
IHSG: Sesuai prediksi.IHSG beberapa hari ini tercatat mengalami penurunan dan terkonfirmasi downtrend.
Downtrend IHSG terlihat dari struktur lower high dan lower low. Low ke 2 adalah titik konfirmasi kelanjutan penurunan pada IHSG dimana jika close hari ini berada dibawah low 2, maka besar kemungkinan IHSG akan melanjutkan penurunan.
Potensi penurunan sendiri lebih banyak akan disebabkan oleh beberapa sentimen seperti:
Potensi resesi
Inflasi
Penurunan indeks global (Nasdaq, SPX, HSI, FTSE dan Nikkei)
Koreksi sebelum window dressing di bulan Desember.
Sentimen negatif sudah dirangkum di chart diatas sesuai waktunya.
5 TIPS MENGHADAPI MARKET KETIKA SEDANG BEARISH1. BUKAN WAKTUNYA UNTUK PANIK
Kamu tidak perlu terlalu larut dalam kesedihan karena kamu tidak sendirian, ada banyak investor dan trader diluar sana yang juga mengalami floating loss atau cutloss besar sama seperti kamu saat ini bahkan lebih besar. Tidak perlu panik, karena ketika panik kamu cenderung akan membuat keputusan yang ceroboh. Yang harus kamu ingat fase bullish ataupun bearish sudah menjadi “hukum alam” market, ada waktunya trend turun ada waktunya trend naik apapun “berita” yang mendorongnya. Kamu tidak bisa berharap trend akan selalu naik begitu juga sebaliknya, secara konsep supply demand market akan selalu mencari titik equlibrium atau kesetimbangan dan berdasarkan Dow Theory price action discount everything yang artinya market akan selalu "priced in" menyesuaikan kondisi ekonomi mikro, makro, kondisi geopolitik .dll
Tips: salah satu trik efektif buat menghilangkan rasa sedih, marah karena floating loss atau cut loss adalah melihat orang yang mengalami kerugian lebih besar. Kelihatan jahat tapi ini hanya untuk menekankan kalau kamu tidak sendirian, coba kamu cek forum saham selain bisa mencari insight baru kamu bisa melihat orang yang senasib dengan mu (atau kita)
2. ANALISA LEBIH LANJUT
Mungkin kamu akan menyalahkan market atas apa yang terjadi denganmu tapi itu percuma karena sejatinya market selalu benar. Pelajari alasan kenapa market menjadi bearish, market bearish bisa hanya sebuah koreksi jangka pendek bisa juga trend jangka menengah karena hal tertentu misal proyeksi kondisi ekonomi hingga masalah geopolitik. Market bearish adalah fase downtrend yang penurunannya cenderung "slow" berbeda dengan market crash yang rentang penurunannya besar dengan periode waktu yang singkat.
Note: sejauh ini (koreksi kalau salah) saya belum melihat indeks seperti IHSG, DJI .dll yang mengalami bearish jangka panjang karena pada akhirnya sedalam apapun market crash akan tetap kembali bullish dan mencetak all time high baru (dengan tetap tidak mengkesampingkan probabilitas menjadi bearish jangka panjang), setau saya indeks yang mengalami fase sideways panjang adalah Nikkei Jepang.
Kalau kita ambil contoh trend bearish yang terjadi saat ini utamanya disebabkan karena proyeksi ekonomi yang buruk mulai dari hyperinflation sampai kondisi geopolitik sehingga banyak negara besar seperti US, UK yang berada dijurang resesi jadi sangat wajar kalau market terkoreksi. Apakah kondisi bearish ini akan berlangsung lama atau akan recovery secepat saat Covid-19 kemarin? Soal ini tidak ada yang tau pasti tergantung progeres kondisi ekonomi dan geopolitik kedepannya, tapi mari kita cek pergerakan IHSG dulu:
Note: secara jangka pendek IHSG terkoreksi setelah mendapat rejection sehingga tidak mampu melewati area resisten ATH, secara teknikal ini normal dengan atau tanpa bumbu resesi ekonomi. Pergerakan IHSG kedepannya tergantung apakah area support line 6500 bisa kembali menjadi pijakan untuk IHSG, jika tidak IHSG berpotensi turun menuju area support selanjutnya diarea 5500-6000.
Selain soal pergerakan harga kamu juga perlu melihat "peergerakan uang" terutama pergerakan investor asing atau foreign flow karena peregerakan investor asing sangat berpengaruh untuk IHSG mengingat Indonesia adalah emerging market sehingga banyak investor asing yang berinvestasi pada pasar saham Indonesia terutama pada saham big caps. Selama satu dan enam bulan terakhir terakhir investor asing masih tercatat beli bersih pada semua pasar sebesar 1.6 dan 41 triliun, sejauh ini masih bagus walaupun pada pasar reguler investor asing cenderung jual bersih. Setelah selesai dengan indeks, kamu juga perlu melihat pergerakan harga saham terutama yang sedang kamu hold, mapping dimana area support, cek bandarmologi .dsb sebagai bahan pertimbangan.
Note: kamu harus pastikan bahwa saham yang kamu beli turun karena mengikuti koreksi market bukan karena aksi pump-dump (distribusi/sell off), jika saham yang kamu hold turun karena aksi pump-dump tentu tidak ada hubungan secara langsung dengan market yang lagi bearish.
