KontanKontan

Telkom (TLKM) Spin Off Indihome Dengan Valuasi Rp 58,25 Triliun

JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan meminta izin kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk memisahkan unit usahanya, Indihome menjadi entitas di bawah Telkomsel. Rencananya, RUPS ini akan digelar pada 30 Mei 2023.

Manajemen Telkom dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan, rencana ini dimaksudkan untuk mempertahankan daya saing dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomuniasi. TLKM juga berharap pemisahan ini akan meningkatkan kualitas layanan.

Sebab TLKM berencana menggabungkan layanan fixed broadband yang saat ini dipegang oleh Indihome dan mobile broadband yang dipegang oleh Telkomsel ke dalam satu entitas usaha.

Baca Juga: Leap-Telkom Digital Dinobatkan Sebagai Brand for Good 2023

"Pemisahan segmen usaha Indihome kepada Telkomsel diharapkan dapat mengakselerasi proses pemerataan layanan broadband bagi masyarakat di seluruh Indonesia," harap manajemen dalam keterbukaan informasi.

Pemisahaan unit usaha Indihome ini ditaksir bernilai Rp 58,25 triliun sementara nilai valuasi Telkomsel disepakati bernilai Rp 319,36 triliun.

Skema pemisahan segmen usaha Indihome ke Telkomsel ini akan diselesaikan melalui penerbitan saham baru oleh Telkomsel kepada TLKM dengan nilai konversi saham sebesar Rp 1,75 miliar per saham.

Bersamaan dengan itu, Singtel akan ikut menyertakan modal dengan setoran tunai kepada Telkomsel sebesar Rp 2,71 triliun.

Dus usai pemisahan alias spin off, TLKM akan memegang 69,9% saham milik Telkomsel dan Singtel memiliki 30,1% saham Telkomsel. Ini artinya, kepemilikan saham Singtel berkurang dari sebelum rencana pemisahan Indihome. Sebab sebelumnya, kepemilikan saham Singtel di Telkomsel mencapai 35%. Sedangkan TLKM memiliki 65% saham Telkomsel.

Manajemen TLKM dalam keterbukaan juga menjelaskan, jika transaksi ini merupakan transaksi material yang mengandung afiliasi. Sebab nilai valuasi Indihome Rp 58,25 triliun. Tak hanya itu, Indihome juga memiliki wholesale agrement dengan nilai kontrak Rp 18,75 triliun. Serta memiliki perjanjian layanan transisi fixed broadband core (TSA 1) senilai Rp 495,97 miliar dan perjanjian layanan transisi IT sistem (TSA2) dengan nilai kontrak Rp 489,26 miliar.