SeputarforexSeputarforex

Ekspektasi Bunga The Fed Layu, Dolar AS Lesu

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) jatuh sekitar 1 persen sampai kisaran 110.80-an dalam perdagangan sesi New York hari Selasa (26/Oktober). Greenback melemah terhadap sterling, euro, yen, aussie, kiwi, dan loonie, menyusul serangkaian rilis data ekonomi Amerika Serikat yang menumbuhkan keraguan pasar terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

Grafik DXY Daily via TradingView

Momentum jual atas dolar AS menguat sejak hari Jumat lalu setelah Wall Street Journal merilis berita bernada dovish terkait prospek kenaikan suku bunga The Fed dalam bulan-bulan mendatang. Otoritas Jepang memanfaatkan peluang tersebut untuk melancarkan intervensi demi mengerem pelemahan yen.

Greenback tertekan lebih lanjut oleh publikasi data-data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan sejak awal pekan. Sementara itu, mata uang mayor lain tersokong oleh kabar terbaru yang berbias risk-on dalam jangka pendek.

Hasil survei preliminer Purchasing Managers' Index (PMI) oleh S&P Global menunjukkan kemunduran signifikan dalam sektor manufaktur dan jasa AS. Skor PMI untuk kedua sektor tersebut pada Oktober 2022 resmi lengser ke area di bawah ambang 50.0, sehingga menandakan kontraksi ekonomi berkelanjutan.

Data perumahan dan hasil survei keyakinan konsumen AS malam ini menampilkan angka-angka yang meleset jauh dari ekspektasi. Conference Board melaporkan indeks keyakinan konsumen anjlok dari 107.8 menjadi 102.5 pada Oktober, padahal konsensus sebelumnya hanya memperkirakan kemunduran sampai 106.5. Indeks harga perumahan juga tercatat negatif untuk periode Agustus, karena lonjakan bunga KPR telah menggentarkan nyali para calon pembeli hunian.

"Data perumahan yang lemah menegaskan pandangan bahwa The Fed mungkin mengadopsi laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat setelah November, dan itu membuat dolar agak rapuh dalam jangka pendek," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera.

EUR/USD mendaki nyaris 1 persen sampai kisaran tertinggi 0.9976 dalam situasi ini. Euro terkatrol oleh koreksi dolar AS, serta ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga ECB sebesar 75 basis poin pada hari Kamis besok.

GBP/USD kembali mendaki untuk menguji resistance pada kisaran 1.1470-an. Pasar antusias menyambut terpilihnya mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, tetapi banyak pihak masih sangsi pada prospek ekonomi Inggris dan nilai tukar pound sterling kelak.

USD/JPY berkonsolidasi pada kisaran 147.50-149.00. Arus intervensi otoritas Jepang tampaknya telah surut, tetapi pasangan mata uang ini rentan bergejolak lagi menjelang rapat kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) pada hari Jumat.