3. MUNDUR ATAU MAJU PELAN PELAN
Tentu hal yang paling masuk akal adalah keluar sebelum market bearish terjadi atau setidaknya sebelum market turun lebih dalam. Kalau kamu cukup paham teknikal analisis dan membaca situasi ekonomi mikro makro, market akan selalu memberi tanda sebelum perubahan trend terjadi. Seperti penjelasan teknikal IHSG pada point sebelumnya, IHSG terkoreksi karena tertahan area resisten ATH, jika kamu cukup peka seharusnya kamu sudah mulai "slowing down" sesaat IHSG mengalami rejection dan ketika isu resesi mulai trending.
Jika kamu merasa “gatal” untuk tetap trading, sebenarnya saat market bearish pun akan selalu ada saham yang mengisi top gainer walaupun mungkin tidak setinggi dan sebanyak ketika market bullish jadi akan tetap selalu ada peluang tapi ingat ketika market bearish tentu odd mu akan menjadi lebih rendah terlebih buat kamu yang ketika merket bullish sekalipun masih sering rugi. Jika tidak bisa mundur total kamu bisa mengurangi porsi, misal gunakan maksimal 20% dari total modalmu untuk trading sehingga dalam sekenario terburuk sekalipun kamu akan tetap aman.
Tips: saat situasi bearish seperti ini kamu juga bisa memindahkan investasimu ke aset yang lebih aman misal reksadana pasar uang, emas, surat utang negara atau kamu juga tetap bisa berinvestasi saham namun pada sektor yang sedang kuat kalau saat Covid-19 dulu sektor farmasi, kalau sekarang sektor apa? Pilihannya ada dikamu, kamu bisa stay cash dan menunggu pasar saham kembali bullish atau berinvestasi pada instrument lain yang lebih aman.
4. REVIEW DAN EVALUASI
Jika kamu terlanjur terjebak dalam posisi floating loss yang terlalu dalam tentu opsi cut loss akan terasa sangat berat. Solusi paling masuk akal, kamu bisa mengevaluasi dan mereview ulang tujuan dan saham yang kamu beli, kalau tujuanmu trading tapi membiarkan saham yang kamu beli turun tanpa batas resiko tentu itu salah kamu sendiri terlebih kalau yang kamu beli saham “gorengan” kalau sudah begini pilihannya tinggal mengakui kesalahan dengan cutloss kemudian evaluasi cara trading kamu atau menggantungkan nasibmu pada market apakah akan dibawa turun lebih dalam atau diberi kesempatan keluar BEP atau malah profit, who knows? Pilihannya ada pada kamu!
Namun kalau tujuan kamu untuk long term atau minimal swing trade dan yang kamu beli adalah saham berfundamental minimal cukup baik dan secara valuasi misal berdasarkan PBV tidak overvalued atau masih dikisaran harga wajar justru bisa menjadi peluang menambah posisi bagus dengan metode Dollar Cost Averanging (DCA) sehingga harga rata-rata pembelianmu bisa turun.
Note: jangan sampai posisi menentukan opinimu sehingga menjadi bias dan subjektif, karena kamu sudah terlanjur rugi kamu membuat opini positif yang mengada-ada tentang saham yang kamu beli untuk menghibur diri dan membenarkan tindakanmu.
5. TAKE A REST!
Terakhir, kamu juga tidak harus selalu “berada” dalam market, momen market bearish seperti ini bisa jadi momen hiatus sehingga kamu bisa fokus pada hal lain yang bisa kamu kerjakan misal fokus pada pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, hobby atau bersenang senang bersama teman atau keluarga. Jangan sampai rasa ingin balas dengam dan hasrat mengambil kembali "hak" yang telah diambil dari kamu menjadi semakin berkobar, ini bahaya karena malah bisa memperparah keadaan, take a rest and stay strong bro!
Note: saat beristirahat kamu tetap perlu melihat market sesekali untuk mendapat informasi baru tentang kondisi market, terus update analisa teknikal sehingga kamu tidak melewatkan momen perubahan trend (bullish reversall). Satu hal yang harus kamu ingat adalah "orang kaya baru" selalu lahir dari kondisi sulit seperti ini, jangan sampai kamu kehilangan peluang lagi.
Dan sebagai catatan bahwa semua informasi yang tertulis disini bukan ilmu pasti, disini saya hanya sharing ilmu bedasarkan pengalaman saya selama ini, semoga bermanfaat buat teman-teman semua, tereimakasih.
IHSG MULAI TERKOREKSI !!FUNDAMENTAL KATALIS :
Kenaikan Bi rate 75 basis point untuk menekan tingkat inflasi memebuat beberapa perusahaan dengan debt tinggi mengalami penurunan kinerja. Khususnya sektor infrastruktur dan property, inflasi jg menyebabkan sektor non consumer goods tertekan akibat peningkatan COGS akibat naiknya biaya produksi.
Foreign outflow terjadi pada bursa selama bulan september sebesar 14 triliun membuat indeks bergerak menurun.
Teknikal View :
Indeks terpantau 3x gagal break resistence di level 7300 sepanjang 2022, saat ini pergerakan harga membentuk pola reversal Head & Shoulders. Neckline support pola juga sudah terbreakdown. Adanya indikasi menuju support selanjutnya di level harga 6700-6500.
