KontanKontan

Dana Asing Terus Masuk, Pasar Obligasi Tanah Air Kembali Dilirik

Minat investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia kembali meningkat. Buktinya, dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) terus bertambah belakangan ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) per 1 Desember 2022 menunjukkan total kepemilikan investor asing di SBN sebesar Rp 736,24 triliun.

Sementara, posisi dana asing pada 1 November hanya sebesar Rp 714,59 triliun. Artinya, selama rentang waktu tersebut dana asing mengalir masuk ke SBN sebesar Rp 21,65 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mencermati, dana asing masuk sebenarnya terjadi pada pertengahan November. Jika ditarik dalam sebulan jelas ada perubahan, namun intensitas dana asing masuk baru dalam 2 minggu terakhir.

Hal itu tidak terlepas dari langkah The Fed yang dinilai akan mengendurkan sikap agresif dalam peningkatan suku bunga.

"Meski belum usai, namun pasar berekspektasi bahwa The Fed bakal meningkatkan suku bunga pada tingkat yang rendah," kata Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/12).

Di sisi lain, resesi global yang melanda negara utama dunia seperti Amerika Serikat dan China mulai terkendali. Serta, kondisi makro ekonomi domestik yang masih bertumbuh.

Memang ada pelemahan nilai tukar, tetapi jika dibandingkan negara emerging market kondisi rupiah masih lebih baik.

Ramdhan menambahkan, terjadinya dana asing keluar atau outflow di pasar SBN juga bisa direspons cukup baik oleh investor domestik. Terbukti dari setiap penerbitan obligasi, penjualan dapat diserap dengan baik dan mencapai target.

Asal tahu saja, dana asing di pasar SBN terus berkurang sebesar Rp 157,36 triliun, terhitung dari awal tahun ini.

Momentum kembalinya minat asing ini berbarengan pula dengan melemahnya yield US Treasury 10 tahun menjadi berkisar 3,53% saat ini. Sebelumnya, yield US Treasury acuan tenor 10 tahun sempat menyentuh level 4,24% pada Senin (24/10). Level ini menjadi level tertinggi sejak 14 tahun.

"Penurunan yield obligasi US berdampak positif bagi pasar obligasi Indonesia. Mereka melirik kembali pasar SBN," ungkap Ramdhan.