ReutersReuters

Fitch Mengafirmasi Smartfren Telecom pada ‘CCC+(idn)’ dan Menarik Peringkat

(The following statement was released by the rating agency)

Fitch Ratings-Jakarta-10 December 2020:

Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Smartfren Telecom Tbk di ‘CCC+(idn)’ dan di saat bersamaan menarik peringkat tersebut.

Peringkat Nasional ‘CCC(idn)’ mencerminkan resiko gagal bayar yang tinggi relatif terhadap perusahaan atau surat utang di Indonesia.

Fitch telah memilih untuk menarik peringkat Smartfren karena alasan komersial.

FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT

Bergantung pada Pendanaan Eksternal: Peringkat Smartfren tetap dibatasi oleh ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional dan belanja modal dalam jangka menengah tanpa bergantung pada pendanaan eksternal. Kami memperkirakan Smartfren akan tetap bergantung terhadap pembiayaan eksternal untuk membayar utang perusahaan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat (Kuartal-IV 2020: USD37,5 juta; Semester-I 2021: USD37,5 juta; Semester-II 2021: USD37,5 juta). Perusahaan memiliki potensi pendanaan dari waran senilai IDR1,1 triliun pada akhir September 2020, di mana pemegang waran dapat melaksanakan konversi hingga November 2021. Namun, kami tidak memperhitungkan hal ini dalam proyeksi kami dikarenakan ketidakpastian pelaksanaan konversi karena keadaan yang volatil.

Belanja Modal Tinggi Menekan Arus Kas Bebas: Fitch memperkirakan arus kas bebas (FCF) negatif Smartfren akan bertahan dalam jangka menengah karena perusahaan berencana untuk mempertahankan belanja modal yang signifikan untuk memperkuat cakupan 4G long-term evolution (LTE)-nya. Kami memperkirakan arus kas dari operasi (CFO) Smartfren akan tetap tidak mencukupi untuk menutupi belanja modal tahunan yang diproyeksikan sekitar IDR2 triliun-4,5 triliun untuk 2021-2023, meskipun Smartfren telah menunjukan perbaikan CFO. Secara historis, defisit FCF Smartfren tetap tinggi di atas IDR3,8 triliun pada tahun 2018 dan 2019 karena belanja modal yang signifikan di atas IDR2,7 triliun.

Industri telekomunikasi Indonesia membutuhkan investasi yang tinggi secara terus menerus agar dapat tetap kompetitif, terutama karena jangkauan jaringan Smartfren masih tergolong terbatas dibandingkan pemain industri lainnya. Pengurangan investasi dapat mengakibatkan Smartfren menjadi tertinggal lebih jauh dibandingkan dengan kompetitor-kompetitornya yang lebih besar dan berdampak pada momentum pertumbuhannya, walaupun belanja modal pada dasarnya bersifat fleksibel.

Basis Pelanggan Berkembang, Tapi Masih Kecil: Fitch memperkirakan jumlah pelanggan Smartfren akan tetap lebih kecil dibandingkan dengan tiga operator terbesar di Indonesia dalam jangka menengah, meskipun terjadi lonjakan basis pelanggan baru-baru ini. Respons Penerimaan positif terhadap paket terjangkau Smartfren, khususnya unlimited 4G LTE data seharga IDR80.000/bulan, membantu perusahaan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya ke 27,5 juta pada akhir Kuartal-III 2020 dari sebelumnya stagnan di tingkat 11-12 juta di 2016-2018. Namun Jjumlah pelanggan tetap jauh lebih rendah dibandingkan PT XL Axiata Tbk (BBB/AAA(idn)/Stabil) dan PT Indosat Tbk (BBB/AAA(idn)/Stabil), operator terbesar nomor dua dan tiga Indonesia, yang masing-masing memiliki lebih dari 50 juta pelanggan. Kami memperkirakan pertumbuhan jumlah pelanggan Smartfren akan menjadi lebih bertahap disebabkan oleh kompetisi yang tinggi di industri telekomunikasi domestic

