Imbal Hasil Obligasi Global Jatuh Akibat Kecemasan Bahwa ResesiInversi Imbal Hasil Obligasi
Imbal hasil obligasi di seluruh dunia terus menurun minggu ini akibat para trader obligasi yang menawarkan indikasi terkuat bahwa resesi ekonomi global kemungkinan akan terjadi. Imbal hasil obligasi USA sepuluh tahunan tenggelam di bawah hasil bon tagihan perbendaharaan tiga bulanan untuk pertama kalinya selama lebih dari tujuh tahun, sementara imbal hasil obligasi 10 tahunan Jerman dan Jepang terus jatuh terjerembap. Biasanya, ketika hasil perbendaharaan mulai membalikkan diri, pasar obligasi akan memberikan sinyal bahwa resesi ekonomi sudah dekat. Pasar keuangan juga dipenuhi ketakutan tentang perekonomian ketika pembalikan hasil terjadi karena pinjaman bank akan menjadi lebih sulit ketika nilai tukar jangka pendek lebih tinggi dibandingkan hasil jangka panjang.
Pasangan USDJPY bearish ketika diperdagangkan di bawah level 110.90, kunci dukungan berada pada level 109.70 dan 108.80.
Jika pasangan USDJPY diperdagangkan di atas level 110.90, para pembeli kemungkinan akan menjajal level ketahanan 111.10 dan 111.68.
RBNZ Berubah Lunak
Dolar Selandia Baru jatuh tajam ke posisi lebih rendah terhadap Dolar USA dan mata uang Yen Jepang minggu ini setelah Reserve Bank of New Zealand mengeluarkan nada lunak terkait peningkatan nilai di masa yang akan datang. Gubernur RNBZ Adrian Orr berkata bahwa pergerakan nilai berikutnya kemungkinan akan lebih rendah karena tren inflasi yang rendah dan pertumbuhan global yang memburuk, yang membebani perekonomian Selandia Baru. Perubahan dalam bahasa kebijakan dilihat sebagai perubahan besar untuk bank sentral Selandia Baru, yang sebelumnya mempertahankan sikap netral terhadap kurs. Pasangan NZDUSD jatuh dalam berita akibat harga yang diberikan para trader dalam pemotongan kurs dari RNBZ datang segera setelah kuartal ketiga tahun ini.
Pasangan NZDUSD bearish ketika diperdagangkan di bawah level 0.6840, kunci dukungan berada pada level 0.6740 dan 0.6685.
Jika pasangan NZDUSD diperdagangkan di atas level 0.6840, para pembeli kemungkinan akan menjajal level ketahanan 0.6860 dan 0.6890.
Ketidakpastian Brexit Meningkat
Pound Sterling Inggris tetap tak stabil terhadap Dolar USA dan Yen Jepang minggu ini begitu para pembuat hukum Inggris gagal menemukan jalan keluar untuk Brexit. Perdana Menteri Inggris Theresa May mengindikasikan bahwa beliau akan mundur dari jabatan Perdana Menteri begitu beliau mengantarkan masyarakat Inggris menuju Brexit. Dewan Rakyat Britania terus saja menolak jajak pendapat ketika Theresa May untuk rencana Brexit, terlepas dari ketidakmampuan mereka untuk mencapai kesepakatan dalam kesepakatan alternatif Brexit. Pasangan GBPUSD berjuang untuk menemukan minat pembelian di atas level 1.3200 dan kembali ke posisi akhir rendah dalam rentang trading jangka menengahnya.
Pasangan GBPUSD bearish ketika diperdagangkan di bawah level 1.3100, kunci dukungan berada pada level 1.2975 dan 1.2660.
Jika pasangan GBPUSD diperdagangkan di atas level 1.3100, kunci ketahanan berada pada level 1.3260 dan 1.3388.
Kesengsaraan Lira Terus Berlanjut
Lira Turki jatuh terhadap Dolar USA minggu ini setelah Bank Sentral Republik Turki berusaha meningkatkan biaya transaksi demi menghentikan para spekulan menjual secara singkat mata uang negar tersebut. Para trader meninjau kembali aksi dan menjual Lira Turki akibat data, yang mengungkapkan bahwa bank sentral telah kehilangan sepuluh miliar dolar USA dalam cadangan mata uang hanya dalam tiga minggu. Lira Turki terjerembap sebanyak lebih dari lima persen minggu yang lalu terhadap greenback di tengah ketakutan akan berlanjutnya tekanan ekonomi di dalam ekonomi pasar berkembang.
Pasangan USDTRY hanya bullish ketika diperdagangkan di bawah level 5.6454, kunci ketahanan berada pada level 5.8445 dan 6.1000.
Jika pasangan USDTRY diperdagangkan di bawah level 5.6454, para penjual kemungkinan akan menjajal level dukungan 5.4220 dan 5.2200.