Buy on weakness bertahap dapat dilakukan pada level support 6700-6500. Sektor yg masih menarik dan menjadi watchlist untuk diserok sebelum window dressing december masih pada sektor batubara melihat harga batubara global yg masih uptrend. Perbankan konvensional juga masih menarik dimana bank2 big caps bisa memanfaatkan momentum kenaikan suku bunga untuk menaikan NIM.
IHSGIHSG masih mengalami tekanan dengan adanya foreign outflow. Support 69xx akan segera di testing, jika tidak mampu bertahan maka IHSG akan menuju level penting berikutnya yaitu 76xx. Be wise dan perbesar posisi cash. Untuk trading, pilih saham2 yang uptrend dan mampu outperform IHSG, atau fast trading dulu untuk sementara.
*disclaimer on
Mentega BangladeshBersiaplah untuk membeli. Salah satu indikator yang secara historis 99% akurat—menunjukkan bahwa indeks siap untuk breakout.
Produksi mentega Bangladesh melonjak pada Februari, karena harga biji-bijian yang turun memungkinkan peternak sapi perah Bangladesh untuk meningkatkan produksi dengan mendapatkan hasil susu yang lebih tinggi dari stok sapi mereka yang ada. Sementara itu, produksi mentega di negara tetangga India turun secara signifikan pada Februari, karena perubahan subsidi pertanian pemerintah memaksa peternak sapi perah India untuk memusnahkan ternak mereka.
Dengan produksi mentega Bangladesh yang akan meningkat lebih jauh, kita harus melihat reli besar-besaran di S&P 500 sepanjang Maret dan April.
Sebenarnya S&P 500 naik, turun atau menyamping selama dua bulan ke depan sama sekali tidak ada hubungannya dengan indikator mentega Bangladesh. Namun dalam sebuah makalah yang diterbitkan dua dekade lalu, David Leinweber dan Dave Krider menemukan bahwa produksi mentega di Bangladesh memiliki korelasi paling erat dengan S&P 500 dari semua seri data yang dapat mereka temukan. Bukan pertumbuhan PDB…bukan pendapatan apalgi laba…tapi mentega Bangladesh, yang “menjelaskan” 99% pergerakan S&P 500.
Dua peneliti itu bukan dukun. Mereka tahu korelasinya adalah kebetulan acak dan sama sekali tidak berarti. Tetapi mereka menerbitkan makalah hanya untuk bahan candaan dan sekaligus menunjukan bahwa korelasi tidak berarti sebab-akibat, (correlation does not equal causation) dan dua variabel sebenarnya tidak berhubungan namun memiliki pergerakan yang sama, maka itu lebih tepat dikatakan sebagai sebuah kebetulan bukan hubungan sebab akibat. (Cocokmologi)
Sekarang kita lihat ke IHSG
Downtrend IHSG adalah dari A ke B akibat sentimen global dan ancaman resesi serta inflasi.
Area technical rebound adalah kotak biru dimana di rentang ini Liverpool mengalahkan Rangers 2-0 di liga champions.
Lalu di hari Jumat Liverpool dikalahkan Arsenal 3-2 di Liga inggris. IHSG jatuh hingga ke low area lingkaran biru.
Kemarin malam, Liverpool kembali mengalahkan Rangers 7-1 dimana Salah mencetak hattrick.
Lalu apakah IHSG akan mengalami teknikal rebound hari ini?
Jika tidak, maka memang sewajarnya karena dua variabel ini : Kemenangan liverpool dan IHSG sama sekali tidak ada hubungannya.
Jika iya, maka itu semua tak lebih dari sebuah kebetulan.
“Correlation does not equal causation”
www.cbsnews.com
www.investing.com
IHSG: Potensi penurunanCandle terakhir adalah bearish engulfing yang menutupi spinning top sebelumnya. Ini adalah indikasi kuatnya tekanan jual pada IHSG.
Close pada candle terakhir juga di bawah low X, yang merupakan low terpanjang dari dasar rally Y.
Sedangkan katalis penurunan dari sisi regional adalah tingkat inflasi Indonesia yang naik akibat kenaikan BBM dan USD
Dan dari sisi global adalah penurunan pada 5 indeks dunia yang dikatakan sebagai indikator ekonomi global
Dan kenaikan Yield dari obligasi US 2 dan 10 tahun.
Sedangkan katalis positif bagi IHSG ke depannya adalah potensi Window dressing
Catatan tambahan
Tradingview memiliki fitur yang kami sebut “IDE” dimana anda bisa mereferensikan sebuah ide, baik ide anda atau ide trader lain untuk ditempatkan sebagai link dalam analisa anda.
Caranya adalah dengan memilih fitur ide dan kemudian menempatkan link ide tersebut pada kolom yang disediakan. Ide tersebut akan secara otomatis ada di chart anda mengikuti tanggal ide itu dipublikasi.
Penggunaan ide berupa link akan memudahkan pembaca anda untuk melihat ide-ide yang berhubungan dengan analisa anda tanpa perlu melihat kolom deskripsi.
Semoga membantu.
