KontanKontan

Samuel Sekuritas Mempertahankan Target IHSG di Level 8.300 untuk Tahun 2023

Samuel Sekuritas mempertahankan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 8.300 pada tahun 2023.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi meyakini saham-saham dengan prospek fundamental dan laba yang kuat akan mengungguli IHSG. Sektor perbankan, dengan kapitalisasi pasar alias market cap mencapai 38% dari keseluruhan market cap IHSG, akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan IHSG di tahun depan.

Jika dibandingkan dengan indeks lain di Asia, Prasetya mengatakan IHSG merupakan indeks yang memberikan return tertinggi sepanjang tahun ini, dengan kenaikan sekitar 6,1% secara year-to-date (ytd), didukung oleh tingginya minat dari investor asing maupun ritel.

Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 80,9 triliun sejak awal tahun, dan dalam sebulan terakhir, terjadi peningkatan kepemilikan asing di sektor perbankan, sektor bahan konsumsi pokok (consumer staples), dan komoditas.

Namun, karena China mulai melonggarkan kebijakan pembatasan Covid-19, Prasetya menilai terdapat risiko aliran dana asing keluar selama beberapa bulan ke depan.

Perlu dicatat bahwa investor ritel domestik telah meningkatkan kepemilikannya di IHSG selama dua tahun terakhir. Samuel Sekuritas memperkirakan tren ini akan berlanjut di masa mendatang, meskipun dengan laju yang lebih lambat.

Sebanyak 50 perusahaan di bawah coverage Samuel Sekuritas telah merilis laporan keuangan kuartal ketiga 2022, dengan akumulasi pertumbuhan laba bersih sebesar 23,5% secara tahunan dan -19,8% secara kuartalan.

Dari 50 perusahaan tersebut, sebanyak 36% emiten melaporkan performa yang sejalan dengan proyeksi, sebanyak 32% perusahaan berhasil melebihi ekspektasi, dan hanya 32% yang membukukan performa di bawah ekspektasi.

Sektor perbankan dan komoditas melaporkan pertumbuhan laba terbaik secara tahunan, dengan masing-masing sektor bank, tambang batubara, tambang logam, migas melaporkan pertumbuhan laba sebesar 43,9%, 97,8%, 19,8%, dan 32,6% secara tahunan.

Sementara itu, secara kuartalan, sektor kesehatan, semen, dan properti menunjukkan pertumbuhan laba terbaik, dengan angka kenaikan sebesar masing-masing 27,1%, 236,3%, dan 19,0%.

Berikut merupakan saham pilihan utama (top picks) tiga bulan dari Samuel Sekuritas:

1. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), buy dengan target harga Rp 240 per saham.

Meskipun Vidio saat ini masih dalam tahap ekspansi, Samuel Sekuritas meyakini SCMA akan mampu membuka potensi penuh Vidio guna memanfaatkan pasar periklanan digital yang berkembang pesat.

Di samping itu, Vidio mungkin akan mengalami momentum pertumbuhan jangka pendek yang kuat, berkat Piala Dunia 2022 yang akan dimulai bulan ini

2. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) buy dengan target harga Rp 9.200 per saham.

Ke depan, SMGR diyakini mampu menjaga pengeluarannya tetap terkendali, didukung dengan rencana perseroan untuk menaikkan harga sebesar 2%-3% di kuartal keempat 2022.

Samuel Sekuritas juga memandang positif akuisisi PT Semen Batubaraja Tbk (SMBR) oleh SMGR.

3. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), buy dengan target harga Rp 1.200 per saham.

MEDC diyakini akan mengalami pertumbuhan earnings per share (EPS) yang signifikan tahun ini, didukung oleh harga minyak yang tinggi, peningkatan volume produksi migas, dan peningkatan pendapatan dari Medco Power dan Amman Mineral

4. PT Ace Hardware Tbk (ACES), buy dengan target harga Rp 650 per saham.

Samuel Sekuritas meyakini bahwa ACES akan membukukan pertumbuhan yang memuaskan di kuartal keempat 2022, didukung faktor musiman dan obral yang direncanakan dilakukan di Desember, yang akan membantu ACES mengurangi inventarisnya.

Di samping itu, ACES juga melanjutkan ekspansinya dengan membuka gerai baru, khususnya di Pulau Jawa (di luar Jakarta).

5. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), buy dengan target harga Rp 1.800 per saham. BBTN berencana untuk melakukan rights issue di kuartal keempat 2022 dengan target dana Rp 4,13 triliun, yang akan mendongkrak rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio(CAR).

BBTN saat ini diperdagangkan dengan valuasi menarik, yakni 0,6 kali price to book value (PBV). BBTN juga berpotensi mencetak pertumbuhan pinjaman yang tinggi untuk tahun depan, didorong oleh pertumbuhan pinjaman bersubsidi seiring dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kuota kredit kepemilikan rumah bersubsidi (FLPP)