ReutersReuters

Fitch Afirmasi Alfamart di ‘AA-(idn)’; Outlook Stabil

(The following statement was released by the rating agency)

Fitch Ratings-Jakarta-09 February 2021:

Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) di ‘AA-(idn)’ dengan Outlook Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi peringkat obligasi rupiah Alfamart di ‘AA-(idn)’.

Afirmasi peringkat ini merefleksikan ekpektasi Fitch bahwa Alfamart akan mempertahankan profil kreditnya yang kuat di dua hingga tiga tahun mendatang meskipun pandemi coronavirus. Hal ini didukung oleh profil bisnis Alfamart yang sehat dan ketahanan minimarketnya dibandingkan dengan format retail modern lainnya. Marjin EBITDA perusahaan akan membaik ke sekitar 6% di 2021-2022 setelah turun ke 5,5%-5,8% di 2020. Di saat yang sama, FFO adjusted net leverage akan tetap rendah, di bawah 1,0x, dan FFO fixed-charge coverage akan tetap solid di atas 2,0x. Namun, beberapa risiko atas perkiraan kami dapat berasal dari kontrol pergerakan yang lebih ketat setelah pembatasan yang baru diberlakukan di Jawa dan Bali, yang merupakan pasar utama Alfamart, di Januari 2021 dan progress vaksinasi yang lambat. Perbaikan yang lebih lambat dari ekspektasi kami dapat membatasi kemampuan Alfamart untuk membukukan marjin free cash flow yang positif.

Peringkat nasional di kategori ‘AA’ menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang sangat rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Resiko kredit hanya sedikit berbeda dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT

Pertahanan Ketika Pandemi: Fitch memperkirakan profil bisnis Alfamart akan tetap kuat dalam menghadapi efek pandemi di 2021, meskipun terdapat pelemahan sementara di 2020. Kami memperkirakan pendapatan akan naik sekitar 5%-5,5% di 2021 (estimasi 2020: 3,5%) karena tambahan toko, perbaikan same-store sales growth (SSSG) dan kenaikan pendapatan harian per toko. Namun, perkiraan kami bergantung kepada adanya kemungkinan pembatasan sosial yang lebih ketat yang diberlakukan pemerintah.

Kinerja Alfamart terpukul ketika terjadi pembatasan kegiatan, yang mengurangi jam buka toko secara signifikan dan menurunkan kunjungan. SSSG turun sebesar 11,4% di 2Q20 dan 5,1% di 3Q20. Kami memperkirakan SSSG setahun untuk turun sebesar 2,5%-3% (2019: 6,4%) karena kinerja 1Q20 yang kuat dan perbaikan yang cepat di 4Q20 akan dapat membatasi penurunan di kuartal lainnya. Perusahaan juga menambahkan sekitar 1.300 toko secara konsolidasi di 2020 di tengah pandemi, lebih besar dari ekpektasi kami sebelumnya sebanyak 800 toko.

Ekspansi Toko Mereda: Kami berekspektasi ekspansi toko yang cukup agresif di 2020 untuk melambat dari 2021 karena Alfamart akan fokus untuk memperbaiki produktivitas dan profitabilitas toko-toko yang telah ada. Kami memprediksi perusahaan akan menambah sekitar 900-950 toko bersih secara konsolidasi dari 2021. Oleh karena itu, kami memperkirakan belanja modal tahunan untuk termoderasi ke IDR2,8 triliun-3,8 triliun di tiga tahun mendatang dengan intensitas belanja modal sebesar 3,5%-4,0% (estimasi 2020: IDR3,8 triliun dengan intensitas belanja modal 5%).

Perbaikan Marjin: Marjin EBITDA perusahaan akan membaik ke sekitar 6% di 2021 dari estimasi 2020 kami di 5,7%. Marjin turun ke 5,2% di 2Q20 dan 5,5% di 3Q20, dari 6,1% di 1Q20 dan 6,4% di 2019 yang disebabkan oleh kunjungan toko yang lebih rendah dan turunnya pendapatan lain-lain menjadi IDR670 milyar di September 2020 (9M19: IDR680 milyar). Pendapatan lain-lain Alfamart sebagai proporsi dari EBITDA turun ke 20,7% di September 2020 dari 23,6% di 2019. Kami memperkirakan marjin EBITDA di 4Q20 di sekitar 6% setelah adanya pemulihan aktivitas ekonomi.