Peningkatan Jumlah Pelanggan Krusial untuk Peningkatan Penghasilan: Smartfren akan memerlukan kenaikan basis pelanggan yang substansial untuk mendorong skala ekonomi perusahaan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dan arus kas secara material. Marjin EBITDA marjin yang dilaporkan Smartfren (sebelum penyesuaian PSAK73) meningkat ke 32% di akhir September 2020 dari 19,8% di akhir Desember 2019, walaupun namun masih lebih rendah dibandingkan marjin EBITDA marjin yang dilaporkan (sebelum penyesuaian PSAK73) XL di 50% dan Indosat di 40% karena basis pelanggannya yang lebih rendah. Pertumbuhan basis pelanggan secara berkelanjutan akan bergantung terhadap kemampuan Smartfren untuk terus menawarkan paket yang menarik dan perluasan jaringan 4G-nya. Pertumbuhan pelanggan yang lebih rendah dari ekspektasi kami dapat melemahkan coverage Smartfren karena profitabilitas yang lebih rendah mungkin tidak cukup untuk menutupi investasi instensifnya.

Perbaikan pada pendapatan dan arus kas Smartfren juga akan bergantung pada keberlanjutan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU). Fitch memperkirakan ARPU campuran Smartfren turun ke IDR28.400 di 2020 dan 2021 dari IDR33.200 di 2019. Ini akan didorong oleh rencana Smartfren untuk terus menawarkan paket terjangkau dibawah IDR50.000/bulan untuk mendapatkan pelanggan dari segmen pendapatan menengah-bawah yang sensitif terhadap harga dan meningkatkan basis pelanggannya sehingga dapat bersaing melawan tiga operator domestik terbesar.

RINGKASAN DERIVASI

Peringkat Smartfren didorong oleh likuiditas yang lemah meskipun terjadi perbaikan pada arus kas. Kami melihat bahwa Smartfren akan tetap sangat bergantung terhadap sumber likuiditas eksternal yang tidak pasti untuk menutupi kekurangan kas karena kami memperkirakan arus kas yang dihasilkan secara internal masih tidak cukup untuk mendanai belanja modal yang besar dan pembayaran utang. Peringkat juga merefleksikan coverage yang lemah dan eksposur mata uang asing yang tinggi. Risiko-risiko tersebut merupakan karakteristik dari peringkat kategori 'CCC(idn)', namun kami memeringkat perusahaan di ‘CCC+(idn)’ karena kami memperkirakan Smartfren untuk memiliki coverage yang cukup untuk membayar beban bunganya untuk 18 bulan kedepan.

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Asumsi utama dari Fitch untuk rating case perusahaan meliputi:

- Basis pelangggan meningkat sebesar tiga juta per tahun. Asumsi kami berdasarkan pertumbuhan pelanggan Smartfren pada 2019 sebesar 11,2 juta dan Semester-I 2020 sebesar 2,5 juta. Asumsi penambahan pelanggan per tahun pada rating case kami jauh di bawah asumsi manajemen (2020: 6,5 juta, 2021: 13 juta, 2022-2023: 14 juta);

- ARPU campuran menurun sampai IDR27.200 pada tahun 2023. Kami memproyeksikan ARPU Smartfren akan terus menurun seiring dengan strategi manejemen untuk meningkatkan basis pelanggan dengan menawarkan paket dengan proposisi nilai terbaik;

- EBITDA (setelah penyesuaian PSAK73) akan berada di sekitar 10-12%. Penyesuaian PSAK73 kami memangkas marjin EBITDA marjin yang dilaporkan Smartfren sebesar 19,8% di 2019 dan 32% di 9M2020 menjadi 14,0% dan 9,8%, masing-masing, karena adanya penambahan biaya sewa pembiayaan sebagai beban operasi. Namun, kami memperkirakan perbaikan bertahap pada hasil EBITDA-nya yang ditopang oleh pertumbuhan basis pelanggan Smartfren dalam jangka menengah;

- Ekspektasi kami untuk belanja modal yang ditarik ke depan sedikit berbeda dengan proyeksi kami sebelumnya berdasarkan rencana investasi terbaru manajemen. Manajemen berencana untuk berinvestasi di lebih banyak base transceiver station dalam proyeksi barunya, menanggapi penerimaan positif pasar terhadap produknya pada tahun 2019. Manajemen mengkonfirmasi bahwa belanja modal dapat disesuaikan berdasarkan realisasi pendapatan atau pertumbuhan pelanggan dan ketersediaan pendanaan;

- Kami tidak akan memperhitungkan pendanaan setara ekuitas seperti konversi waran dan mandatory convertible bond dikarenakan ketidakpastian dari transaksi ini. Kami berasumsi bahwa perusahaan akan dapat mendapatkan utang tambahan untuk kebutuhan belanja modal kerjanya dari utang bank.

