ReutersReuters

Fitch Merevisi Outlook pada Bali Tower menjadi Positif; Afirmasi Peringkat pada ‘BBB+(idn)’

(The following statement was released by the rating agency)

Fitch Ratings-Jakarta-16 December 2020:

Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan penyedia menara telekomunikasi dan fiber optik di Indonesia PT Bali Towerindo Sentra Tbk (Bali Tower) menjadi Positif dari Stabil; dan mengafirmasi peringkat pada ‘BBB+(idn)’. Pada saat yang bersamaan, Fitch mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dari program obligasi senilai IDR1,6 triliun dan obligasi perusahaan sebesar IDR554 miliar di bawah program tersebut pada ‘A(idn)’. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF, AAA(idn)/Stabil), sebuah lembaga kebijakan di bawah Kementerian Keuangan Indonesia, telah memberikan jaminan kredit parsial sebesar 50% atas obligasi yang diterbitkan di bawah program obligasi Bali Tower.

Revisi Outlook merefleksikan ekspektasi kami bahwa funds from operations (FFO) net leverage Bali Tower akan membaik dan tetap berada di bawah 5.0x, sensitivitas positif kami untuk leverage, pada 2020-2021. Perkembangan leverage akan didukung oleh pertumbuhan perusahaan yang kuat karena pemakaian data yang kuat.

Peringkat nasional di kategori ‘BBB’ menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang moderat relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Peringkat nasional di kategori ‘A’ menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT

Outlook Positif karena Leverage yang Membaik: Outlook yang direvisi merefleksikan ekspektasi kami bahwa FFO net leverage Bali Tower akan tetap berada di bawah sensitivitas positif leverage sebesar 5,0x pada 2020-2021 (2019: 4.9x) dan akan tetap lebih rendah setelah itu. EBITDA yang meningkat karena pertumbuhan penyewa dan kolokasi pada bisnis menara, dan penambahan pelanggan pada sisi fibre-to-the-X (FTTX), akan mendukung deleveraging. Kami mengekspektasi EBITDA akan berada pada kisaran IDR500 miliar pada 2020, setelah hampir berlipat ganda menjadi IDR408 miliar pada 2019 dari level 2017 sebesar IDR214 miliar.

Kami mengekspektasi perusahaan akan menambah 400-450 penyewa menara dan 8,000-11,000 pelanggan pada 2020. Marjin EBITDA kemungkinan akan menurun secara bertahap seiring dengan meningkatnya kontribusi dari bisnis FTTX yang memiliki marjin lebih rendah. Namun, kami memperkirakan dilusi profitabilitas akan cukup bertahap, dengan marjin EBITDA campuran berkisar di 65%-66% pada 2020-2021 (9M20: 67%).

Pertumbuhan yang Kuat karena Permintaan Data: Fitch mengekspektasi pendapatan Bali Tower akan meningkat sebesar 20%-25% per tahun pada 2020 dan 2021 (9M20: 25% yoy; 2019: 33%). Permintaaan atas menara yang kuat dari operator telekomunikasi dan meningkatnya penggunaan data residensial dan korporasi akan menggerakkan pertumbuhan. Rata-rata belanja modal terhadap pendapatan dari perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi Indonesia akan tetap tinggi, pada kisaran 27%-28% pada 2021. Fokus Bali Tower pada micro-cell pole (MCP) dan jaringan yang terfiberisasi akan diuntungkan oleh usaha operator telekomunikasi untuk mengembangkan densitas jaringannya seiring dengan meningkatnya lalu lintas data.

Skala Kecil Tetapi Berkembang: Peringkat Bali Tower mencerminkan skala operasionalnya yang lebih kecil secara signifikan dibandingkan perusahaan-perusahaan lain pada industri menara dan sektor fixed-broadband Indonesia yang diperingkat lebih tinggi. Hal ini membatasi posisinya pada pasar yang lebih luas, serta kekuatan relatif perusahaan pada rantai nilai. Namun demikian, perusahaan memperoleh kelebihan kompetitif dengan menjadi operator menara yang dominan di area tertentu – seperti Bali – dan dengan fokus pada segmen khusus, seperti menjadi penyedia MCP di Jakarta.

Bali Tower memiliki 277 menara makro dan 2.313 MCP pada akhir 9M20. Ini lebih kecil daripada portfolio menara dari tiga operator menara independen terbesar di Indonesia, yang masing-masing memiliki antara 6.000-22.000 menara. Jumlah penyewa menaranya sebesar 2.000 juga lebih rendah daripada tiga operator menara terbesar, masing-masing dengan jumlah penyewa di antara 10.000 dan 38.000. Pelanggan FTTX Bali Tower sebanyak 53.000 juga lebih rendah dibandingkan 7,76 juta pelanggan dari pemimpin pasar Indihome dan 816.000 pelanggan dari Link Net yang berada pada posisi kedua. Kami mengekspektasi jumlah pelanggan perusahaan akan tetap berada di bawah 100.000 pada 2021-2022.

