ReutersReuters

Fitch Merevisi Outlook Sritex menjadi Negatif; Afirmasi di 'BB -'/'A+(idn)'

(The following statement was released by the rating agency)

Fitch Ratings-Jakarta/Singapore-20 December 2020:

Fitch Ratings telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) produsen tekstil berbasis di Indonesia PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menjadi Negatif, dari Stabil, dan mengafirmasi peringkat di 'BB-'. Fitch juga mengafirmasi peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Sritex dan obligasi dolar AS tanpa jaminan senior yang belum jatuh tempo di 'BB-'. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang Sritex menjadi Negatif, dari Stabil, dan mengafirmasi peringkat di 'A+(idn)'.

Kami memperkirakan leverage Sritex, yang diukur sebagai hutang bersih/EBITDA akan naik menjadi 3,4x pada akhir tahun 2020, menyusul peningkatan investasi dalam modal kerja sepanjang tahun 2020. Outlook Negatif mencerminkan risiko dalam kapasitas deleveraging perusahaan, yang bergantung pada kemampuannya untuk mempertahankan modal kerja yang stabil, dapat dibatasi, sehingga leverage tidak turun menjadi 3,0x pada tahun 2022, tingkat di mana kami akan mempertimbangkan kemungkinan penurunan peringkat.

Terlepas dari kondisi ekonomi global yang lemah, kami percaya bahwa pendapatan Sritex akan meningkat setidaknya 5% pada tahun 2020, tetapi marjin EBITDA akan melemah sebesar 100-150bp pada tahun 2020. Kami percaya pendapatan dan marjin EBITDA akan stabil pada tahun 2021-2022, tetapi siklus modal kerja yang lebih lama akan menekan arus kas dari operasi dan memperlambat laju deleveraging. Revisi Outlook juga mencerminkan potensi risiko bahwa kondisi akses pendanaan yang lemah dapat bertahan karena sentimen negatif yang berkepanjangan, terutama terhadap sektor tekstil, yang menghambat upaya refinancing Sritex.

Peringkat nasional di kategori ‘A’ menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT

Risiko Deleveraging: Outlook Negatif mencerminkan risiko dari penurunan leverage yang lebih lambat dibandingkan dengan ekspektasi kami. Kami memperkirakan hutang bersih/EBITDA Sritex akan tetap di atas sensitivitas negatif kami sebesar 3,0x dalam jangka menengah. Leverage akan berada di 3,4x pada tahun 2020 dan 3,2x pada tahun 2021, hanya membaik menjadi 3,0x pada tahun 2022. Total hutang bersih naik menjadi sekitar USD840 juta pada 3Q20 (2019: USD716 juta) karena pinjaman modal kerja yang lebih tinggi dimana perusahaan berinvestasi pada persediaan untuk mengantisipasi peningkatan penjualan 4Q20. Hal ini mengakibatkan hutang bersih/EBITDA 12 bulan terakhir sebesar 3,7x.

Manajemen Modal Kerja: Kapasitas deleveraging Sritex akan bergantung pada kemampuannya untuk mengelola siklus modal kerjanya. Kami memperkirakan arus kas dari kegiatan operasi akan netral pada akhir tahun 2020 (9M20: negatif USD49 juta), dengan investasi persediaan pada 3Q20 menghasilkan penjualan yang lebih tinggi pada 4Q20. Arus kas dari kegiatan operasi akan menjadi positif sekitar USD100 juta pada tahun 2021 dan 2022 dengan asumsi hari modal kerja yang stabil sekitar 260-270 hari dan pertumbuhan pendapatan yang datar.

Hari modal kerja Sritex menjadi lebih panjang pada 9M20 ke sekitar 272 hari (2019: 226 hari) akibat dampak pandemi virus corona. Sritex memperpanjang jangka waktu pembayaran untuk beberapa pelanggan di tengah pandemi dan berinvestasi dalam persediaan karena kelangkaan bahan baku dan untuk mengantisipasi pemulihan penjualan. Karenanya, hari persediaan, termasuk uang muka pembelian persediaan, naik di atas 180 hari (2019: sekitar 160 hari) dan hari piutang menjadi sekitar 100 hari (2019: 82 hari).

