SeputarforexSeputarforex

Dolar Stabil, Sterling Kacau Pasca Pidato PM Inggris

Seputarforex - Dolar AS menghantam pound sterling lagi pada hari Jumat (14/Oktober). Masa depan ekonomi Inggris makin tak menentu setelah PM Liz Truss memecat Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng yang baru menjabat selama 38 hari. GBP/USD jatuh hingga sempat menyentuh level terendah harian pada 1.1170-an saat berita ini ditulis.

Grafik GBP/USD Daily via TradingView

Greenback Stabil Pasca Rilis Data Ritel AS

Indeks dolar AS (DXY) menanjak kembali dekat kisaran 113.00 seusai rilis data penjualan ritel Amerika Serikat yang cenderung mixed. Penjualan ritel utama tercatat tak tumbuh sama sekali pada bulan September 2022, atau meleset dari estimasi konsensus yang dipatok pada +0.2 persen. Sedangkan penjualan ritel inti justru meningkat +0.1 persen, meskipun estimasi konsensus sebelumnya mengkhawatirkan penurunan sampai -0.1 persen.

Pelaku pasar selanjutnya akan menantikan publikasi hasil survei sentimen konsumen Michigan yang dapat memberi petunjuk lebih up-to-date tentang minat belanja masyarakat ke depan. Namun, data-data ini kemungkinan tidak akan mengusik niat Federal Reserve AS untuk terus menaikkan suku bunga secara agresif.

Ganti Menteri Keuangan, PM Tetap Tak Meyakinkan

Berbeda dengan stabilisasi greenback, pound sterling terus terombang-ambing oleh kesangsian pasar terhadap arah kebijakan pemerintah Inggris. PM Liz Truss merespons kontroversi terkait rencana fiskalnya dengan memecat Menkeu Kwarteng hari ini, kemudian menggantikannya dengan Jeremy Hunt.

Jeremy Hunt sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada era PM David Cameron dan Menteri Luar Negeri pada era PM Theresa May. Akan tetapi, portofolionya terkait dunia keuangan tak sepanjang para pendahulunya. Kwasi Kwarteng dan Rishi Sunak (Menkeu pada era Boris Johnson) sama-sama pernah bekerja di bank investasi multinasional sebelum meniti karir politik, sedangkan Hunt lebih banyak berkecimpung di dunia enterpreneurship.

Dalam konferensi pers singkat seusai pemecatan Kwarteng, Liz Truss merevisi beberapa poin dalam rencana fiskalnya. Ia menegaskan tetap ingin meluncurkan rencana fiskal pro-pertumbuhan dengan tingkat pajak yang rendah, tetapi mengakui perlunya "meyakinkan pasar tentang disiplin fiskal kita." Oleh karena itu, Truss akan memulihkan rencana kenaikan pajak korporasi tahun depan (rencana Sunak ini sebelumnya akan dibatalkan dalam rencana Kwarteng).

Peningkatan pajak korporasi tersebut dapat menambah pemasukan pajak sampai 18 miliar pounds, sehingga Truss berharap pasar memercayai ketangguhan fiskal Inggris lagi. Selain itu, Truss mengatakan Hunt akan mengumumkan rencana fiskal jangka menengahnya pada akhir bulan ini.

GBP/USD tetap merah setelah Truss mengakhiri konferensi pers-nya. Upaya reli Sterling terhambat, karena perkembangan situasi sudah telanjur buruk. Ekonom menilai langkah Truss gagal memperbaiki kredibilitas Inggris, sementara sejumlah pengamat politik meragukan kelayakannya untuk terus menjabat sebagai Perdana Menteri.

"Terkejut melihat yield gilt meningkat 20 basis poin dalam dua jam terakhir, dan sekarang kembali ke posisinya kemarin sore. Kredibilitas tidak pulih meski ada pergantian Menteri Keuangan," kata Samuel Tombs, Kepala Ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics. Sebagaimana diketahui, lonjakan yield gilt merupakan salah satu penanda gejolak Inggris belakangan ini.

"Dengan para trader tidak mempercayai pemerintah Inggris yang baru dan tetap khawatir bahwa kenaikan (suku bunga) agresif oleh BoE akan menyeret ekonomi Inggris ke dalam resesi, jalur termudah untuk mata uang Inggris mungkin masih ke bawah," kata Charalampos Pissouros, Analis Investasi Senior di XM.