ReutersReuters

Fitch Afirmasi XL Axiata di ‘BBB’/’AAA(idn)’; Outlook Stabil

(The following statement was released by the rating agency)

Fitch Ratings-Jakarta-14 December 2020:

Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Issuer Default Rating (IDR) Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Lokal dari operator asing PT XL Axiata Tbk (XL) di 'BBB'. Pada saat bersamaan, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di 'AAA (idn)'. Outlook adalah Stabil.

Daftar lengkap tindakan pemeringkatan terdapat di akhir laporan ini.

Peringkat nasional 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT

Dukungan Axiata Melandasi Peringkat: Peringkat 'BBB' XL mencerminkan kekuatan kredit dari 66% induknya, Axiata Group Berhad (Axiata) yang berbasis di Malaysia, berdasarkan pada hubungan keseluruhan yang kuat antara kedua entitas. Fitch menerapkan kriteria Parent and Subsidiary Linkage kami, dan kami menilai XL secara top-down dari Axiata, mencerminkan kepentingan strategis dan keuangan anak perusahaan untuk induknya. XL tetap menjadi kontributor terbesar EBITDA dan belanja modal Axiata.

Penilaian kami terhadap kekuatan kredit Axiata meliputi ekspektasi bahwa grup akan terus mengelola kebutuhan investasi sambil menjaga profil kreditnya. Kami kemungkinan akan mengambil tindakan pemeringkatan negatif jika Axiata tidak dapat mempertahankan kekuatan kreditnya, yang akan mengakibatkan pada tindakan pemeringkatan serupa terhadap XL.

Profil Kredit Standalone: Profil kredit standalone XL (SCP) di ‘bb+’ mencerminkan leverage bersih perusahaan yang moderat namun keberadaan pasarnya yang lebih lemah dan skala yang lebih kecil daripada operator telekomunikasi terbesar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom, BBB/Stable) dan anak perusahaannya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Omnibus Law baru Indonesia, yang sedang menunggu keputusan Menteri dalam tiga bulan kedepan, akan memberikan keuntungan bagi XL dan perusahaan telekomunikasi kecil melalui pemakaian bersama spektrum untuk teknologi baru. Namun, kami memperkirakan Telkom akan tetap mendominasi pasar dan memimpin dengan jaringan yang kuat, karena infrastruktur jaringan seratnya yang luas merupakan elemen penting dari peluncuran 5G di Indonesia.

Leverage yang Moderat: Fitch memperkirakan funds from operations (FFO) net leverage XL naik menjadi 2.1x-2.4x di 2021 dan 2022 (2019: 1.2x), karena laju perluasan jaringan melampaui ekspansi EBITDA. Strategi ekspansi XL di luar Jawa dan upaya perluasan jaringan serat optik akan membuat belanja modal tetap tinggi, yang akan berkontribusi pada arus kas bebas (FCF) negatif. Pembayaran spektrum yang lebih besar untuk lelang 2.3GHz mendatang dapat memberi tekanan tambahan pada FCF XL. Kami juga memperkirakan pembayaran dividen akan terus bertambah sampai 50% dari laba bersih yang dinormalisasi, sejalan dengan rencana Axiata untuk menaikan minimum rasio pembayaran dari 30%.

Belanja Modal Tinggi: Proyeksi kami mengasumsikan capex/revenue 28-30% di 2021-2022 (2019: 36%), dan ekspansi tahunan dalam sewa pembiayaan (financial lease) sekitar IDR1 triliun-2 triliun, mengingat rencana perluasan jaringan serat optik XL. XL bertujuan untuk menghubungkan lebih dari 50% dari jaringannya pada akhir 2020 (9M20: 40%) dan 60-70% pada akhir 2022. Perusahaan telekomunikasi Indonesia kemungkinan akan menggunakan teknologi evolusi jangka panjang (LTE) untuk memenuhi permintaan data yang kuat selama dua tahun kedepan, mengingat visibilitas terbatas pada alokasi spektrum 5G. Kami berpendapat perusahaan telekomunikasi akan menggunakan kembali spektrum 2G dan 3G untuk layanan 4G guna memenuhi peningkatan lalu lintas data.

Pertumbuhan Satu Digit Menengah: Fitch memperkirakan pendapatan XL tumbuh sebesar satu digit menengah di 2020-2022, didorong oleh perolehan pangsa dan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) yang stabil, yang akan mengimbangi kontribusi marjin yang lebih rendah dari pasar di luar Jawa.

