SeputarforexSeputarforex

GDP China Memuaskan, Retail Sales Justru Melemah

Seputarforex - Biro Statistik Nasional China pada hari Senin (24/Oktober) mempublikasikan data GDP yang mengalami kenaikan sebesar 3.9 persen secara tahunan pada kuartal ketiga. Pertumbuhan ekonomi China melonjak dari level 0.4 persen dan melampaui proyeksi pasar yang memperkirakan kenaikan 3.4 persen saja.

Secara kuartalan (Quarter-over-Quarter), ekonomi China meningkat 3.9 persen pada kuartal ketiga. Angka ini terbilang ciamik karena pada kuartal sebelumnya, ekonomi tercatat -2.6 persen akibat pembatasan COVID di beberapa kota utama China pada bulan April lalu.

Sementara itu, data ekonomi China lainnya yang dipublikasikan NBS pagi ini cukup beragam. Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) naik 5.9 persen pada bulan September, tidak memenuhi ekspektasi kenaikan 6.0 persen, tetapi masih lebih tinggi dari angka periode sebelumnya di 5.8 persen. Stimulus yang digelontorkan pemerintah China dengan membiayai pembangunan dinilai cukup berhasil menjaga pertumbuhan di sektor investasi bisnis dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, sektor ritel China terpantau mengalami perlambatan cukup signifikan. Hal ini terkonfirmasi dari data Retail Sales bulan September yang hanya naik 2.5 persen, jauh dari pencapaian 5.4 persen di bukan sebelumnya. Trend penjualan ritel China kurang memuaskan sebagai akibat dari melemahnya permintaan konsumen yang sudah berbelanja cukup banyak pada bulan Agustus.

Baca juga: Output Industri China Tak Sesuai Ekspektasi, Retail Sales Melambat

Bertolak belakang dengan penjualan ritel, data ekspor China menunjukkan kinerja apik dengan membukukan kenaikan 5.7 persen dibandingkan tahun lalu. Kendati di bawah pencapaian 7.1 persen pada bulan Agustus, hasil kali ini masih lebih baik daripada proyeksi kenaikan 4.1 persen.

Terlepas dari rilis data fundamental yang cukup beragam, IMF dan Bank Dunia baru-baru ini telah memangkas outlook pertumbuhan ekonomi China menjadi hanya 3.2 persen dan 2.8 persen untuk tahun 2022. Angka tersebut merupakan level paling rendah dalam empat dekade terakhir atau sebelum krisis pandemi di awal tahun 2020.