Metrik Kredit Solid: Alfamart memiliki headroom peringkat yang mencukupi untuk menghadapi lingkungan operasional yang menantang di 2021 hingga kemungkinan 2022. FFO adjusted net leverage perusahaan, setelah disesuaikan dengan sewa dibayar di depan, akan tetap konservatif di bawah 1,0x. Alfamart menurunkan utangnya menjadi IDR4,2 triliun di akhir September 2020 dari IDR5,3 triliun di akhir 2019 meskipun belanja modal yang besar. FFO fixed-charge coverage perusahaan akan tetap berada di atas 2,0x yang didukung oleh leverage yang terkendali.

Metrik Alfamart yang solid akan didukung oleh skala operasionalnya yang besar dengan lebih dari 17.000 toko. Hal ini akan membantu perusahaan untuk terus memenuhi rencana belanja modal dan dividennya, yang akan membuat marjin free cash flow tetap positif di sekitar 1%, yang kemudian akan meminimalisasi kebutuhan utang tambahan. Namun demikian, free cash flow dapat tertekan oleh ekpansi toko yang lebih cepat dari ekspektasi kami, pengembalian kepada pemegang saham yang lebih besar dan pemulihan daya beli konsumen yang lebih lambat.

Manfaat dari Toko yang Lebih Kecil: Toko-toko Alfamart yang lebih kecil mengungguli supermarket dan hypermarket karena kedekatan dan kenyamanannya untuk konsumen. Penjualan kebutuhan pokok Indonesia turun sebesar 4,9% di 9M20 namun penjualan minimarket naik sebesar 6% dibandingkan dengan -9.5% untuk supermarket dan hypermarket, menurut Nielsen Retail Audit. Pendapatan dari peers retail kebutuhan pokok Alfamart, PT Hero Supermarket Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk, turun baik secara yoy maupun secara tahunan di 9M20 dengan kerugian yang lebih besar.

Pertumbuhan dari Luar Jawa: Toko-toko Alfamart dan pesaing utamanya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret) akan terus menggantikan format tradisional secara bertahap melalui ekspansi, terutama di luar Jawa yang belum banyak dimasuki. Pangsa pasar Alfamart dan strategi ekspansinya dipengaruhi oleh Indomaret, meskipun Alfamart di masa lalu dapat fleksibel untuk mengurangi belanja modal. Indomaret memiliki sekitar 18.200 toko di akhir 2020 dibandingkan dengan 17.000 toko Alfamart secara konsolidasi.

RINGKASAN DERIVASI

Alfamart dapat dibandingkan dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, AA+(idn)/Stabil) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (A+(idn)/Negatif) dalam skala nasional.

TBI adalah perusahaan menara independen kedua terbesar di Indonesia dengan lebih dari 15.000 menara secara nasional di akhir September 2020. Peringkat Nasional TBI yang lebih tinggi dari Alfamart merefleksikan profil bisnisnya yang lebih kuat yang berasal dari kontrak sewa menara yang memberikan visibilitas dan stabilitas arus kas dalam jangka panjang. Selain itu, mayoritas konsumennya adalah operator dengan peringkat investment-grade sehingga menurunkan risiko rekanan. Marjin EBITDA TBI yang di atas 80% jauh lebih besar dari Alfamart yang kurang dari 6%. Marjin TBI juga tidak rentan terhadap fluktuasi kondisi ekonomi. Profil leverage Alfamart lebih konservatif dengan FFO adjusted net leverage yang di bawah 1,0x dibandingkan dengan TBI yang di atas 4,5x. Akan tetapi, marjin TBI yang lebih lebar, visibilitas arus kas dan profil risiko bisnis yang lebih rendah membuat peringkatnya lebih tinggi dari Alfamart.

