Kamu tidak perlu terlalu larut dalam kesedihan karena kamu tidak sendirian, ada banyak investor dan trader diluar sana yang juga mengalami floating loss atau cutloss besar sama seperti kamu saat ini bahkan lebih besar. Tidak perlu panik, karena ketika panik kamu cenderung akan membuat keputusan yang ceroboh. Yang harus kamu ingat fase bullish ataupun bearish sudah menjadi “hukum alam” market, ada waktunya trend turun ada waktunya trend naik apapun “berita” yang mendorongnya. Kamu tidak bisa berharap trend akan selalu naik begitu juga sebaliknya, secara konsep supply demand market akan selalu mencari titik equlibrium atau kesetimbangan dan berdasarkan Dow Theory price action discount everything yang artinya market akan selalu "priced in" menyesuaikan kondisi ekonomi mikro, makro, kondisi geopolitik .dll
Tips: salah satu trik efektif buat menghilangkan rasa sedih, marah karena floating loss atau cut loss adalah melihat orang yang mengalami kerugian lebih besar. Kelihatan jahat tapi ini hanya untuk menekankan kalau kamu tidak sendirian, coba kamu cek forum saham selain bisa mencari insight baru kamu bisa melihat orang yang senasib dengan mu (atau kita)
2. ANALISA LEBIH LANJUT
Mungkin kamu akan menyalahkan market atas apa yang terjadi denganmu tapi itu percuma karena sejatinya market selalu benar. Pelajari alasan kenapa market menjadi bearish, market bearish bisa hanya sebuah koreksi jangka pendek bisa juga trend jangka menengah karena hal tertentu misal proyeksi kondisi ekonomi hingga masalah geopolitik. Market bearish adalah fase downtrend yang penurunannya cenderung "slow" berbeda dengan market crash yang rentang penurunannya besar dengan periode waktu yang singkat.
Note: sejauh ini (koreksi kalau salah) saya belum melihat indeks seperti IHSG, DJI .dll yang mengalami bearish jangka panjang karena pada akhirnya sedalam apapun market crash akan tetap kembali bullish dan mencetak all time high baru (dengan tetap tidak mengkesampingkan probabilitas menjadi bearish jangka panjang), setau saya indeks yang mengalami fase sideways panjang adalah Nikkei Jepang.
Kalau kita ambil contoh trend bearish yang terjadi saat ini utamanya disebabkan karena proyeksi ekonomi yang buruk mulai dari hyperinflation sampai kondisi geopolitik sehingga banyak negara besar seperti US, UK yang berada dijurang resesi jadi sangat wajar kalau market terkoreksi. Apakah kondisi bearish ini akan berlangsung lama atau akan recovery secepat saat Covid-19 kemarin? Soal ini tidak ada yang tau pasti tergantung progeres kondisi ekonomi dan geopolitik kedepannya, tapi mari kita cek pergerakan IHSG dulu:
Note: secara jangka pendek IHSG terkoreksi setelah mendapat rejection sehingga tidak mampu melewati area resisten ATH, secara teknikal ini normal dengan atau tanpa bumbu resesi ekonomi. Pergerakan IHSG kedepannya tergantung apakah area support line 6500 bisa kembali menjadi pijakan untuk IHSG, jika tidak IHSG berpotensi turun menuju area support selanjutnya diarea 5500-6000.
Selain soal pergerakan harga kamu juga perlu melihat "peergerakan uang" terutama pergerakan investor asing atau foreign flow karena peregerakan investor asing sangat berpengaruh untuk IHSG mengingat Indonesia adalah emerging market sehingga banyak investor asing yang berinvestasi pada pasar saham Indonesia terutama pada saham big caps. Selama satu dan enam bulan terakhir terakhir investor asing masih tercatat beli bersih pada semua pasar sebesar 1.6 dan 41 triliun, sejauh ini masih bagus walaupun pada pasar reguler investor asing cenderung jual bersih. Setelah selesai dengan indeks, kamu juga perlu melihat pergerakan harga saham terutama yang sedang kamu hold, mapping dimana area support, cek bandarmologi .dsb sebagai bahan pertimbangan.
Note: kamu harus pastikan bahwa saham yang kamu beli turun karena mengikuti koreksi market bukan karena aksi pump-dump (distribusi/sell off), jika saham yang kamu hold turun karena aksi pump-dump tentu tidak ada hubungan secara langsung dengan market yang lagi bearish.