Kenaikan IHSG Tertahan All Time High, Bagaimana Potensinya?Di ulasan teknikal kami sebelumnya: 'Akankah IHSG Berpeluang Menuju 7400-an Kembali?' kenaikan IHSG saat ini tertahan area all time high di 7355 yang mana berdekatan dengan minor target kami di 7256 dan kembali terkoreksi. Bagaimana peluang IHSG selanjutnya?
Penurunan yang terjadi di IHSG beberapa hari terakhir masih tergolong wajar karena masih berada di atas moving average 100 (level 7000) dan 200 (level 6914). Selama harganya tidak lebih rendah dari level 6914 - 7009 (box merah), maka masih ada ruang rebound kembali bagi IHSG menuju level all time high 7376 (box hitam). Jika level all time high berhasil ditembus dan bertahan di atasnya, bukan tidak mungkin bagi IHSG kembali rally lebih tinggi menuju 7719 dengan minor target 7549.
Sehingga sangat penting bagi IHSG untuk bertahan di atas area moving averagenya.
Disclaimer ON
IHSG dan Sektor Keuangan.Sektor keuangan merupakan sektor yang diisi oleh saham saham perbankan seperti BBCA, BMRI, BBNI dll.
Sektor ini merupakan sektor terbesar dalam IHSG dimana saat tulisan ini dibuat, dari 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG, 4 adalah saham bank yaitu BBCA (1000 T), BBRI (651 T), BMRI (408T) dan BBNI (157 T).
Total kapitalisasi pasar IHSG adalah kurang lebih 9000 T dimana porsi BBCA adalah 10.69%.
Mengingat besarnya porsi bank dalam IHSG, maka pergerakan IHSG dikatakan mirip dengan pergerakan sektor keuangan.
Dari chart diatas terlihat bahwa pergerakan IHSG memang mirip dengan IDXFinance dimana dua indeks ini memiliki korelasi positif.
Dua indeks ini, IHSG dan IDXFinance mengalami sebuah pola kelanjutan arah:
IHSG mengalami double bottom yang sudah terkonfirmasi namun masih tertahan dari April 2022 di level 7203
IDX finance mengalami pola inverted head and shoulders yang belum terkonfirmasi atau tertahan di resistance.
Jika sektor keuangan kemudian terkonfirmasi membentuk pola inverted head and shoulders atau mengalami breakout, maka IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga menembus resistance nya.
Namun apa yang bisa mendorong kenaikan sektor keuangan atau perbankan?
Kemungkinan besar sentimen positif adalah kenaikan suku bunga Indonesia dimana ini kenaikan kemungkinan ditujukan untuk menekan laju inflasi.
Sebagai catatan, inflasi Indonesia per September 2022 mencapai 4.69% dimana ini turun dari sebelumnya 4.94% di Bulan Juli 2022.
Banyak pihak meramalkan inflasi akan naik di bulan September ini yang kemungkinan besar diakibatkan oleh kenaikan BBM belakangan ini.
Maka untuk menekan, laju inflasi, kenaikan suku bunga bisa menjadi salah satu cara. Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa kenaikan suku bunga bisa menekan laju inflasi?
Sederhananya, dengan suku bunga yang makin tinggi, loan interest atau bunga pinjaman akan naik sehingga menurunkan minat masyarakat untuk meminjam uang yang kemudian menekan konsumsi dan mengurangi peredaran uang. Peredaran uang yang makin banyak sendiri memberikan pengaruh ke inflasi dimana uang yang semakin banyak cenderung menaikkan harga barang.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga berpotensi menaikkan bunga deposito yang kemudian meningkatkan minat masyarakat untuk menempatkan uangnya ke deposito. Dengan kata lain, lebih sedikit uang yang keluar atau lebih sedikit orang yang berbelanja. Semakin sedikit yang berbelanja, permintaan turun yang kemudian berpotensi menurunkan harga.
Suku bunga sendiri sudah naik belakangan ini setelah sekian lama tiarap guna menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi.
Melihat tren suku bunga yang mulai naik dan kenaikan BBM, mungkin ini bisa menjadi katalis positif bagi sektor perbankan yang kemudian juga menjadi katalis positif untuk IHSG mengingat sekotor keuangan memiliki porsi terbesar di IHSG dan keduanya memiliki korelasi positif.
Analisa ini bersifat edukasi dan opini bukan rekomendasi.
Sumber:
tradingeconomics.com
www.youtube.com
www.investopedia.com
www.nytimes.com
tradingeconomics.com
en.tempo.co
Kenaikan BBM dan IHSGPresiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan BBM mulai dari pertalite, solar dan pertamax.
Harga Pertalite dari Rp 7650 per liter menjadi 10.000 per liter
Harga solar subsidi dari 5150 per liter menjadi 6800 per liter
Harga pertamax dari Rp 12500 per liter menjadi 14500 per liter
Kenaikan BBM ini sudah menjadi wacana yang dikemukakan sebelumnya dimana ini terkait membengkaknya anggaran subsidi energi yang mencapai Rp 502 Triliun serta kenaikan harga minyak dunia.
Jika kenaikan tidak dilakukan, maka anggaran ini akan semakin membengkak.
Disamping itu, pemulihan aktivitas ekonomi pasca pandemi juga turut berkontribusi terhadap membengkaknya alokasi subsidi BBM
Jika kita lihat dari sejarah, kenaikan BBM merupakan kejadian yang biasa terjadi dalam sejarah Indonesia.
