Optimis Capai Pendapatan US$ 240 Juta di 2024, Simak Target J Resources (PSAB) 2025
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) optimis kinerjanya akan berkilau sejalan dengan lonjakan harga komoditas emas. Perseroan yakin bisa membukukan pendapatan di level US$ 230 juta - US$ 240 juta pada akhir 2024.
Target tersebut mencerminkan kenaikan sekitar 35%-41% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar US$ 170,14 juta. Pendapatan PSAB terdongkrak oleh kenaikan volume produksi saat harga emas naik tinggi.
Direktur J Resources Asia Pasifik, Sanjaya J. yakinsampai tutup tahun 2024, PSAB bisa mencapai target produksi emas di level 100.000 ounces. Tumbuh lebih dari 6% dibandingkan produksi tahun lalu sebesar 93.700 ounces.
Sampai dengan bulan November, PSAB telah memproduksi sebanyak 93.027 ounces emas dengan nilai penjualan sebesar US$ 217,25 juta. Meski telah membuka target pendapatan, tapi Sanjaya belum merinci berapa target laba bersih PSAB untuk tahun ini.
Dia hanya memberikan gambaran, PSAB akan menjaga biaya tunai (cash cost) sekitar US$ 1.200 - US$ 1.300 per ounces. Dengan begitu, posisi EBITDA dari PSAB bisa mencapai 40%-50% dari revenue.
Hingga kuartal III-2024, kinerja PSAB berkilau dengan berhasil membalikkan rugi menjadi laba. PSAB meraih laba bersih senilai US$ 4,45 juta sampai September 2024. Dibandingkan rugi US$ 13,40 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perbaikan bottom lineini sejalan dengan kenaikan top line. Penjualan PSAB tumbuh 86,78% secara tahunan dari US$ 93,08 juta menjadi US$ 173,86 juta dalam sembilan bulan 2024.
Sanjaya pun yakin PSAB bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Dengan asumsi tingkat harga emas bisa bertahan di sekitar level saat ini. Adapun, harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) emas PSAB per November mencapai sekitar U$ 2.300 per ounces.Sedangkan harga emas global saat ini sudah berada di atas level US$ 2.600 per ounces.
"Ekspektasi revenue tahun ini US$ 230 juta - US$ 240 juta dengan ASP sampai November sekitar US$ 2.300. Kalau tahun depan harga tetap di US$ 2.600, pasti (kinerja PSAB) lebih tinggi dari tahun ini," kata Sanjaya dalam paparan publik, Jumat (13/12).
Proyeksi 2025
Direktur Utama J Resources Asia Pasifik Edi Permadi meyakini prospek komoditas emas pada tahun depan masih tetap berkilau. Permintaan dan harga emas bisa lanjut menguat di tengah dinamika geo-politik yang masih diselimuti ketegangan.
"Saya pikir akan terus menguat, secara geopolitik seperti di Timur Tengah dan Ukraina, masih begitu. Investasi yang cukup aman ada di emas. Jadi (prospek emas) cukup kuat untuk tetap bertahan di sekitar level harga sekarang," terang Edi.
Secara operasional, PSAB akan menjaga level produksi di sekitar 100.000 ounces pada tahun depan. Tulang punggung produksi emas PSAB masih berada di Blok Bakan dan Penjom. Ke depan, produksi emas PSAB bakal terdongkrak oleh kontribusi dari proyek tambang emas Doup.
PSAB ingin memastikan penggunaan teknologi pemrosesan yang tepat, sehingga tingkat recoverydi proyek Doup bisa optimal. Edi membuka kemungkinan target operasional proyek Doup bisa bergeser dari semula di akhir tahun 2025 menjadi di 2026.
"Tapi harapannya tetap kami coba di akhir tahun depan," kata Edi.
Soal proyek Doup, Sanjaya membeberkan tambang emas yang berlokasi di Bolaang Mongondow Timur - Sulawesi Utara ini membutuhkan investasi sekitar US$ 400 juta. Sampai saat ini, PSAB telah mengucurkan investasi sekitar US$ 70 juta.
Proyek Doup bakal menjadi pendongkrak kinerja PSAB. Setelah beroperasi, Doup diproyeksikan bisa memproduksi sebanyak 140.000 - 155.000 ounces emas per tahun.
Ketika dijumlah dengan produksi emas dari Blok Bakan sekitar 80.000 - 90.000 ounces, maka produksi PSAB setelah proyek Doup beroperasi akan di atas 200.000 ounces. Dengan proyeksi umur tambang selama 14 tahun, pada estimasi tingkat harga emas saat ini Doup berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar US$ 3 miliar.
Lonjakan kinerja keuangan dan prospek PSAB telah menarik perhatian pelaku pasar. Tampak dari harga saham PSAB yang telah mengakumulasi kenaikan 243,18% secara year to date. Pada perdagangan Jumat (13/12), harga PSAB ditutup melemah 2,58% ke posisi Rp 302 per saham.