IHSG berpotensi gagal untuk kembali masuk zona positif Q3-2023.Index IHSG hari ini tanggal 25/10/2023 mencatatkan penguatan sebesar +0,41%, namun berdasarkan data YTD (Year To Date), hari ini IHSG kembali gagal untuk kembali masuk zona positif dengan penutupan perdagangan membentuk candlestick rejection dan juga closing dibawah harga pembukaan awal tahun 2023.
Rilis data PMI Manufaktur Indonesia periode September 2023 adalah 52,3 - data yang rilis seolah menunjukan optimisme aktifitas bisnis di dalam negeri, namun jika melihat data historikal PMI Manufaktur Indonesia periode bulanan, hasil data September 2023 kemarin menunjukan penurunan cukup signifikan bahkan dibawah hasil PMI Manufaktur pada periode Juni 2023. Hal ini mungkin menjadi penyebab melemahnya IHSG hinggal masuk ke zona negatif di Q3 ini.
Data PMI Manufaktur Indonesia :
PMI Manufaktur Indonesia-Juni 2023 : 52,5
PMI Manufaktur Indonesia-Juli 2023 : 53,3
PMI Manufaktur Indonesia-Agustus 2023 : 53,9
PMI Manufaktur Indonesia-September 2023 : 52,3
Kondisi global mempengaruhi Rupiah minim pertahanan menghadapi penguatan Dolar AS.
- Kembali menguatnya DXY dipicu oleh kuatnya data ekonomi AS yang mendorong ekspektasi high for longer.
- Rupiah tidak mampu ditopang oleh cadangan devisa yang tidak sedang dalam kondisi terbaiknya. Pada September 2023, cadangan devisa tercatat pada tingkat $134.86mn, turun sebesar $10.33mn dari puncaknya pada Maret 2023. Siklus harga komoditas yang sudah berakhir membuat cadangan devisa semakin tergerus, terlebih di tengah kenaikan harga minyak mentah.
Defisit Neraca Berjalan dan Neraca Keuangan menjadi katalis negatif Rupiah yang berpeluang kembali menipis menahan daya beli masyarakat.
Kesimpulan pembahasan : Strategi investor untuk mengalokasikan aset investasi kembali optimis pada SBN, Deposito (Pasar Uang), untuk prospek saham menjadi lebih terbatas, dalam hal ini IHSG berpotensi terus tertekan dan juga ritel mengalami penurunan daya beli, di sektor perbankan dengan suku bunga yang tinggi prospek untuk mendapatkan keuntungan dari pinjaman korporasi jangka short to mid term menjadi hambatan.