Di era Gus Dur dan Megawati kenaikan BBM terjadi 4 kali, Gus Dur dua kali dan Megawati dua kali. Ini terjadi di rentang 2000-2003. Perhatikan kotak 1.
Di periode ini, IHSG bergerak sideways dan terjadi penurunan cukup dalam pada IHSG di tahun 2003 (-42.47%). Namun penurunan ini bukan lah disebabkan oleh kenaikan BBM tapi pengeboman JW Marriot dan Kuningan.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di kotak kedua, di era SBY, 2003-2009 terjadi kenaikan 3 kali yaitu di 2005 dua kali dan sekali di 2008
Kenaikan 2008 adalah imbas dari krisis global Subprime Mortgage.
Koreksi terdalam di periode terjadi di tahun 2008 dimana IHSG turun -61.97% yang merupakan imbas krisis global Subprime Mortgage.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di era Jokowi,dari 2014-2022 terdapat beberapa kali kenaikan harga BBM.
Penurunan terdalam di periode ini terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar -40% yang disebabkan oleh Covid 19.
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Jadi berdasarkan 3 kotak di atas dimana terjadi kenaikan harga BBM, penurunan terdalam terjadi karena
Aksi pengeboman JW Marriot dan Kuningan. (-42-47%)
Krisis Global 2008 (-61.97%)
Covid 19 (-40%)
Dengan kata lain, penurunan terdalam IHSG terjadi karena sentimen mengenai isu keamanan dan ekonomi global bukan kenaikan BBM.
Jadi berdasarkan data masa lalu, sentimen kenaikan BBM bukanlah sentimen yang mampu membuat IHSG mengalami penurunan dalam.
Yang perlu lebih diperhatikan adalah sentimen seperti ekonomi global dan regional, inflasi serta kenaikan suku bunga atau mungkin potensi krisis sektor properti China.
Pelajaran dari The Market WizardsGambar diatas adalah empat buku Market Wizards karya Jack D. Schwager .
Buku ini adalah kumpulan wawancara Jack Schwager dengan beberapa market wizards yaitu trader dan investor terbaik di dunia.
Mereka meliputi berbagai aset class mulai dari komoditas, futures , saham dan mata uang.
Nama nama dalam buku tersebut memiliki strategi yang berbeda yang membuat mereka menjadi yang terbaik di dunia.
Ada yang menggunakan teknikal analisis
Ada yang menggunakan fundamental analisis baik mikro (kondisi perusahaan) dan makro (kondisi ekonomi nasional dan global)
Dan ada juga yang sama sekali tidak menggunakan Teknikal dan fundamental analisis namun hanya pendekatan Matematika murni seperti Edward Thorp.
Beberapa nama dalam buku tersebut adalah
Mark Minervini, Stanley Druckenmiller (murid dari George Soros), Paul Tudor Jones, David Ryan (murid dari William O'neil), Ray Dalio, Edward Thorp, The turtle Traders kelompok experimental trader untuk membuktikan bahwa manusia bisa dilatih menjadi trader yang sayangnya dalam wawancaranya tidak mau membuka strategi mereka) dan masih banyak lagi.
Beberapa pelajaran yang bisa didapat dari buku tersebut adalah
1.Mereka menghabiskan waktu bertahun tahun belajar. Ada proses yang kemudian menjadi hasil.Bukan langsung hasil.
2.Ada banyak cara meraih profit di pasar baik itu teknikal, fundamental, makro analisis ataupun sekedar penggunaan rumus matematika seperti yang digunakan Edward Thorp dalam bermain poker.
3.Beberapa memiliki latar belakang pendidikan akademis yang tinggi seperti MBA (sekolah bisnis) beberapa malah sama sekali tidak memiliki latar belakang akademis yang berhubungan dengan ekonomi atau keuangan. Marsten Parker dalam buku Unknown Market Wizards (buku kuning) adalah seorang mantan pemain biola. Ini artinya anda tidak perlu kuliah ekonomi untuk menjadi seorang trader/investor sukses.
4.Mereka semua memiliki risk management nya sendiri. Beberapa menggunakan SL biasa sebelum mengeksekusi trade mereka (teknikal stop)dan beberapa malah menetapkan SL setelah menyesuaikan kondisi pasar (mental stop). Namun yang pasti mereka semua memiliki risk management.
5.Tidak penting untuk membuktikan diri benar atau salah atau mendapat pengakuan. Yang paling penting adalah menghasilkan uang dan kehilangan uang seminimum mungkin. Prinsip ini merupakan prinsip dari Stanley Druckenmiller yang dia dapat dari George Soros
6.Disiplin pada aturan sendiri. Jika memang menurut trading plan harus keluar dari satu posisi, maka segera keluar. Aturan ini ditekankan cukup kuat oleh Bill Lipschutz yang dijuluki The sultan of Currency.
7.William Eckhardt, seorang ahli matematika dalam buku tersebut mengatakan bahwa kadang dalam pasar, apa yang terlihat benar bisa jadi sesuatu yang salah dilakukan. Prinsip ini dikaitkan dengan keengganan seorang trader untuk melakukan cutloss. Merasa akan rugi jika melakukan cutloss, maka seorang trader justru menahan posisinya pada aset yang sudah jelas akan mengalami penurunan. Ini adalah keputusan yang rasanya benar tapi pada kenyataannya salah.
