Membangun Sistem Trading yang TerkalkulasiSetelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia trading, saya mulai menyadari bahwa fokus berlebihan pada pergerakan harga justru membuat kita melewatkan aspek-aspek fundamental lain yang sama pentingnya. Banyak trader pemula yang terjebak dalam analisis teknikal semata, padahal trading yang profitable membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan terstruktur.
Ketika kita berbicara tentang trading, kebanyakan orang langsung berpikir tentang candlestick, support resistance, atau indikator teknikal. Namun sebenarnya, ada elemen tersembunyi yang jarang diperhatikan namun memiliki dampak signifikan terhadap konsistensi profit kita. Salah satunya adalah historical data yang bukan sekadar digunakan untuk melihat pola, tetapi untuk membangun ekspektasi yang terkalkulasi berdasarkan probabilitas.
Mari kita ambil contoh penggunaan Fibonacci retracement yang sangat populer di kalangan trader. Kebanyakan dari kita menggunakan level 38.2%, 50%, atau 61.8% sebagai area entry atau target tanpa benar-benar mengetahui seberapa konsisten level-level tersebut bekerja pada instrumen yang kita tradingkan. Apakah di EURUSD level 61.8% lebih sering tertembus dibanding 38.2%? Berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan harga untuk mencapai level tersebut? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini jarang sekali kita jawab dengan data konkret.
Inilah yang saya maksud dengan historical data sebagai fondasi ekspektasi terkalkulasi. Ketika kita menggali data historis secara mendalam, kita bisa menemukan pola berulang yang memberikan kita edge statistik. Misalnya, setelah menganalisis 100 setup terakhir pada timeframe H4 GBPJPY, kita mungkin menemukan bahwa 70% dari breakout terjadi pada sesi London, dengan rata-rata durasi 8 jam sebelum mencapai target pertama. Data seperti ini memberikan kita gambaran probabilitas yang jauh lebih akurat daripada sekadar mengandalkan feeling atau analisis visual.
Konsep ini sebenarnya berkaitan erat dengan algorithmic trading, namun tidak berarti kita harus membuat sistem yang rumit dengan ratusan parameter. Yang kita butuhkan justru satu sistem sederhana yang konsisten dan tidak berubah-ubah. Sistem yang baik memiliki aturan entry yang jelas, manajemen risiko yang terkalkulasi, dan exit strategy yang sudah ditentukan sebelumnya. Lebih penting lagi, sistem tersebut harus sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup kita sebagai trader.
Tantangan terbesar dalam membangun sistem seperti ini adalah disiplin untuk tidak mengubah aturan di tengah jalan. Banyak trader yang sudah memiliki sistem bagus, tetapi kemudian memodifikasinya setelah mengalami beberapa loss berturut-turut. Padahal, setiap sistem memiliki drawdown period yang merupakan bagian normal dari trading. Yang membedakan trader profitable dengan yang tidak adalah kemampuan untuk tetap konsisten menjalankan sistem meski sedang dalam periode sulit.
Historical data juga membantu kita memahami karakteristik instrumen yang kita tradingkan. Setiap pair forex, saham, atau komoditas memiliki perilaku unik yang bisa kita pelajari dari data masa lalu. Volatilitas rata-rata, jam-jam aktif, reaksi terhadap news, dan seasonal pattern adalah informasi berharga yang bisa kita ekstrak untuk meningkatkan akurasi trading kita.
Membangun sistem trading yang terkalkulasi memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun investasi waktu ini akan terbayar dengan konsistensi profit jangka panjang. Mulailah dengan satu strategi sederhana, kumpulkan data performanya, dan terus evaluasi berdasarkan fakta, bukan emosi. Ingat, trading bukan tentang prediksi sempurna, tetapi tentang mengelola probabilitas dengan disiplin yang konsisten.
Manajemen Risiko
Mengapa Kripto Anjlok? Panduan TraderMengapa Kripto Anjlok? Panduan Trader tentang Aksi Jual Baru-Baru Ini 📉
🚨 Jika Anda mengamati pasar hari ini, Anda pasti melihat lautan merah. Bitcoin, Ethereum, dan altcoin utama telah mengalami penurunan sementara (pullback) yang signifikan, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang penyebabnya.