Profil Risiko Bisnis Moderat: Bali Tower diuntungkan dari visibilitas arus kas yang kuat dari penyewaan menaranya, didukung oleh kontrak jangka panjang dengan pendapatan kontrak sebesar IDR3,99 triliun pada akhir September 2020. Namun, MCP – yang memiliki harga sewa dan rasio penyewa yang lebih rendah, namun juga kebutuhan belanja modal yang lebih rendah – mendominasi portfolio menara. Hal ini menghasilkan rasio penyewa campuran sebesar 0,78x pada akhir 9M20, di bawah 1,8x-1,96x dari tiga perusahaan menara utama. Kami memperkirakan rasio penyewa Bali Tower akan tetap lebih rendah daripada 1,0x pada 2021-2022.

Bisnis FTTX, yang kontribusinya meningkat, memiliki visibilitas pendapatan yang lebih rendah tanpa adanya kontrak jangka panjang dan marjin EBITDA yang lebih rendah sekitar 55% dibandingkan marjin 70% dari penyewaan menara. Bisnis FTTX juga memiliki risiko rekanan yang lebih tinggi di mana sekitar setengah dari pendapatan 9M20 berasal dari pelanggan residensial. Sebagai perbandingan, sekitar 60% dari pendapatan bisnis menara berasal dari perusahaan telekomunikasi dengan peringkat investment-grade. Namun, kami memproyeksikan bahwa bisnis menara akan tetap dominan dalam jangka waktu menengah dengan bagian pendapatan sebesar 60%-70% (9M20: 68%).

FCF Negatif, Expansi Bergantung pada Utang: Arus kas bebas (FCF) kemungkinan akan tetap negatif pada dua hingga tiga tahun ke depan (9M20: -IDR54 miliar; 2019: -IDR480 miliar) karena skala yang terbatas dan peluncuran MCP dan jaringan. Kami memperkirakan belanja modal akan berkisar antara IDR550 miliar-650 miliar per tahun pada 2021 dan 2022, dan akan tetap didanai oleh utang. Bali Tower memiliki akses pendanaan pada bank-bank lokal dan pasar obligasi domestik. Kami percaya perusahaan dapat menyesuaikan nilai belanja modalnya tergantung pada keberhasilannya dalam memperoleh pendanaan, meskipun hal ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhannya dalam jangka waktu menengah.

Peningkatan Dua Notch pada Peringkat Obligasi: Peringkat ‘A(idn)’ pada program obligasi senilai IDR1,6 triliun dan obligasi senilai IDR554 miliar dari Bali Tower berasal dari peningkatan sebesar dua notch dari Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan. Peringkat memperoleh manfaat dari jaminan kredit parsial sebesar 50% pada nilai pokok dari IIF. Fitch percaya bahwa jaminan parsial akan meningkatkan tingkat pemulihan (recovery) kepada pemegang obligasi jika terjadi gagal bayar. Obligasi yang dijamin sebagian akan berperingkat pari passu dengan utang senior dengan jaminan lainnya pada Bali Tower.

RINGKASAN DERIVASI

Peringkat Nasional Jangka Panjang Bali Tower lebih rendah daripada peringkat pemasok gas industrial yang berbasis di Indonesia PT Aneka Gas Industri Tbk (A-(idn)/Stabil). Bali Tower dan Aneka Gas memiliki skala yang serupa dengan EBITDA sekitar IDR500 miliar-600 miliar. Kedua bisnis diuntungkan oleh visibilitas pendapatan dan arus kas karena kontrak jangka panjang dengan pelanggan. Namun, Aneka Gas memiliki posisi pasar yang lebih kuat sebagai produsen gas industrial terbesar di Indonesia, menguasai sekitar satu per tiga dari total konsumsi, dan pemimpin pasar untuk gas medis. Bali Tower, terlepas dari posisi dominannya di Bali dan pada pasar khusus MCP, memiliki posisi pasar yang lebih lemah dibandingkan pemain-pemain yang lebih besar pada sektor menara dan fixed broadband. Jaringan distribusi Aneka Gas menjangkau seluruh Indonesia, dibandingkan jaringan Bali Tower yang berfokus pada daerah Jawa dan Bali.

Bali Tower memiliki marjin EBIDA yang lebih tinggi pada kisaran 65% daripada marjin Aneka Gas pada kisaran 30%. Namun, Aneka Gas memiliki leverage yang lebih stabil, dengan FFO net leverage lebih rendah daripada 4,0x-4,6x sejak 2016. Leverage Bali Tower sebelumnya meningkat di atas 5,0x pada 2017-2018, sebelum menurun pada 2019. Keberadaan pasar Aneka Gas yang lebih kuat dan profil leveragenya yang lebih konsisten menempatkan Aneka Gas satu notch lebih tinggi daripada Bali Tower pada skala peringkat nasional. Namun, jika leverage Bali Tower tetap berada di bawah 5,0x, terdapat kemungkinan bahwa kami akan menaikkan peringkatnya dan perusahaan akan memiliki kekuatan kredit yang serupa dengan Aneka Gas.

