SIVB atau Silicon Valley bank mengalami penurunan drastis sebesar 60% dalam satu hari. Ini menyebabkan ketakutan pada pelaku pasar dan dikatakan dapat menjadi katalis negatif bagi indeks.
Berikut adalah rangkuman sederhana kenapa SIVB mengalami penurunana drastis.
Secara umum bank memiliki nasabah yang meminjam dan menyimpan uang.
Beberapa bank fokus pada nasabah kecil, bank lain mungkin fokus pada nasabah korporat.
SIVB atau Silicon valley bank fokus pada startup terutama di bidang teknologi dan kesehatan
Hal ini tidak banyak dilakukan oleh bank-bank lain mengingat startup adalah bisnis yang beresiko tinggi.
Saat SIVB ditutup, SIVB merupakan bank terbesar ke 16 di Amerika
SIVB memiliki aset senilai kurang lebih 200 miliar dolar. 5 bank terbesar di Amerika memiliki aset hingga triliunan dolar.
SIVB juga merupakan bank dengan cabang yang terbilang sedikit.
Jika bank lain memiliki cabang mencapai ratusan, SIVB hanya memiliki 17.
Awal bencana SIVB dimulai dari pandemi tahun 2020. Di tahun ini sektor teknologi mengalami pertumbuhan pesat
Ini karena turunnya mobilitas masyarakat yang mengakibatkan meningkatnya aktivitas daring seperti zoom dan belanja online.
Perusahaan yang menjual jasa-jasa networking mengalami pertumbuhan pesat.
Melihat potensi pertumbuhan ini, startup-startup teknologi berencana melakukan ekspansi.
Berbeda dengan perusahaan biasa, yang mana dana ekspansi didapat dari pinjaman bank, startup menggalang dana dari VC atau venture capital.
Hal ini dilakukan karena mendapatkan dana dari Venture capital relatif lebih mudah dari mendapatkan pinjaman dari bank dimana peminjaman harus memberikan jaminan.
Ini merugikan SIVB karena jika startup-startup ini tidak meminjam uang di bank, SIVB sebagai bank yang memfasilitasi startup justru tidak bisa mendapatkan keuntungan bunga pinjaman.
Pendapatan SIVB dari bunga pinjaman menurunan drastis yang mengakibatkan penurunana kinerja keuangan.
Singkat cerita saat startup-startup ini sudah mendapatkan dana, pertumbuhan bisnis teknologi justru mulai melambat karena efek pandemi yang melemah.
Startup menunda rencana ekspansi mereka.
Uang yang mereka dapat dari VC disimpan di bank dengan harapan mendapatkan bunga. SIVB adalah bank di mana startup-startup ini menyimpan uang mereka.
SIVB kemudian memberikan bunga dari uang simpanan startup.
Oleh SIVB uang startup dibelikan beberapa aset seperti obligasi.
Terjadi inflasi global akibat perang dan kenaikan harga komoditas.
Suku bunga kemudian dinaikkan untuk menekan inflasi.
Suku bunga yang tinggi membuat SIVB harus memberikan imbal hasil yang lebih tinggi juga.
Kenaikan suku bunga meningkatkan beban keuangan SIVB.
Menurunnya pendapatan dari bunga pinjaman dan meningkatnya beban bunga ke nasabah menurunkan kinerja keuangan SIVB. Kenaikan suku bunga juga berdampak negatif pada nilai aset SIVB yang membuat nilai portfolio SIVB turun.Portfolio SIVB mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai 1.8 miliar dolar.
SIVB berencana menerbitkan saham baru untuk menalangi kerugian ini.
Berita ini terdengar oleh publik. Startup yang khawatir akan kondisi SIVB melakukan penarikan dana mereka.
Ini kemudian memicu ketakutan yang kemudian diikuti oleh startup-startup lainnya. SIVB tidak bisa memfasilitasi semua penarikan dana yang bersifat masif.
Pada tanggal 10 Maret ditutup oleh otoritas terkait.
Dikatakan dalam rentang 2 hari, sudah 25% total dana nasabah yang berhasil ditarik.
Kurang lebih ini alur dari cerita penurunan SIVB. Semoga membantu.
Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.