Peringkat Japfa berada satu notch lebih rendah dari Alfamart karena skala operasional Japfa yang lebih kecil dengan EBITDA sekitar IDR2,5 triliun-4 triliun dan arus kas yang lebih berfluktuasi. Japfa adalah salah satu perusahaan agrobinis ternak terkemuka di Indonesia, tetapi arus kasnya rentan terhadap perubahan yang dapat merugikan dalam industri unggas domestik seperti wabah penyakit dan pergerakan harga bahan baku. Rencana akuisisi Japfa juga dapat menekan trajektori deleveraging-nya dengan FFO adjusted net leverage di atas 2,5x dibandingkan dengan Alfamart yang kurang dari 1,0x. Risiko-risiko ini sebagian diimbangi oleh posisi pasarnya yang solid dan diversifikasi produk yang membaik dari akuisisi yang direncanakan.

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Asumsi-asumsi Utama Fitch pada Rating Case untuk Perusahaan

- Penambahan toko bersih sekitar 720-750 per tahun untuk Alfamart dan 180-200 toko untuk anak perusahaan Alfamidi di 2021-2024, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 5%-6% di 2021 dan 7%-8% dari 2022.

- Kontraksi pada pendapatan per toko per hari di 2020, dilanjutkan dengan perbaikan di 2021 dan pertumbuhan single-digit di 2022-2024.

- Marjin EBITDA membaik dari 5,7% di 2020 menjadi sekitar 6,5% di 2024.

- Rasio intensitas belanja modal sekitar 3,5%-4%, sehingga belanja modal menjadi sekitar IDR2,8 triliun-4 triliun di 2021-2024.

- Rasio pembayaran dividen 50% per tahun.

SENSITIVITAS PERINGKAT

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan positif/peningkatan peringkat:

- Perbaikan berkelanjutan FFO fixed-charge coverage di atas 2,5x

- Perbaikan berkelanjutan FFO adjusted net leverage, disesuaikan dengan sewa dibayar di depan, di bawah 2,0x

- Kemampuan berkelanjutan untuk memperoleh marjin free cash flow 1% atau lebih

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan negatif/penurunan peringkat:

- Pelemahan berkelanjutan FFO fixed-charge coverage di bawah 2,0x

- Pelemahan berkelanjutan FFO adjusted net leverage, disesuaikan dengan sewa dibayar di depan, di atas 3,0x

Likuiditas dan Struktur Utang

Likuiditas Kuat: Kami memandang likuiditas perusahaan sehat dan profil kredit yang kuat serta akses solid ke pasar perbankan dan utang domestik. Alfamart melaporkan kas yang tersedia sebesar IDR2,97 triliun di akhir September 2020 dengan utang bank yang akan jatuh tempo setahun ke depan sebesar IDR1,32 triliun. Perusahaan memiliki obligasi yang akan jatuh tempo di April 2021 sebesar IDR1 triliun dan berencana untuk menggunakan arus kas internal untuk pembayarannya. Perusahaan juga memiliki sekitar IDR8,5 triliun fasilitas bank jangka pendek uncommitted yang belum digunakan dari beberapa bank lokal dan global.

SUMBER-SUMBER INFORMASI

Sumber-sumber informasi utama yang digunakan dalam analisis ini dijelaskan dalam daftar kriteria yang relevan pada laporan ini.

Referensi untuk Sumber Materi Substansial dikutip sebagai Faktor- Faktor Penggerak Peringkat

Sumber-sumber informasi utama yang digunakan dalam analisis ini dijelaskan dalam daftar kriteria yang relevan pada laporan ini.

RINGKASAN DARI PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN

- Kami menggunakan multiple 5x dari amortisasi sewa dibayar di depan untuk menghitung capitalised adjusted debt. Kami lalu mengurangi sewa dibayar di depan dari capitalised debt dan menambahkan sisanya ke total utang yang telah disesuaikan. Total utang yang telah disesuaikan ini kami gunakan sebagai basis perhitungan leverage.