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Asumsi-asumsi Utama Fitch pada Rating Case untuk Emiten:

- Pertumbuhan pendapatan sebesar 20%-25% per tahun pada 2020 dan 2021;

- Marjin EBITDA sebesar 64%-66% pada 2021-2022 (perkiraan 2020: 66%-67%)

- Belanja modal sebesar IDR550 miliar-650 miliar pada 2021-2022 (perkiraan 2020: IDR350 miliar-400 miliar)

- Tidak ada pembayaran dividen selama 2021-2022

SENSITIVITAS PERINGKAT

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan positif/peningkatan peringkat:

- FFO net leverage menurun di bawah 5,0x untuk periode yang berkelanjutan;

- FFO interest coverage naik di atas 2,0x untuk periode yang berkelanjutan.

Faktor-faktor yang dapat, secara individual maupun kolektif, mengarah pada tindakan pemeringkatan negatif/penurunan peringkat:

- FFO net leverage naik di atas 6,0x untuk periode yang berkelanjutan;

- FFO interest coverage menurun di bawah 1,5x untuk periode yang berkelanjutan;

- Memburuknya posisi likuiditas

Likuiditas dan Struktur Utang

Likuiditas dapat Dikelola; Jatuh Tempo Terkonsentrasi: Kami percaya likuiditas Bali Tower akan dapat dikendalikan dalam jangka waktu dekat, berdasarkan aksesnya pada pembiayaan bank lokal dan pasar obligasi domestik. Kas tersedia Bali Tower sebesar IDR67 miliar pada akhir September 2020 tidak cukup untuk menutupi utang jangka pendek senilai IDR348 miliar, yang mana IDR95 miliar merupakan pinjaman modal kerja yang dapat diroll-over. Perusahaan memiliki pinjaman berjangka yang belum ditarik sekitar IDR64 miliar pada akhir September 2020 untuk kebutuhan belanja modalnya. Kami memperkirakan perusahaan akan menghasilkan arus kas operasional yang mencukupi untuk memenuhi amortisasi utang sebesar IDR100 miliar-200 miliar pada 2021. Bali Tower akan menghadapi jatuh tempo yang lebih tidak merata sekitar IDR600 miliar-700 miliar per tahun pada 2022 dan 2023, termasuk obligasinya; dan kami mengekspektasi perusahaan akan bergantung pada pembiayaan kembali untuk membayar jatuh tempo dalam jumlah besar ini.

Semua utang Bali Tower adalah dengan jaminan, dengan suku bunga antara 10% hingga 13,5%, merefleksikan risiko kreditnya di pasar keuangan. Perusahaan akhir-akhir ini telah dapat menegosiasikan kembali suku bunga pinjamannya agar menjadi lebih rendah, dan membiayai kembali beberapa utang yang memiliki biaya lebih tinggi dengan pinjaman baru dan obligasi yang memiliki suku bunga lebih rendah.

Referensi untuk Sumber Materi Substansial dikutip sebagai Faktor- Faktor Penggerak Peringkat

Sumber-sumber informasi utama yang digunakan dalam analisis ini dijelaskan dalam daftar kriteria yang relevan pada laporan ini.

PT Bali Towerindo Sentra Tbk; National Long Term Rating; Affirmed; BBB+(idn); Rating Outlook Positive

----senior unsecured; National Long Term Rating; Affirmed; A(idn)

Contacts:

Analis Utama

Felita Felita,

Senior Analyst

+62 21 2988 6817

PT Fitch Ratings Indonesia

DBS Bank Tower 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof.Dr. Satrio Kav 3-5

Jakarta 12940

Ketua Komite

Steve Durose,

Managing Director

+61 2 8256 0307

Media Relations: Leslie Tan, Singapore, Tel: +65 6796 7234, Email: leslie.tan@thefitchgroup.com

Informasi tambahan dapat diperoleh di www.fitchratings.com.

Applicable Model

Numbers in parentheses accompanying applicable model(s) contain hyperlinks to criteria providing description of model(s).

Corporate Monitoring & Forecasting Model (COMFORT Model), v7.9.0 (1)

Additional Disclosures

Solicitation Status

Additional Disclosures For Unsolicited Credit Ratings

Endorsement Status

Endorsement Policy

Peringkat kredit diterbitkan oleh anak perusahaan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, Inc., yang merupakan entitas yang terdaftar di the U.S. Securities and Exchange Commission sebagai organisasi pemeringkat statistik yang diakui secara nasional (Nationally Recognized Statistical Rating Organization (“NRSRO”)). Akan tetapi, anak perusahaan pemeringkat kredit ini tidak terdaftar dalam Butir 3 Form NRSRO (lihat https://www.fitchratings.com/site/regulatory), sehingga tidak berwenang untuk menerbitkan peringkat-peringkat kredit atas nama NRSRO.

Masuk atau buat akun gratis selamanya untuk membaca berita ini