Persaingan kemungkinan akan terus berlanjut, karena operator seluler terus mengadopsi strategi penetapan harga taktis di kluster tertentu, yang bergantung pada kapasitas jaringan yang tersedia dan kemampuan membayar pelanggan. Kami percaya pelaksanaan strategi yang hati-hati dan inisiatif pengendalian biaya sangan penting dalam menghadapi perlambatan ekonomi. EBITDAR operasional XL di 9M20 meningkat 9% yoy, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 5% dan inisiatif pengendalian biaya.

RINGKASAN DERIVASI

XL memiliki posisi yang baik terhadap pesaing terdekatnya PT Indosat Tbk (BBB/AAA(idn)/Stabil), berdasarkan skala operasi selulernya di Indonesia, eksekusi strategis yang kuat, dan leverage bersih yang lebih rendah. Langkah deleveraging Indosat hingga adjusted net debt/EBITDAR di bawah batas 4,0x akan bergantung pada kemampuannya untuk mempertahankan ekspansi EBITDA untuk beberapa kuartal ke depan untuk mendukung program belanja modal tiga-tahun yang ambisius sebesar USD2 miliar.

Operator telekomunikasi terbesar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom, BBB/Stabil) memiliki posisi pasar yang lebih kuat di pasar telepon tetap dan seluler, marjin EBITDA yang lebih tinggi dan leverage bersih yang lebih rendah dari XL. Namun, IDR Telkom terus dibatasi oleh peringkat Indonesia (BBB/Stabil), karena hubungan yang kuat antara perusahaan dan negara melalui kontrol dewan dan keputusan kunci atas operasi dan keuangan.

Pada peringkat nasional, XL diperingkat sama dengan Indosat dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (BBB/AAA(idn)/Stabil). Manfaat dari dukungan induknya di luar negeri membuat XL mendapat peringkat di atas badan usaha energi milik negara, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (BBB-/AA+(idn)/Stabil).

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Asumsi utama dari Fitch yang digunakan untuk rating case perusahaan termasuk:

- Pertumbuhan pendapatan satu digit menengah hingga atas pada 2020-2022, didukung oleh kenaikan pangsa pendapatan dan ekspansi di luar Jawa

- Marjin EBITDAR operasional sebesar 55%-56% (2019: 55%), mencerminkan peningkatan leverage operasi yang mengimbangi tekanan harga

- Rasio capex / revenue rata-rata (tidak termasuk pembayaran spektrum) sebesar 28% -30% pada 2021-2022

- Pembayaran sewa sekitar IDR1 triliun-2 triliun per tahun pada 2020-2022, sejalan dengan upaya perluasan jaringan serat optik untuk meningkatkan kapasitas transportasi jaringan

- Pembayaran dividen berdasarkan 50% dari laba bersih tahun sebelumnya yang dinormalisasi, di atas kebijakan saat ini sebesar 30%.

- Tidak ada M&A atau divestasi

- Biaya bunga rata-rata sekitar 9%-10% pada 2020-2022 (2019: 8%)

SENSITIVITAS PERINGKAT

Perkembangan yang dapat, secara individual atau kolektif, memicu tindakan pemeringkatan positif

- Peningkatan opini kredit Fitch tentang Axiata akan mengarah pada kenaikan peringkat internasional XL, asalkan hubungan di antara kedua entitas tetap utuh.

- Tidak ada tindakan pemeringkatan positif untuk Peringkat Nasional Jangka Panjang 'AAA (idn)', karena perusahaan sudah berada pada peringkat tertinggi pada skala nasional.

Perkembangan yang dapat, secara individual atau kolektif, memicu tindakan pemeringkatan negatif

- Penurunan opini kredit Fitch tentang Axiata

- Pelemahan hubungan dengan Axiata

Skenario Pemeringkatan Terbaik/Terburuk

Peringkat Kredit Skala Internasional Korporsi Non Keuangan memiliki skenario kasus kenaikan peringkat terbaik (didefinisikan sebagai persentil ke-99 dari transisi peringkat, diukur dalam arah yang positif) yaitu tiga notch dalam kurun waktu tiga tahun; dan skenario kasus penurunan peringkat terburuk (didefinisikan sebagai persentil ke-99 dari transisi peringkat, diukur dalam arah negatif) yaitu empat notch dalam kurun waktu tiga tahun. Rentang peringkat kredit dari skenario kasus terbaik dan terburuk untuk semua kategori pemeringkatan berkisar dari ‘AAA’ hingga ‘D’. Peringkat kredit skenario kasus terbaik dan terburuk didasarkan pada kinerja historis. Untuk informasi lebih lanjut mengenai metodologi yang digunakan untuk menentukan peringkat kredit skenario kasus terbaik dan terburuk dalam sektor tertentu https://www.fitchratings.com/site/re/10111579

