SeputarforexSeputarforex

Dolar AS Nanjak Terbatas Pasca Rilis Nonfarm Payroll

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) sempat melaju sampai level tertinggi harian pada kisaran 112.80-an seusai rilis data Nonfarm Payroll AS malam ini (7/Oktober), tetapi langsung surut lagi sampai kisaran 112.30-an. Padahal, data tersebut menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik daripada estimasi konsensus dan mendukung kenaikan suku bunga The Fed.

Grafik DXY Daily via TradingView

Paket laporan seputar pasar tenaga kerja AS terbaru mengungkap situasi yang semakin ketat. Tingkat pengangguran jatuh dari 3.7 persen sampai 3.5 persen pada bulan September 2022, dengan rata-rata pendapatan per jam meningkat lagi sebanyak 0.3 persen (Month-over-Month).

Nonfarm Payroll AS bertambah 263k pada bulan September 2022. Angka tersebut melampaui estimasi 250k, kendati lebih rendah daripada www.seputarforex.net/feed/go.php. Sektor Rekreasi dan Hospitality merekrut paling banyak pekerja, disusul oleh sektor Layanan Kesehatan serta sektor Jasa Bisnis dan Profesional. Konstruksi juga terus merekrut pekerja meski bidang properti telah terpukul oleh kenaikan bunga The Fed.

Kondisi pasar tenaga kerja seperti ini menandakan kinerja ekonomi AS tetap tangguh. Di saat yang sama, data juga membuktikan bahwa kebijakan Federal Reserve belum sukses menekan pertumbuhan maupun inflasi. Konsekuensinya, ekspektasi untuk kenaikan suku bunga The Fed tetap jumbo.

Data pasar menunjukkan para trader kini memperkirakan adanya peluang 92% untuk kenaikan suku bunga The Fed berikutnya sebesar 75 basis poin, atau meningkat dari 83.4% sebelum publikasi data Nonfarm Payroll. Peningkatan ekspektasi ini menjaga kurs dolar AS tetap perkasa di pasar forex, sekaligus menghantam bursa saham Wall Street. Indeks Dow Jones dibuka dengan gap turun yang cukup lebar pada awal sesi New York, dan kini telah membukukan penurunan harian lebih dari 1.6 persen.


"Pasar khawatir The Fed akan mengandalkan informasi seperti (data Nonfarm Payroll) ini yang sudah sebulan berlalu dan mereka akan bertindak berlebihan (dalam menaikkan suku bunga) dan membunuh perekonomian," kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Investor tidak percaya (akan terjadi) soft-landing, karena The Fed terus menaikkan (suku bunga) makin tinggi demi memperlambat perekonomian."