KontanKontan

Tertekan Suku Bunga Tinggi, Bank Bermodal Mini Ubah Rencana dan Strategi Bisnis

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Naiknya suku bunga acuan ke level 6,25% telah memperpanjang pengetatan likuiditas dan mahalnya biaya dana yang berpotensi menekan kinerja bank-bank bermodal mini pada tahun ini.Tak ayal sejumlah bank mulai mempertimbangkan perubahan pada rencana dan strategi bisnisnya.

PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya, akan melakukansedikit perubahan rencana bisnis bank (RBB) pada tahun 2024.

"Memang ada perubahan RBB akan tetapi tidak signifikan. Sampai dengan bulan Juni 2024, kinerja finansial Bank Oke masih sesuai dengan RBB," ujar Direktur Kepatuhan Bank Oke,EfdinalAlamsyah, kepada Kontan.co.id, Selasa (18/6).

Meski tidak merinci perubahan tersebut, namun Efdinal menjelaskan beberapa hal yang akan dilakukan perseroan sebagai strategi bisnis dalam mempertahankan kinerja bank, yakni dengan melakukan diversifikasi pendapatan dari layanan non-bunga.

Bank Oke juga akan melakukan efisiensi operasional dengan mempercepat transformasi digital untuk mengurangi biaya operasional melalui otomatisasi layanan, melakukan evaluasi biaya operasional yang tidak penting untuk meningkatkan efisiensi.

Selain itu, Bank Okebakal melakukan diversifikasi sumber dana dan meningkatkan manajemen kas dan likuiditas untuk memastikan ketersediaan dana dalam kondisi ketat.

Dari sisi kredit, Efdinal menyebut Bank Oke juga melakukan peningkatan kualitas kredit dengan melakukan analisa kredit yang lebih ketat untuk mengurangi kredit macet, serta meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat kredit macet.

"Di samping itu, Bank juga melakukan kolaborasi dan kemitraan strategis dengan fintech dan lembaga keuangan lainnya untuk memperluas jangkauan layanan dan produk," ungkapnya.

Adapun tahun ini Bank Oke akan fokus pada seluruh segmen bisnis, termasuk segmen ritel, UMKM hingga segmen korporasi.

Senada, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) juga membenarkan adanya tantangan pengetatan likuiditas yang disebabkan kenaikan suku bunga acuan di level 6,25%.

Direktur Utama Bank Maspion, Kasemsri Charoensiddhi, mengatakan, hal tersebut berimbas kepada bank dimana pihaknya harus menyesuaikan tingkat suku bunga yang dapat bersaing di pasar dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), sebagai upaya agar dapat mempertahankan likuiditas yang sehat.

Lebih lanjut,Kasemsri menyebut, salah satu strategi Bank Maspion untuk meningkatkan daya saing bank terutama dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga adalah dengan melanjutkan produk-produk tabungan jangka panjang, kerjasama dengan berbagai mitra baru, serta meluncurkan aplikasi mobile banking baru, yaitu New MEB.

"Melalui New MEB, Bank Maspion menyajikan layanan perbankan digital dengan desain antarmuka (interface) yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah serta beragam fitur baru seperti pembukaan rekening baru dan login dengan menggunakan biometric," ungkapnya kepada Kontan.

Dari sisi kredit, Bank Maspion akan menyasar segmen komersial, dan korporasi, baik pembiayaan proyek maupun kredit sindikasi. Hal ini disebut tidak terlepas dari kolaborasinya bersama KBank Group yang memfasilitasi hubungan bisnis dengan seluruh Kawasan ASEAN.

Sementara itu, Direktur Bisnis PT Bank JTrust Indonesia Tbk Widjaja Hendra mengatakan, strategi untuk menjaga kinerja tahun ini yakni menurunkan biaya dana dengan memperbanyak sumber dana murah (CASA)."Kami memberikan program-program yang menarik untuk meningkatkan CASA," ungkapnya.

Adapun dari sisi kredit Bank JTrust akan fokus ke sektor-sektor industri yang masih bertumbuh, dan menyesuaikan dengan tingkat risiko bank untuk meningkat pendapatan bunga.