Likuiditas dan Struktur Utang

Perbaikan Likuiditas: Penjualan tower XL memperkuat likuiditas perusahaan. Namun, kami memperkirakan XL harus membiayai kembali utang jangka pendek yang akan jatuh tempo dan kewajiban sewa sebesar IDR5,3 triliun selama 12 bulan kedepan, karena saldo kas perusahaan per akhir September 2020 hanya IDR3 triliun. Kami percaya bahwa XL mempunyai kemampuan refinancing yang layak, dengan akses ke utang dan pasar modal, termasuk fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar IDR5 triliun, yang termasuk IDR3 triliun fasilitas berkomitmen.

Semua Utang Dalam Rupiah: Utang perusahaan hanya terdiri dari obligasi, sukuk, dan utang dalam Rupiah, sehingga mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Sekitar 41% dari utang perusahaan menggunakan suku bunga tetap, sedangkan 59% sisanya menggunakan suku bunga mengambang.

PERINGKAT-PERINGKAT PUBLIK DENGAN KETERKAITAN KREDIT KEPADA PERINGKAT-PERINGKAT LAIN

Peringkat ‘BBB’ XL mencerminkan kekuatan kredit dari induknya (kepemilikan 66%), Axiata Group Berhad, berdasarkan hubungan yang kuat secara keseluruhan antara entitas.

Referensi untuk Sumber Materi Substansial dikutip sebagai Faktor- Faktor Penggerak Peringkat

Sumber utama informasi yang digunakan dalam analisis dijelaskan dalam Kriteria yang Berlaku.

Pertimbangan-Pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG)

Skor tertinggi pada relevasi kredit ESG adalah 3. Ini berarti ESG merupakan netral terhadap kredit dan hanya memiliki pengaruh minimal terhadap kredit perusahaan, karena sifatnya atau cara perusahaan mengelola hal tersebut. Untuk melihat informasi lebih lanjut mengenai ESG Relevance Scores, dapat diperoleh di www.fitchratings.com/esg.

PT XL Axiata Tbk; Long Term Issuer Default Rating; Affirmed; BBB; Rating Outlook Stable

; National Long Term Rating; Affirmed; AAA(idn); Rating Outlook Stable

; Local Currency Long Term Issuer Default Rating; Affirmed; BBB; Rating Outlook Stable

----senior unsecured; National Long Term Rating; Affirmed; AAA(idn)

Contacts:

Analis Utama

Ana Halim,

Analyst

+62 21 2988 6813

Nasional

PT Fitch Ratings Indonesia

DBS Bank Tower 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof.Dr. Satrio Kav 3-5

Jakarta 12940

Analis Utama

Janice Chong, CPA

Director

+65 6796 7241

Internasional

Fitch Ratings Singapore Pte Ltd.

One Raffles Quay #22-11, South Tower

Singapore 048583

Analis Kedua

Nitin Soni,

Senior Director

+65 6796 7235

Internasional

Ketua Komite

Steve Durose,

Managing Director

+61 2 8256 0307

Media Relations: Leslie Tan, Singapore, Tel: +65 6796 7234, Email: leslie.tan@thefitchgroup.com

Informasi tambahan dapat diperoleh di www.fitchratings.com.

Applicable Model

Numbers in parentheses accompanying applicable model(s) contain hyperlinks to criteria providing description of model(s).

Corporate Monitoring & Forecasting Model (COMFORT Model), v7.9.0 (1)

Additional Disclosures

Solicitation Status

Additional Disclosures For Unsolicited Credit Ratings

Endorsement Status

Endorsement Policy

Peringkat kredit diterbitkan oleh anak perusahaan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, Inc., yang merupakan entitas yang terdaftar di the U.S. Securities and Exchange Commission sebagai organisasi pemeringkat statistik yang diakui secara nasional (Nationally Recognized Statistical Rating Organization (“NRSRO”)). Akan tetapi, anak perusahaan pemeringkat kredit ini tidak terdaftar dalam Butir 3 Form NRSRO (lihat https://www.fitchratings.com/site/regulatory), sehingga tidak berwenang untuk menerbitkan peringkat-peringkat kredit atas nama NRSRO.

Masuk atau buat akun gratis selamanya untuk membaca berita ini