Minat Emas Digital Melejit, Transaksi Tembus Rp 41,3 Triliun pada 2024
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi emas digital semakin diminati masyarakat Indonesia seiring dengan tren digitalisasi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas lebih tinggi dibandingkan emas fisik.
Brand Manager LAKUEMAS Esther Napitupulu menyatakan bahwa minat masyarakat terhadap emas digital terus meningkat secara signifikan. Hal ini tercermin dari lonjakan transaksi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
"Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), transaksi emas digital pada 2023 mencapai sekitar Rp 3,22 triliun. Angka tersebut melonjak 1181% menjadi Rp 41,3 triliun pada 2024.," ujar Esther dalam Media Gathering The Palace National Jeweler dan Lakuemas, Senin (10/3).
Menurut Esther, popularitas emas digital didorong oleh kemudahan bertransaksi secara online tanpa perlu mengkhawatirkan biaya penyimpanan.
Berbeda dengan emas fisik yang memerlukan biaya penyimpanan di brankas bank atau risiko keamanan jika disimpan sendiri, emas digital langsung tersimpan dalam sistem aplikasi.
Faktor lain yang turut meningkatkan transaksi emas digital adalah fleksibilitasnya. Investor dapat membeli dan menjual emas kapan saja dan di mana saja tanpa harus datang ke toko emas atau menghubungi pedagang terlebih dahulu.
Selain itu, selisih harga jual dan beli (spread) emas digital lebih rendah dibandingkan emas fisik, sehingga memberikan keuntungan lebih besar bagi investor.
"Pada investasi emas fisik, spread berkisar antara 6% hingga 12%, sementara pada emas digital hanya sekitar 1,5% hingga 2,5%. Spread yang lebih kecil ini memungkinkan investor lebih aktif dalam melakukan jual beli," jelas Esther.
Meski berbentuk digital, investasi emas ini tetap dapat dikonversi menjadi emas fisik jika diperlukan. Dengan demikian, investasi emas digital tetap sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tren Investasi Emas Digital di Indonesia
Director of External Affairs Pluang, Gusti Kahari, mengonfirmasi bahwa tren investasi emas digital terus meningkat.
Menurutnya, emas tetap menjadi instrumen investasi yang diminati karena stabilitas harga dan kecenderungannya untuk naik dalam jangka panjang.
"Kenaikan harga emas semakin mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi. Sejak awal kami menawarkan layanan investasi emas pada 2019, tren kenaikan harga emas selalu berpengaruh terhadap jumlah investor," ujar Gusti kepada Kontan.co.id, Senin (10/3).
Sebagai contoh, harga emas Antam pada 2025 mencatat rekor tertinggi sebesar Rp1.709.000 per gram dengan harga buyback Rp1.558.000 per gram.
Angka ini meningkat dari posisi 31 Desember 2024, yang berada di level Rp1.515.000 per gram dengan harga buyback Rp1.365.000 per gram.
Gusti juga menilai bahwa kehadiran Bullion Bank atau Bank Emas dapat semakin mendorong semangat investasi emas di Indonesia.
Bank Emas diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan masyarakat, sehingga mendukung pertumbuhan transaksi emas digital di masa depan.
Pedagang Emas Digital Resmi
Berdasarkan data Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), saat ini terdapat lima pedagang emas digital resmi yang terdaftar di ICDX, yaitu:
- PT Indonesia Logam Pratama (Treasury)
- PT Laku Emas Indonesia (Lakuemas)
- PT Indogold Makmur Sejahtera (Indogold)
- PT Syariah Koin Indonesia (Shariacoin)
- PT Aneka Tambang Tbk (Antam)