Meskipun penurunan tajam bisa meresahkan, bagi trader strategis, ini adalah momen kritis untuk dianalisis, bukan untuk panik. Penurunan saat ini tidak terjadi secara acak; ini didorong oleh konvergensi faktor geopolitik, teknis, dan makroekonomi yang jelas.
Berikut adalah rincian tentang apa yang terjadi di balik grafik:
1. Ketidakpastian Geopolitik 🌐
Pertemuan diplomatik tingkat tinggi sedang berlangsung yang melibatkan para pemimpin AS, UE, dan Ukraina untuk membahas kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Pasar pada dasarnya tidak menyukai ketidakpastian. Sambil menunggu hasil yang jelas, banyak trader mengurangi risiko portofolio mereka, yang menyebabkan tekanan jual pada aset seperti mata uang kripto.
2. Reset Pasar yang Sehat 📊
Pasar kripto baru saja mengalami reli yang kuat di mana banyak aset mengalami kenaikan 50-100%. Kenaikan pesat ini menyebabkan penumpukan posisi dengan leverage tinggi. Penurunan hari ini memaksa "pembersihan leverage" (leverage flush), melikuidasi trader yang terlalu terekspos. Meskipun menyakitkan bagi sebagian orang, ini adalah mekanisme pasar standar yang membersihkan ekses spekulatif dan sering kali menciptakan fondasi yang lebih stabil untuk pertumbuhan di masa depan.
3. Pergeseran Arus Makroekonomi 📉
Baru seminggu yang lalu, pemotongan suku bunga pada bulan September dianggap sebagai kepastian. Sekarang, data ekonomi terbaru sedikit menurunkan kemungkinan tersebut. Pasar keuangan, termasuk kripto, sangat sensitif terhadap kebijakan bank sentral. Pasar sekarang memperhitungkan pergeseran ekspektasi yang kecil namun signifikan ini, yang berkontribusi pada tekanan ke bawah.
Perspektif Trader: Peluang dalam Volatilitas 💡
Jadi, apa artinya semua ini? Ini menggarisbawahi prinsip inti dari trading yang sukses: volatilitas memiliki sumber.
Bagi trader yang siap, ini bukan sinyal untuk meninggalkan kapal. Ini adalah sinyal untuk berkonsultasi dengan strategi Anda. Inilah lingkungan di mana perkiraan yang jelas dan berbasis data menjadi sangat berharga.
Dengan memahami akar penyebab aksi jual, Anda dapat lebih baik mengantisipasi struktur pasar, mengelola risiko, dan mengidentifikasi zona support (dukungan) potensial di mana "smart money" mungkin mulai mengakumulasi kembali.
Di sinilah perbedaan antara trader profesional dan pemula menjadi jelas. Trader berpengalaman menyambut setiap koreksi atau penurunan sementara di pasar, melihatnya sebagai peluang untuk masuk kembali dan mendapat untung dari gelombang naik berikutnya. 📈
Oleh karena itu, alih-alih khawatir dan stres, alihkan fokus Anda untuk menemukan titik-titik pembalikan kunci dan menentukan zona masuk (Watchboxes) baru untuk trading di masa depan dengan harga yang lebih menarik. Lihat koreksi harga ini sebagai peluang strategis, bukan ancaman. 🚀
Apa pendapat Anda tentang penurunan sementara ini? Apakah Anda melihatnya sebagai risiko atau peluang? Mari kita diskusikan di kolom komentar. 👇
Bertransaksilah dengan Cerdas!
Navid Jafarian
Area Abu-abu Trading: Mengapa Tidak Ada Jawaban Hitam dan PutihHari ini saya ingin berbagi pemikiran tentang salah satu realitas paling mendasar dalam dunia trading yang sering kali membuat frustrasi para pemula, yaitu ketiadaan kepastian absolut atau jawaban yang tegas dalam setiap keputusan trading.
Ketika pertama kali terjun ke dunia trading, kebanyakan dari kita berharap bisa menemukan formula ajaib atau indikator sempurna yang akan memberikan sinyal jelas kapan harus beli dan kapan harus jual. Kita mencari jawaban yang hitam putih, tegas, dan tidak meninggalkan ruang untuk keraguan. Namun kenyataannya, trading adalah permainan probabilitas yang penuh dengan area abu-abu di mana tidak ada jawaban yang mutlak benar atau salah.