8.Holy grail dalam trading mengacu pada satu sistem yang bisa membuat kita sukses dalam trading. Nyatanya tidak ada yang namanya holy grail. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, semua trader dalam buku tersebut memiliki sistemnya masing masing yang berbeda satu sama lain dan mereka semua sukses dengan sistem tersebut.
9.Trade di zona nyaman. Jika satu posisi terasa tidak nyaman untuk anda karena porsi nya terlalu besar, maka kurangi porsinya. Seperti kata Steve Clarke salah satu Hedge Fund Manager dalam buku di atas, “Trade with your emotional capacity”
10.Jika anda sudah kalah/cut loss beruntun, maka memaksakan diri justru memperburuk situasi karena anda dipengaruhi keinginan untuk “balas dendam”. Hal terbaik untuk dilakukan di situasi ini menurut para trader di atas adalah pergi dari pasar dan rehat sejenak. Lalu saat memulai trading lagi, masuklah dengan posisi lebih kecil guna meningkatkan kepercayaan diri dulu bukan mengembalikan kerugian apalagi balas dendam.
11.Semua trader di atas pernah rugi alis kehilangan uang. Dengan kata lain semua trader pernah salah. Ray Dalio, salah satu trader di buku tersebut mengatakan bahwa dalam proses belajar apapun kita akan mengalami kegagalan. Namun kegagalan adalah kesempatan belajar dan mengevaluasi diri. Pelajari lagi analisa/trading journal anda sebagai pembelajaran.
12.Carilah trade dengan risk/reward yang asimetris. Dengan kata lain,pastikan potensi keuntungan lebih besar dari potensi kerugian. Ini sesuai dengan prinsip risk to reward ratio yang disarankan 1:3.
13.Ada kalanya trader harus diam tidak melakukan apa apa jika memang tidak ada peluang yang menarik. Memaksakan diri untuk trading akan menyebabkan overtrading.
15.Victor Sperandeo, salah satu trader yang bertransaksi di forex, komoditas dan saham mengatakan bahwa trading memerlukan proses dan dedikasi tinggi. Namun sekali kali kita harus meninggalkan rutinitas ini. Ambil cuti dan habis kan waktu bersama keluarga dan teman teman. Sperandeo meskipun adalah seorang trader sukses, kadang menyesal juga tidak menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya
Semoga membantu.
IHSG: Tertahan Resisten Kuat di 7261, Mampukah Menuju 7435?Sesuai analisa teknikal IHSG sebelumnya: 'Akankah IHSG Berpeluang Menuju 7400-an Kembali?' kenaikan IHSG tertahan area resisten kuatnya di 7261 (box hijau) yang dimana area ini berdekatan dengan area all time highnya sehingga sangat wajar jika indeks mengalami koreksi.
Namun selama koreksi IHSG tidak lebih rendah dari level 7000 (dimana ini merupakan level MA100), maka koreksi yang terjadi masih tergolong wajar dalam tren naik. Jika IHSG mampu menembus dan bertahan di atas area resistennya di 7261, maka IHSG berpeluang naik lebih tinggi menuju 7435. Ditambah IHSG yang masih bergerak di atas rangkaian moving averagenya menunjukan indeks masih dalam trend kenaikan yang solid.
Disclaimer ON
Lump sum VS DCAChart di atas adalah chart bulanan IHSG 2003-2022 di mana jelas tergambar bahwa IHSG secara jangka panjang mengalami uptrend.
Meskipun naik secara jangka panjang, selama rentang ini, IHSG dua kali mengalami bear market kuat/krisis yaitu di tahun 2008 (krisis Subprime Mortgage di US yang didokumentasikan dalam film “The Big Short”) dan 2020 (covid)
Bagi seorang investor, krisis merupakan kesempatan untuk membeli saham berkualitas di harga murah.
Pembelian sendiri biasanya dilakukan dengan dua cara: DCA dan Lump sum
DCA atau yang sering disebut Dollar cost averaging mengacu pada cara mencicil. Jika anda punya modal 100 juta dan setiap minggu selama krisis ekonomi diinvestasikan 10 juta, maka ini adalah DCA
Tapi jika anda memilih langsung menggunakan 100 juta itu langsung, maka ini disebut lump sum.
Mana yang lebih baik?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas penelitian yang dilakukan oleh The Schwab for Financial Research.
Dalam penelitian ini, seorang investor diilustrasikan diberikan uang 2000 USD setiap tahun selama 20 tahun (1993-2012)
Uang ini kemudian diinvestasikan ke indeks S & P 500 di mana ada 5 strategi berbeda penggunaan uang tersebut
1.Cash investment. Uang tersebut dibelikan obligasi jangka pendek bukan indeks S & P 500
2.Bad timing. Menginvestasikan uang tersebut ke indeks S & P 500 saat harga berada di puncak.
3.DCA. Uang tersebut dibagi 12 lalu di belikan indeks setiap bulannya
4.Immediate investment. Begitu uang itu didapat, segera investasikan indeks tidak peduli berapa harganya atau bagaimana chartnya
5.Perfect timing. Kumpulkan dulu uangnya, lalu jika harga sudah murah atau price action sudah pas baru beli.
