KontanKontan

Perkuat Rantai Pasok, Kalbe Farma (KLBF) Mendirikan Entitas Usaha di China

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui entitas anak PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) mendirikan Global Starway Synergy Co. Ltd. (GSS). Perusahaan baru itu berkedudukan di Shenzhen, China.

Merujuk keterbukaan informasi KLBF dan EPMT di Bursa Efek Indonesia (BEI), GSS didirikan pada 6 Desember 2022. Merupakan kongsi antara entitas anak KLBF, PT Global Chemindo Megatrading (GCM) dengan Synergy Investment (SI).

Adapun GCM merupakan anak usaha dari EPMT. GCM mulai beroperasi pada Oktober 2008 untuk mendukung bisnis penjualan bahan baku. GCM melayani kebutuhan pelanggan di dalam maupun di luar Grup Kalbe.

Sedangkan EPMT merupakan anak usaha KLBF dengan kepemilikan 92,47%. EPMT bergerak di bidang perdagangan besar obat farmasi dan alat kesehatan.

Corporate Secretary Kalbe Farma, Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan, GSS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam eksportasi dan penjualan bahan baku obat-obatan untuk manusia, hewan, dan makanan.

Modal untuk mendirikan GSS mencapai 8,28 juta renmibi atau setara dengan Rp 18,55 miliar dengan asumsi kurs Rp 2.239,74 per yuan China. GCM menyetor modal sebesar 3,31 juta renminbi atau setara dengan Rp 7,42 miliar

Dengan jumlah itu, GCM memiliki porsi kepemilikan 40% di GSS. Sementara itu, SI menyetor modal sebanyak 4,96 juta renmibi atau setara Rp 11,12 miliar untuk mengempit 60% saham GSS.

"Pendirian GSS bertujuan untuk memperkuat sumber rantai pasokan di China dan kawasan," ungkap Lukito dalam keterbukaan informasi pada Kamis (8/12).

Merujuk laporan keuangan per kuartal III-2022, KLBF mengantongi penjualan neto senilai Rp 21,18 triliun. Meningkat 10,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai Rp 19,09 triliun.

Dalam periode sembilan bulan 2022 itu, divisi distribusi & logistik meraih peningkatan penjualan bersih 13,8% secara tahunan menjadi Rp 7,75 triliun. Divisi ini berkontribusi 36,6% terhadap penjualan neto KLBF.

Divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 11,9% menjadi Rp 3,26 triliun. Divisi ini menyumbang sebanyak 15,4% terhadap total penjualan bersih KLBF.

Kemudian, divisi nutrisi membukukan penjualan bersih Rp 5,75 triliun, tumbuh 11,2% secara tahunan. Divisi nutrisi menyumbang 27,2% dari total penjualan bersih KLBF.

Selanjutnya, divisi obat resep membukukan peningkatan penjualan sebesar 5,1% menjadi Rp 4,40 triliun. Menyumbang 20,8% dari total penjualan bersih KLBF.

Secara bottom line, KLBF meraih laba bersih senilai Rp 2,48 triliun hingga 30 September 2022. Naik 8,77% dibandingkan raihan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,28 triliun.

Dari pergerakan saham, hari ini (8/12) KLBF mampu menguat 5,42% ke harga Rp 2.140. KLBF masih betah parkir di zona hijau dalam jangka mingguan hingga year to date, mengakumulasi penguatan 32,51% sejak awal tahun 2022.