Bayangkan trading seperti meramal cuaca. Meteorolog bisa memberikan prediksi bahwa besok akan hujan dengan probabilitas 70%, tapi mereka tidak bisa memberikan kepastian 100%. Begitu juga dengan trading, kita hanya bisa menganalisis kemungkinan pergerakan harga berdasarkan data historis, pola chart, dan kondisi fundamental, namun tidak pernah bisa memastikan dengan tepat apa yang akan terjadi di menit atau jam berikutnya.
Ambil contoh sederhana ketika kita melihat support level yang telah teruji beberapa kali. Sebagian trader mungkin melihatnya sebagai area yang kuat untuk membeli karena harga selalu memantul dari level tersebut. Namun trader lain mungkin justru waspada karena semakin sering support diuji, semakin besar kemungkinan untuk break. Kedua pandangan ini sama-sama valid dan memiliki logikanya masing-masing, tapi tidak ada yang bisa memastikan mana yang akan terjadi.
Hal yang sama berlaku untuk indikator teknikal. RSI oversold bisa menjadi sinyal beli yang bagus di trending market, tapi di sideways market justru bisa menjadi jebakan. Moving average crossover yang bekerja sempurna di satu kondisi market bisa memberikan banyak false signal di kondisi yang berbeda. Ini bukan berarti indikator tersebut buruk, melainkan konteks dan kondisi market yang menentukan efektivitasnya.
Di sini letak pentingnya risk management dan position sizing. Karena kita tidak bisa memastikan hasil dari setiap trade, maka kita harus mempersiapkan diri untuk kedua kemungkinan, baik profit maupun loss. Trader yang sukses bukan mereka yang selalu benar, melainkan mereka yang bisa mengelola risiko dengan baik dan tetap profitable meskipun tidak semua trade menguntungkan.
Pemahaman tentang area abu-abu ini sebenarnya bisa menjadi kekuatan tersendiri. Ketika kita menerima bahwa tidak ada kepastian mutlak, kita menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan kondisi market. Kita tidak akan terlalu terpaku pada satu skenario dan lebih siap untuk beradaptasi ketika market bergerak tidak sesuai ekspektasi.
Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola ketidakpastian tersebut. Dengan mengembangkan sistem trading yang konsisten, menerapkan risk management yang ketat, dan terus belajar dari setiap pengalaman trading, kita bisa tetap profitable meski beroperasi di area abu-abu yang penuh ketidakpastian.
Trading mengajarkan kita untuk nyaman dengan ketidakpastian dan membuat keputusan terbaik dengan informasi yang tersedia. Inilah yang membedakan trading dengan gambling, di mana kita tetap menggunakan analisis dan strategi meskipun tidak ada jaminan kepastian.
Keep learning, keep growing, dan ingat bahwa setiap trader profesional pun menghadapi ketidakpastian yang sama. Yang membedakan adalah bagaimana mereka mengelolanya.
123 Kiat Cepat Belajar Trading - Kiat #7123 Kiat Cepat Belajar Trading - Kiat #7
Kekuatan Ganda Matematika: ✅ Logika untuk Analisis, ✅ Tekad untuk Kemenangan
✅ Seorang trader yang ideal adalah gabungan dari seorang analis yang tajam dan seorang pejuang yang tangguh.
Untuk berhasil di pasar keuangan, Anda memerlukan pengambilan keputusan yang logis dan tekad untuk tetap berada di jalur yang benar.
Matematika adalah sarana yang sempurna untuk mengembangkan kedua keterampilan kunci ini secara bersamaan.
Dari sudut pandang logis, matematika mengubah pikiran Anda menjadi alat analisis yang kuat. Ini mengajarkan Anda cara memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengenali pola, dan membangun strategi trading Anda dengan pemikiran langkah demi langkah.
Inilah keahlian yang Anda butuhkan untuk memahami probabilitas secara mendalam dan menghitung rasio risiko terhadap imbal hasil secara akurat. 🧠
Namun kekuatan matematika tidak berhenti pada logika. Bergulat dengan masalah yang sulit dan tidak menyerah membangun semangat juang yang sekuat baja. Kekuatan mental ini membantu Anda tetap tenang selama drawdown dan berpegang teguh pada rencana trading Anda.