Hasilnya terlampir di chart di atas di mana selama 20 tahun pemenangnya adalah strategi market timing yang kemudian disusul oleh lump sum dan DCA.
1.https://www.tradingview.com/x/NDzY0EOq/
Jadi secara jangka panjang lump sum lebih baik daripada DCA.
Jadi berkaca dari penelitian di atas lumpsum lebih baik seharusnya dibandingkan DCA. Tapi penelitian itu hanya menggunakan variabel statistik dan melupakan fakta bahwa sangat susah berinvestasi jangka panjang (20 tahun) seperti di atas.
Di Amerika saja rata-rata holding period sebuah saham dikatakan menurun di mana sekarang rata-rata holding period para investor di Amerika hanya 5.5 bulan. Tidak tahu di Indonesia.
Selain jangka waktu yang panjang, faktor psikologi juga dikesampingkan. Jika misalnya anda memilih strategi lump sum, besar kemungkinan anda akan mengalami penyesalan di kemudian hari saat harga saham anda turun namun anda tidak memiliki uang untuk membeli saham lagi.
Bayangkan jika anda membeli saham dengan metode lump sum tahun lalu, kemudian harga saham terdiskon habis habisan karena pandemi corona dan anda tidak memiliki uang untuk membeli saham lagi? Bagaimana perasaan anda?
Mungkin ada dari mereka yang bisa cuek saja dan berkata bahwa nanti juga balik lagi, tapi untuk sampai ke level cuek seperti ini sangat susah dan membutuhkan mental yang kuat.
Jadi kesimpulannya, meskipun secara statistik lump sum lebih baik dari DCA, saya akan memilih DCA karena DCA menghindari kita dari penyesalan jika misal nanti harga turun namun kita tidak memiliki uang lagi.
Tapi ini semua kembali ke profil investor itu sendiri. Jika anda adalah orang yang bisa membeli dan melupakan uang anda dalam waktu lama dan tidak ingin dipusingkan dengan drama pasar, Krisis ekonomi, kenaikan suku bunga, atau perang, maka lump sum adalah strategi yg tepat untuk anda.
Namun jika anda adalah orang yang cukup sering memperhatikan pasar dan takut menyesal, maka DCA adalah strategi yg tepat untuk anda.
Semoga membantu
Investasi sahamKapitalisme, adalah sebuah istilah dalam ekonomi yang sering kita dengar dimana menurut KBBI kapitalisme adalah sistem atau paham ekonomi yang modalnya bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan di pasaran bebas.
Tujuan utama kapitalisme adalah menghasilkan uang sebanyak mungkin dan secepat mungkin. Tidak ada tujuan lain, seperti mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika ada yang bilang tujuan kapitalisme bukanlah uang, maka orang itu belum memahami apa itu kapitalisme.
Ada tiga instrumen yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan dalam prinsip kapitalisme; tanah, tenaga kerja dan modal.
Tanah, yang mana merupakan 30% dari bumi sifatnya sangat terbatas. Jika anda memiliki tanah, maka anda bisa menggunakan tanah tersebut untuk membangun rumah, pabrik, menyewakannya atau seperti yang dilakukan teman saya di desa, menyerahkan pengelolaan tanah itu untuk ditanam oleh orang lain lalu diambil hasil buminya.
Lalu ada tenaga kerja dimana tenaga kerja berarti produksi. Jika anda memiliki tenaga kerja berarti anda memiliki bisnis. Dengan kata lain anda bisa membayar waktu orang. Waktu sendiri adalah sumber daya yang sangat terbatas dan erat korelasinya dengan uang. Mungkin anda pernah dengar istilah “waktu adalah uang”? Baik anda dan Cristiano Ronaldo sama sama memiliki 24 jam dalam sehari. Perbedaanya adalah Cristiano Ronaldo dalam sehari rata-rata menghasilkan Rp 4.728.064.000. Sedangkan anda mungkin menghasilkan jauh lebih sedikit dari itu dan Cristiano Ronaldo dengan penghasilannya yang lebih banyak mampu membeli waktu orang lain.
Sedangkan modal tidak kalah pentingnya. Modal bisa diibaratkan bumbu rahasia dalam membuat ayam goreng KFC yang memungkinkan KFC menjual 23 juta ayam per tahun atau 8.3 % dari jumlah penduduk Indonesia. Tapi modal yang berupa uang tidak akan berguna jika anda tidak mampu membuat modal tersebut menghasilkan uang. anda bisa meminjamkan modal tersebut dan memperoleh bunga dimana bunga berarti biaya atau kompensasi yang anda dapat dari meminjamkan uang anda. Atau anda bisa menggunakan modal tersebut untuk membeli aset dan waktu orang yang mana ini akan memberikan imbal hasil berupa uang. Sesuai dengan tujuan utama kapitalisme.
Pilihan yang kita lakukan sebagai investor saham adalah menggunakan uang itu untuk membeli aset berupa saham atau kepemilikan sebuah perusahaan sebagaimana orang yang membeli 5% saham sebuah perusahaan, maka orang tersebut memiliki 5% dari perusahaan itu.
