KontanKontan

Papan Ekonomi Baru Jadi Katalis Positif Perusahaan Teknologi

Setelah melakukan sosialisasi pada pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya merilis Papan Pencatatan Ekonomi Baru pada, Senin (5/12).

Sejauh ini, papan new economy ini memasukkan tiga emiten yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).

Ketiganya dikenal sebagai perusahaan teknologi startup pemilik platform digital dan turut mendorong perkembangan ekonomi digital di tanah air.

Mengacu pada informasi yang disampaikan BEI, Papan Ekonomi Baru merupakan papan pencatatan yang disediakan untuk saham perusahaan teknologi yang memiliki manfaat sosial dan pertumbuhan tinggi. Papan ini setara dengan Papan Utama.

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menjelaskan, pindahnya saham GOTO, BUKA & BELI ke Papan Ekonomi Baru dapat menjadi katalis positif untuk saham teknologi ke depannya.

Menurut Farras, belakangan ini BEI memang melakukan inovasi dan transformasi dari sisi klasifikasi pencatatan maupun indexing. Semakin banyak indeks, maka akan semakin variatif untuk investor terutama fund manager.

“Ini akan menjadi opportunity untuk pengembangan produk investasi berbasis saham yang sifatnya tematik. Sekarang sudah ada ESG dan New Economy. Ini dua tema investasi yang disukai investor asing. Tentu saham yang masuk ke indeks tersebut bisa menjadi stock pick para investor tadi,” kata Farras dalam keterangannya.

Dengan adanya papan baru ini, Farras juga menyoroti kinerja keuangan GOTO yang terus membaik dan akan semakin terlihat dengan adanya inovasi regulator ini.

Salah satu hal paling menarik, ketika perusahaan menghemat insentif, bakar uang dan operasional, jumlah pengguna masih terus tumbuh begitu juga pendapatannya.

“Ini menarik karena harga saham yang sudah terdiskon bisa menjadi opportunityterutama setelah badai ekonomi mereda. Sebagai investor kita harus forward looking, rasional dan tidak terjebak pada sentimen jangka pendek,” kata Farras.

Soal stock picksdi papan new economy, menurut Raditya Krisna Pradana, analis Kanaka Hita Solvera, GOTO memiliki keunggulan dibandingkan peers. Terutama dari sisi valuasi, bobot dan market cap hingga strategi bisnis dan ekosistem.

“GOTO punya market capterbesar, begitu juga bobotnya terhadap IHSG. Artinya kalau fund managermau beli saham untuk dimasukkan ke portofolio, mereka akan cenderung membeli saham dengan bobot terbesar dengan komposisi yang cenderung dominan. Ini positif untuk GOTO. Di sisi lain kalau soal ekosistem, GOTO masih tercatat sebagai paling besar dan paling terintegrasi,” tambah Radit.

Kekuatan ekosistem GOTO tercermin pada nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) mencapai Rp 451 triliun hingga periode 9 bulan 2022 dengan total pengguna yang bertransaksi mencapai 67 juta users dan nilai kapitalisasi pasar Rp 156,3 triliun.

GTV adalah total nilai transaksi yang diproses dalam aplikasi. GTV GOTO ditopang tiga ekosistem utamanya yakni Tokopedia (e-commerce), GoTo Finansial (fintech) dan Gojek (on-demand).

“Bisnis GOTO yang ditopang oleh tiga segmen dengan value propositionunik ini menjadi kunci penting daya saing dan produktivitas GOTO. On-demandsebagai margin driver, e-commerce sebagai size driverdan fintech sebagai growth driverdan ecosystem enabler. Ini yang tidak dimiliki yang lain yang cenderung terkonsentrasi di e-commerce saja,” jelas Radit.

Namun belakangan ini harga saham GOTO sedang bergerak downtrendseiring dengan dibukanya penguncian saham investor pra-IPO (lock-up period). Menariknya, secara umum pandangan analis masih positif terhadap potensi saham GOTO ke depan.

Dari 14 analis yang disurvei Bloombergmaupun Reuters, sebanyak 64% di antaranya memberikan rekomendasi buyuntuk saham GOTO. Sedangkan untuk 14% holddan 21% sell.

Rata-rata target harga saham GOTO yang dipatok oleh konsensus analis tersebut berada di Rp 296/saham. Apabila menggunakan target harga yang dibentuk oleh konsensus tersebut sebagai fair value saham GOTO, maka ada potensi upside sampai 125%.

“Tak hanya itu, teknikal GOTO saat ini juga sangat menarik. GOTO ditutup pada level 132 pada perdagangan Jumat (2/12). Berdasarkan indikator RSI-nya, GOTO saat ini sedang berada pada area oversoldatau jenuh jual. Artinya GOTO sudah berada di akhir penurunannya dan sudah mulai menarik untuk dilakukan akumulasi,” kata Radit.