"Analisislah dengan presisi seorang ahli matematika dan tradinglah dengan semangat juang seorang ahli matematika 👨🏻🎓,
bukan dengan kegembiraan seorang penjudi 🎲."
Navid Jafarian
Setiap kiat adalah langkah untuk menjadi trader yang lebih disiplin.
Nantikan kiat berikutnya! 🌟
Jika Anda ingin konten saya diterjemahkan ke dalam bahasa Anda lagi dan diposting di sini, pastikan untuk menyukai postingan ini.
Postingan saya di masa mendatang akan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa di mana saya menerima paling banyak suka dari bahasa tersebut.
Target dalam Trading: Bukan Profit, Tujuan SebenarnyaHari ini saya mau ajak kalian berpikir ulang soal tujuan kita trading. Banyak yang fokus ke pertanyaan “Hari ini mau profit berapa?”, padahal yang lebih penting justru “Untuk apa saya trading?”
Kedengarannya filosofis, tapi ini yang membentuk semuanya. Kalau tujuan kita jelas, cara kita ambil keputusan juga jadi lebih terarah. Mulai dari disiplin, risk management, waktu yang kita pakai, sampai cara kita ngatur emosi.
Kenapa Tujuan Lebih Penting dari Profit?
Saya sering lihat orang ngaku scalper tapi ngejar ratusan pip. Atau ngaku day trader tapi buka posisi tiap menit. Gaya dan label nggak nyambung. Tanpa sadar, mereka bertindak berlawanan dengan cara kerja yang mereka klaim.
Kalau kita punya tujuan yang jelas, keputusan kita juga lebih konsisten. Misalnya, ada trader yang targetnya cuma 5–10 pip per sesi dengan risiko maksimal 0.25%. Filosofinya beda jauh dengan yang asal buka posisi dan ngejar big win tanpa rencana cadangan. Yang satu fokus ke konsistensi dan ketahanan akun. Yang satu rawan overtrading dan kena mental sendiri.
Dua Pendekatan yang Sama-Sama Sah
Dalam trading, nggak ada satu pendekatan yang paling benar. Yang penting cocok sama diri kita.
Pendekatan pertama, cari profit kecil tapi stabil. Eksekusi rapi, risiko dijaga ketat. Cocok buat yang mau bangun equity pelan-pelan dan tahan dari drawdown besar.
Pendekatan kedua, nunggu setup besar dan nggak trading setiap hari. Cocok buat yang ngerti kapan market bisa bergerak besar dan siap sabar.
Keduanya valid selama kita sadar kita cocoknya yang mana.
Kenapa Banyak Trader Gagal
Bukan cuma karena psikologi. Banyak yang gagal karena nggak ngerti apa sebenarnya tujuan mereka. Mau profit besar, tapi nggak punya sistem. Mau cuan cepat, tapi nggak siap rugi. Akhirnya masuk ke siklus capek sendiri dan akun makin boncos.
Padahal, kunci utamanya bukan seberapa besar kita bisa menang. Tapi seberapa jelas kita tahu kenapa kita mau menang.
Gimana Menemukan Tujuan Trading?
Coba tanya ke diri sendiri
Saya trading buat apa?
Buat nambah penghasilan? Buat bangun kekayaan jangka panjang? Atau cuma iseng tapi pengin cuan juga?
Gaya kerja mana yang cocok sama saya?
Gimana cara saya jaga mental dan akun dalam jangka panjang?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu yang jadi pondasi. Tanpa itu, strategi sehebat apa pun nggak akan banyak membantu.
Trading itu bukan sprint. Ini maraton. Yang bertahan adalah yang tahu arah dan tujuan.
Semoga sharing ini bisa jadi bahan refleksi. Terus belajar, terus berkembang. Semua trader hebat pernah jatuh. Bedanya, mereka tahu kenapa mereka bangkit.
No More Fear : Tips Mengatasi Mental Block dalam TradingTrading bisa jadi salah satu aktivitas paling mendebarkan dan penuh tantangan. Di satu sisi, ada potensi profit besar yang menggiurkan. Tapi di sisi lain, seringkali ketakutan justru mengambil alih ketika momen entry datang. Mungkin kamu pernah mengalami situasi dimana analisismu sudah benar, sinyal entry jelas, tapi... tanganmu ragu untuk klik buy atau sell. Bahkan, lebih parah, kamu justru keluar dari posisi terlalu cepat karena panik. Kalau kamu pernah merasa seperti ini, tenang aja, kamu nggak sendirian. Banyak trader mengalami apa yang disebut sebagai mental block -perasaan cemas dan takut yang bikin rencana trading jadi berantakan.
