SRIUS : Yield ID 10Yr Naik Sebagai Technical ReboundSRIUS : Yield ID 10Yr Naik Sebagai Technical Rebound
SRIUS : Strategi Investasi Untuk Semua 251112
Kenaikan Yield Indonesia 10Yr atau TVC:ID10Y dari sejak mid Okt'25 di 5.9% terindikasi sebagai Technical Rebound yang belum mengganggu Downtrend yang tengah terjadi. Bullish di pasar obligasi masih utuh sampai maksimal di 6.3%. Kenaikan Yield di atas level tersebut dapat mematahkan tren penurunan Yield dan membuka peluang Yield memasuki tren kenaikan (Bearish Market pada pasar obligasi).
Kami melihat Yield masih berpeluang naik sedikit mendekati 6.2% - 6.3% sebelum kembali turun menuju 5.9% lagi.
Salah satu katalis utama adalah Cut Rate Cycle di tahun 2026 akan kembali berlanjut.
Kami setuju dengan para Ekonom bahwa masih ada ruang bagi The Fed (AS) dan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di tahun 2026.
ID10Y
Yield SUN 10Yr Breakout 6.38% Bukan Pertanda BaikYield SUN 10Yr Breakout Resistance dari Down Trendline di 6.38% dan hal ini menandakan akhir dari Downtrend dari sejak Oktober 2022. Akhir dari Downtrend berarti Bullish di pasar obligasi akan berakhir dan Bearish mungkin akan segera dimulai.
Masih ada harapan untuk tetap Bullish selama Yield tidak melewati level Resistance dari High di April 2022 yaitu di rentang 6.46% - 6.55%. Apabila terjadi Breakout Resistance tersebut, Yield berpotensi terus naik sampai Resistance berikut di 7%. Kenaikan menuju 7% akan membuat harga SUN turun lebih dalam.
Let's see.
Trump 3.0? Ini Indikator Risiko Global Dan Terhadap IndonesiaTrump 3.0? Ini Indikator Risiko Global Dan Terhadap Indonesia
Chart Monitor Mengenai Risiko versi Kami
TVC:VIX naik lebih tinggi dari dari kondisi sejak 5 bulan terakhir walaupun masih di bawah level Trump 2.0 (April 2025). Namun yes, VIX sedang naik dan menjelang Highest sejak Mei 2025.
Brent ( TVC:UKOIL ) sedang turun dalam Downtrend sehingga ada kemungkinan dalam waktu dekat akan berada di bawah Lowest 2025 di USD60.
Yield US 10Yr ( TVC:US10Y ) masih dalam trne turun dan bisa jadi segera berada di bawah 4% (new Lowest di 2025).
Yield Indonesia 10Yr ( TVC:ID10Y ) juga sudah membentuk New Lowest 2025 dan mendekati level 2021 di 6.1%-an.
Kesimpulan menurut kami adalah Investor mulai khawatir disaat sudah jelas ada perlambatan ekonomi (ditandai dengan Downtrend pada minyak bumi) sehingga bank sentral menurunkan suku bunga sebagai bentuk stimulus. Ketika Trump benar menaikkan tarif barang dari China ke US sebesar 100% maka tentu akan terjadi Inflasi.
Ditengah Cut Rate Cycle lalu muncul Inflasi, rasanya tak terbayangkan bagimana kondisi psikologis Investor.
We'll see.
Dampak Kebijakan Menkeu Pak Purbaya Yudhi SadewaDampak Kebijakan Menkeu Pak Purbaya Yudhi Sadewa
Efek Samping Pro-Growth Policy
Sejak diumumkan dan (langsung) dilantik pada 8 September 2025, IDX:COMPOSITE naik 6.5% dengan harapan ekonomi Indonesia tumbuh tinggi (6% dalam waktu dekat dan 8% dalam 2-3 tahun lagi). Pak Purbaya tampaknya lebih Pro-Growth sehingga kebijakan Fiskal-nya cenderung agresif dan ekspansif.