Secara umum saat kita berinvestasi dengan membeli saham sebuah perusahaan maka asumsinya adalah:
Perusahaan itu menghasilkan uang.
Uang ini dihasilkan dari bagaimana perusahaan tersebut menggunakan Tanah, tenaga kerja dan modalnya dengan efisien dan efektif.
Jika kemudian nilai perusahaan tersebut yang awalnya 20 T turun menjadi 15 T, maka ini bisa menjadi kesempatan untuk anda bisa membeli saham perusahaan tersebut di harga yang lebih murah.
Tentu anda juga harus yakin bahwa perusahaan tersebut masih bisa mengelola tanah, waktu dan modalnya untuk mengikuti prinsip kapitalisme di masa depan, yaitu menghasilkan uang.
Terdengar sangat mudah namun kenyataannya sangat sulit. Otak manusia secara biologis terprogram untuk fokus pada konsekuensi jangka pendek yang membuat kita sulit untuk fokus ke masa depan.
Karena inilah kita kadang melakukan kesalahan paling umum. menjual saham kita hanya karena harganya jatuh sedikit.
Kebanyakan orang melakukan ini karena dipengaruhi oleh apa yang kita sebut FUD : Fear, Uncertainty dan doubt.
Mereka yang membeli saham saham berkualitas kemarin saat harga nya jatuh mungkin memiliki pandangan yang berbeda yaitu masih mampu melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola Tanah, waktu dan modalnya untuk menghasilkan uang serta mampu mengatasi FUD dalam pikiran mereka.
Namun kadang penurunan harga juga harus diwaspadai. Mungkin ada 3 alasan kenapa sebuah saham yang menurut anda bagus perlu dijual
Narasinya sudah berubah atau dengan kata lain kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan utama kapitalisme yaitu menghasilkan uang sudah menurun atau malah memburuk.
Ada peluang yang lebih baik.
Ada kebutuhan finansial mendesak yang membutuhkan dana tambahan.
Jika memang bertujuan berinvestasi, fluktuasi harga bukanlah alasan untuk melepas posisi.
Think big, be optimistic and be patient.
Dirgahayu Indonesia ku.
10 Kognitif Bias Dalam InvestasiBanyak orang memiliki kecerdasan yang dibutuhkan untuk menganalisis pergerakan harga,
tetapi jauh lebih sedikit yang mampu melihat lebih dalam ke dalam dan menahan pengaruh kuat psikologi.
Dengan kata lain, banyak orang akan mencapai kesimpulan kognitif yang sama dari analisis sebuah chart
Tapi apa yang mereka lakukan dengan analisi itu sangat bervariasi karena psikologi memberikan pengaruh yang berbeda.
Kesalahan investasi terbesar tidak datang dari faktor-faktor yang bersifat informasional atau analitis, tetapi dari faktor-faktor yang bersifat psikologis.
Psikologi investor mencakup banyak elemen terpisah yang kadang disebut bias bias kognitif; yaitu kesalahan sistematis dalam berpikir yang
mempengaruhi cara kita mengambil keputusan dan memberikan penilaian.
Di chart diatas, terlampir beberapa kognitif bias yang sering terjadi pada seorang investor atau trader dan cara untuk menghindarinya
Semoga membantu
IHSGIHSG sedang berada di area supply. Dengan adanya release data GDP yang diatas konsensus, akankah membuat IHSG breakout? atau malah berbalik arah?
Kemanapun arahnya, fokus ke saham2 yang mampu outperform IHSG dan uptrend. Tugas kita sebagai trader adalah bereaksi, dan analisa2 yang kita buat hanyalah sebagai road map supaya kita ga kaget saat perjalannya ternyata berubah arah.
*disclaimer on
IHSG Track Bullish Bat & Bearish BatLayout diatas adalah sebuah Mapping track
perjalanan IHSG sejak 14 April 2022 s/d Sekarang
Teridentifikasi sebuah Pola Harmonic (1) Bearish Primary Derived Retracement (Level 7258)
yang membuat IHSG mengalami fase koreksi hingga ke level 6559.
dalam perjalanan mencapai target tersebut, IHSG juga membentuk sebuah Track XABCD hingga tervalidasilah
sebuah pola Harmonic Bullish Bat, dengan area PRZ ratio 0.886 yang dihasilkan dari Point X ke A.
lalu terjadi sedikit Konsolidasi.. kemudian berhasil Breakout dengan RunAway Gap nya,
dari proses breakout tsb, IHSG juga membentuk sebuah track XABCD yang lain,
yang kini Tervalidasi sebuah pola (3) BearishBat.
Target koreksi sekarang ini (dalam track Bearish Bat) IHSG berpeluang menguji rasio 0.382 - 0.886 (Fibo Ungu On Layout),
jika rasio tersebut terpenuhi & berhasil rebound,
IHSG berpeluang untuk membentuk Track lain dari XABCD dengan Target 0.786 (Fibo Biru) level 7107 sebagai syarat validasi Harmonic Gartley.
Harmonic pattern adalah salah satu metode Trading yang memungkinkan kita memperoleh nilai yang presisi
dengan rasio-rasio Fibonacci yang dikenalkan oleh pencetusnya.
Analysis Is Opinion
Good Luck..'






