Di sesi ini, saya tidak membuat analisis harian seperti biasanya namun akan membahas gimana caranya mengatasi mental block ini, supaya kita bisa trading dengan lebih tenang dan percaya diri. Yuk, kita mulai!
Ukuran Posisi: Jangan Jadi "All In" Trader
Pertama, salah satu alasan terbesar kenapa banyak trader takut open posisi adalah karena ukuran posisinya terlalu besar. Ini sering terjadi, apalagi kalau kamu merasa yakin banget dengan analisismu. Tapi ingat, semakin besar risikonya, semakin besar juga rasa takutnya.
Solusinya? Coba trading dengan ukuran posisi yang lebih kecil. Misalnya, risiko per trade kamu bisa turunkan jadi cuma 3% atau bahkan 1% dari total modal. Ini bakal ngasih kamu ruang bernapas kalau trade-nya nggak berjalan sesuai rencana.
---
Stop Loss Itu Temanmu
Nggak menetapkan stop loss itu kayak naik roller coaster tanpa sabuk pengaman. Kamu nggak tahu kapan kamu bakal jatuh dan seberapa parah. Jangan biarin market menentukan kapan kamu keluar.
Pastikan kamu selalu punya stop loss yang jelas sebelum entry posisi. Kalau harga kena stop loss, ya udah, biarkan. Itu bagian dari permainan. Pikirkan stop loss sebagai teman yang menjaga kamu dari kerugian yang lebih besar.
---
Fokus ke Proses, Bukan Hasil
Nah, ini nih yang sering bikin mental kita goyah. Banyak trader terlalu fokus sama hasil setiap trade, apakah profit atau rugi, sampai lupa bahwa yang terpenting sebenarnya adalah proses.
Bikin rencana trading yang jelas dan patuhi itu. Jangan terlalu terjebak dengan hasil jangka pendek. Ingat, ini maraton, bukan sprint. Kamu nggak harus menang di setiap trade, yang penting kamu tetap berpegang pada rencanamu dan mengelola risiko dengan baik.
Visualisasi: Bayangkan Worst-Case Scenario
Sebelum trading, ada baiknya kamu membayangkan skenario terburuk. Misalnya, kamu entry posisi, terus harga malah bergerak melawan arah analisismu. Gimana perasaanmu? Kalau bisa tetap tenang meskipun kamu bayangkan skenario buruk ini, berarti kamu udah lebih siap secara mental.
Latihan pernapasan juga bisa membantu. Saat merasa cemas, coba tarik napas dalam-dalam, tahan sebentar, lalu hembuskan perlahan. Ini cara sederhana untuk mengendalikan pikiran dan menurunkan tekanan psikologis saat trading.
---
Jadikan Setiap Kerugian Sebagai Pelajaran
Oke, let's be real. Nggak ada yang suka rugi. Tapi, rugi itu bagian dari trading yang nggak bisa dihindari. Jadi, daripada terus-menerus takut rugi, lebih baik ubah mindset. Setiap kali rugi, tanya pada diri sendiri, “Apa yang bisa gue pelajari dari sini?” Mungkin ada kesalahan teknis, atau mungkin kamu terlalu terbawa emosi.
Setelah evaluasi, catat pelajaran tersebut dan jangan ulangi lagi kesalahan yang sama. Anggap rugi sebagai guru yang ngasih kamu pengalaman berharga.
---
Trading Berlebihan? Ambil Waktu Istirahat
Kalau kamu merasa emosional atau terlalu sering trading, mungkin saatnya istirahat sebentar. Ambil waktu untuk menjauh dari pasar, recharge, dan kembalilah dengan pikiran yang lebih jernih. Trading berlebihan hanya akan membuatmu semakin stres dan meningkatkan kemungkinan buat mengambil keputusan buruk.
---
Buat Jurnal Trading: Catat Semuanya
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi ketakutan dan rasa cemas saat trading adalah dengan membuat jurnal. Catat setiap trade yang kamu lakukan—mulai dari analisis, alasan entry, bagaimana perasaanmu saat itu, dan hasilnya. Ini akan membantumu mengenali pola-pola emosi yang mungkin sering kamu alami.
