Waktu menuju jatuh tempo
Apa itu Waktu menuju jatuh tempo?
Waktu menuju jatuh tempo mengacu pada periode atau durasi yang tersisa hingga obligasi mencapai tanggal jatuh tempo. Ini mewakili lamanya waktu dari saat ini sampai jumlah pokok obligasi jatuh tempo untuk dilunasi oleh penerbit.
Waktu menuju jatuh tempo biasanya diukur dalam tahun, bulan, atau hari, bergantung pada karakteristik spesifik instrumen keuangan. Ini adalah metrik penting bagi investor karena membantu menilai sisa umur investasi dan mengevaluasi potensi risiko dan manfaat yang terkait dengan memegang instrumen hingga jatuh tempo.
Mengapa Waktu menuju jatuh tempo penting?
- Pembayaran Hasil dan Kupon: Waktu menuju jatuh tempo memengaruhi hasil obligasi. Umumnya, obligasi jangka panjang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengkompensasi investor atas komitmen waktu yang lebih lama.
- Sensitivitas Harga: Harga obligasi cenderung lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga karena waktu jatuh tempo yang menurun. Obligasi jangka pendek umumnya kurang sensitif terhadap perubahan suku bunga dibandingkan dengan obligasi jangka panjang. Hal ini karena arus kas di masa depan dari obligasi jangka pendek lebih dekat waktunya, membuatnya kurang terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga.
- Cakrawala Investasi: Waktu menuju jatuh tempo membantu investor menyelaraskan cakrawala investasi mereka dengan karakteristik obligasi. Investor dengan cakrawala investasi yang lebih pendek mungkin lebih memilih obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih pendek untuk memastikan pengembalian pokok yang tepat waktu, sementara investor dengan cakrawala investasi yang lebih panjang mungkin lebih nyaman memegang obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama untuk mendapatkan potensi hasil yang lebih tinggi.
- Penilaian Risiko: Waktu menuju jatuh tempo memberikan wawasan tentang potensi risiko yang terkait dengan memegang obligasi. Obligasi jangka panjang umumnya membawa lebih banyak risiko suku bunga dan risiko inflasi dibandingkan dengan obligasi jangka pendek. Selain itu, waktu jatuh tempo mempengaruhi risiko kredit, karena obligasi jangka panjang memiliki eksposur yang lebih lama terhadap potensi perubahan kelayakan kredit penerbit.