3. MUNDUR ATAU MAJU PELAN PELAN
Tentu hal yang paling masuk akal adalah keluar sebelum market bearish terjadi atau setidaknya sebelum market turun lebih dalam. Kalau kamu cukup paham teknikal analisis dan membaca situasi ekonomi mikro makro, market akan selalu memberi tanda sebelum perubahan trend terjadi. Seperti penjelasan teknikal IHSG pada point sebelumnya, IHSG terkoreksi karena tertahan area resisten ATH, jika kamu cukup peka seharusnya kamu sudah mulai "slowing down" sesaat IHSG mengalami rejection dan ketika isu resesi mulai trending.
Jika kamu merasa “gatal” untuk tetap trading, sebenarnya saat market bearish pun akan selalu ada saham yang mengisi top gainer walaupun mungkin tidak setinggi dan sebanyak ketika market bullish jadi akan tetap selalu ada peluang tapi ingat ketika market bearish tentu odd mu akan menjadi lebih rendah terlebih buat kamu yang ketika merket bullish sekalipun masih sering rugi. Jika tidak bisa mundur total kamu bisa mengurangi porsi, misal gunakan maksimal 20% dari total modalmu untuk trading sehingga dalam sekenario terburuk sekalipun kamu akan tetap aman.
Tips: saat situasi bearish seperti ini kamu juga bisa memindahkan investasimu ke aset yang lebih aman misal reksadana pasar uang, emas, surat utang negara atau kamu juga tetap bisa berinvestasi saham namun pada sektor yang sedang kuat kalau saat Covid-19 dulu sektor farmasi, kalau sekarang sektor apa? Pilihannya ada dikamu, kamu bisa stay cash dan menunggu pasar saham kembali bullish atau berinvestasi pada instrument lain yang lebih aman.
4. REVIEW DAN EVALUASI
Jika kamu terlanjur terjebak dalam posisi floating loss yang terlalu dalam tentu opsi cut loss akan terasa sangat berat. Solusi paling masuk akal, kamu bisa mengevaluasi dan mereview ulang tujuan dan saham yang kamu beli, kalau tujuanmu trading tapi membiarkan saham yang kamu beli turun tanpa batas resiko tentu itu salah kamu sendiri terlebih kalau yang kamu beli saham “gorengan” kalau sudah begini pilihannya tinggal mengakui kesalahan dengan cutloss kemudian evaluasi cara trading kamu atau menggantungkan nasibmu pada market apakah akan dibawa turun lebih dalam atau diberi kesempatan keluar BEP atau malah profit, who knows? Pilihannya ada pada kamu!
Namun kalau tujuan kamu untuk long term atau minimal swing trade dan yang kamu beli adalah saham berfundamental minimal cukup baik dan secara valuasi misal berdasarkan PBV tidak overvalued atau masih dikisaran harga wajar justru bisa menjadi peluang menambah posisi bagus dengan metode Dollar Cost Averanging (DCA) sehingga harga rata-rata pembelianmu bisa turun.
Note: jangan sampai posisi menentukan opinimu sehingga menjadi bias dan subjektif, karena kamu sudah terlanjur rugi kamu membuat opini positif yang mengada-ada tentang saham yang kamu beli untuk menghibur diri dan membenarkan tindakanmu.
5. TAKE A REST!
Terakhir, kamu juga tidak harus selalu “berada” dalam market, momen market bearish seperti ini bisa jadi momen hiatus sehingga kamu bisa fokus pada hal lain yang bisa kamu kerjakan misal fokus pada pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, hobby atau bersenang senang bersama teman atau keluarga. Jangan sampai rasa ingin balas dengam dan hasrat mengambil kembali "hak" yang telah diambil dari kamu menjadi semakin berkobar, ini bahaya karena malah bisa memperparah keadaan, take a rest and stay strong bro!
Note: saat beristirahat kamu tetap perlu melihat market sesekali untuk mendapat informasi baru tentang kondisi market, terus update analisa teknikal sehingga kamu tidak melewatkan momen perubahan trend (bullish reversall). Satu hal yang harus kamu ingat adalah "orang kaya baru" selalu lahir dari kondisi sulit seperti ini, jangan sampai kamu kehilangan peluang lagi.
Dan sebagai catatan bahwa semua informasi yang tertulis disini bukan ilmu pasti, disini saya hanya sharing ilmu bedasarkan pengalaman saya selama ini, semoga bermanfaat buat teman-teman semua, tereimakasih.
Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.