Namun kebijakan Pro-Growth memiliki efek samping yaitu volatilitas pada Rupiah dan Obligasi.
Sejak dilantik, FX_IDC:USDIDR melemah 2% hampir mendekati Rp16,800/USD sebelum kembali turun ke Rp16,500an. Namun penguatan Rupiah saat ini terindikasi sebagai Throwback pada chart USDIDR. Selama Rupiah tidak mampu menguat di bawah Rp16,500, kami akan mewaspadai perlemahan Rupiah lebih dalam.
Kami telah mempublikasikan ulasannya. Baca di sini :
Hal yang cukup menyenangkan (dan membingungkan) adalah penurunan Yield Indonesia 10Yr atau TVC:ID10Y dari 6.4% ke 6.1% (walau saat ini menguat ke 6.26%). Artinya adalah harga Obligasi Negara naik sementara kebijakan Pro-Growth sangat mungkin membuat defisit anggaran melebar yang pada akhirnya membuat Pemerintah menerbitkan Obligasi lebih banyak (Suplai meningkat maka harga akan turun sehingga Yield akan naik).
Kami belum melihat Investor Asing masuk dan justru malah menambah alasan kalau Indonesia masih belum ramah untuk berbisnis (melihat drama BBM antara Pertamina vs SPBU swasta).
Kami menyukai Pak Purbaya sejak beliau bekerja di Danareksa. Kami percaya kebijakan Pro-Growth dibutuhkan untuk membangun Human Capital di Indonesia saat ini dalam rezim Presiden Prabowo. Namun tentu akan ada "biaya"nya dan sangat mungkin Rupiah kita.
We're watching with hope, Chief!
ID10Y: cenderung turun ke arah 6,85-6,75- Setelah terjadi rejection kuat dari trendline pola sejak Oct2018, yield SUN benchmark tenor 10 tahun cenderung turun ke arah 6,85-6,75.
- Area 6,85-6,75 ini adalah area support trendline pola upchannel Aug2024-Apr2025.
- Jika yield masih alami penurunan hingga kebawah level 6,85-6,75 ini, maka selanjutnya potensi penurunan ke 6,55-6,4.
- Sentimen akan berbalik arah jika terjadi kenaikan yield diatas 7,1 bahkan diatas 7,32.
M. Alfatih, CFTe, CTA, CTAD, CSA, CIB
Samuel Sekuritas
ID10Y-US10Y: Selisih yield SUN vs UST mengecil- Yield spread antara Obligasi SUN vs US Treasury tenor 10 tahun cenderung mengecil setelah terjadi rejection dari resistance 3.109, jarak yield terbesar sejak Mei2023.
- Kecenderungan ini menunjukkan potensi lebih cepatnya yield SUN turun dibanding UST, dalam beberapa minggu yang akan datang.
- Selisih yield SUN vs UST dalam dua tahun terakhir sebenarnya cenderung flat antara 2.2-3.1.
- Sentimen positif untuk Obligasi Indonesia ini, akan terancam jika spread naik di atas 3.109.
M. Alfatih
Technical Trading Course
star.id
Pasar obligasi Indonesia berpotensi melemah sesaatHalo Investor dan Trader,
Melihat pergerakan dari Yield SUN 10Yr, 20Yr, 5Yr dan 3Yr, ada potensi perlemahan pada pasar obligasi di Indonesia. Bahkan ada indikasi pembalikan arah dari Downtrend menjadi Uptrend sehingga akan merubah kondisi pasar obligasi dari Bullish menjadi Bearish (ingat bahwa Yield itu berbanding terbalik dengan Harga).
Yield SUN 10Yr yang menjadi acuan mungkin melemah ke level 6.4% - 6.5%.
Perlemahan harga obligasi dapat menjadi katalis pada pasar saham.
Kenapa?
Nantikan di posting selanjutnya y.