Dengan jurnal, kamu bisa menganalisis bukan hanya hasil trading, tapi juga bagaimana emosi memengaruhi keputusanmu. Ini bisa jadi kunci untuk memahami dan mengatasi rasa takut yang selama ini menghalangimu.
---
Kesimpulan
Ketakutan saat trading itu wajar, terutama kalau kamu baru saja mengalami margin call atau kerugian besar. Tapi, dengan pengelolaan risiko yang tepat, disiplin, dan pendekatan yang lebih santai terhadap hasil, kamu bisa mengurangi rasa takut itu.
Ingat, trading itu bukan tentang selalu menang. Yang penting adalah bagaimana kamu mengelola risiko dan terus belajar dari setiap trade. Semakin kamu fokus pada proses dan bukan hasil, semakin besar peluangmu untuk sukses di jangka panjang. S o, take it easy, stay cool , dan jangan biarkan ketakutan mengendalikan tradingmu.
---
Semoga artikel ini bisa membantu kamu yang lagi berjuang mengatasi ketakutan dalam trading. Tetap semangat dan happy trading!
Pertemuan Saya Dengan Trader Sukses Dengan Pengalaman 10 TahunBaru-baru ini, saya berkesempatan bertemu dengan seorang trader berpengalaman yang telah lebih dari satu dekade berkecimpung di dunia trading. Dari pertemuan ini, saya belajar beberapa hal berharga yang ingin saya bagikan kepada komunitas Tradingview.
1. Terimalah Kebosanan 📉
Trading bukanlah tentang selalu berada dalam aksi. Terkadang, kebosanan adalah teman terbaik Anda. Sering kali, trading terbaik justru terjadi ketika kita bersabar dan menunggu setup dengan probabilitas tinggi. Jangan tergoda untuk selalu aktif melakukan transaksi.
2. Kesabaran adalah Kunci 🔑
Trader berpengalaman ini menekankan pentingnya kesabaran dalam trading. Menunggu momen yang tepat bisa berarti perbedaan antara profit dan loss. Ingat, bukan jumlah transaksi yang penting, tetapi kualitas dari setiap transaksi.
3. Fokus pada Rencana Trading 📝
Memiliki rencana trading yang jelas dan disiplin untuk mengikutinya adalah hal yang sangat penting. Rencana ini harus mencakup kapan masuk dan keluar dari posisi, serta manajemen risiko yang tepat.
4. Manajemen Risiko yang Baik 💼
Jangan pernah meremehkan pentingnya manajemen risiko. Pastikan Anda tidak mempertaruhkan lebih dari yang Anda mampu untuk kehilangan. Dengan manajemen risiko yang baik, Anda dapat melindungi modal Anda dan tetap dalam permainan untuk jangka panjang.
5. Terus Belajar dan Beradaptasi 📚
Dunia trading selalu berubah. Jangan pernah berhenti belajar dan beradaptasi dengan kondisi pasar. Ikuti perkembangan terbaru dan selalu cari cara untuk meningkatkan strategi trading Anda.
Pertemuan ini memberikan saya wawasan berharga tentang pentingnya kesabaran, disiplin, dan manajemen risiko dalam trading. Semoga edukasi ini bermanfaat bagi komunitas kita dan membantu kita semua menjadi trader yang lebih baik.
Selamat trading dan semoga beruntung!
Cutloss dan perang MahabrataGugurnya Putra Arjuna, Abimanyu
Mahabharata adalah kisah peperangan kuno antara Pandawa dan Kurawa. Semuanya bermula dari sengketa hak pemerintahan atas negara Astina Pura yang berujung pada perang Bharatayudha yang berlangsung selama 18 hari.
Salah satu tokoh dalam peperangan ini adalah Abimanyu, yang merupakan anak dari Arjuna. Saat perang berlangsung, umurnya masih 16 tahun.
Diceritakan pada hari ke 13 peperangan, Kurawa menyusun formasi perang mereka dalam bentuk roda atau lingkaran. Formasi ini tersusun dari ribuan prajurit yang membentuk lingkaran besar berlapis-lapis yang membuatnya rumit dan susah untuk ditembus.
Formasi ini disebut Cakrabyuha,formasi yang diciptakan oleh Bagawan Drona, Panglima pasukan Kurawa.