Kejelasan Rencana Pembiayaan Kembali, Akses Pendanaan: Sritex telah mendemonstrasikan akses ke pendanaan bank dan pasar modal. Sritex menerbitkan USD375 juta di pasar obligasi luar negeri dan USD65 juta di pasar domestik selama 2017-2019. Perusahaan juga dapat memperoleh fasilitas bilateral baru senilai IDR960 miliar dan USD15 juta dari bank selama tahun 2020. Namun, lingkungan pendanaan yang lebih lemah, ditambah dengan sentimen negatif terhadap sektor tersebut, dapat menekan likuiditasnya, terutama mengingat profil jatuh tempo utangnya yang terkonsentrasi. Perusahaan telah memulai rencana pembiayaan kembali.

Pendapatan dan Profitabilitas yang Sehat, Terlepas dari COVID: Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas yang stabil dalam jangka menengah, terlepas dari dampak pandemi pada tahun 2020. Hal ini didukung oleh posisi Sritex sebagai salah satu produsen tekstil dan garmen domestik terkemuka dan hubungan yang kuat dengan pembeli dari pasar ekspor. Kami memperkirakan pendapatan akan naik 5% -6% pada tahun 2020 didukung oleh 2H20 yang kuat, setelah 2Q20 yang lemah, dan tetap stabil pada USD1,2 miliar pada tahun 2021 dan 2022 jika tidak ada penambahan kapasitas. Marjin EBITDA diperkirakan turun menjadi 18% pada tahun 2020 (2019: 20%), kemudian pulih menjadi 19% pada tahun 2021 dan 2022.

Belanja Modal Ditangguhkan: Kami memperkirakan belanja modal tahunan terbatas sekitar USD55 juta-65 juta pada 2020-2022 untuk pemeliharaan setelah perusahaan menangguhkan rencana perluasan kapasitasnya karena pandemi. Ini akan mengurangi beban arus kas bebas dan tekanan leverage, tetapi ada risiko downside pada perkiraan kami jika Sritex mengejar ekspansi kapasitas besar yang didanai oleh hutang selama periode ini.

RINGKASAN DERIVASI

Peringkat Sritex sebanding dengan peringkat PT Japfa Comfeed Tbk (BB-/A+(idn)/Negatif) pada skala peringkat internasional dan nasional. Kedua perusahaan tersebut terekspos pada volatilitas harga bahan baku, tetapi memiliki kemampuan untuk memberikan fluktuasi biaya kepada pelanggan. Marjin Japfa yang kurang dari 12% lebih lemah dan lebih tidak stabil dibandingkan dengan Sritex yang di atas 17%. Namun, hal ini diimbangi dengan persyaratan modal kerja yang lebih rendah, yang menghasilkan arus kas yang lebih tinggi dari operasi. Outlook Negatif kami untuk kedua perusahaan mencerminkan risiko downside bahwa deleveraging mungkin lebih lambat dari yang kami perkirakan.

Peringkat Sritex lebih tinggi daripada 361 Degrees International Limited (B/Negatif), karena 361 Degrees menghadapi tekanan likuiditas yang meningkat karena kurangnya kemajuan dalam mentransfer uang tunai ke luar negeri menjelang jatuh tempo obligasi dolar AS pada Juni 2021. Di sisi lain, jatuh tempo besar Sritex yang akan datang hanya jatuh tempo pada Januari 2022. Kedua perusahaan menghadapi hari modal kerja yang lebih lama yang akan mengakibatkan arus keluar modal kerja pada tahun 2020 karena hari piutang yang lebih lama selama pandemi.

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Asumsi-asumsi Utama Fitch pada Rating Case untuk Emiten:

- Pertumbuhan pendapatan 6% pada tahun 2020 dan pertumbuhan pendapatan sekitar 1,5% pada tahun 2021 dan 2022

- Marjin EBITDA sekitar 18% pada tahun 2020 dan sekitar 19% pada tahun 2021 dan 2022

- Hari modal kerja yang stabil dari perkiraan tahun 2020 kami sekitar 260-270 hari

- Belanja modal tahunan sekitar USD55 juta-65 juta hingga 2022, sebagian besar untuk tujuan pemeliharaan

SENSITIVITAS PERINGKAT

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan positif/peningkatan peringkat:

Kami dapat merevisi Outlook menjadi Stabil jika utang bersih / EBITDA turun hingga di bawah 3,0x pada tahun 2022.