- Kami mereklasifikasi deposito sebesar IDR11,1 milyar di 2019 dengan periode jatuh tempo lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun sebagai kas yang tersedia.

- Kami menambahkan kembali biaya penerbitan utang ke total utang sebagai basis perhitungan leverage.

- Kami menganggap pinjaman dari JD.com sebesar IDR1 triliun sebagai utang perusahaan.

- Pendapatan lain-lain seperti pendapatan fee-based dan royalti – yang berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan – dimasukkan ke dalam perhitungan EBITDA.

- Utang lain-lain dari transaksi elektronik dan utang promosi dimasukkan ke dalam perhitungan kami atas utang dagang.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk; National Long Term Rating; Affirmed; AA-(idn); Rating Outlook Stable

----senior unsecured; National Long Term Rating; Affirmed; AA-(idn)

Contacts:

Analis Utama

Ilham Kurniawan,

Analyst

+62 21 2988 6811

PT Fitch Ratings Indonesia

DBS Bank Tower 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof.Dr. Satrio Kav 3-5

Jakarta 12940

Ketua Komite

Kah Ling Chan,

Senior Director

+65 6796 2711

Media Relations: Leslie Tan, Singapore, Tel: +65 6796 7234, Email: leslie.tan@thefitchgroup.com

Informasi tambahan dapat diperoleh di www.fitchratings.com.

Applicable Model

Numbers in parentheses accompanying applicable model(s) contain hyperlinks to criteria providing description of model(s).

Corporate Monitoring & Forecasting Model (COMFORT Model), v7.9.0 (1)

Additional Disclosures

Solicitation Status

Additional Disclosures For Unsolicited Credit Ratings

Endorsement Status

Endorsement Policy

SEMUA PERINGKAT KREDIT FITCH TUNDUK PADA PEMBATASAN TERTENTU DAN DISCLAIMER. HARAP MEMBACA BATASAN DAN DISCLAIMER TERSEBUT DENGAN MENGIKUTI TAUTAN INI: HTTPS://WWW.FITCHRATINGS.COM/UNDERSTANDINGCREDITRATINGS. SELAIN ITU, HTTPS://WWW.FITCHRATINGS.COM/RATING-DEFINITIONS-DOCUMENT MENJELASKAN DETAIL DEFINISI PERINGKAT FITCH UNTUK SETIAP SKALA RATING DAN KATEGORI PERINGKAT, TERMASUK DEFINISI YANG BERKAITAN DENGAN DEFAULT. PERINGKAT YANG DIPUBLIKASIKAN, KRITERIA, DAN METODOLOGI TERSEDIA DARI SITUS INI SETIAP SAAT. PEDOMAN PERILAKU FITCH, KERAHASIAAN, KONFLIK KEPENTINGAN, AFILIASI FIREWALL, KEPATUHAN, DAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR RELEVAN LAINNYA JUGA TERSEDIA DARI BAGIAN PEDOMAN PERILAKU SITUS INI. KEPENTINGAN RELEVAN DIREKTUR DAN PEMEGANG SAHAM TERSEDIA DI HTTPS://WWW.FITCHRATINGS.COM/SITE/REGULATORY. FITCH MUNGKIN TELAH MENYEDIAKAN LAYANAN LAIN YANG DIIZINKAN KEPADA ENTITAS YANG BERPERINGKAT ATAU PIHAK KETIGA TERKAIT DARI ENTITAS TERSEBUT. RINCIAN LAYANAN INI UNTUK ANALIS UTAMA YANG BERADA DI DALAM PERUSAHAAN FITCH RATINGS (ATAU CABANG PERUSAHAAN TERSEBUT) YANG TERDAFTAR DALAM ESMA ATAU FCA DAPAT DITEMUKAN DI HALAMAN RINGKASAN ENTITAS UNTUK PENERBIT INI DI SITUS FITCH RATINGS.

Masuk atau buat akun gratis selamanya untuk membaca berita ini