Prediksi Inflasi melalui CRBIInflasi Amerika sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia mengalami peningkatan signifikan setahun belakangan yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas.
Di awal 2022, inflasi berada di angka 7.5% dan kemudian sempat mencapai titik tertinggi 9.1% di bulan juni 2022.
Seiring dengan meningkatnya inflasi, Bank sentral Amerika menaikkan suku bunga guna meredam laju inflasi.
Hasilnya, inflasi memang mengalami penurunan
Suku bunga sendiri di tahun 2023 dikatakan masih akan dinaikkan untuk kembali meredam laju inflasi
www.bankrate.com
Dari sisi lain, mengingat inflasi dipengaruhi salah satunya oleh komoditas, maka saya akan coba melihat chart indeks komoditas yaitu CRBI (Comodity Research Bureau Index) atau TRJEFFCRB
Index ini adalah kumpulan dari beberapa atau kurang lebih 19 komoditas dunia yang aktif diperdagangkan seperti energi, agrikultur dan metal.
Tujuan dibuatnya index ini adalah untuk memantau pergerakan rata-rata beberapa komoditas dunia.
Chart CRBI (Weekly)
Dari tahun 2020, tepatnya April, CRBI mengalami kenaikan hingga ke puncak a atau naik 221%. Ini kemungkinan disebabkan oleh salah satunya kenaikan harga komoditas karena peran dan pemulihan pasca pandemi.
Saat ini CRBI mengalami koreksi yaitu ab dimana koreksi ini sudah turun melebihi Fibonacci 50% atau turun sebesar 19.87%.
Indikator dibawah chart adalah korelasi CRBI dengan inflasi Amerika dimana korelasinya adalah positif atau dengan kata lain mereka berdua bergerak beriringan.
jadi jika CRBI mengalami kelanjutan penurunan kembali, dan suku bunga masih akan dinaikkan, maka inflasi Amerika besar kemungkinan akan kembali mengalami penurunan.
Jika kemudian, inflasi mengalami penurunan yang dirasa sudah aman, maka kenaikan suku bunga akan ditahan yang kemudian menjadi katalis positif bagi bursa saham.
Namun ada kemungkinan jika CRBI justru akan mengalami kenaikan karena dibukanya kembali aktivitas ekonomi China yang yang sempat melemah karena lockdown Covid
mengingat China sebagai salah satu dengan konsumen komoditas terbesar dunia
www.businessinsider.com maka pembukaan kembali aktivitas ekonomi China bisa menjadi katalis positif bagi CRBI
jika ini terjadi, maka kemungkinan akan terjadi double bottom di area b.
Analisa adalah opini bukan rekomendasi.