SENSITIVITAS PERINGKAT

Sensitivitas tidak berlaku karena peringkat telah ditarik.

Likuiditas dan Struktur Utang

Likuiditas yang Ketat, Akses Pendanaan Terbatas: Smartfren mempunyai kas tersedia sebesar IDR830 miliar (termasuk kolateral kas IDR9 miliar) dan sisa fasilitas IDR1.788 miliar per akhir September 2020 dibandingkan utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan sebesar IDR1.050 miliar. Likuiditas Smartfren tetap didukung oleh pendanaan eksternal dari China Development Bank (A+/Stabil) dan Niven Holdings Limited. Utang USD45 juta yang ditarik pada Semester-I 2020 membantu perusahaan untuk membayar utang jatuh tempo sebesar USD22,5 juta.

Kami berpendapat bahwa kemampuan pendapatan kas yang lemah dan likuiditas Smartfren yang ketat akan memaksa perusahaan untuk tetap bergantung pada pendanaan eksternal dari offshore bank dan pendanaan setara ekuitas yang tidak pasti seperti konversi dari waran dan penerbitan mandatory convertible bond. Waran yang dilaksanakan di 2019 sebesar IDR2,48 triliun. Dalam sembilan bulan hingga September 2020, waran senilai IDR231,800 telah dilaksanakan. Smartfren melakukan konversi mandatory convertible bond menjadi saham Seri C sebesar IDR2,2 triliun dan IDR3,4 triliun masing-masing di Kuartal-II 2019 dan Kuartal-III 2020. Konversi mandatory convertible bond tidak mempengaruhi likuiditas Smartfren karena tidak ada uang tunai yang dihasilkan dari konversi tersebut.

Penarikan Peringkat

Fitch telah memilih untuk menarik peringkat Smartfren karena alasan komersial.

RINGKASAN DARI PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN

Sesuai dengan kriteria Fitch yang telah direvisi, kami telah menyesuaikan EBITDA yang dilaporkan dengan memperhitungkan biaya sewa sebagai biaya operasional dalam laporan laba rugi dan arus kas. Smartfren mengadopsi PSAK73 mulai 1 Januari 2020.

PT Smartfren Telecom Tbk; National Long Term Rating; Affirmed; CCC+(idn)

; National Long Term Rating; Withdrawn; WD(idn)

Contacts:

Analis Utama

Ana Halim,

Analyst

+62 21 2988 6813

PT Fitch Ratings Indonesia

DBS Bank Tower 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof.Dr. Satrio Kav 3-5

Jakarta 12940

Ketua Komite

Steve Durose,

Managing Director

+61 2 8256 0307

Media Relations: Leslie Tan, Singapore, Tel: +65 6796 7234, Email: leslie.tan@thefitchgroup.com

Informasi tambahan dapat diperoleh di www.fitchratings.com.

Applicable Model

Numbers in parentheses accompanying applicable model(s) contain hyperlinks to criteria providing description of model(s).

Corporate Monitoring & Forecasting Model (COMFORT Model), v7.9.0 (1)

Additional Disclosures

Solicitation Status

Endorsement Status

Endorsement Policy

Peringkat kredit diterbitkan oleh anak perusahaan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, Inc., yang merupakan entitas yang terdaftar di the U.S. Securities and Exchange Commission sebagai organisasi pemeringkat statistik yang diakui secara nasional (Nationally Recognized Statistical Rating Organization (“NRSRO”)). Akan tetapi, anak perusahaan pemeringkat kredit ini tidak terdaftar dalam Butir 3 Form NRSRO (lihat https://www.fitchratings.com/site/regulatory), sehingga tidak berwenang untuk menerbitkan peringkat-peringkat kredit atas nama NRSRO.

Masuk atau buat akun gratis selamanya untuk membaca berita ini