BeincryptoBeincrypto

Bos Indodax: Fase Crypto Winter adalah Waktu Tepat untuk ‘Belanja’

Tahun 2022 merupakan tahun yang buruk bagi pasar kripto dunia. Banyak aset kripto yang tumbang, bahkan banyak kejadian-kejadian buruk terjadi. Mulai dari kasus Terra LUNA, hingga sederet aksi pembobolan yang dilakukan oleh hacker. Namun Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, meyakini ada secercah peluang di tengah situasi crypto winter seperti saat ini.

Kepercayaan Oscar itu timbul karena melihat perkembangan industri kripto dalam negeri. Dia menjabarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tentang jumlah investor kripto terbaru di Indonesia. Tercatat sampai Agustus 2022, total investor kripto sudah berjumlah 16,1 juta investor. Angka itu naik 43,75% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11,2 juta.

Menurutnya, dengan kenaikan jumlah investor kripto yang cukup signifikan menandakan bahwa investasi pada aset kripto masih sangat banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

“Meskipun di tahun 2022 ini market kripto sedang masuk fase [crypto] winter, nyatanya peminat investasi kripto masih banyak yang mana dibuktikan dengan penambahan jumlah investor kripto,” ucap Oscar dalam keterangan resmi yang diterima BeInCrypto hari ini (12/10).

  • Baca juga: Pusing dengan Crypto Winter yang Berkepanjangan? Inilah 4 Strategi Jitu untuk Menghadapinya

Jumlah Investor Diprediksi Tembus 20 Juta di 2023

Bagi Oscar, di saat market sedang bearish, justru bisa dimanfaatkan oleh investor untuk mengumpulkan portofolio aset kriptonya. Ia yakin dengan harga miring saat ini, aset kripto yang ada bisa naik kembali 2-3 tahun lagi.

“Dengan jumlah investor yang sudah tembus 16,1 juta investor, bukan tidak mungkin di tahun 2023 jumlahnya bisa mencapai 20 juta investor,” jelas Oscar.

Akan tetapi, jika kita merujuk ke data BAPPEBTI, dari sisi total nilai transaksi, pasar kripto dalam negeri hanya sanggup mencatatkan Rp249,3 triliun pada periode Januari – Agustus 2022. Angka itu turun hingga 50% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Meskipun begitu, Oscar menilai itu hal yang wajar. Pasalnya, di tahun 2021, pasar kripto berada dalam tren bullish. Terlebih lagi, menurutnya, banyak aset kripto yang mencapai posisi all time high (ATH).

“Tahun 2021 merupakan tahun di mana harga kripto sedang tinggi-tingginya. Bahkan Bitcoin dan Ethereum menyentuh all time high lebih dari satu kali. Nilai transaksi di tahun 2021 pun jauh lebih besar selain karena harga kripto yang memang sedang bullish, faktor banyaknya orang yang transaksi dan take profit pun banyak,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Oscar, wajar jika pasar kripto tahun ini memasuki masa koreksi. Kondisi ini pun membuat para investor kripto menahan diri untuk melakukan transaksi.

  • Baca juga: Co-founder CoinGecko Bocorkan Strategi Investasi Kripto di Tengah Bear Market

Ekosistem Kripto Indonesia Dinilai Bakal Makin Kokoh

Melihat perkembangan pasar kripto di Indonesia yang semakin maju, tidak sebatas dari segi pasar namun juga dari pelaku dan regulator, Oscar pun memprediksi bahwa ekosistem kripto di Indonesia akan semakin kokoh ke depannya.

Di samping itu, untuk memperkokoh ekosistem kripto di Indonesia, Oscar berharap agar pihak pemerintah bisa segera meresmikan bursa berjangka kripto untuk membantu pengawasan terhadap transaksi jual beli kripto di crypto exchange teregulasi Bappebti.

“Sebagai pelaku industri, saya sangat mendukung peresmian segera bursa berjangka ini karena prospeknya akan sangat bermanfaat di kemudian hari dalam mengawasi transaksi kripto sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku,” tuturnya.

Biang Kerok Anjloknya Pasar Kripto

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya, mengatakan kondisi pasar kripto dalam negeri masih kondusif.

Menurutnya pelemahan harga kripto tahun ini dipicu oleh ambruknya aset kripto berkapitalisasi pasar besar; seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), yang pada akhirnya ikut menarik turun kapitalisasi pasar alternative coin (altcoin) lainnya. Oleh karena itu, banyak investor yang memutuskan untuk menahan dananya untuk bertransaksi.

“Pasar kripto dalam negeri masih aman, karena meskipun sedang turun, pasar tetap kondusif lantaran investor dalam negeri menggunakan platform trading yang resmi terdaftar di Bappebti,” jelasnya.