Wujudkan Mimpi Punya Rumah Hijau, Jadi Upaya Keberlanjutan Bank Mandiri
Mimpi Iqbal Abdul Aziz memiliki hunian akhirnya tercapai. Bukan sekadar rumah tapi rumah hijau berhasil dia miliki setelah melakukan akad KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui Bank Mandiri.
Karyawan pabrik PT Kenda Rubber Indonesia di Serang, Banten, yang juga menjadi nasabah setia Bank Mandiri, ini memang telah lama memimpikan punya rumah untuk istri dan kedua anaknya.
Dia akhirnya tertarik membeli rumah di Cikande Business Residence, yang terletak di Desa Koper, Cikande, Serang, usai menerima informasi dari rekan sejawatnya soal program pembiayaan rumah subsidi berkonsep green house alias rumah hijau dari Bank Mandiri.
Lokasinya yang terbilang strategis menjadi salah satu alasan utama pria berusia 29 tahun ini mengangsur Rp 1,27 juta per bulan selama 15 tahun demi hunian tersebut.
"Akses tidak sulit, lagi pula lokasinya dekat rumah orangtua dan saudara. Areanya tidak rawan banjir dan tidak macet. Itu jadi keinginan terbesar saya," ucap Iqbal kepada Kontan.co.id, Sabtu (11/1).
Bukan hanya mendapat hunian yang nyaman, Iqbal bilang, kelak, rumah yang dia dan keluarganya tempati memiliki keunggulan yang berbeda. Sebab, rumahnya dibangun dengan material yang menggunakan teknologi energi berkelanjutan.
"Saya lihat, konsep rumahnya go green dan program ini bagus," sebutnya.
Ya, kebijakan perbankan yang memfasilitasi nasabah untuk mendapat rumah subsidi berkonsep rumah hijau memang bukan isapan jempol semata.
Pasalnya, pada Desember 2024 lalu, Bank Mandiri telah menjalin kerjasama pembiayaan dan pemasaran dengan PT Delta Mitra Sejahtera untuk pengembangan Cikande Business Residence (CBR), perumahan bersubsidi dengan konsep pembangunan hijau dan berkelanjutan.
Bank Mandiri membiayai pembangunan 1.012 unit rumah bersubsidi dengan skema FLPP yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menurut Bowo Hartanto, Consumer Loan Manager Bank Mandiri Cabang Cilegon, program pembiayaan ini menarik minat banyak nasabah. "Untuk pembeli cukup banyak," kata Bowo.
Tak hanya memberikan akses pembiayaan untuk hunian yang berkualitas dan terjangkau, Bank Mandiri juga berkomitmen mendukung rumah ramah lingkungan dan menekan emisi karbon sesuai Program Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) yang digagas pemerintah.
"Perumahan bersubsidi berkonsep green house ini adalah bentuk nyata komitmen kami dalam mendukung transisi energi berkelanjutan yang adil dan terjangkau," ujar Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto.
Dia melanjutkan, pembiayaan 1.012 rumah bersubsidi ini menjadi proyek pertama di Indonesia yang mengadaptasi standar bangunan hijau. "Meliputi mitigasi, adaptasi, sertifikasi, dan skema pembiayaan kreatif untuk perumahan hijau," jelas Aquarius.
Sekedar informasi saja, Cikande Business Residence merupakan perumahan yang berhasil meraih Sertifikat Bangunan Gedung Hijau dengan peringkat Utama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebagai bagian dari program percontohan pembangunan perumahan hijau di Indonesia.
Komitmen dukung properti hijau
Komitmen Bank Mandiri mendukung pengembangan properti hijau melalui inovasi produk keuangan berkelanjutan memang tak main-main.
Hingga Juni 2024 saja, Bank Mandiri telah mencatat penyaluran kredit untuk kategori bangunan berwawasan lingkungan yang memenuhi standar/sertifikasi dengan capaian Rp 6,9 triliun atau meningkat 100% secara year on year (yoy).
Kredit tersebut mencakupi pembiayaan retail dalam bentuk program KPR Hijau yang berkontribusi terhadap peningkatan total portofolio berkelanjutan Bank Mandiri menjadi Rp 278 triliun atau tumbuh 14% yoy pada periode yang sama.
