Gelombang
Dolar Komoditas: NZD Lebih Lemah Daripada AUDFundamental AUD NZD
Prakiraan Fundamental untuk AUD : Bearish Netral.
Dolar Australia mulai ada kenaikan di hari Jumat (04/05) setelah Bank Sentral Australia (RBA) merilis Statement on Monetary Policy (SoMP). Di luar dugaan, RBA menunjukkan kesan hawkish, dengan menyatakan kenaikan suku bunga akan sesuai untuk diterapkan di Australia dalam keadaan khusus.
RBA menilai pertumbuhan ekonomi Australia bergerak lebih cepat tahun ini dan tahun depan. Proyeksi inflasi 2018 dinaikkan dari 1.75 persen menjadi 2 persen, sementara proyeksi pertumbuhan GDP dipasang pada level 3.25 persen hingga Desember 2018 dan 2019. Pertumbuhan GDP Australia diprediksi akan berada pada level 3 persen hingga tahun 2020. Namun di sisi lain, Tingkat Pengangguran diperkirakan naik, yakni dari 5.25 persen menjadi 5.5 persen.
Meskipun demikian, RBA masih ragu apakah inflasi Australia akan dapat memenuhi rentang mid-point yang ditetapkan hingga tahun 2020. Philip Lowe menyoroti kurangnya pertumbuhan gaji yang menjadi beban terberat bagi kenaikan inflasi. Akan tetapi, jika perekonomian melaju sesuai perkiraan dan pasar tenaga kerja makin solid, maka bukan tak mungkin kebijakan moneter akan diperketat.
Kendati sedang lemah saat ini, para analis masih melihat potensi kenaikan Dolar Australia. Dengan surplusnya anggaran negara, perbandingan utang dengan GDP saat ini yang berada di 41.9%, bisa menyusut hingga sekitar 19%. Dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya yang masih punya porsi utang rata-rata di atas 80 persen dari GDP, angka tersebut tentu lebih baik.
Prakiraan Fundamental untuk NZD : Bearish Kontinu.
Inflasi New Zealand di kuartal pertama dilaporkan sesuai dengan ekspektasi 19 April 2018. C P I New Zealand naik 0.5 persen dalam perhitungan tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret. Sedangkan inflasi tahunannya tercatat 1.1 persen.
Sementara itu, proyeksi inflasi dari Bank Sentral New Zealand (RBNZ) masing-masing adalah 0.6 persen dan 1.1 persen. Rentang inflasi New Zealand yang dijaga oleh RBNZ berada pada kisaran satu sampai tiga persen dalam jangka menengah. Itu artinya, inflasi New Zealand saat ini masih terbilang lemah.
NZD USD turun bukan hanya karena inflasi saja. Sejak tanggal 17 April, Dolar New Zealand memang telah menunjukkan gejala penurunan. Sebelumnya, NZD turun terhadap Dolar AS akibat Beige Book Bank Sentral AS (The Fed) yang mengindikasikan bahwa perekonomian AS tersebut terus berekspansi hingga bulan April. Ini membuat Dolar AS menguat dan banyak lawannya melemah.
Sebenarnya, laporan inflasi telah menjawab ekspektasi para trader sehingga NZD diperdagangkan dalam tren risiko. Menguatnya Dolar AS yang juga dikarenakan oleh kenaikan Yield S & P 500, juga menjadi faktor pendorong NZD USD untuk terus melanjutkan penurunannya. Ini merupakan penurunan terpanjang sejak pertengahan bulan November.
Dalam kondisi yang sangat mendukung penguatan Dolar AS, Bank Sentral New Zealand (RBNZ) justru diekspektasikan tidak akan menaikkan suku bunganya hingga tahun depan.
Kenaikan terakhir Yield (US Treasury) menuju level 3 persen, tampaknya disebabkan oleh kenaikan terbaru harga-harga komoditas, sehingga ekspektasi inflasi pun memuncak. Namun, ma ta uang komoditas (termasuk NZD) justru menjadi ma ta uang dengan performa buruk.
Prakiraan Fundamental untuk AUD NZD : Bullish Kontinu.
AUD NZD sudah menyelesaikan tren gelombang turun D1 (garis abu-abu). Harga saat ini sudah masuk gelombang tandingan, dan diprediksi harga akan memantul ke atas dari level Fibo 23.6% jangka menengah. Sesuai Elliott Wave Theory, akan muncul 3 gelombang kecil tandingan lain dengan ukuran serupa untuk melawan Downtrend. Jumlah gelombang yang muncul saat ini adalah gelombang baru naik dalam rentang waktu yang lebih kecil. Ini bisa dilihat dalam chart H4 AUD NZD.