KontanKontan

Kata Analis Phintraco Sekuritas Soal Perbankan Gencar Lakukan Aksi Korporasi

Perbankan kian gencar melakukan agenda aksi korporasi sejak awal tahun. Ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan melakukan stock splitdengan rasio 1:2 dan akan menerbitkan green bond senilai Rp 5 triliun.

Kemudian ada PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI) yang kompak akan melakukan pembelian saham kembali alias buy back, masing-masing Rp 905 miliar dan Rp 1,5 triliun.

Ada juga juga aksi rights issue bank yang lebih kecil seperti Bank KB Bukopin (BBKP) akan lepas 120 miliar lembar saham baru, Bank QNB Indonesia (BKSW) lepas 14,72 miliar lembar saham baru.

Lalu, Bank of India Indonesia (BSWD) akan terbitkan 2,38 miliar saham baru, dan Bank JTrust (BCIC) akan menerbitkan 10 miliar saham baru.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai pengaruh dari aksi korporasi terhadap kinerja masing-masing bank akan berbeda. Tergantung pada jenis dan tujuan aksi korporasi serta kondisi keuangan terkini dari masing-masing bank.

"Akan tetapi, secara umum, rencana stock splitumumnya memicu kenaikan likuiditas yang berarti ada potensi peningkatan demand, sehingga secara teori, harga berpotensi naik," ujar Valdy kepada Kontan.co.id pada Selasa (7/2).

Lanjut ia, aksi buyback berpotensi membangun sentimen positif pada pelaku pasar. Lantaran salah satu pertimbangan emiten melakukan buybackkarena menilai harga pasar saat ini terlalu murah atau tidak mencerminkan nilai perusahaan.

Valdy melihat aksi buyback tidak akan berpengaruh terhadap kas bank. Sebab, sebelum mengalokasikan dana untuk buyback, emiten sudah mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan terlebih dahulu,

Sementara rights issueberpotensi meningkatkan permodalan bank yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan bank untuk mendorong ekspansi kredit.

"Dengan proyeksi OJK bahwa pertumbuhan kredit Sektor Perbankan Indonesia dapat mencapai 10%-12% di 2023, maka aksi korporasi ini berpotensi memperbesar peluang emiten bank untuk meng-grab pasar di tahun ini," jelasnya.

Valdy menyebut harga wajar BBRI ada di level Rp 5.800. Adapun pada penutupan pasar Selasa (7/2), saham BBRI menguat 0,21% menjadi Rp 4.750.

"Untuk BBNI dan BMRI kita belum lakukan valuasi. Begitupun untuk bank-bank lain yang disebutkan," pungkasnya.

BMRI