Aquarius menjelaskan, KPR Hijau merupakan fasilitas pembiayaan bagi nasabah untuk membeli properti rumah yang telah memiliki sertifikasi bangunan hijau dari lembaga pemeringkat.
Sejak diluncurkan pada Mei 2024, KPR Hijau juga menawarkan berbagai promo untuk menarik minat nasabah. Di antaranya suku bunga rendah sebesar 2,7%, biaya down payment (DP) 0%, dan keringanan biaya KPR.
"Insentif ini diharapkan dapat membuat produk KPR Hijau menarik lebih banyak nasabah, sehingga meningkatkan minat dan kesadaran pada properti hijau," tutur Aquarius.
Ari Tri Priyono, Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) mengapresiasi langkah yang dilakukan Bank Mandiri akan produk KPR Hijau.
Baginya, upaya yang dilakukan perbankan itu dalam membiayai perumahan hijau, termasuk memberikan insentif, bisa menarik minat konsumen maupun pengembang akan eco-friendly products.
"Ini akan menambah ketertarikan, baik konsumen maupun pengembang. Ini menarik pengembang untuk mengembangkan rumah-rumah berkonsep hijau. Jadi ini bagus untuk masa depan rumah hijau," kata Ari.
Saat ini, Ari mengungkapkan, memang, pengembangan rumah hijau memang belum masif. Namun, pengembangannya terus didorong oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah juga perbankan.
Ditambah, kepedulian konsumen terhadap lingkungan turut membuat ketertarikan pada properti hijau berkembang. Menurutnya, dari sisi permintaan, saat ini masyarakat kalangan menengah ke atas mulai berminat pada rumah berkonsep hijau.
Permintaan inilah yang direspons para pengembang. Dia mengatakan, dari sisi supply, pengembang mulai menyerap beberapa hal dari konsep green building. Dia memastikan bahwa pengembangan rumah hijau ini dilakukan untuk seluruh segmen masyarakat.
Untuk rumah yang lebih terjangkau, para pengembang memperhatikan sisi penghijauannya, misalnya, menghadirkan taman atau perumahan dengan penanaman berbagai pohon-pohon.
Tentunya, bangunan yang dihadirkan pun akan ramah lingkungan, yakni rumah dengan banyak bukaan, pencahayaan cukup, dan lainnya.
Sementara rumah untuk kalangan menengah ke atas, selain menghadirkan desain rumah yang ramah lingkungan, juga memperhatikan material bangunan, hingga tata lingkungannya.
Dukung Program 3 Juta Rumah
Kerjasama dengan PT Delta Mitra Sejahtera juga sebagai salah satu langkah Bank Mandiri untuk mendukung Program 3 Juta Rumah, salah satu program yang tengah digenjot pemerintah.
Program 3 Juta Rumah merupakan salah satu cara yang disebut bisa mengatasi persoalan backlog perumahan di Indonesia.
Ari pun sepakat, upaya untuk mencapai target 3 juta rumah per tahun ini harus didukung semua pihak, termasuk perbankan. "Kita sudah sama-sama memahami bahwa Program 3 Juta Rumah tidak mungkin terjadi kecuali dengan gotong royong. Bersama-sama," tegasnya.
Bila Program 3 Juta Rumah ingin terealisasi, dia menegaskan, produksi rumah baru per tahun harus ditingkatkan secara signifikan. Soalnya, capaian pembangunan rumah baru setiap tahunnya hanya sekitar 500.000 hingga 600.000 unit. Rumah-rumah tersebut pun sudah dari seluruh segmen masyarakat.
Dia melanjutkan, dukungan perbankan pun harus menyasar dua sisi, mulai dari masyarakat sebagai pelaku kredit perumahan, juga bagi pengembang yang memerlukan modal tambahan.
Adapun untuk mendukung sektor perumahan tahun ini, APBN menganggarkan Rp 5,27 triliun untuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Lalu, anggaran sebesar Rp 35 triliun akan ditujukan untuk pembiayaan perumahan.
Bila diperinci, pembiayaan perumahan tersebut dianggarkan untuk FLPP sebesar Rp 28,2 triliun untuk 220.000 unit, Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) Rp 0,98 triliun untuk 240.000 unit, Subsidi Selisih Bunga (SSB) Rp 4,52 triliun untuk 743.940 unit, dan Tapera Rp 1,8 triliun untuk 14.200 unit.