Dalam perang tersebut, formasi ini memakan banyak korban dari pihak Pandawa. Khawatir akan kejatuhan korban yang lebih banyak lagi, Abimanyu mengajukan diri untuk masuk ke dalam formasi tersebut untuk membunuh panglima Kurawa karena dia memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara masuk ke formasi ke lingkaran tersebut. Namun walaupun dia tahu cara memasuki formasi tersebut dia tidak tahu bagaimana cara keluar.
Setelah Abimanyu masuk anggota keluarga Pandawa yang lain dan beberapa pasukan sekutu mereka memutuskan untuk ikut masuk juga ke dalam formasi tersebut untuk membantu Abimanyu keluar dari formasi tersebut, Namun dalam perjalanan masuk kedalam, para pandawa tidak dapat mengikuti langkah Abimanyu karena dihadang oleh Jayadrata.
Singkat cerita, Abimanyu terjebak sendiri di dalam formasi tersebut. Dia tidak tahu cara keluar dan memutuskan untuk bertempur dengan beberapa perwira dari pihak Kurawa secara bergantian. Dia berhasil membunuh Laksamana, putra Duryodhana. Mengetahui kematian putra kesayangannya, Duryodhana murka dan memerintahkan perwira-perwira terbaiknya untuk secara bersamaan menyerang Abimanyu.Pertempuran berlangsung sengit dimana kuda dan kusir Abimanyu pada akhirnya terbunuh.
Dalam keadaan terdesak, Abimanyu hanya mengandalkan roda kereta kudanya sebagai perisai dari gempuran Panglima Kurawa.
Tidak kuat menghadapi gempuran, Abimanyu akhirnya kalah dan gugur, terbunuh oleh Gada salah satu perwira Kurawa. Dia gugur sebagai pahlawan perang di usia yang sangat muda, meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anak mereka, Parikesit. Keturunan terakhir dari Arjuna.
Cerita diatas bisa menjadi prinsip dalam trading dimana sebelum anda merencanakan masuk ke dalam sebuah anda terlebih dahulu harus cara keluar nanti jika keadaan ternyata tidak sesuai ekspektasi dan agar tidak terjebak dalam kerugian yang lebih besar jika ternyata saham tersebut harganya melanjutkan tren penurunan.
Sebagaimana mencari jalan keluar adalah bagian dari strategi peperangan maka menyiapkan skenario cut loss juga merupakan bagian dari sebuah trading plan yaitu risk management. Kerugian adalah bagian dari trading dan penting bagi kita untuk mengetahui cara rugi yang benar (rugi sedikit) sebagai salah satu cara untuk melindungi modal. Sebagaimana kutipan oleh seorang ahli perang China, Sun Tzu:
“Attack is the secret of defense; defense is the planning of an attack.”
“penyerangan adalah rahasia dari sebuah pertahanan, pertahanan adalah perencanaan dari sebuah penyerangan”
Semoga membantu. Mohon maaf jika ada salah kata dan penyampaian
Sumber:
www.timesnownews.com
Trade what you see not what you thinkHalo traders, happy weekend ya
hari ini traderbakaru akan memberi beberapa edukasi untuk mengisi waktu di weekend ini.
topik yang diangkat adalah mengenai objektivitas dalam trading.
Jadi selamat membaca.
Objektivitas dalam trading pada pasar saham harus selalu diutamakan
terutama ketika kita akan memasang posisi pembelian maupun penjualan
"Trade what You See not what you think" begitu kutipan beberapa professional trader dalam memberi wejangannya
dalam perdagangan pasar saham posisi ritel adalah posisi terbawah dalam rantai makanan
oleh karena itu, "trade what you see" ini harus kita pegang dalam melakukan posisi atau membuat trading plan harus melihat berdasarkan obyektifitas dan fakta yang ada pada chart.
Sebaliknya trade what you think berarti melakukan perdagangan dengan apa yang anda pikirkan secara subjektif bukan objektif. Melakukan transaksi yang notabene di dorong oleh emosi, euforia ataupun angan-angan.
