Temen-temen kalau sudah jago menghitung dan menginterprestasikan PBV,ROE,EPS,Future Value bisa dikatakan udah punya senjata yang cukup untuk berperang dalam mencari saham yang undervalue. Kalo belom baca-baca ulang lagi dari part1 hehehe. Sebagus apapun rasio yang tercermin pada laporan keuangan tetap saja nilainya tidak pasti karena dalam proses perhitungan yg subjektif sesuai profil investor ( ekspektasi return dan target setiap investor berbeda).

Future value yang kita hitung pada part sebelumnya nilai PTBA sekitar Rp. 3000 dengan nilai wajarnya sekitar dibawah 2000 tapi ternyata harga chart menunjukkan ATH PTBA Rp. 5000, dapat dikatakan analisis yg kita buat sukses karena harga melampaui nilai future value dengan asumsi ROE yg meningkat tiap tahunya. Yaappp sangat subjektif karena kita tidak bisa memprediksikan nilai ROE tahun yg akan datang.

Future value sangat subjektif untuk itu kita perlengkap senjata berperang kita dengan rasio PER. Cara menghitung PER yaitu dengan membagi harga saham dengan EPS(laba perlembar saham).
Harga PTBA 2020 sekitar : 2800
EPS 2020 : 213
PER : 2800/213 : 13,1x
jika harga saham naik dan EPS tetap/turun maka PER akan naik, sebaliknya kiha harga saham turun dan EPS tetap/naik maka PER akan turun. Kenaikan atau penurunan EPS sangat dipengaruhi laba yg dihasilkan perusahaan.
Pertanyaanya berapakah patokan angka PER yang dikatakan murah, atau mahal bagi saham - saham :
1. Jika PERnya diatas 14, apapun alasanya jgn beli saham tersebut (mahall coyyy)
2. Kalau PERnya kurang dari 14 xatau 10x , cek terlebih dahulu fundamental emitenya kalo kinerja dan rasio keuanganya bagus silakan beli
3. Kalau PERnya kurang dari 7x dan sahamnya perusahaan bluechip GASSSS HAJAR (jarang sih terjadi kalo casenya bluechip kecuali market lagi BEARISH parah).

Pengalaman kalian gimana temen-temen pernah ga ketemu perusahaan yg PERnya tinggi tapi fundamentalnya jelek banget??
yg suka saham gorengan pasti pernah wkwkwkwk



Fundamental AnalysisGrowthValue

Juga di:

Pernyataan Penyangkalan