KontanKontan

Reli Harga Emas Berlanjut, Disokong Potensi Penurunan Suku Bunga AS

KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Harga emas menguat di akhir pekan dan berada dalam minggu terbaiknya dalam lima pekan terakhir. Di mana, harga emas batangan membangun momentum yang dipicu oleh data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah pada minggu ini, yang memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Jumat (10/5), harga emas spot ditutup menguat 0,6% ke level US$ 2.360,5 per ons troi. Ini membuat emas spot menguat 2,6% sepanjang pekan ini.

Sejalan, harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Juni ditutup menguat 1,5% ke US$ 2.375, per ons troi. Ini membuat emas melonjak 2,9% di pekan ini.

Di sesi sebelumnya, emas naik lebih dari 1% setelah data menunjukkan kenaikan klaim mingguan tunjangan pengangguran negara yang lebih besar dari perkiraan.

Lonjakan pembelian emas sebagian besar didorong secara teknis, namun data penggajian minggu lalu dan data klaim pengangguran awal pada hari Kamis memberikan dukungan, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

Baca Juga: Harga Emas Berada di Level Tertinggi Lebih dari Dua Pekan

“Kekhawatiran mengenai situasi ketenagakerjaan sering kali menjadi hambatan pertama dalam perekonomian dan dapat mendorong penurunan suku bunga pertama The Fed,” tambah Streible.

Pasar keuangan memperkirakan bank sentral AS akan mulai mengurangi siklusnya pada bulan September.

Suku bunga yang lebih rendah umumnya cenderung meningkatkan daya tarik emas batangan karena tidak memberikan bunga.

Investor sekarang menantikan data indeks harga produsen dan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis minggu depan, yang keduanya dapat berdampak signifikan pada harga emas dan perak.

“Jika kita mendapatkan data inflasi yang panas atau bahkan data inflasi yang hangat minggu depan, hal itu akan menghilangkan anggapan bahwa The Fed mungkin dapat menurunkan suku bunga secepatnya pada bulan September,” kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco.

Sementara itu, harga emas dalam negeri yang hampir mencapai rekor tertinggi menghambat permintaan emas fisik di India, konsumen terbesar kedua di dunia, selama festival besar.