Contohnya pada saham KAEF kemarin.
dengan adanya euforia vaksin datang, saham ini melejit dengan sangat drastis digoreng habis-habisan walaupun secara fundamental ya gak terlalu bagus amat, tapi nanti lah itu kita bahas secara teknikal karena sedang trading.
jika anda melakukan trading dengan memegang "trade what you see" maka seharusnya based on technical, pada tanggal 12 Januari anda sudah melakukan penjualan saham ini karena sudah menyentuh angka fibonacci 4,236 dan pada perdagangan hari tersebut sudah kepentok, angka ini fibo ini sudah sangat tinggi sekali technically.
Namun jika anda salah berprinsip dengan "trade what you think" mengarahkan pikiran anda dalam sebuah subyektifitas maka anda akan terjebak dalam jurang yang sangat dalam dan membawa portofolio anda kedalam bencana. Dengan berpikir "oh besok loh tanggal 13 Presiden dan jajaran menterinya vaksin, pasti ARA ini, pasti meroket ini KAEF".
Kemudian apa yang terjadi? Faktanya saham KAEF malah ARB pada hari dimana Presiden kita Bapak Joko Widodo dan stafnya divaksin.
Dan bagaimana kelanjutan saham KAEF. Terjun menuju jurang paling dalam. 2 minggu lebih diguyur habis-habisan.
Bagaimana nasib yang beli tanggal 12 dengan mengedepankan subyektifitas? ya bisa di bayangkan sendiri lah ya minusnya berapa persen
mau average down, average juga masih tinggi, apalagi jika tanpa money management, sampai all in full margin maupun pakai dana panas hutang sana hutang sini, jual macem-macem buat ikutan hype sesaat.
Yang kasian uang buat sekolah, buat berobat malah tergerus padahal niatnya untuk meningkatkan nilainya.
Ini jadi pelajaran untuk kita semua, bahwa selalu mengedepankan obyektifitas dalam trading, dan selalu gunakan uang dingin.
Saham tidak selamanya akan naik, dan tidak selamanya akan turun.
Ada kutipan dari teman sesama trader, bahwa
"Sebuah saham yang mengalami kenaikan secara drastis suatu saat akan mengalami penurunan yang drastis. Begitu juga penurunan yang drastis pasti akan mengalami kenaikan yang drastis suatu saat. Saham yang tidak bergerak suatu saat pasti akan bergerak."
Remember, pasar saham ini bukan tempat untuk hanya mencari kekayaan dalam waktu singkat. Pasar saham dapat menggerus uang anda dalam waktu yang singkat pula.
Happy weekend, semoga bisa menjadi edukasi untuk teman-teman semua
Remember to trade what you see not what you think
#bakarumology
Manipulasi dan keraguan TraderSkenario :
1. Support beberapa kali diuji dan akhirnya (terlihat) breakdown. Mungkin sejumlah trader akan melakukan sell on break support.
Dan meletakkan SL sedikit diatas candle yang melakukan break support tsb. Namun harga membuat pinbar/hammer, kembali naik dan menyentuh SL.
2. Setelah SL tersentuh harga akhirnya melakukan break trendline dan close diatasnya.
Trader akan berpikir ini adalah false break dengan konfirmasi breakout trendline dan menjadi saat untuk melakukan buy dengan SL dibawah low sebelumnya. Namun harga kembali turun dan menyentuh SL untuk kedua kalinya.
3. Setelah SL tersentuh, harga kembali membuat pinbar yang menjadi salah satu indikasi tekanan buyer.
Trader mungkin akan berpikir untuk tidak tertipu sekali lagi dan beranggapan support benar-benar jebol dan memutuskan untuk sell di area SBR dengan SL diatas swing sebelumnya. Namun lagi-lagi harga tidak bersahabat dan menyentuh SL untuk kesekian kalinya.
4. Harga akhirnya membuat impulse keatas dan membentuk bullish pennant yang menjadi pattern continuation.
Dengan pattern ini harusnya trader mengambil posisi buy. Namun karena ragu dan tidak ingin menjadi korban SL untuk kesekian kalinya, trader memutuskan untuk tidak membuka posisi. Dan hasilnya harga benar-benar naik tanpa bisa ikut memperoleh profit.
Setelah terkena SL beberapa kali memang mengganggu emosi kita sebagai trader, namun jika setiap resiko SL sudah kita perhitungkan diawal dan sesuai dengan risk tolerance harusnya tidak terlalu menjadi masalah.
NIKMATI SAJA PROSES INI