BeincryptoBeincrypto

CEO Indodax: BAPPEBTI Perlu Wajibkan Crypto Exchange Tanah Air Tunjukkan Hasil Audit Menyeluruh

Melihat efek domino dari krisis FTX, Oscar Darmawan, selaku CEO Indodax, mengimbau perusahaan crypto exchange Tanah Air untuk menunjukkan hasil audit mereka.

Dampak kebangkrutan FTX ternyata ikut menjalar ke Indonesia. Beberapa pelaku usaha khawatir bahwa ekosistem aset digital yang sudah terbangun akan tergerus seiring dengan lunturnya kepercayaan investor terhadap aset kripto.

Menyikapi hal itu, Indodax, salah satu bursa kripto di Indonesia, mengatakan bahwa isu likuiditas yang dialami oleh FTX perlu menjadi perhatian khusus bagi para pelaku industri untuk lebih transparan. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan kepercayaan dari komunitas kripto.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa keamanan aset investor dan transparansi merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dia berharap agar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) selaku regulator bisa segera memberikan aturan baru yang meminta para centralized crypto exchange (CEX) menunjukkan hasil audit menyeluruh.

“Audit yang dimaksud adalah audit exchange secara menyeluruh yang dilakukan oleh auditor yang memahami cara blockchain berjalan, bukan sekedar pencatatan rupiah. Kita perlu melakukan penyamaan inventory kripto dan rupiah yang ada di order book dan saldo nasabah. Bukan hanya sekedar Proof of Reserve (PoR), tetapi juga Proof of Liabilities yang merupakan jumlah total deposit pengguna yang tercatat di dalam exchange,” jelas Oscar Darmawan dalam keterangan pers pada hari Selasa (15/11).

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan adanya laporan terbuka, semua order book saldo pengguna dan inventory akan bisa dicocokkan. Terpenting, perlu pula dipastikan bahwa semuanya ada di Indonesia. Dengan mekanisme seperti itu, Oscar percaya diri bahwa perlindungan terhadap investor akan menjadi lebih terjaga.

Indodax mengklaim baik order book, saldo member, maupun inventory mereka, semuanya ada di Indonesia.

Indodax Sudah Ungkap Proof of Reserve

Sebelumnya, Indodax telah mengungkapkan cadangan kripto yang mereka miliki. Dalam situs webnya, dijelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan anggota dan meningkatkan transparansi.

“Dengan adanya alamat dompet kripto ini, investor bisa melacak dan memastikan bahwa cadangan perusahaan aman 100%,” jelas pihak Indodax.

Data dari analitik blockchain, Dune Analytics, yang dibagikan oleh akun anonim @0xGembus yang melacak hot wallet Indodax mengungkapkan bahwa stablecoin yang masuk dan keluar di crypto exchange itu terlihat normal dan tidak ada capital inflow atau outflow yang signifikan selama krisis FTX.

Sebagai informasi, beberapa bursa kripto global turut melakukan hal yang sama. Gate.io, Huobi, hingga Crypto.com juga mengungkapkan cadangan kripto mereka. Huobi mengklaim memiliki cadangan dana dalam kripto sebesar US$3,5 miliar.

Namun menariknya, analis Glassnode mengungkapkan bahwa ketiga bursa kripto yang baru saja mengungkapkan cadangan Bitcoin mereka itu memiliki lompatan besar dalam harga Bitcoin, dari US$10 ribu per BTC hingga US$40 ribu per BTC. Terkait hal ini, aksi yang dilakukan oleh ketiga bursa kripto tersebut dinilai tidak wajar.

Pasar Dinilai Akan Kembali Bullish pada Tahun 2023 – 2024

Menyoal market kripto yang sedang mengalami bearish, Oscar Darmawan berharap aset kripto akan kembali naik secara bertahap pada tahun 2023 dan 2024. Harapannya, tidak ada bursa kripto global yang mengalami masalah seperti FTX. Pasalnya, hal itu sedikit banyak akan memengaruhi pasar kripto secara global.

“Dengan kebijakan audit yang diusulkan, diharapkan dapat membuat risiko ekosistem kripto nasional menjadi sangat rendah dan aset pengguna tidak disalahgunakan. Indodax sudah berdiri hampir sembilan tahun dan kami selalu berusaha menjaga kepercayaan para pengguna. Likuiditas perusahaan lebih dari 100%, baik dari kripto maupun Rupiah. Semoga, tidak ada exchange di Indonesia yang jatuh karena penyalahgunaan aset nasabah ini,” tegas Oscar.