KontanKontan

Kenaikan Indeks Kompas100 Lebih Laju Daripada IHSG, Ini Saham Penyokongnya

Indeks Kompas100 menguat 1,22% sejak awal tahun hingga Kamis (26/1).Penguatan indeks Kompas100 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,21% sejak awal tahun.

Berikut 10 saham top gainers Kompas100 sejak awal tahun:

  • PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 33,99%
  • PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 26,37%
  • PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) 24,35%
  • PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 23,75%
  • PT Panin Financial Tbk (PNLF) 21,79%
  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 21,38%
  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 16,88%
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 16,75%
  • PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) 16,67%
  • PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) 12,62%

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, ada beberapa sentimen yang membuat Indeks Kompas100 menguat.Menurut dia, inflasi global yang mulai mengalami penurunan, sehingga tingkat suku bunga bank sentral akan cenderung mengalami penurunan.

“Potensi resesi global akan terjadi juga masih digaungkan, tetapi berulang kali Indonesia dinilai akan menjadi mercusuar dalam kondisi ini,” ujar diakepada Kontan.co.id, Kamis (26/1).

Menurut Nico, Indonesia bisa menjadi mercusuar di tengah resesi global tahun 2023 karena beberapa hal. Pertama, stabilitas pemulihan ekonomi Indonesia yang masih terjaga. Kedua, meningkatnya aktivitas ekonomi domestik.

Ketiga, hilirisasi industri yang tengah dilakukan di dalam negeri. Keempat, pandemi Covid-19 yang sudah terkendali.

“Namun, apapun itu, konsumsi dan daya beli dalam negeri juga masih terjaga dengan baik. Ini yang menjaga Indeks Kompas100 masih mengalami kenaikan,” papar dia.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, sentimen yang mempengaruhi Indeks Kompas100 tak jauh berbeda dengan yang mempengaruhi IHSG, yaitu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan The Fed. Akan tetapi, penguatan Indeks Kompas100 didorong oleh penguatan saham-saham dari konstituen tersebut.

“Hal ini mengingat mayoritas saham-saham dalam Indeks Kompas100 merupakan saham yang likuid dari setiap sektor usaha yang berada di Bursa,” ujar Riokepada Kontan.co.id, Kamis (26/1).

Sentimen lainnya, kata Rio, yakni dari realisasi kinerja laporan keuangan terbaru dari emiten-emiten tersebut yang relatif di atas ekspektasi.Kondisi ekonomi Indonesia dan konsumsi masyarakat yang masih solid berpotensi juga ikut menopang kinerja dari emiten-emiten tersebut.

Rio menyebut, investor dapat memperhatikan saham-saham yang mencatatkan kinerja positif dan dapat memanfaatkan peluang buy on support pada saham-saham tersebut. Rio merekomendasikan SRTG, TAPG, SMDR, BBTN, ABMM, PNLF, TKIM, INKP, LSIP, UNTR, BBNI, BFIN, CTRA, BMRI, BTPS, ITMG, ADRO, dan PTBA.

“Emiten-emiten tersebut mencatatkan PER yang relatif rendah dibanding PER sektoral per Desember 2022,” ungkap Rio.

Sementara Nico merekomendasikan AALI dengan target harga Rp 9.200 per saham, AMRT Rp 3.150 per saham, ASII Rp 7.250 per saham, BBCA Rp 9.300 per saham, BBNI Rp 11.250 per saham, BBRI Rp 5.500 per saham, BBTN, BMRI Rp 11.700 per saham, ICBP Rp 11.900 per saham, INDF Rp 8.650 per saham, JSMR Rp 5.100 per saham, MDKA Rp 5.450 per saham, TBIG Rp 3.100 per saham, TLKM Rp 5.000 per saham, dan UNTR Rp 36.400 per saham.