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan negatif/penurunan peringkat:

- Penundaan dalam deleveraging sehingga hutang/EBITDA bersih tidak dibawah 3,0x pada tahun 2022

- Kurangnya kemajuan pembiayaan kembali sehubungan dengan penyelesaian pinjaman sindikasi yang jatuh tempo sebelum 1Q21

Skenario Pemeringkatan Terbaik/Terburuk

Peringkat Kredit Skala Internasional Korporsi Non Keuangan memiliki skenario kasus kenaikan peringkat terbaik (didefinisikan sebagai persentil ke-99 dari transisi peringkat, diukur dalam arah yang positif) yaitu tiga notch dalam kurun waktu tiga tahun; dan skenario kasus penurunan peringkat terburuk (didefinisikan sebagai persentil ke-99 dari transisi peringkat, diukur dalam arah negatif) yaitu empat notch dalam kurun waktu tiga tahun. Rentang peringkat kredit dari skenario kasus terbaik dan terburuk untuk semua kategori pemeringkatan berkisar dari ‘AAA’ hingga ‘D’. Peringkat kredit skenario kasus terbaik dan terburuk didasarkan pada kinerja historis. Untuk informasi lebih lanjut mengenai metodologi yang digunakan untuk menentukan peringkat kredit skenario kasus terbaik dan terburuk dalam sektor tertentu https://www.fitchratings.com/site/re/10111579

Likuiditas dan Struktur Utang

Likuiditas yang Cukup, Jatuh Tempo Terkonsentrasi: Sritex memiliki sekitar USD158 juta kas dan USD170 juta dalam fasilitas committed yang belum digunakan pada akhir September 2020, dibandingkan dengan USD80 juta dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dan USD173 juta dari pinjaman bank jangka pendek yang dapat diperpanjang. Jatuh tempo hutang Sritex terkonsentrasi, dengan USD350 juta jatuh tempo pada tahun 2022, obligasi senilai USD155 juta yang jatuh tempo pada tahun 2024 dan obligasi sebesar USD225 juta yang jatuh tempo pada tahun 2025.

Referensi untuk Sumber Materi Substansial dikutip sebagai Faktor- Faktor Penggerak Peringkat

Sumber-sumber informasi utama yang digunakan dalam analisis ini dijelaskan dalam daftar kriteria yang relevan pada laporan ini.

Pertimbangan-Pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG)

Skor tertinggi pada relevasi kredit ESG adalah 3. Ini berarti ESG merupakan netral terhadap kredit dan hanya memiliki pengaruh minimal terhadap kredit perusahaan, karena sifatnya atau cara perusahaan mengelola hal tersebut. Untuk melihat informasi lebih lanjut mengenai ESG Relevance Scores, dapat diperoleh di www.fitchratings.com/esg.

Golden Legacy Pte Ltd

----senior unsecured; Long Term Rating; Affirmed; BB-

PT Sri Rejeki Isman Tbk; Long Term Issuer Default Rating; Affirmed; BB-; Rating Outlook Negative

----senior unsecured; Long Term Rating; Affirmed; BB-

Contacts:

Analis Utama

Kah Ling Chan,

Senior Director

+65 6796 2711

Internasional

Fitch Ratings Singapore Pte Ltd.

One Raffles Quay #22-11, South Tower

Singapore 048583

Analis Utama

Olly Prayudi,

Director

+62 21 2988 6812

Nasional

PT Fitch Ratings Indonesia

DBS Bank Tower 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof.Dr. Satrio Kav 3-5

Jakarta 12940

Analis Kedua

Olly Prayudi,

Director

+62 21 2988 6812

Internasional

Ketua Komite

Vicky Melbourne,

Senior Director

+61 2 8256 0325

Media Relations: Leslie Tan, Singapore, Tel: +65 6796 7234, Email: leslie.tan@thefitchgroup.com

Informasi tambahan dapat diperoleh di www.fitchratings.com.

Applicable Model

Numbers in parentheses accompanying applicable model(s) contain hyperlinks to criteria providing description of model(s).

Corporate Monitoring & Forecasting Model (COMFORT Model), v7.9.0 (1)

Additional Disclosures

Solicitation Status

Additional Disclosures For Unsolicited Credit Ratings

Endorsement Status

Endorsement Policy

Peringkat kredit diterbitkan oleh anak perusahaan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, Inc., yang merupakan entitas yang terdaftar di the U.S. Securities and Exchange Commission sebagai organisasi pemeringkat statistik yang diakui secara nasional (Nationally Recognized Statistical Rating Organization (“NRSRO”)). Akan tetapi, anak perusahaan pemeringkat kredit ini tidak terdaftar dalam Butir 3 Form NRSRO (lihat https://www.fitchratings.com/site/regulatory), sehingga tidak berwenang untuk menerbitkan peringkat-peringkat kredit atas nama NRSRO.

Masuk atau buat akun gratis selamanya untuk membaca berita ini