BANK RAKYAT INDONESIA

TECHNICAL INSIGHT BBRI - PELUANG PROFIT DITENGAH SELL OFF ASING

98
Selama 5 bulan terakhir BBRI mengalami fase bearish yang cukup kuat setelah retest support line yang sudah dibentuk semenjak tahun 2020. Dari level all time high di level 6450, BBRI turun sebesar 40% ke level 3860. Penurunan BBRI ini cukup besar dibanding Bank BUMN lain seperti BBNI (-29%) dan BMRI (-32%) sedangkan BBCA (-18%). Jika melihat dari sisi fundamental penurunan harga saham BBRI sangat masuk akal melihat hasil laporan keuangan 2024 yang baru saja dipublikasikan mengalami stagnansi, laba bersih BBRI hanya tumbuh +0.1% YoY.

"Market action discount everything"

Kutipan diatas adalah salah satu point dalam Dow Theory yang memiliki arti bahwa segala informasi yang tersedia mulai dari berita ekonomi, laporan keuangan sampai emosi pasar sudah tercermin dalam harga pasar sehingga kemungkinan harga saham BBRI sudah "priced in" atau harga sekarang (setelah penurunan 40%) sudah merefleksikan laporan keuangan yang baru saja dirilis, sudah waktunya rebound? Sebelum membuat kesimpulan, mari kita lihat beberapa pros dan cons berikut!

PROSPECTIVES

1. secara teknikal BBRI berada dilevel 0.786 fibonacci extention yang sebelumnya berhasil menjadi area support. Jika BBRI mampu rebound diarea ini, BBRI akan membentuk pola double bottom dengan neckline dilevel 4350 yang berpotensi menjadi pola pembalikan arah jika mampu breakout neckline.

2. manajemen BBRI berencana akan membagikan dividen dengan payout ratio 85% (vs. 2023: 80%) yang berarti berdasarkan harga penutupan pasar 14/02/25 dilevel 3860, dividen yield BBRI tahun buku 2024 sebesar 8.7% (vs. 2023: 5.2% ex. date 6150). Jika harga BBRI semakin turun tentu dividen yield nya akan semakin menarik.

3. manajemen BBRI mengumumkan akan melakukan buyback sebesar-besarnya 3 triliun yang akan diselesaikan 12 bulan setelah RUPS yang menyetujui buyback. Meskipun umumnya priode buyback harga cenderung stangnan bahkan turun namun ini tetap bisa menunjukan komitmen manajemen BBRI terhadap sahamnya.

CONTRA

1. secara teknikal BBRI juga berpeluang turun hingga level 1 fibonacci extension diarea 3300-3200, cukup ekstrim tapi cukup masuk akal melihat kondisi saat ini. Namun tentu saja jika BBRI turun hingga level 3300-3200 ini bisa jadi peluang yang untuk menambah posisi kamu di BBRI.

2. outflow asing masih sangat masif, asing tercatat melakukan sell off yang dimulai bulan September 2024. Pada perdagangan terakhir 14/02/25 asing tercatat net sell sekitar 800 miliar dan belum ada tanda-tanda akan berkurang.

3. Robert Kiyosaki, melalui akun X (sebelumnya Twitter), membuat sebuah tweet tentang penerbitan ulang buku Rich Dad's Prophecy pada tahun 2013. Dia menulis bahwa buku tersebut telah memprediksi datangnya kejatuhan pasar saham paling parah dalam sejarah, yang menurutnya akan terjadi pada Februari 2025. Meskipun ramalan seperti ini diluar matriks dan kendali kita tapi tetap bisa kita jadikan pertimbangan, kalau kamu percaya ramalan?

TRADING PLAN

Pembelian: kamu bisa speculative buy BBRI diarea 3900-3740 dengan alokasi maksimal 60% dari total alokasi untuk pembelian BBRI, sisanya bisa kamu gunakan sebagai persiapan jika sekenario terburuk BBRI turun hingga level 1 fibonacci extension diarea 3300-3200 atau amit-amit sesuai ramalan Robert Kiyosaki dalam waktu dekat akan terjadi market crash.

Stop loss: untuk batasan resiko tentu kembali dengan strategi yang kamu pakai, jika kamu membeli BBRI untuk trading (short term) kamu bisa exit jika BBRI closing dibawah level 3740 yang merupakan level 0.786 fibonacci extension. Namun jika kamu menggunakan strategi value atau dividen investing menurut saya tidak ada area untuk cut loss meskipun amit-amit kembali lagi jika ramalan Robert Kiyosaki terjadi karena sudah telat juga tapi kamu bisa gunakan sisa alokasi pembelian BBRI untuk averaging.

Profit taking: untuk profit taking target capital gain minimal BBRI dilevel 0.236 fibonacci extension yaitu diarea 4900-5000 atau kenaikan 30% dari harga penutupan 14/02/25.

DISCLAIMER ON

Pernyataan Penyangkalan

Informasi dan publikasi tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan bukan merupakan saran keuangan, investasi, perdagangan, atau rekomendasi lainnya yang diberikan atau didukung oleh TradingView. Baca selengkapnya di Persyaratan Penggunaan.